*Mutiara Weda*
05/ 02 / 2022
*Bentuk Bahasa dalam Meyadnya*
*Umat se-dharma*, dalam Pustaka suci Weda Samhita mengajarkan untuk selalu memanjatkan rasa syukur & angayubagya dengan landasan ketulusan hati sebagai wujud Bhakti dengan berbagai cara, salah satunya dalam bentuk *meyadnya* sebagai bahasa mona dalam melakukan praktek praktek keagamaan.
Dalam melakukan persembahan / Yadnya menggunakan berbagai bentuk bahasa seperti :
*Bahasa tulis* : dalam menyampaikan Banten/ yadnya sesuai dengan kitab suci *Weda Samhita* dan
*Bahasa lisan* : dalam menyampaikan dengan menggunakan bahasa sehari hari *Seha*.
*Bahasa Mona* yaitu menggunakan sarana dalam bentuk Banten/ Yadnya.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban dari pustaka suci Weda untuk melaksanakan Panca Maha Yadnya atau Banten dengan landasan pikian.yang tulus, suci, bulat dan jangkep. *Ikang yadnya Ingaranan Pakahyunan sane hening suci, tulus tur jangkep. Niscaya hakekat meyadnya akan bisa diwujudkan yaitu terwujudnya kedamaian, ketentraman Bhuana Agung dan Bhuana Alit.
(kitab Yadnya prakerti)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar