Jumat, 25 Maret 2022

Payogan SangHyang Aji Saraswati

*Mutiara Weda*
26/ 03 /2022

*Payogan SangHyang Aji Saraswati*

*Umat se-dharma*, Ilmu Pengetahuan  suci *Jnana* merupakan kecantikan manusia yang paling agung dan merupakan Artha yang tersembunyi dan menjadi sumber dari kemashyuran
serta  kebahagiaan.

pada hari suci Saraswati umat Hindu  melakukan pemujaan  kehadapan  Ida SangHyang Widhi Wasa dalam manifestasi sebagai SangHyang Aji Saraswati  sebagai hari turunnya Ilmu Pengetahua suci atau Pustaka suci Weda Samhita atau *Payogan* SangHyang Aji Saraswati.  Begitu pula,  Ilmu Pengetahuan suci  *Jnana* adalah guru serta menjadi sahabat terdekat dalam menyelesaikan setiap persoalan, bagaikan dewa yang dapat mengabulkan segala keinginan.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu  jangan pernah berhenti untuk belajar tentang ilmu pengetahuan suci  Weda karena Weda Bersifat  *Sanatana Dharma* dan  *Anandi-anantha*, bersifat kekal,, tidak berawal pun tidak berakhir. Niscaya Busana dari ilmu  Pengetahuan suci berupa *Kedamaian* akan terwujud.
(Kitab Nitisatakam)

*Rahajeng hari Suci Saraswati*

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Kamis, 24 Maret 2022

Taburkan benih Dharma

*Mutiara Weda*
11 / 02 /2022

*Taburkan Benih  Benih Dharma*

*Umat se-dharma*, Jika di  renung renungkan, Orang  yang memiliki kebajikan / *Dharma* dalam dirinya  dapat dipastikan dia akan selalu  memancarkan ajaran kebenaran  dalam hidupnya *Dharma Vahini*.

Hanya orang yang sejuk di dalam hatinya yang bisa menemukan kesejukkan,  kedamaian dan keharmonisan di luar. Sulit membayangkan ada orang yang hidupnya menyejukan, menentramkan & damai kalau di dalam hatinya selalu bergejolak rasa irihati, benci dan Amarah/ Krodha.

*Oleh karena itu*,   sebagai umat Hindu jangan pernah berhenti  menabur  kebajikan  *Benih Dharma*,  membangun *kesejukan* dan *kedamaian* dalam  hati  *Manah Santih maupun Parama Santih* dengan  memperkokoh Dasar Keyakinan Hindu *Panca Sradha* serta Penguatan pokok  ajaran agama Hindu *Tri Kerangka Dasar* (Tatwa, Susila & Acara Agama) secara sinergis / seimbang *Tri Jnana Sandhi*.  Niscaya  kebahagiaan hidup baik sekala lan Niskala  akan dapat diwujudkan.
(kitab Swastikarana)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Jangan Bingung dalam Beragama

Rabu, 23 Maret 2022

Padma Hrdaya

T y a g a

*Mutiara Weda*
21/03/2022

*Tyaga*

*Umat Se-dharma*, jika kita lihat dalam Susastra Hindu ada menguraikan : *Nasti jnanasamam dravyam, nasti krodhasamo ripuh...* 
Tidak ada kekayaan yang menyamai pengetahuan, tidak ada musuh sejahat kemarahan, tidak ada kesengsaraan yang menyamai kelobaan, tidak ada kebahagiaan yang menyamai kemampuan dalam melepaskan diri dari nafsu  *Tyaga*.

jika nafsu atau  Indrya sudah dapat dikendalikan  maka akan mendapatkan kebahagiaan sejati, begitu pula manakala kemarahan sudah dapat dikendalikan maka hilanglah musuh yang ada dalam diri kita.

*Oleh karena itu*, Marilah sebagai umat Hindu  untuk selalu mengendalikan Indrya *Nyekung Jnana* ,  membersihkan pikiran dengan kebenaran  *Satya, karena pikiran merupakan unsur penentu dari perasaan hati  maupun dalam berbuat *Manah satyena sudhyanti*. Niscaya akan mampu mengendalikan pikiran *Dharana* menuju *Dhyana*  terpusatnya pikiran.
(Slokantara 39.54 & SS  79-87)

*Made Worda Negara*
BINROH  HINDU TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Tri Dharma sandhi

*Mutiara Weda*
15/02/2022

*Tri Dharma Sandhi*

*Umat Se-dharma*, setiap umat Hindu haruslah menyadari bahwa Pustaka suci  Weda terdiri dari dua bagian yaitu Weda Sruti dan Weda Smerthi.   Kitab suci  Catur Weda tergolong dalam *Weda Sruti* dan  menjadi *Weda Inti* atau *Weda Sirah* dan *Smerthi* merupakan *Dharma Sastra*, keduanya harus diyakini ,ditaati serta  dituruti ajaran ajarannya sehingga  tindakan dalam bidang Dharma menjadi sempurna.

Apa yang diajarkan oleh *Sruti* disebut Dharma, semua yang diajarkan dalam *Smerthi* pun dharma pula namanya, demikian pula tingkah laku sang *Sistacara* yang memberikan ajaran Kebenaran & kesucian  Dharma pula namanya sehingga di sebut *Tri Dharma Sandhi*

*Oleh Karena itu*, sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk meyakini dan menjalankan Tri Dharma  atau tiga Dharma ; Sruti, Smerthi dan Sistacara secara sinergis dan seimbang *Tri Dharma Sandhi*. *Niscaya* seluruh Indrya dan hawa nafsu akan dapat dikendalikan begitu pula segala tindakan akan selalu berlandaskan Dharma atau  *Dharma Laksana* ( S.S.40-42)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

setiap kejahatan kembali pada pelakunya

*Mutiara Weda*
08/02/2022

*Setiap kejahatan akan kembali pada  pelakunya*

*Umat Se-dharma*, jika direnungkan dalam sebuah sesantih ;  Binatang  Kalajengking itu memiliki racun di ekornya, demikian juga  ular memiliki   Racun berbisa ditaring letaknya, Demikian pula halnya  dengan  orang jahat seluruh tubuhnya diliputi oleh racun yang sangat  berbisa 

Melakukan tindakan  kejahatan atau perbuatan   buruk  *Asubha karma*  dapat dipastikan dalam hidupnya akan mendapatkan penderitaan,  malapetaka bahkan  kehancuran  *Neraka  Cyuta*. Setiap kejahatan  akan kembali kepada pelakunya *Pratikara* dan  menjadi orang baik dan bijak *Sadhujadma*  menjadi tujuan hidup menjelma menjadi manusia.

*Oleh karena itu*,sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk  selalu berbuat kebajikan agar terhindar dari kelahiran Candala serta tidak  terjerumus ke dalam  *Neraka Maharorawa* dan mengerti akan ajaran Dharma. Niscaya  setiap umat sedharma akan selalu berada dalam jalan Dharma menuju *Sadhu Jadma*
(kitab Nitisastra II.9)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha
Sasmitha-Yogyakarta

Sarva nukramani

*Mutiara Weda*
30/07/2021

*Sarva Nukramani*

*Umat Se-dharma*,  Jika di renung renungkan situasi dan kondisi dewasa ini ;  konsentrasi  masyarakat dunia tertuju pada munculnya Wabah Virus Corona Covid 19,  yang  cenderung mengakibatkan  keresahan dan kegelisahan dikalangan masyarakat  yang  berdampak luas terhadap seluruh  tatanan kehidupan umat manusia.  Seolah olah saat ini, Pengendalian diri *Tapa*,  *Kesabaran*,  *Ketabahan*  dan *Kesadaran* dari umat sedharma sedang diuji oleh-Nya.

 *Sarva Nukramani*  yaitu  setiap umat manusia berkewajiban  menguncarkan doa doa atau mantram menjadi faktor yang sangat penting yang tidak bisa ditinggalkan untuk dilakukan,   seolah olah sang maha Pencipta *mengingatkan*  agar setiap umat manusia selalu ingat pada-Nya  *Smaranam* dan  mohon kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa agar wabah  Virus Corona Covid 19 segera dapat teratasi,  reda dan hilang.

*Oleh karena itu*,  Marilah sebagai umat Hindu  dimanapun  berada,  dalam situasi dan kondisi  apapun jangan pernah berhenti untuk memanjatkan Doa  atau  *Sarva Nukramani* sebagai  *Kavaca Gaib* atau Benteng diri  mohon Perlindungan-Nya. Niscaya Wabah Virus Corona Covid 19 akan segera dapat diatasi  sehingga umat manusia  terhindar dari Bencana  dan  akan selalu  berada dalam lindungan-Nya.
(Weda Samhita & Nirukta, 1.13) 

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta


Ageng yasa Ageng Goda

*Mutiara Weda*
14/08/2021

*Ageng Yasa - Ageng Goda*

*Umat se-dharma*,  dalam sebuah Paribhasa ada mengungkapkan ;
semakin tinggi pohon, maka akan semakin kencang angin menerpanya . Demikian pula dalam hal perbuatan,  semakin banyak  melakukan tindakan atau perbuatan maka akan terasa semakin banyak pula godaan & cobaan yang akan  dihadapi *Ageng Yase  Ageng Goda*

Ketaatan & kepatuhan terhadap ajaran agama menjadi satu satunya Benteng dan pelindung diri. Barang siapa yang taat dan patuh akan ajaran  Dharma, maka Dharma itu pulalah yang akan melindunginya. *Dharma Raksatah Raksitah*. Orang yang taat akan ajaran Dharma tidak akan pernah merasa takut, manakala menghadapi segala bentuk cobaan, godaan, ancaman  dan tantangan sekalipun.

*Oleh karena itu*, sudah menjadi suatu kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk selalu berjalan  pada jalan kebenaran/ Dharma  dan jangan sekali kali meninggalkan Dharma yang menyebabkan  Dharmapun akan  semakin menjauh,  dengan Dharma semua makhluk diatur *Dharmena Vidrtah prajah*,  Dharma  mengantarkan umat manusia  untuk mendapatkan   kebahagiaan lahir & bathin sedangkan  *Adharma* mengakibatkan  kesengsaraan  & penderitaan yang berujung pada penderitaan & Bencana.
(Santi Parwa ,109.11)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Agama Hindu Bukanlah Doktrin

*Mutiara Weda*
02/09/2021

*Agama Hindu Bukanlah agama Doktrin*

*Umat sedharma*, Ajaran agama Hindu sangatlah sempurna, luas, universal dan flesibel serta kekal abadi *Sanatana Dharma*.  Agama Hindu bukanlah agama missi dan bukan pula agama  Doktrin melainkan agama yang memberikan keleluasaan kepada umatnya  untuk mendekatkan diri kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa  melalui empat jalan yang disebut *Catur Marga Yoga*

*Satyam*  :  Kebenaran, *Sivam*   :  Kesucian &  kemuliaan dan *Sundaram* :  keharmonisan  sebagai  keluhuran   ajaran agama Hindu menjadikan sebagai Karakteristiknya.
Ibaratkan  Kolam  yang airnya bersih dan bening,  bunga teratainya harum, maka kodok kodok dan kumbang kumbangpun akan berdatangan karena kebeningan, keindahan dan kesuciannya, demikian pula, sebaliknya belatung belatung pasti akan menjauh karena dia tidak suka akan kebeningan air dan keindahan serta  keharuman akan kolam.

*Oleh karena itu*,sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk memahami  Pustaka  suci Weda  secara  bertahap , berjejang dan komprehensif dengan penguatan pada pondasi dasar dasar agamanya *Tri Kerangka Dasar*  dan dijadikan tiang penyangga  seisi alam semesta dengan enam prisip dasar yang wajib silaksanakan : Satya, Rta, diksa, tapa, brahma dan Yadnya  serta menampakkan keluhuran ajaran Hindu
"Yathemam vacam kalyanim avadani  janebhyah* untuk dijadikan pegangan dan pedoman Hidupnya. *Niscaya*, akan dapat terbangunnya umat  Hindu yang penuh Kedamaian,   berbudhi luhur dan  ajaran agama Hindu akan tetap kuat serta ajeg sepanjang Jaman *Sanatana Dharma*.
( kitab Swastika Rana)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha 
Sasmitha-Yogyakarta

Jangan Pernah Berhenti Menabur Kebajikan

*Mutiara Weda*
05 / 09 /2021

*Jangan Pernah Berhenti Menabur Kebajikan*

*Umat se-dharma*, Jika di  renung renungkan, Ketika orang selalu menabur kebencian  suatu pertanda bahwa dia hanya memiliki kebencian di dalam dirinya, akan tetapi, orang  yang memiliki kebajikan /*Dharma* dapat dipastikan dia akan memancarkan ajaran kebenaran/ *Dharma Vahini*  dalam hidupnya.

Hanya orang yang sejuk di dalam hatinya yang bisa menemukan kesejukan,  kedamaian dan keharmonisan di luar. Sulit membayangkan ada orang yang hidupnya menyejukan, menentramkan & damai kalau di dalam hatinya selalu bergejolak rasa irihati, benci dan dendam.

*Oleh karena itu*,   sebagai umat Hindu jangan pernah berhenti dalam menabur kebajikan,  bangun *kesejukan* dan *kedamaian* dalam  hati dengan selalu mengendalikan diri *Yama* dan *Nyama* serta Tapa, Brata, Yoga dan Samadhi.  Niscaya hidup yang Santih , *Manah Santih* dan *Parama Santih* dapat terwujud.
(kitab Ramayana & Panca Siskanya Angaji)

Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Janma Wasana

*Mutiara Weda*
10/09/2021

*Janma Vasana*

*Umat Se-dharma*,  *Aisvarya* merupakan kebahagiaan, kenikmatan & kesenangan yang penuh  tanpa gangguan sehingga  sang atman akan dapat mencapai kebahagiaan sejati  menuju pada  kelahiran  yang di sebut sebagai kelahiran  *Deva Yoni* & Menjadikan *Aiswarya* sebagai Buah atau bunga bunga Dharma.

Demikian pula  sebaliknya manakala pikiran yang selalu diselimuti oleh bibit Adharma / kejahatan dan menentang dharma *Avairagya*, tidak mengetahui akan *Tattva Jnana* dapat dipastikan hidupnya akan mendapatkan penderitaan begitu pula akan dapat mengalami proses reinkarnasi / lahir  kembali menjadi  makhluk rendahan ataupun binatang.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu  sudah menjadi kewajiban untuk membangun buah buah Dharma / *Aisvarya* karena dengan ajaran Dharma  akan dapat mencapai kebahagiaan dengan penguatan pada *buah Jnana* berupa pengetahuan suci Weda. *Niscaya*,  nantinya akan  dapat tercapainya kebahagiaan sejati  kelepasan atau kamoksan yang sering disebut  *Janma Vasana*
(Wrhaspati tattwa, 29 -32)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Cakra dharma

*Mutiara Weda*
14 / 09 /2021

*Cakra Dharma - roda Dharma*

*Umat se-dharma*, Jika dicamkan kesadaran akan sang  diri  menjadi faktor penentu  dalam menapaki kehidupan di mayapada ini sehingga   hidup menjadi terkontrol dan  mampu memutar  jalannya  *Cakra Dharma* atau  *roda Dharma* dengan baik  *Satyam*, *Sivam* dan *Sundaram* ,  demikian pula  mampu memancarkan ajaran Dharma dalam kesehariannya atau   *Dharma Vahini*.

Selama badan masih kuat dan sehat, demikian juga selama kematian masih jauh, lakukanlah suatu kebaikan  yang berguna bagi diri sendiri serta berguna bagi orang lain *kesadaran diri* dan Pengekangan serta Pengendalian diri  lahir maupun bathin *Yama  & Nyama*

*Oleh karena itu*, bangun kesadaran  diri dengan memutar roda Dharma atau Cakra Dharma dengan baik  serta mampu menampakkan nilai kebenaran,  keindahan dan  kebajikan ; Satyam, Sivam & Sundaram.   Niscaya akan  dapat mewujudkan tujuan Hidup menjelma menjadi manusia yaitu  *Catur Purusartha*, Moksartham jagadhita ya ca iti Dharma  menuju  *Bhumi Kertha*.
(Cautilya Nitisastra. IV.24 & SS.2-7)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Citta Vrtti Nirodha

*Mutiara Weda*
17 / 09 / 2021

*Citta Vrtti Nirodha*

*Umat Se-dharma*, Jika kita cermati dari sisi ajaran Ethika Hindu ada tiga sifat  *buruk* atau *kotor* yang selalu melekat dalam diri umat manusia sebagai  akibat dari pengaruh buruk   *Indrya/ Nafsu*  yang tak terkendalikan dan bertentangan dengan nilai nilai Dharma. Pengendalian gerak pikiran menjadi faktor penting  dan  penentu bagi kehidupan setiap  umat manusia  *Citta Vrtti Nirodha*.

Ketiga sifat buruk dan  kotor tersebut
*Mithia Hrdaya* :  sifat yang selalu berprasangka buruk terhadap orang lain
*Mithia Wecana*  :  selalu bersifat sombong dan angkuh
*Mithia Laksana*  :  berprilaku kasar dan tidak sopan.

*Oleh karena itu*, Marilah sebagai umat Hindu  untuk selalu mengendalikan  gerak  Laju pikiran
*Citta Vrtti Nirodha*, tempatkan dan pancarkan *Gayatri mantram* sebagai ibu dari *Weda*
*Gayatri Chandasam Matha” serta gunakan  Ethika Agama setiap melakukan tindakan sehingga terhindar dari pengaruh *Tri Mala Paksa* [ *Kasmala* : perbuatan kotor, *Mada*: Perkataan yang kotor dan *Moha*: berpikiran Kotor].  Niscaya tidak akan menemui hambatan dalam menjalankan  *Tri Kaya Sandhi* sehingga  hidup akan  Nyaman, aman,  Damai dan Harmonis.
(Kitab Widhi Sastra & Manu Smrthi.IV.256)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Visudha Karma

*Mutiara Weda*
21/09/2021

*Visudha Karma*

*Umat Se-dharma*, dalam pustaka suci Weda menyebutkan ;
Sesungguhnya  semua umat manusia memiliki kebebasan, bebas menentukan kehendaknya  dan sepenuhnya pula bertanggung jawab atas semua perbuatannya sendiri *Svatantra Katah*. Demikian pula, tak satupun manusia bisa
 luput dari kerja walaupun hanya sesaat,  oleh hukum alam  manusia dibuat tidak berdaya  untuk selalu bekerja.

 Kualitas perbuatan  menentukan kehidupan sekarang maupun kehidupan dimasa yang akan datang,  begitu juga  se- kecil apapun perbuatan yang dilakukan jika dilandasi dengan hati yang tulus, lascarya akan membawa kebaikan yang luar biasa seperti  *Sebutir Biji pohon Beringin* yang jika tumbuh, dirawat dengan baik setelah besar akan dapat menjadi tempat berteduh bagi semua umat manusia. 

*Oleh karena itu*,  sebagai umat Hindu  mantafkan kualitas *Sradha* dan *Bhakti* dengan  melakukan kerja tanpa ikatan *Visudha Karma* sehingga terwujudnya *Pencapain tertinggi* yaitu *Kamoksan* atau *Kelepasan*, terbebas dari keterikatan,  bekerja sebagai suatu kewajiban, dengan pijakan Bekerja  untuk semua  *Sarvodaya*. Niscaya, akan terhindar dari Karma buruk /  Karma Jahat *Wikarma*.
( Slokantara Sloka 19 ,4 & BG V.10)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Parama Prema

*Mutiara Weda*
23/09/2021

*Parama Prema*

 *Umat se-dharma*, Kemarahan /*Kroda*  merupakan  energi yang ada pada diri setiap umat manusia yang dapat *menghancurkan*  segala galanya  manakala tidak mampu untuk   mengendalikannya. tatkala jiwa bisa  *tersenyum* dapat dipastikan akan terbebas dari rasa amarah  / *Krodha* tersebut.

Pelayanan *Seva*  yang paling mudah untuk dilakukan adalah  *SENYUM* karena senyum itu adalah karunia Hyang Widhi yang  bernilai tinggi, 
Senyuman tidak saja sebagai  jembatan yang menghubungkan dua jiwa, tapi juga jembatan yang menghubungkan jiwa dengan sang keberadaan.
Senyuman  juga memiliki manfaat yang sangat besar untuk kesehatan tubuh dan jiwa, Jangan  pelit dengan senyuman. 

*Maka dari itu*, sebagai umat Hindu   *pancarkan* selalu rasa kasih sayang yang tinggi * Parama Prema*, hilangkan rasa benci  dan dendam *Dwesa* niscaya tujuan hidup akan terwujud yaitu *KEBAHAGIAAN*  baik  *Manah Santih* maupun *Parama Santih*.
(Veda Smerthi & BG.XVI.21)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Bangun Manah Santih

*Mutiara Weda*
23/09/2021

*Bangun Manah Santih*

*Umat Se-dharma*,  jika kita renungkan, senyuman *sasmitha* serta tutur kata yang sopan & Santun yang menyejukkan,  terasa akan sulit untuk keluar dari hati nurani  tatkala di dalam hatinya selalu diselimuti oleh rasa Iri hati,   Dengki  &  Serakah, rakus serta  sifat  *krodha* &  *Matsarya*  lainnya.

begitu pula halnya dengan  Keindahan, ketenangan  dan rasa aman  serta kedamaian  hidup, takkan pernah mampu terlihat dari pikiran yang penuh dengan *Prasangka* dan *Praduga*.

Betapa keringnya perasaan  manakala  *anggapan benar* tidak lagi dikaji oleh yang namanya  *hati nurani*.

Ketaatan dan kepatuhan itu sebenarnya hanyalah sebuah *tempat ataupun wadah* , 
Rasa cinta kasih,  saling Asah, Asih dan Asuh serta  saling menghargai & menghormati  satu sama lainnya adalah isinya.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu bersihkan hati nurani dan sucikan  pikiran  dengan jalan mengendalikan *Sad ripu* dan membuang jauh -jauh kegelapan Pikiran *Sapta Timira*  dan sifat kejam / bengis lainnya yg ada dalam dalam diri setiap umat manusia *Sadatatayi*. Niscaya Kedamaian, Ketenangan bathin akan terwujud.
(SS. 79-81).

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha 
Sasmitha-Yogyakarta .

Abhideya Jnana

*Mutiara Weda*
24 / 09 /2021

*Abhideya-Jnana*

*Umat Se-dharma*, Menjadi orang   Baik  &   Bijak merupakan Harapan dan keinginan luhur   dari  setiap umat manusia,  Orang yang  Baik & bijak  Pantang  untuk melakukan perbuatan Hina dan Tercela walaupun  sedang dalam kondisi Kesusahan &  Kekurangan sekalipun,   dia tak akan pernah melakukan pekerjaan hina dan tercela, Ibaratkan  *Seekor Harimau, walaupun dipotong kakinya dia  tak akan pernah mau memakan rumput*.

Demikian halnya,  Setiap umat manusia sudah semestinya memegang  teguh ajaran Dharma dijadikan Pegangan, Pedoman dan Tuntunan dalam hidupnya serta Kokoh  dalam.pengamalan nilai nilai Dharma yang menjadi penguatannya   *Sevaka Dharma*. Manakala,  perbuatan menyimpang dari ajaran  *Dharma*  dapat dipastikan  hidupnya akan kehilangan arah, kehilangan pedoman ; *Bagaikan perahu berlayar tanpa Kemudi*  dan *Ibarat Kapal Tanpa Nahkoda*, akan selalu terombang ambing tak tentu arahnya   cendrung akan  mendapatkan  Bencana dan malapetaka.

*Oleh karena  itu*, Marilah kita sebagai Umat Hindu tingkatkan dan mantapkan kualitas beragama  dengan baik  & benar melalui  Pemahaman &' Pengamalan ajaran Dharma serta  Penyerahan diri secara total kepada-Nya *Atmanivedanam*   berlandaskan rasa  Cinta-Kasih *Bhakti*  dengan Pijakan  Pustaka suci Weda / Pengetahuan suci *Abhideya-Jnana*
(Sabdakalpadruma III.463b)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Tri Madakaranam

*Mutiara Weda*
25 /09 / 2021

*Tri Madakaranam*

*Umat se-dharma*,  dalam susastra Hindu  ada menguraikan   ;  "Sura, saraswati, laksmi ityeta madakaranam...dst", mengandung makna  ada tiga  penyebab kemabukan  pada diri umat manusia yang dapat menghancurkan sang jiwa  manakala tidak mampu mengendalikannya.

Ketiga sumber sumber  kemabukan *Tri Madakaranam*   yang menyebabkan manusia mengalami  kebingungan tatkala tidak mampu mengendalikan Indryanya antara lain :

*Sura*:  suka meminum minuman keras yang mengandung alkohol.

*Saraswati  atau Vidya  mada* :   Kepandaian /Merasa diri paling Pintar

*Laksmi  atau Dana Mada* :  kekayaan, merasa diri paling kaya sehingga lupa akan dirinya.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu untuk selalu mengendalikan Indrya dengan jalan  *mulat sarira* dan sadar akan diri dengan   memantapkan pengetahuan  rohani  *Jnana* dan  Pengetahuan tentang kehidupan *Vidya* . Niscaya  pikiran akan selalu terpusat *dhyana* sehingga seluruh Indrya akan terkendali  dan  terlepas dari kebingungan *Moha* serta terhindar dari pengaruh  *Mada*
( Vreti sasana II b.78 & Slokantara 68.21)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha
Sasmitha-Yogyakarta

Tapa Manasah

*Mutiara Weda*
30 /  09 /2021

*Tapa  Manasa*
[ Manah Satyena Suddhyati]

*Umat se-dharma*,  manakala pikiran dapat dibersihkan  & disucikan maka akan secara otomatis,  *mata bathinnya*  menjadi  terbuka serta  sinar / Cahaya   dalam diri  akan muncul dengan demikian akan mampu memandang ke dalam diri masing masing.

Rahasia rahasia kehidupan akan  diperlihatkan  kepada orang yang pikirannya selalu  *waspada*, *terang* dan *bersinar* serta Menampakkan nyala cahaya api suci sehingga bathin  menjadi terang dan bercahaya, mata bathin akan terbuka,  mengingat dalam tubuh setiap manusia pada hakekatnya adalah *bangunan suci *Pura*, sedangkan *Sang Jiwa* adalah wujud Ida  SangHyang Widhi Wasa yang berstana  dalam diri setiap umat manusia.

*Oleh karena itu*, Sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat  Hindu untuk membersihkan & Menjaga kesucian pikiran *Tapa Manasa* serta  memancarkan  cahaya api suci yang ada dalam diri sehingga bathin menjadi terang dan bersinar  melalui penyucian dan membersihkan Pikiran diri dari kegelapan / *Sad ripu*  & *Sapta Timira* dengan Kebenaran dan kebijaksanaan sebagai landasannya. Niscaya bathin akan tetap bercahaya, bersinar dan terpancar.
(Reg Veda, VIII,44.15, M.DS V.109)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Catur Vida Bhayanta

*Mutiara Weda*
02 / 10 /2021

*Catur Vida Bhayanta*

*Umat se-dharma*,  jika kita lihat dalam Susastra Hindu ada menyebutkan ;  Dalam melakukan pemujaan Kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa   *Kualitas rasa Bhaktinya*  sangat ditentukan oleh cara ataupun jalan yang digunakan oleh *para Bhaktanya*, yang disebut  *Catur Vida Bhayanta* .

Keempat  cara  yang  menentukan kualitas  rasa bhakti *Catur Vida Bhayanta*   antara lain :

*Artah* :  orang yang memuja atau sembahyang kepada Tuhan karena  kesakitan atau kesusahan.

*Artha Rthi* : menyembah atau memuja Ida SangHyang Widhi Wasa,  dengan tujuan mendapatkan keuntungan materi atau kekayaan.

*Jijnasuh*: melakukan pemujaan dengan tujuan  mengharapkan jabatan atau kedudukan, kepandaian atau pengetahuan.

*Jnani* :  melakukan pemujaan kehadapan Ida  SangHyang Widhi Wasa,  dengan tujuan menyerahkan diri sepenuhnya atau secara total sebagai bentuk rasa  bhakti.

*Untuk itu*, marilah kita  sebagai umat Hindu dalam melakukan pemujaan betul betul dengan rasa bhakti  yang tulus *Jnani* dan melakukan hubungan dengan landasan cinta kasih dan rasa kasih sayang yang tulus atau *Prema Vahini*.  *Niscaya* nantinya dapat terwujudnya kualitas bhakti yang utama yaitu   tingkatan *Tyaga* dan *Sunyasin* tidak terikat akan hal hal yang bersifat duniawi.
( BG. VII.16 & kitab Yadnya-Bhakti)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Sad Sangga buana

*Mutiara Weda*
01/10/2021

*Sad Sangga Bhuana*

*Umat Se dharma*, Dalam keyakinan umat Hindu , Pustaka suci Weda menjadi  tolok ukur dalam mencapai kebahagiaan dan kesempurnaan hidup sedangkan ibu pertiwi akan menjadi kokoh, ajeg dan tegak  di muka bumi ini dengan pijakan  *Sad Sangga Bhuana*  yaitu  enam  penyangga Bhuana Agung dan Bhuana Alit.

Adapun *Sad Sangga Bhuana* antara Lain :

*Satyam* :   kebenaran, Kebajikan

*Rtam* :  hukum alam sehingga berjalan sesuai dengan yang
ditentukannya

*Diksa* :   Pensucian diri baik lahir maupun bathin.

*Tapa* :   cara hidup yang sederhana

*Yadnya* :   Kemampuan dan kemauan untuk melakukan persembahan

*Brahmana Warna* : Mereka yang bertugas untuk mengawal  kitab suci Weda dan mengajarkan kebajikan.

*Oleh karena itu*,   sebagai umat Hindu  mari  pegang teguh dan aplikasikan ajaran Tri Hita Karana dalam  membangun kehidupan yang harmonis di dunia ini melalui   *Sad Sangga Bhuana*  :  Satya, rta, Diksa , Tapa, Brahmana dan yadnya. Niscaya  akan mendapatkan kebahagiaan, kedamaian, keseimbangan dan kesempurnaan  hidup  lahir maupun bathin atau Catur Purusa Artha.
( Santi parwa 167.10)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Meyadnya

*Mutiara Weda*
03/ 10 /2021

*Meyadnya : Nunas Sari Sarining Yadnya*

*Umat Se-dharma*, Salah satu Kerangka dasar ajaran agama Hindu yaitu melaksanakan *Yadnya*  sebagai suatu   kewajiban suci  bagi  umat Hindu Nunas Sari Sarining Yadnya dalam bentuk persembahan/ pelayanan yang diwujudkan berupa hasil kerja ataupun materi yang dipersembahkan   secara tulus *Lascarya*  sesuai dengan kemampuan masing masing dengan berlandaskan pada ajaran *Tri Premana Telu*

Dalam  pelaksanaan  Panca Yadnya mengandung  Nilai Nilai  :   moral, etika, kepribadian dan spiritual yang sarananya semuanya  bersumber dari ciptaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa  dalam berbagai jenis:  *Mataya*,  *Mantiga*  & *Maharya*.

*Mataya* : sesuatu yang tumbuh dari tumbuh-tumbuhan yang dipakai sarana upakara  daun,bunga dan buah-buahan.

*Mantiga* : sesuatu yang lahir dua kali ; telur itik, ayam, angsa dan lainnya.

*Maharya* : sesuatu yang lahir sekali langsung menjadi binatang ; binatang-binatang berkaki empat misalnya sapi,babi,kerbau dan lain sejenisnya.

*Oleh karena itu*, sudah menjadi kewajiban setiap umat Hindu  untuk melakukan persembahan *Panca  Maha yadnya*  dengan sarana upakaranya sebagai wahana pemeliharaan hubungan antara manusia dengan Sang Maha Pencipta,  hubungan antara rasa subhakti manusia dengan anugrah/ sweca Ida Hyang Widhi Wasa, tetap dipelihara dengan dasar falsafah *Tri Hita Karana*  dan *Tat twam Asi*.
(MDS.III.68-69 & yadnya prakerti)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta.

Keterikatan dalam Hidup

*Mutiara Weda*
05/ 10 / 2021

*Keterikatan dalam Hidup*

*Umat se-dharma*,  jika direnungkan,  hidup menjelma menjadi manusia  di mayapada ini berbekalkan berbagai keterikatan akan hal hal keduniawian dalam bentuk :
Kelahiran : *janma*
Kematian: *mrtyu*
Umur tua: *Jara*,
Penyakit  : *Vyadi*,
Penderitaan : *duhka* dan Kesalahan:  *dosa*.

Dunia material selalu membelenggu jiwa setiap umat manusia, manakala tidak tanggap dan tidak mengerti akan kenyataan dalam hidup ini menyebabkan terombang ambingnya jiwa dan kehidupan serta  tak sedikit sampai terhempas yang berujung pada jatuh ke jurang kehancuran.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu,tingkatkan akan kepekaan rohani dengan jalan memantapkan kualitasnya melalui  menumbuhkan rasa bhakti, sucikan pribadi dgn berbagai sadhana /latihan rohani dalam wujud : *Vrata* / pengendalian diri dan *upavasa* /berpuasa. Niscaya, akan mampu menghadapi persoalan hidup yang selalu membelenggunya dan terkendalikannya *Sad Ripu* sehingga hidup menjadi tenang, tentram dan damai  serta menerima proses kehidupan ini dengan lapang dada/Lascarya.

( BG. XIII, 8 dan Slokantara)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha
Sasmitha-Yogyakarta

Visudha Karma

*Mutiara Weda*
04/10/2021

*Visudha Karma*

*Umat Se-dharma*, dalam pustaka suci Weda menyebutkan ;
Sesungguhnya  semua umat manusia memiliki kebebasan, bebas menentukan kehendaknya  dan sepenuhnya pula bertanggung jawab atas semua perbuatannya sendiri *Svatantra Katah*. Demikian pula, tak satupun manusia bisa
 luput dari kerja walaupun hanya sesaat,  oleh hukum alam  manusia dibuat tidak berdaya  untuk selalu bekerja.

 Kualitas perbuatan  menentukan kehidupan sekarang maupun kehidupan dimasa yang akan datang,  begitu juga  se- kecil apapun perbuatan yang dilakukan jika dilandasi dengan hati yang tulus, lascarya akan membawa kebaikan yang luar biasa seperti  *Sebutir Biji pohon Beringin* yang jika tumbuh, dirawat dengan baik setelah besar akan dapat menjadi tempat berteduh bagi semua umat manusia. 

*Oleh karena itu*,  sebagai umat Hindu  mantafkan kualitas *Sradha* dan *Bhakti* dengan  melakukan kerja tanpa ikatan *Visudha Karma* sehingga terwujudnya *Pencapain tertinggi* yaitu *Kamoksan* atau *Kelepasan*, terbebas dari keterikatan,  bekerja sebagai suatu kewajiban, dengan pijakan Bekerja  untuk semua  *Sarvodaya*. Niscaya, akan terhindar dari Karma buruk /  Karma Jahat *Wikarma*.
( Slokantara Sloka 19 ,4 & BG V.10)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Ksamawan

*Mutiara Weda*
06/10/2021

*Ksamawan*

"Umat se-dharma*, Kesabaran hati merupakan kekayaan yang  paling mulia dan tak ternilai, ibaratkan emas dan permata yang mampu memerangi kekuatan hawa nafsu  tiada yang melebihi kemuliaannya.

Tatkala tidak memiliki Kesabaran dan ketenangan hati *Ksama*  tidak akan pernah ada yang namanya kepastian akan adanya persahabatan melainkan jiwa murka akan menyelubunginya karenanya pasti  akan bertengkar satu sama lainnya berujung pada perkelahian dan permusuhan serta saling membenci.

*Oleh karena itu* sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk menumbuhkan nilai kesabaran dalam diri dengan mengkikis  dan menghilangkan sifat sifat amarah  / kroda,  ibaratkan keadaan ular yang meninggalkan kulit luarnya ( kulesnya) dan tidak akan kembali lagi. mengingat  orang yang dikuasai oleh nafsu  kemarahan segala rupa barang  dan Tapa serta persembahan  yang dilakukannya  tidak akan pernah  mendapatkan hasil dan  pahala. Niscaya  akan dapat menampakkan Kesabaran dalam hati  sehingga dapat menampilkan karakter umat Hindu yang Berbudhi Luhur. (SS 104-114)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha
Sasmitha-Yogyakarta

Kusala Kamma

*Mutiara Weda*
12/ 10 /2021

*Kusala Kamma*

*Umat Se-dharma*, jika kita lihat dalam susastra  Hindu  ada tersirat : Betapapun indahnya sebuah taman  pasti masih ada sampah yang tersisa didalamnya, demikian juga halnya dengan hati nurani, sebersih dan  seindah apapun, masih akan Ada benih benih kekotoran  tertinggal didalamnya. Bangun sifat sifat kebajikan dalam diri *Kusala Kamma*

Setiap manusia  pastilah memiliki keterbatasan, kekurangan dan kelemahan serta ketidak sempurnaan, wujud *Kerendahan Hati* dan Sadar dan Amulatsarira  menjadi pegangan serta pedoman bagi umat Hindu  dalam penerapan ajaran  Ethika.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu marilah  selalu  belajar dan belajar memperbaiki dan membenahi  diri, tanamkan sikap *rendah hati* serta  tumbuhkan sifat  sifat kebajikan yang ada dalam diri  *Kusala Kamma* serta  selalu menjaga keseimbangan  kualitas  diri antara :
*Vihara*  :  mental,
*Ahara*   :  Intelektual dan Ausadha* : Kesehatan.  Niscaya akan  terwujudnya kualitas  umat manusia yang memiliki kemantapan  mental rohani.
(Kitab Wrhaspati Tattwa)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Belajar Melepaskan Panca Klesa

*Mutiara Weda*
07/ 10 /2021

*Belajar Melepaskan Panca Klesa*

*Umat se-dharma, umat Hindu  dalam mencapai tujuan hidup nya /*Catur Purusartha dan kelanggengan hidup serta kebahagian abadi  bagi sang jiwa /*Sat Cit Ananda* , ada lima rintangan yang mesti dihadapi yang di sebut dengan *Panca Klesa*

Kelima rintangan tersebut antara lain :
*Avidya* : Kegelapan, kebodohan atau ketidaktahuan.
*Asmita* : Keangkuhan dan kesombongan
*Raga* : Keterikatan
*Abhiniwesa* : ketakutan akan kematian
*Dwesa* : Rasa Benci  pada orang lain.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu dalam mencapai kebahagiaan hidup sekala lan Niskala selalu belajar untuk   melepaskan diri dari berbagai rintangan tersebut. dengan meningkatkan Spiritualitas serta menampakkan suksme sarira yang lembut, bercahaya sehingga mampu melihat suksme sarira sebagai suatu *Aura*.
( BG.XIII.23 & Wrspati Tattwa.24)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Mewiweka

*Mutiara Weda*
06/08/2021

*Mewiweka*

*Umat se-dharma*, di dalam Sesanti Hindu ada disebutkan ; Jika  diberikan  madu bercampur dengan Racun,  haruslah dapat memilah untuk mengambil madunya,  begitu pula,  jika emas berada dalam kubangan lumpur bercampur  dengan  kotoran   untuk  dapat memilah  dan memilih  mengambil emasnya.

Demikian juga  halnya  dengan Ilmu  pengetahuan,  Budhi pekerti, Etika, hendaknya dapat  mengambil dan memetiknya walaupun dari mana  sumber & asalnya. Gunakan Wiweka untuk memilah milah mana perbuatan baik *Subha Karma* yang wajib dilaksanakan  dan mana perbuatan  buruk dan tercela yang harus dihindari.

*Oleh karena itu*  sebagai umat Hindu selalu  berpegang teguh pada ajaran Dharma *Catur Weda Samhita* dan  kebenaran *Satyam*,  gunakan selalu *Wiweka* memilah milah perbuatan yang baik  untuk dijadikan penerang  dlm keseharian pada  kehidupan  keluarga dan masyarakat  *Memadangi kulawarga Saha wandu wandawa*. Niscaya, akan selalu dapat berpikir bersih, bertutur kata  yang santun serta bertingkah laku yang suci & murni , Bijak sesuai ajaran Dharma.
(Slokantara 56 & Nitisastra IV. 1)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha
Sasmitha-Yogyakarta

Abhideya Jnana

*Mutiara Weda*
23 / 03 /2022

*Abhideya-Jnana*

*Umat Se-dharma*, Menjadi orang   Baik  &   Bijak merupakan Harapan dan keinginan luhur   dari  setiap umat manusia,  Orang yang  Baik & bijak  Pantang  untuk melakukan perbuatan Hina dan Tercela walaupun  sedang dalam kondisi Kesusahan &  Kekurangan sekalipun,   dia tak akan pernah melakukan pekerjaan hina dan tercela, Ibaratkan  *Seekor Harimau, walaupun dipotong kakinya dia  tak akan pernah mau memakan rumput*.

Demikian halnya,  Setiap umat manusia sudah semestinya memegang  teguh ajaran Dharma dijadikan Pegangan, Pedoman dan Tuntunan dalam hidupnya serta Kokoh  dalam.pengamalan nilai nilai Dharma yang menjadi penguatannya   *Sevaka Dharma*. Manakala,  perbuatan menyimpang dari ajaran  *Dharma*  dapat dipastikan  hidupnya akan kehilangan arah, kehilangan pedoman ; *Bagaikan perahu berlayar tanpa Kemudi*  dan *Ibarat Kapal Tanpa Nahkoda*, akan selalu terombang ambing tak tentu arahnya   cendrung akan  mendapatkan  Bencana dan malapetaka.

*Oleh karena  itu*, Marilah kita sebagai Umat Hindu tingkatkan dan mantapkan kualitas beragama  dengan baik  & benar melalui  Pemahaman &' Pengamalan ajaran Dharma serta  Penyerahan diri secara total kepada-Nya *Atmanivedanam*   berlandaskan rasa  Cinta-Kasih *Bhakti*  dengan Pijakan  Pustaka suci Weda / Pengetahuan suci *Abhideya-Jnana*
(Sabdakalpadruma III.463b)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Selasa, 22 Maret 2022

Tri Rna

*Mutiara Weda*
21/09/2021

*Tri Rna & Tri Parartha dalam Meyadnya*

*Umat Se-dharma*,  Jika  dilihat dalam susastra Hindu bahwa  *Tri jnana Sandhi* merupakan Tiga  Pokok ajaran agama Hindu yang terintegrasi menjadi satu kesatuan yang utuh. *Tatwa*  menjadi landasan teologis dari semua bentuk pelaksanaan ajaran Dharma, *Susila* menjadi landasan etis dari semua prilaku umat Hindu dalam hubungannya dengan Ida SangHyang Widhi Wasa, sesama manusia dan dengan alam Lingkungannya , sedangkan *Acara agama* sebagai implementasi  dari tatwa dan susila dalam wujud tata keagamaan yang dalam tindakan pelaksanaan Yadnya lebih dikenal dengan nama *Upakara yadnya*.

*Tri Rnam*  dan *Tri Parartha*  menjadi dasar dilaksanakannya  *Yadnya* bagi Umat Hindu.
Tri Rnam merupakan tiga hutang  menjadi bekal hidup setiap umat Hindu yang wajib dibayar selama hidupnya  melalui pelaksanaan Yadnya yaitu *Dewa Rnam*,  *Rsi Rnam* dan *Pitra Rnam*

*Tri Parartha* yaitu  tiga yang menyebabkan kedamaian, ketentraman dan kebahagiaan umat Hindu yaitu Asih,  Punia dan Bhakti.

*Asih* : melakukan pemeliharaan terhadap alam dan Sarvaprani dengan penuh rasa asih sebagai Yadnya.

*Punia* : Yadnya pada sesama umag manusia berupa pelayanan agar umat termotivasi secara spiritual melayani *Svanam* dan manusa Yadnya.

*Bhakti* : Pemujaan kehadapan Ida  SangHyang Widhi  Wasa agar memiliki daya spiritual.

*Oleh karena itu*, sudah menjadi kewajiban bagi Umat Hindu untuk melaksanakan Panca Yadnya sebagai bentuk pembayaran hutang Tri Rnam dan sebagai bentuk kewajiban & pengamalan ajaran pustaka suci Weda. Niscaya
Akan dapat  terwujudnya kehidupan yang, damai, sejahtera dan bahagia.Satyam, Sivam dan Sundaram.
(Kitab Swastika rana, hal.157-161)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Wanita Hindu

*Mutiara Weda*
20/09/2021

*Wanita Hindu*

*Umat Se-dharma*, jika kita lihat dalam ajaran Siwa tattwa  mengenal konsep *Ardhanareswari* yaitu simbol Tuhan dalam manifestasi sebagai setengah *Purusa* dan  setengah *Predana*, Kedudukan dan peranan purusa disimbulkan dengan *Siwa* sedangkan Predana disimbolkan dengan *Dewi Uma*, Dewa Siwa memerankan fungsi maskulin sedangkan Dewi Uma memerankan fungsi feminim,  kedua fungsi ini menyatu  sehingga melahirkan kehidupan. Demikian pula  Wanita Hindu memiliki Peranan dan Kedudukan yang Sangat  Suci & Mulia dikenal Ardhanareswari. Di mana wanita dihormati, disanalah para dewa merasa senang, tetapi dimana wanita tidak dihormati upacara suci apapun tidak akan berpahala.

Betapa pentingnya kedudukan Wanita Hindu dalam keluarga Hindu, wanita Hindu diciptakan Ida SangHyang Widhi Wasa dalam fungsinya sebagai Predana di simbolkan dalam bentuk *Yoni* sedangkan Laki laki diciptakan Ida SangHyang Widhi Wasa dalam Fungsi Purusa yang disimbolkan dalam bentuk *Lingga*, sehingga penyatuan kedua unsur itu melahirkan adanya kehidupan dan memberikan *Vayu* bagi terciptanya makhluk hidup beserta Isinya.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu  dalam membangun keluarga Hindu yang damai, sejahtra / *Sukhino* dengan menempatkan wanita Hindu  sebagai seorang *Ibu* ( Jaya)  Ji : yang melahirkan anak yg memiliki kewajiban sekala maupun Niskala dalam pembentukan kualitas rohani sang Anak  *Dharmapatni* maupun *Sahadharmani*. Niscaya akan dapat terwujudnya keluarga Hindu Yang Damai dan Sejahtera menuju  keluarga Hindu yang  *Sukhino*.
(MDS, III, 56 & Yajur Veda, XIV, 21)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Karma Svatantrya

*Mutiara Weda*
19/ 09/2021

*Karma Svatantrya*

*Umat se-dharma*, jika kita renungkan  hidup menjelma menjadi manusia di dunia ini di ibaratkan seperti Roda pedati yang selalu berputar putar, silih berganti,  suka maupun duka.tak satupun manusia mampu menahan dan merubah Kuasa Tuhan, manusia hanya berbuat dan Tuhanlah  sang penentunya *Karma Svatantrya*

Rasa Suka  -  Duka  akan selalu datang silih berganti dan selalu  berdampingan serta Kebahagiaan  yang dianugerahkan-Nya itu tidak bisa diukur dari seberapa banyak yang dimilikinya, melainkan seberapa rasa angayubagya yang bisa diungkapkannya .

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu  untuk wajib selalu bersyukur dan memanjatkan rasa angayubagya apapun yang di anugrahkan Hyang Widhi dan menyadari bahwa Hyang Widhilah yang mengatur semuanya dengan *Karma Wesana* sebagai tolok ukurnya.*Karma svatantrya*.
(Kitab Slokantara, 84.76.hal. 297)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Pikiran Mencerminkan Karakter

*Mutiara Weda*
20/09/2020

*Pikiran : Mencerminkan  Karakter*

*Umat se-dharma*,  tutur kata yang menyejukkan, sopan & Santun takkan pernah mampu keluar dari hati nurani  yg penuh dengan Iri Hati, kedengkian & keserakahan 

Begitu pula halnya dengan  Keindahan, ketenangan  dan rasa aman  serta kedamaian  hidup, takkan pernah mampu terlihat dari pikiran yang penuh dengan *Prasangka* dan *Praduga*. Betapa keringnya perasaan  manakala  *anggapan benar* tidak lagi dikaji oleh yang namanya  *hati nurani*.
Ketaatan dan kepatuhan itu sebenarnya hanyalah sebuah *tempat ataupun wadah* ,
Rasa cinta kasih,  saling Asah, Asih, Asuh dan  kepedulian serta  saling menghargai & saling  menghormati  satu sama lainnya adalah isinya yang patut ditampakkan  dalam kehidupan sehari hari dalam bermasyarakat,  berbangsa dan bernegara.

*Oleh karena itu*, bersihkan hati nurani dan sucikan  pikiran  dengan membuang jauh -jauh kegelapan Pikiran *Sapta Timira* dan sifat Tirani / sifat bengis dan berbagai sifat kejam  lainnya *Sadatatayi* dan *Sapata Timira* (SS. 79-81).

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Adwesta sarva butanam

*Mutiara Weda*
18/09/2021

*Adwesta sarva bhutanam* 

*Umat Se-dharma*,jika disadari, sesungguhnya segala bentuk pemujaan ataupun Tapa hanyalah untuk mengendalikan pikiran.  Pikiran   penyebab keterikatan atau kebebasan. Begitu juga  pikiran pula sebagai rajanya nafsu *Rajendrya*, setiap  umat manusia harus mengarahkan pikiran agar tenang & terkendali *Nirodha* sehingga  terpusat pada-Nya *Dhyana*

Orang yang disayang Tuhan  sesungguhnya  orang yang tidak membenci siapapun  *Adwesta sarva bhutanam* , jangan melihat yang jahat, lihatlah yang baik. Jangan mendengar yang jahat, dengarlah yang baik.  Jangan membicarakan yang jahat, berbicaralah dengan baik.  Jangan memikirkan yang jahat, pikirlah hanya yang baik. Jangan melakukan yang jahat, lakukanlah yang baik,  semuanya ini sebagai jalan menuju-Nya.

*Oleh karena itu* sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk  mengendalikan dan menjaga kesucian pikiran. pikiran menjadi penyebab akan adanya perbedaan dalam perbuatan / berkarma, pikiran merupakan unsur yang menentukan mulai dari perkataan dan perbuatan *Karmana Pascat pradhanam vai Manastatah*.  Niscaya,  pikiran akan selalu terkendali, melahirkan perbuatan baik serta  selalu berada dalam Lindungan Ida SangHyang Widhi Wasa  *Sat Sanggha*
( SS 79-87 & BG XII.13.1)

*Made Worda Negara*
BINROH  HINDU TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Punia Bhakti

*Mutiara Weda*
16/ 09 /2021

*Punia Bhakti*

*Umat se-dharma*,  jika di renung renungkan  dalam sebuah Sesanthi  ;
*Tangan Kanan memberi*  & *tangan Kiri tidak perlu tahu*. mengajarkan kepada kita bagaimana seharusnya tatkala akan melakukan *Punia bhakti*.  Demikian pula dalam dinamika kehidupan di alam semesta ini, sebagai umat manusia  ternyata harus dan harus  banyak  belajar tentang arti  *ketulusan*, *pengabdian* dan *kerendahan hati* dari sebuah akar Pohon.

Akar  pohon itu teramat kuat, dan tidaklah mudah untuk dicabutnya. Kuat , Gigih dan  Kokoh.
*AKAR* itu amatlah *GIGIH* mencari air, *MENEMBUS*  tanah, batu karang yang begitu *KERAS* , *TEBAL*dan *KOKOH*, demi  untuk sebatang pohon. Begitulah kerja dan pengabdian dari *AKAR*, tak kenal lelah, tak pernah mengeluh, tak butuh pujian, tetap tak mau menampakan dirinya selalu bersembunyi di dasar  tanah.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu,  jangan pernah berhenti untuk Belajar.   Belajar tentang arti  Ketulusan ,  Pengabdian  dan kerendahan hati dari akar Pohon.  Bentengi dan perokoh jati diri dengan pondasi ajaran  agama yang benar  dengan  *ketulusan Budhi* dan *kerendahan hati* sebagai bingkainya. Niscaya  kualitas mental rohani dan spiritualitas akan kuat dan kokoh serta menjadi Pondasi dasar dalam mengarungi kehidupan.
(SS.88-91 & Slokantara)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Citta Vrtti Nirodha

*Mutiara Weda*
17 / 09 / 2021

*Citta Vrtti Nirodha*

*Umat Se-dharma*, Jika kita cermati dari sisi ajaran Ethika Hindu ada tiga sifat  *buruk* atau *kotor* yang selalu melekat dalam diri umat manusia sebagai  akibat dari pengaruh buruk   *Indrya/ Nafsu*  yang tak terkendalikan dan bertentangan dengan nilai nilai Dharma. Pengendalian gerak pikiran menjadi faktor penting  dan  penentu bagi kehidupan setiap  umat manusia  *Citta Vrtti Nirodha*.

Ketiga sifat buruk dan  kotor tersebut
*Mithia Hrdaya* :  sifat yang selalu berprasangka buruk terhadap orang lain
*Mithia Wecana*  :  selalu bersifat sombong dan angkuh
*Mithia Laksana*  :  berprilaku kasar dan tidak sopan.

*Oleh karena itu*, Marilah sebagai umat Hindu  untuk selalu mengendalikan  gerak  Laju pikiran
*Citta Vrtti Nirodha*, tempatkan dan pancarkan *Gayatri mantram* sebagai ibu dari *Weda*
*Gayatri Chandasam Matha” serta gunakan  Ethika Agama setiap melakukan tindakan sehingga terhindar dari pengaruh *Tri Mala Paksa* [ *Kasmala* : perbuatan kotor, *Mada*: Perkataan yang kotor dan *Moha*: berpikiran Kotor].  Niscaya tidak akan menemui hambatan dalam menjalankan  *Tri Kaya Sandhi* sehingga  hidup akan  Nyaman, aman,  Damai dan Harmonis.
(Kitab Widhi Sastra & Manu Smrthi.IV.256)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Cakra dharma

*Mutiara Weda*
14 / 09 /2021

*Cakra Dharma - roda Dharma*

*Umat se-dharma*, Jika dicamkan kesadaran akan sang  diri  menjadi faktor penentu  dalam menapaki kehidupan di mayapada ini sehingga   hidup menjadi terkontrol dan  mampu memutar  jalannya  *Cakra Dharma* atau  *roda Dharma* dengan baik  *Satyam*, *Sivam* dan *Sundaram* ,  demikian pula  mampu memancarkan ajaran Dharma dalam kesehariannya atau   *Dharma Vahini*.

Selama badan masih kuat dan sehat, demikian juga selama kematian masih jauh, lakukanlah suatu kebaikan  yang berguna bagi diri sendiri serta berguna bagi orang lain *kesadaran diri* dan Pengekangan serta Pengendalian diri  lahir maupun bathin *Yama  & Nyama*

*Oleh karena itu*, bangun kesadaran  diri dengan memutar roda Dharma atau Cakra Dharma dengan baik  serta mampu menampakkan nilai kebenaran,  keindahan dan  kebajikan ; Satyam, Sivam & Sundaram.   Niscaya akan  dapat mewujudkan tujuan Hidup menjelma menjadi manusia yaitu  *Catur Purusartha*, Moksartham jagadhita ya ca iti Dharma  menuju  *Bhumi Kertha*.
(Cautilya Nitisastra. IV.24 & SS.2-7)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Hakekat Kehidupan

*Mutiara Weda*
15/09/2020

*Hakekat Kehidupan*

*Umat Se-dharma*, jika kita renungkan, hakekat hidup, nasib ataupun takdir yang dialami  oleh setiap umat manusia menunjukkan  kepada  kita  bahwa ada yang lebih tinggi  dan mengatur segalanya yaitu Ida SangHyang Widhi Wasa,  Demikian pula  *Rwa Bhineda*  suka maupun duka dalam  kehidupan selalu berdampingan dan datangnya silih berganti.

*Kedukaan* datang setelah *kesukaan*, Kesukaan mengikuti Kedukaan dan semua makhluk hidup mengalami perputaran siklus *suka* maupun  *duka* dan  ini  sudah menjadi hukum Rta /kodrat alam bahwa seberapa yang kita berikan sedemikian pula yang akan kita terima,apa yang dipinjam itu pulalah yang dikembalikan, tatkala kita menyakiti orang lain,  kitapun akan disakiti oleh orang lain.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu  untuk selalu  menempatkan nilai nilai kebajikan sebagai Benteng dalam diri untuk mendapatkan Karma Baik *Subha Karma*  melalui  *Tapa* pengekangan atau pengendalian diri dan selalu mendekatkan diri kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa *Yoga* dengan landasan *Dharma*. Niscaya akan selalu berada dalam jalan kebajikan untuk menuju tujuan dari kehidupan yaitu *Karma Baik*.
(Slokantara 84.hal.297-299)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha
Sasmitha-Yogyakarta .

Svarga cyuta & Nerakacyuta

*Mutiara Weda*
13/ 09 / 2021

*Swargacyuta & Nerakacyuta*

*Umat se-dharma*, Jika kita renung renungkan dalam  sesanti Hindu   emas itu walaupun dipanasi dan ditimpa berkali kali  dia tetap mengeluarkan cahaya atau sinarnya,  demikian juga Kayu Cendana walaupun di gosok gosok berulang kali dia tetap mengeluarkan bau harumnya, begitu juga  kebajikan/kebenaran  tidak akan pernah luntur dan tak akan berubah sepanjang jaman.

Tidak ada kewajiban suci yang lebih tinggi dari kebenaran *Satya* dan tidak ada neraka yang lebih menyeramkan dari kawah *Candradimuka*, memegang teguh kebenaran dan Ajegnya  Dharma walaupun ajal menantangnya.

*Oleh karena  itu*, sudah menjadi kewajiban bagi setiap  umat Hindu selalu memegang teguh ajaran Dharma dalam kehidupan sehari hari dengan jalan selalu berbuat kebajikan sebagai landasan untuk menuju pada kelahiran  mulia *Swargacyuta*,  agar tidak terjerumus ke dalam kelahiran rendah atau *Nerakacyuta* atau *Maharorawa* dan menjauhkan diri dari dari ketidak mengertian akan ajaran Dharma  *Niraya*. Niscaya akan dapat tercapainya  kebahagian hidup menuju pada kelahiran Sorga  *Swargacyuta* (Slokantara, 12 & 49 (37)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Perkuat Nurani dengan Satyam

*Mutiara Weda*
12 /09/2021

*Perkuat Nurani dengan Satyam*

*Umat se-dharma*, dalam Pustaka suci Weda Samhita ada menyebutkan “Satyabrūyat priyaṁ, priyaca nānṛta brūyād eṣa dharma sanātanam". Hendaknya ia mengatakan apa yang benar, dan mengucapkan apa yang menyenangkan hati orang. Buang jauh jauh sifat  saling Fitnah Memfitnah /Raja pisuna, Perkuat Nurani dengan nilai nilai Kebenaran *Satyam*

Demikian pula,   jangan sekali kali mengucapkan kebenaran yang semu dan menyakitkan serta jangan pula mengucapkan kebohongan yang menyenangkan.

*Oleh karena itu*, sebagai Umat Hindu perkokoh dan pertebal hati nurani dengan Nilai - nilai Dharma dalam berpikir, bertindak serta bertutur kata yang baik dan enak di dengar serta mengucapkan kebenaran dan membahagiakan hati orang lain serta tidak sekali - kali melakukan tindakan kejahatan  memfitnah " Rajapisuna " apalagi menghasut dan sifat suka memprovokasi. Niscaya akan dapat terbangunnya umat Hindu Yang Santih, Manah Santih maupun Parama santih, lahir ataupun bathin.
(M.DS IV.138/ SS.75).

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Tumpek Landep

*Mutiara Weda*
11/09/2021

*Tumpek Landep*
_((Landeping Idep, Vak mwah Kaya)_

*Umat se-dharma*, pada Saniscara Kliwon Wuku Landep umat Hindu merayakan hari suci yang  disebut *Tumpek Landep* sebagai wujud  rasa bhakti kehadapan Hyang Pasupati atas segala ciptaanya.  Mengasah ketajaman *Jnana*
( pikiran, logika dan ilmu pengetahuan)  Sebagai  spirit kemanusiaan, membangun kearifan  dalam memanfaatkan teknologi yang mengandung besi.

Umat Hindu berkeyakinan bahwa, peralatan yang digunakan untuk mengolah isi alam, harus tetap terjaga kesuciannya, sehingga selalu dapat digunakan dengan baik tanpa merusak alam atau menyakiti makhluk lainnya.

*Untuk itu*, sebagai umat Hindu selalu memegang teguh kebenaran  *Tri Permana Telur* dan bangun kesadaran sejati  dengan jalan mengasah ketajaman pikiran meningkatkan kecerdasan akal  _landeping Idep, Landeping Vak mwah Landeping Kaya_dengan selalu berpegang teguh pada  isi kitab suci Weda secara utuh.
( Kitab Sundarigama )

*RAHAJENG HARI SUCI      TUMPEK LANDEP*

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha 
Sasmitha-Yogyakarta

Tri Sakti

*Mutiara Weda*
09/09/2021

*Tri Sakti*

*Umat se-dharma*, dalam ajaran agama Hindu ada tiga sifat yang selalu melekat pada diri setiap umat manusia yang sangat berpengaruh terhadap kualitas dirinya,  ketiga sifat  itu  di sebut *Tri Sakti*

Ketiga sifat atau Tri Sakti meliputi :

*Sakti Dharma* :  sifat yang ditimbulkan oleh guna satwam dalam bentuk ketenangan, kesabaran, keadilan dan beradab

*Sakti Kama*:  pancaran sifat yang ditimbulkan oleh guna rajas berupa sifat yang  gerakannya penuh agresif, penuh emosi yang dapat pula mengantarkan orang  pada puncak kesuksesan.

*Sakti Artha* : pancaran sifat yang ditimbulkan oleh guna Tamas berupa gerakan yang sangat lamban, malas, ingin enaknya sendiri.

*Oleh karena  itu* , sebagai umat Hindu bangun kekuatan yang ada dalam diri   *Tri Sakti* tersebut dengan  menyelaraskan  pengaruh Guna atau Tri Guna  dengan melatih kesabaran dan ketenangan sehingga terhindar dari Prilaku  prilaku  buruk atau Asubha Karma. ( Weda Samhita & BG.XII.11)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Tri Karma

*Mutiara Weda*
10/ 09 /2021

*Tri Karma*

*Umat se-dharma*, dalam  Susastra  Hindu ada  ada tersurat bahwa : manakala  rasa cinta kasih yang selalu mengisi pikiran umat manusia, dia akan menjelma menjadi *kebenaran*,  tat kala cinta kasih menyatakan dirinya dalam bentuk kegiatan maka ia menjadi *Dharma* atau kebajikan demikian pula bila perasaan diliputi oleh cinta kasih maka ia akan menjadi perwujudan kedamaian *Santih*

Pada hakekatnya melaksanakan  cinta kasih itu sesungguhnya adalah *Dharma*,  berpikir cinta kasih sesungguhnya adalah *satya*, merasakan cinta kasih adalah *Santih*.

*Oleh karena itu*,  sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk membangun kualitas diri melalui Tri Karma :

*Karma Mental* ; yang menggunakan pikiran dalam aktifitasnya

*Karma spiritual*  ; menggunakan suksme sebagai pemeran utamanya serta

*Sat Karma* ;  dengan melakukan aktifitas dengan dominasi kadar kandungan *Panca Pilar*  yaitu : *Satya* ; kejujuran, *Dharma* ; kebajikan, *Prema* ; cinta kasih,*Santih* ; damai dan *ahimsa*; tidak menyakiti. Niscaya akan dapat terbentuknya manusia yang *Sat Karma* yaitu Manusia Dewa atau manusia berbudi pekerti luhur.
(Wrhaspati Tattwa,15-19 )

*Made Worda Negara*
BINROH  HINDU TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Karma Patha

*Mutiara Weda*
07/09/2021

*Karma Patha* 

*Umat se-dharma*, Tatkala Orang  telah  memiliki  tingkatan kesadaran akan diri dapat dipastikan   hidupnya akan selalu terkontrol dan dapat   melakukan perbuatan baik *Subha Karma*  serta mampu  memancarkan ajaran Dharma dalam kesehariannya / *Dharma Vahini*.

Selama badan masih kuat dan sehat dan selama kematian masih jauh, lakukanlah suatu kebaikan  yang berguna  bagi diri sendiri dan  berguna bagi orang lain *kesadaran diri* dan Pengekangan serta Pengendalian diri / *Karma Patha*

*Oleh karena  itu*, tumbuhkan kesadaran  diri  dengan menampakkan nilai  keindahan dan  keluhuran  budhi *Sundaram* di dalam alam Maya Pada ini. Niscaya akan  dapat mewujudkan tujuan Hidup menjelma menjadi manusia yang sebenarnya  *Catur Purusartha*, Moksartham jagadhita ya ca iti Dharma atau *Bhumi Kertha*, yang suka tanpa wali duhka akan terwujud.
(Cautilya Nitisastra. IV.24 & SS.2-7)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha 
Sasmitha-Yogyakarta.

Janma Wasana

*Mutiara Weda*
10/09/2021

*Janma Vasana*

*Umat Se-dharma*,  *Aisvarya* merupakan kebahagiaan, kenikmatan & kesenangan yang penuh  tanpa gangguan sehingga  sang atman akan dapat mencapai kebahagiaan sejati  menuju pada  kelahiran  yang di sebut sebagai kelahiran  *Deva Yoni* & Menjadikan *Aiswarya* sebagai Buah atau bunga bunga Dharma.

Demikian pula  sebaliknya manakala pikiran yang selalu diselimuti oleh bibit Adharma / kejahatan dan menentang dharma *Avairagya*, tidak mengetahui akan *Tattva Jnana* dapat dipastikan hidupnya akan mendapatkan penderitaan begitu pula akan dapat mengalami proses reinkarnasi / lahir  kembali menjadi  makhluk rendahan ataupun binatang.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu  sudah menjadi kewajiban untuk membangun buah buah Dharma / *Aisvarya* karena dengan ajaran Dharma  akan dapat mencapai kebahagiaan dengan penguatan pada *buah Jnana* berupa pengetahuan suci Weda. *Niscaya*,  nantinya akan  dapat tercapainya kebahagiaan sejati  kelepasan atau kamoksan yang sering disebut  *Janma Vasana*
(Wrhaspati tattwa, 29 -32)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Jangan Pernah Berhenti Menabur Kebajikan

*Mutiara Weda*
05 / 09 /2021

*Jangan Pernah Berhenti Menabur Kebajikan*

*Umat se-dharma*, Jika di  renung renungkan, Ketika orang selalu menabur kebencian  suatu pertanda bahwa dia hanya memiliki kebencian di dalam dirinya, akan tetapi, orang  yang memiliki kebajikan /*Dharma* dapat dipastikan dia akan memancarkan ajaran kebenaran/ *Dharma Vahini*  dalam hidupnya.

Hanya orang yang sejuk di dalam hatinya yang bisa menemukan kesejukan,  kedamaian dan keharmonisan di luar. Sulit membayangkan ada orang yang hidupnya menyejukan, menentramkan & damai kalau di dalam hatinya selalu bergejolak rasa irihati, benci dan dendam.

*Oleh karena itu*,   sebagai umat Hindu jangan pernah berhenti dalam menabur kebajikan,  bangun *kesejukan* dan *kedamaian* dalam  hati dengan selalu mengendalikan diri *Yama* dan *Nyama* serta Tapa, Brata, Yoga dan Samadhi.  Niscaya hidup yang Santih , *Manah Santih* dan *Parama Santih* dapat terwujud.
(kitab Ramayana & Panca Siskanya Angaji)

Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Hidup dalam rwa bhineda

*Mutiara Weda*
03/09/2021

*Hidup dalam rwa Bhineda*

*Umat Se-dharma*, jika kita renungkan,  nasib atau takdir yang dialami  oleh setiap umat manusia menunjukkan  kepada  kita  bahwa ada yang lebih tinggi  dan mengatur segalanya yaitu Ida SangHyang Widhi Wasa,  Demikian pula  *Rwa Bhineda*  suka maupun duka dalam  kehidupan selalu berdampingan dan datangnya silih berganti.

*Kedukaan* datang setelah *kesukaan*, Kesukaan mengikuti Kedukaan dan semua makhluk hidup mengalami perputaran siklus *suka* maupun  *duka* dan  ini  sudah menjadi hukum Rta /kodrat alam bahwa seberapa yang kita berikan sedemikian pula yang akan kita terima,apa yang dipinjam itu pulalah yang dikembalikan, tatkala kita menyakiti orang lain,  kitapun akan disakiti oleh orang lain.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu  untuk selalu  menempatkan nilai nilai kebajikan sebagai Benteng dalam diri untuk mendapatkan Karma Baik *Subha Karma*  melalui  *Tapa* pengekangan atau pengendalian diri dan selalu mendekatkan diri kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa *Yoga* dengan landasan *Dharma*. Niscaya akan selalu berada dalam jalan kebajikan untuk menuju tujuan dari kehidupan yaitu *Karma Baik*.
(Slokantara 84.hal.297-299)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha
Sasmitha-Yogyakarta .

Agama Hindu Bukanlah Doktrin

*Mutiara Weda*
02/09/2021

*Agama Hindu Bukanlah agama Doktrin*

*Umat sedharma*, Ajaran agama Hindu sangatlah sempurna, luas, universal dan flesibel serta kekal abadi *Sanatana Dharma*.  Agama Hindu bukanlah agama missi dan bukan pula agama  Doktrin melainkan agama yang memberikan keleluasaan kepada umatnya  untuk mendekatkan diri kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa  melalui empat jalan yang disebut *Catur Marga Yoga*

*Satyam*  :  Kebenaran, *Sivam*   :  Kesucian &  kemuliaan dan *Sundaram* :  keharmonisan  sebagai  keluhuran   ajaran agama Hindu menjadikan sebagai Karakteristiknya.
Ibaratkan  Kolam  yang airnya bersih dan bening,  bunga teratainya harum, maka kodok kodok dan kumbang kumbangpun akan berdatangan karena kebeningan, keindahan dan kesuciannya, demikian pula, sebaliknya belatung belatung pasti akan menjauh karena dia tidak suka akan kebeningan air dan keindahan serta  keharuman akan kolam.

*Oleh karena itu*,sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk memahami  Pustaka  suci Weda  secara  bertahap , berjejang dan komprehensif dengan penguatan pada pondasi dasar dasar agamanya *Tri Kerangka Dasar*  dan dijadikan tiang penyangga  seisi alam semesta dengan enam prisip dasar yang wajib silaksanakan : Satya, Rta, diksa, tapa, brahma dan Yadnya  serta menampakkan keluhuran ajaran Hindu
"Yathemam vacam kalyanim avadani  janebhyah* untuk dijadikan pegangan dan pedoman Hidupnya. *Niscaya*, akan dapat terbangunnya umat  Hindu yang penuh Kedamaian,   berbudhi luhur dan  ajaran agama Hindu akan tetap kuat serta ajeg sepanjang Jaman *Sanatana Dharma*.
( kitab Swastika Rana)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha 
Sasmitha-Yogyakarta

Pagerwesi

*Mutiara Weda*
01 /09/2021

*Pagerwesi : Benteng Diri*

*Umat se-dharma*,  setiap enam bulan (210 hari) tepatnya pada Rabu, Kliwon wuku Sinta,, umat Hindu merayakan hari suci Pagerwesi sebagai  rangkaian dari hari raya Saraswati, dengan
Pemujaan ditujukan   kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa dalam manifestasi-Nya sebagai  Sang Hyang Pramesti Guru,

Hakekat Pagerwasi  sebagai perlambang Benteng dan pelindung yang kokoh di dalam diri  berupa ilmu pengetahuan Suci  *Samyagjnana* dalam menghadapi godaan dan cobaan hidup. Ilmu Pengetahuan  suci  *Samyagjanana* merupakan kecantikan manusia yang paling agung dan merupakan Artha yang tersembunyi dan menjadi sumber dari kemasyhuran dan kebahagiaan. Ilmu Pengetahuan suci  merupakan guru serta menjadi sahabat terdekat dalam menyelesaikan setiap persoalan hidup, bagaikan para Dewa yang dapat mengabulkan segala keinginan.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu jangan pernah berhenti untuk belajar tentang ilmu pengetahuan suci  *weda* mengingat  kitab suci Weda Bersifat *Sanatana Dharma* & *Anandi-anantha*, tidak berawal dan tidak berakhir, Jadikan
Ilmu Pengetahuan suci  sebagai guru serta  sahabat terdekat dalam menyelesaikan setiap persoalan hidup, bagaikan dewa yang dapat mengabulkan segala keinginan.
Niscaya Busana dari ilmu  Pengetahuan suci berupa  *Kedamaian* akan terwujud.
(Kitab Nitisatakam)

*RAHAJENG HARI SUCI PAGERWESI*

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Kesabaran

*Mutiara Weda*
31/ 08 /2021

*UJIAN & K E S A B A R A N*

*Umat se-dharma*, jika direnung renungkan  hidup ini ibaratkan  *berjalan jauh* dan jalan yang ditempuh tidak sesuai dengan tahapan/ jalur jalan yang semestinya  dilalui dengan harapan sampai  ke tempat tujuan secepatnya, yang justru memilih menggunakan jalan pintas untuk mencapainya.

Proses memilih jalan pintas akan terasa  menjadi gersang, dan kehilangan makna serta fungsinya dari waktu yang sebenarnya. Inilah yang disebut dengan perjalanan yang terburu-buru, Instan atau jalan pintas, sebagai akibat kurangnya kesabaran yang dimilikinya. Begitu juga dalam keseharian, Sangatlah mustahil  rasanya  akan mampu mengeluarkan Tutur kata yang selalu terjaga, sopan & santun dengan intonasi yang enak didengar tatkala  di dalam hati sanubarinya tidak memiliki *kesabaran atau Ksama*

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu tanamkan   kesabaran dalam hati dan selalu  melatih diri serta  jadilah orang yang sabar. Sehingga  tutur kata dan Ucapan akan selalu indah, enak di dengar dan mengalir dalam *Wacika Parisudha* dengan landasan Budhi luhur &  ketulusan hati.
(SS.92-95)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Mrtyu -Tuha-Pati

*Mutiara Weda*
30/08/2021

*Mrtyu - Tuha -  Pati*

*Umat se-dharma*,   Jika direnung renungkan hidup menjelma menjadi manusia  ibaratkan sinarnya kilat,  singkat  &  sangat pendek. Begitu pula, dalam menjalani kehidupan  dapat  dipastikan akan  mengalami yang namanya ;  Sakit,  Masa tua,  kemudian Mati  ( *Mrtyu*,  *Tuha* &  *Pati*),   tak akan pernah luput dari siklus : *Utpeti*, *Sthiti* dan *Pralina* / Tri Kona sehingga  mengerti akan hakekat kehidupan menjadi suatu keharusan bagi setiap umat Hindu.

Dalam sebuah sesanthi ada menguraikan ;  bagi seekor kijang akan sangat berbahagia saat dapat memakan rumput sedangkan perhiasan tak berguna baginya.  Demikian pula halnya bagi  setiap umat Manusia menjalankan Dharma/ berbuat kebajikan / Subhakarma menjadi suatu kebahagiaan walaupun teramat sulit dan terkadang tidak mengenakan di saat menjalankannya.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu  gunakan wiweka dan jalankan Swadharma serta  Karma Patha ; mengendalikan seluruh Indrya yang bersumber dari gerak Pikiran, Perkataam dan Perbuatan Tri Kaya Sandhi. Niscaya Umat Hindu akan mendapatkan kebahagiaan sekala maupun Niskala, lahir maupun bathin.
(Slokantara, 5.36  &  SS.365-377)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Saraswati

*Mutiara Weda*
29/ 08 /2021

*SangHyang Aji Saraswati*

*Umat se-dharma*, Ilmu Pengetahuan  suci *Jnana* merupakan kecantikan manusia yang paling agung dan merupakan Artha yang tersembunyi dan menjadi sumber dari kemahsyuran
dan kebahagiaan.

pada hari suci Saraswati umat Hindu  melakukan pemujaan kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa dalam manifestasi sebagai SangHyang Aji Saraswati  sebagai hari turunnya Ilmu Pengetahua suci atau Pustaka suci Weda Samhita begitu pula,  Ilmu Pengetahuan suci  *Jnana* adalah guru serta menjadi sahabat terdekat dalam menyelesaikan setiap persoalan, bagaikan dewa yang dapat mengabulkan segala keinginan.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu  jangan pernah berhenti untuk belajar tentang ilmu pengetahuan suci  Weda karena Weda Bersifat  *Sanatana Dharma* dan  *Anandi-anantha*, bersifat kekal,, tidak berawal pun tidak berakhir. Niscaya Busana dari ilmu  Pengetahuan suci berupa *Kedamaian* akan terwujud.
(Kitab Nitisatakam)

*Rahajeng hari Suci Banyu Pinaruh*

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Trigunatattva

*Mutiara Weda*
18/08/2021

*Trigunatattva dalam Mepunia*

*Umat se-dharma*,  jika dilihat dalam susastra Hindu ada menyebutkan bahwa medanapunia merupakan suatu kewajiban suci bagi umat Hindu  dengan unsur Satvam dan  ketulusan hati sebagai landasannya serta menghindari Unsur Pamer,  sifat rajas dan unsur Tamas dalam pelaksanaannya.  Manakala melaksanakan Dana  Punia  tanpa  ketulusan hati / lascarya,  apalagi didasari oleh sifat Krodah ibaratkan setumpuk Ilalang yang menggunung  dijatuhi api sekecil *Ikakunang* akan hangus terbakar, tiada bekas dan tiada Guna.

Ada Tiga Bentuk  Dana Punia :

*Abhaya Dana* : pemberian berupa kesempatan untuk mencapai ketinggian jiwa sampai kamoksan dan pemberian pelindungan dari rasa takut.

*Brahma Dana* : Pemberian berupa Ilmu Pengetahuan suci

*Artha Dana* : Pemberian berupa arta benda termasuk pakaian dan makanan.

*Oleh karena itu, sebagai umat Hindu  sudah menjadi kewajiban untuk  medana punia dengan pijakan Trigunatatva dan disesuaikan kemampuan masing masing dengan landasan Lascarya dengan tetap memperhatikan waktu  yang baik  yaitu *Daksinayana* ; disaat matahari bergerak kearah selatan dan *Utarayana* ;  saat matahari bergerak ke arah Utara dan Saat  terjadinya gerhana matahari atau ketika berada pada garis katulistiwa *Sadasitimukha*. Niscaya akan akan memperoleh kesucian  bathin atau  *Pavitra* dan mendapatkan kebahagiaan nantinya.
(Slokantara , 20.5 & SS 168-183)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Ageng yasa Ageng Goda

*Mutiara Weda*
14/08/2021

*Ageng Yasa - Ageng Goda*

*Umat se-dharma*,  dalam sebuah Paribhasa ada mengungkapkan ;
semakin tinggi pohon, maka akan semakin kencang angin menerpanya . Demikian pula dalam hal perbuatan,  semakin banyak  melakukan tindakan atau perbuatan maka akan terasa semakin banyak pula godaan & cobaan yang akan  dihadapi *Ageng Yase  Ageng Goda*

Ketaatan & kepatuhan terhadap ajaran agama menjadi satu satunya Benteng dan pelindung diri. Barang siapa yang taat dan patuh akan ajaran  Dharma, maka Dharma itu pulalah yang akan melindunginya. *Dharma Raksatah Raksitah*. Orang yang taat akan ajaran Dharma tidak akan pernah merasa takut, manakala menghadapi segala bentuk cobaan, godaan, ancaman  dan tantangan sekalipun.

*Oleh karena itu*, sudah menjadi suatu kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk selalu berjalan  pada jalan kebenaran/ Dharma  dan jangan sekali kali meninggalkan Dharma yang menyebabkan  Dharmapun akan  semakin menjauh,  dengan Dharma semua makhluk diatur *Dharmena Vidrtah prajah*,  Dharma  mengantarkan umat manusia  untuk mendapatkan   kebahagiaan lahir & bathin sedangkan  *Adharma* mengakibatkan  kesengsaraan  & penderitaan yang berujung pada penderitaan & Bencana.
(Santi Parwa ,109.11)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Mohaniya Karma

*Mutiara Weda*
11/08/2021

*Mohaniya Karma*

*Umat se-dharma*, Hukum karma  yang mengatur dinamika kehidupan semua makhluk hidup di alam semesta ini, yang mengakibatkan adanya proses kelahiran sorga maupun kelahiran Neraka dengan dilandasi Karma Wesana masing masing akibat  ketidakmampuannya dalam mengendalikan nafsu Indrya  *Mohanya Karma*

Mohanya Karma  berdampak pada kaburnya kesadaran umat manusia atau menghambat peningkatan kualitas kesadaran yang membuatnya jatuh kedalam gelap yang tanpa ada cahaya sehingga tidak dapat  menjalankan *Wiweka* melihat mana yang  baik  dan  buruk. 

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu kendalikan *Sad Ripu* sebagai sumber dari  Mohanya Karma sehingga terhindar dari karma buruk dan memahami bahwa setiap manusia dan semua makhluk hidup sepenuhnya bebas dan memiliki kehendak serta bertanggungjawab atas semua perbuatannya sendiri atau sebagai penentu dari karma dalam  kehidupannya *Svatantrya Katah*
[Kitab Samsara & Weda Samhita]

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Tyaga

*Mutiara Weda*
10/08/2021

*Tyaga : Kendalikan nafsu*

*Umat Se-dharma*, jika kita lihat dalam Susastra Hindu ada menguraikan : *Nasti jnanasamam drawyam, nasti krodhasamo ripuh...* 
Tidak ada kekayaan yang menyamai pengetahuan, tidak ada musuh sejahat kemarahan, tidak ada kesengsaraan yang menyamai kelobaan, tidak ada kebahagiaan yang menyamai kemampuan dalam melepaskan diri dari nafsu  *tyaga*.

jika nafsu atau  Indrya sudah dapat dikendalikan  maka akan mendapatkan kebahagiaan sejati, begitu pula manakala kemarahan sudah dapat dikendalikan maka hilanglah musuh yang ada dalam diri kita.

*Oleh karena itu*,  marilah kita selalu mengendalikan Indrya ,  membersihkan pikiran dengan kebenaran atau *Satya, karena pikiran merupakan unsur penentu dari perasaan hati  maupun dalam berbuat *Manah satyena sudhyanti*. Niscaya akan mampu mengendalian pikiran *Dharana* menuju *Dhyana*  terpusatnya pikiran.
(Slokantara 39.54 & SS  79-87)

*Made Worda Negara*
BINROH  HINDU TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Siklus Punarbhawa

*Mutiara Weda*
09/08/2021

*Siklus Punarbhawa*

*Umat Se-dharma*, Lahir kembali menjelma menjadi manusia menjalankan  siklus *Punarbhawa* sesungguhnya memanfaatkan  waktu dan menggunakan setiap  kesempatan  dengan baik    guna memperbaiki diri serta menjadi penentu  keberhasilan dalam mencapai tujuan hidup  yaitu  *Catur purusa Artha*

Jangan sia siakan Waktu & kesempatan  dengan melakukan perbuatan hina dan tercela,  demikian pula 
Jangan biarkan waktu  berlalu tanpa guna, berilah kesempatan agar benar benar bermanfaat, berfaedah  dan berguna serta bernilai positif dengan melaksanakan Dharma, Artha dan Kama.

*Oleh karena itu*,  sudah menjadi kewajiban bagi setiap  umat Hindu  mempergunakan waktu dan kesempatan  menjelma menjadi manusia dengan baik untuk berbuat Kebajikan,  jangan  membuang buang  waktu untuk tidak berbuat kebajikan  dan tegakkan ajaran kebenaran *Satya* serta perkokoh ajaran *Dharma* dalam  diri guna mengarungi kehidupan di maya pada ini. Niscaya akan mengerti hakekat terlahir kembali yaitu untuk memperbaiki diri.
(Slokantara,80 / SS.269)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha 
Sasmitha-Yogyakarta

Lobha

*Mutiara Weda*
08/ 08 /2021

*Lobha & Rakus sumbernya Malapetaka*

*Umat Se-dharma*, jika kita  renung renungkan dalam  kehidupan ini menjelma menjadi manusia tidak bisa luput dari Dualisme -rwabhineda yaitu Baik maupun buruk selalu berdampingan.  Demikian juga terhadap  sifat lobha, rakus dan serakah yang terselubung di dalam hati sebagai penyebab kegelisahan dan keresahan  berakibat  kalutnya pikiran sehingga timbulnya kemarahan *Krodha* yang dapat menjauhkan diri  dari rasa bahagia *Paramasantih*.

Dari *serakah*, *rakus* dan *lobha* akan melahirkan berbagai bentuk kejahatan. Demikian pula  dari kejahatan akan mengakibatkan kesengsaraan - penderitaan yang berujung pada *_malapetaka_*. Mengelola sifat Serakah, rakus dan lobha yang ada dalam diri  menjadi suatu keharusan bagi setiap umat manusia yang selalu dihadapkan oleh *dualisme - Rwa bhineda* sebagai satu satunya jalan  dalam mengarungi kehidupan.

*Oleh karena itu*,  sebagai umat  Hindu, sudah menjadi kewajiban untuk mengendalikan diri dari  sifat sifat serakah, rakus  dan Lobha, dengan jalan selalu menumbuhkan rasa sadar "Eling" akan diri  & selalu melihat sisi indah setiap kejadian dengan rasa Angayubagya serta mantafkan akan   keyakinan adanya hukum Karma Phala.  Niscaya  dalam mengarungi kehidupan ini akan terarah menuju tujuan yaitu bahagia  lahir & bhatin  *Manah Santih maupun Paramasantih akan tercapai. (SS.458 & Weda Samhita)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Lihatlah sisi baik orang lain

*Mutiara Weda*
07/ 08/2021

*Lihatlah sisi baik Orang Lain*

*Umat se-dharma*, menemukan kebahagiaan & kesenangan  bathin dengan cara mencari kekurangan  dan kelemahan orang lain, ibarat menuai  racun ke dalam jiwa yang bersemayam di dalam tubuh.

Sebagai umat manusia yang penuh dengan keterbatasan untuk selalu belajar  melihat sisi-sisi  baik dari orang lain, jangan membiasakan diri  mencari kekurangan,  kesalahan dan kelemahan  dari orang lain.

*Oleh karena  itu*, Endapkan di dalam hati jiwa-jiwa yang indah, kalau  selalu melihat sisi indah  & sisi baik orang lain, suatu hari  akan berjumpa dengan bagian diri kita yang terindah" dengan mantapkan   kesadaran rohani melalui peningkatan kualitas spiritual  *Samyag Jnana* . Niscaya dalam menjalalankan kehidupan mendapatkan kedamaian.(SS.341-345)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Mepunia : Dana suci

*Mutiara Weda*
05/08/2021

*Mepunia : Dana Suci*

*Umat Se-dharma*,  Salah satu kewajiban suci bagi  umat Hindu adalah menghaturkan Dana Suci /Mapunia sesuai dengan kemampuan masing masing  atau   Panca Maha Yadnya.  medana Punia  yang dilakukan tanpa ketulusan/ Lascarya, lebih lebih  diperciki oleh perasaan  marah, unsur pamer ataupun prilaku kotor lainnya dalam susastra Hindu  disebut *Danabhagana*.

Secara umum Ada tiga jenis Dana Punia  antara lain:

*Artha Dana* : Pemberian berupa  harta benda atau materi

*Abhaya Dana* : Pemberian berupa perlindungan rasa aman dan Nyaman.

*Brahma Dana atau Vidya Dana* : Pemberian berupa Ilmu Pengetahuan.

*Oleh karena itu*,  Sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk   melakukan *Dana suci / Mapunia* dengan landasan ketulusan dan menghindari pemberian dana suci yang  bersifat *Rajasika* maupun *Tamasika*  atau  *Danabhagana*. *Niscaya* dengan ketulusan & keluhuran budhi  akan.dapat menumbuhkan sifat Kedewataan atau Daivi sampad dalam sang diri.
(S.S  205 & Slokantara, 20.5)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Padma Hrdaya

*Mutiara Weda*
04/08/2021

 *Padma Hrdaya*
 
*Umat se-dharma*, Marilah kita bersama sama  memanjatkan doa - Mantram,   mohon kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa dalam manifestasi beliau sebagai  SangHyang Surya dengan kekuatan SangHyang Indra   agar Wabah Virus Covid' 19 dan Virus menular lainnya  sirna dan kageseng oleh kekuatan Beliau  sehingga seluruh umat manusia terhindar dari  wabah Virus  Covid'19,  sehat, selamat dan Rahayu.  

Om Swastyastu,
Om Avighnamastu Namo Siddham

*Om Drstan ca ghnam adrstan ca,
sarvan ca pramrnam krimin* (Atharva Weda V.23.6)

*Umat se-dharma*, Padma hrdaya   akan  menampakkan sinar / Cahaya  dan mampu memandang ke dalam dirinya yang menyebabkan  bathin menjadi terang serta bersinar tatkala  terbukanya *Padma Hrdaya* dalam diri.

Membangun Padma Hrdaya dalam diri dengan landasan *Tri Karana Suddhi* yaitu pensucian  Pikiran, Perkataan dan Perbuatan. Rahasia- rahasia kehidupan akan  diperlihatkan kepada orang yang pikirannya selalu  *terang* dan *bersinar* serta Menampakkan nyala cahaya api suci sehingga bathin  menjadi terang dan bercahaya, mata bathin akan terbuka, mengingat dalam tubuh setiap manusia pada hakekatnya adalah *bangunan suci /*Pura*, sedangkan *sang Jiwa* adalah wujud Hyang Widhi yang berstana  dalam diri setiap umat manusia.

*Oleh karena  itu*,  sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban  untuk membuka mata bathinnya dan membangun *Padma Hrdaya* dalam diri serta pancarkan cahaya api suci yang ada dalam diri sehingga bathin menjadi terang dan bersinar  melalui penyucian bathin. Niscaya akan dapat tumbuhnya padma Hrdaya dan  bathin akan tetap bercahaya dan bersinar.
(Reg Veda, VIII,44.15, M.DS V.109)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Kuatkan Kavaca Gaib

*Mutiara Weda*
03/08/2021

*Kuatkan Kavaca Gaib*

*Umat  Sedharma*,  melibatkan Ida SangHyang Widhi Wasa pada setiap kegiatan menjadi suatu keharusan  bagi umat Hindu dengan selalu Memanjatkan Doa atau Mantram kehadapan-Nya  sebagai suatu  kewajiban dan kebutuhan pokok  serta menjadi faktor penentu serta penyelamat  kehidupan umat manusia  menjadi Benteng dalam diri atau *kawaca Gaib*.

Wabah Virus Covid' 19 masih belum reda,  melanda bhumi dan seisi alam semesta.

Marilah kita sebagai umat Hindu   dimanapun berada selalu  memanjatkan doa doa atau Mantram  mohon kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa dalam manifestasi beliau sebagai  SangHyang Surya dengan kekuatan SangHyang Indra   agar Wabah Virus Covid' 19 dan Virus menular lainnya  sirna dan kageseng oleh kekuatan Beliau  sehingga seluruh umat manusia terhindar dari  wabah Virus  Covid'19,  sehat, selamat dan Rahayu.  

Om Swastyastu,
Om Avighnamastu Namo Siddham

*Om Drstan ca ghnam adrstan ca,
sarvan ca pramrnam krimin* (Atharva Weda V.23.6)

*Indrah Suryasya rasmibhir nyarasanam osati*  (Reg Veda VIII.12.9)

Om Santih,Santih Santih Om
Dumogi Sami Sehat lan Rahayu

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Kaca Mata Dewa

*Mutiara Weda*
03/08/2021

*Kaca Mata Deva  &  Kaca Mata Raksasa*

*Umat se-dharma*,  getaran dari pikiran menentukan tingkatan spiritual seseorang dan menempatkan Citta atau pikiran sebagai pemeran utama yg membawanya ke alam roda samsara maupun dalam mencapai moksa atau kelepasan.
"Manah Eva manushyanam Karanam bandha mokshayoh".
Berhatilah  hatilah memasukkan sesuatu kedalam pikiran *Satwika Vidya*.

Tatkala kaca mata pikiran positif  atau *kaca mata Deva*  maka akan terlihat adanya kebaikan, keindahan, kedamaian dan kebahagiaan/ *Dharma*, demikian sebaliknya, manakala  kaca mata pikiran negatif atau *kaca mata raksasa* dan *sad ripu* yang digunakan, maka akan terlihat dunia ini  dipenuhi oleh penderitaan, rasa benci, permusuhan dan ketidakadilan/ Adharma.

*Oleh karena itu*, dalam meningkatkan  kualitas  rohani tak akan bisa lepas dengan yang namanya  lingkaran rwa Bhineda, tekunlah berjapa, uncarkan mantram Gayatri,  latihlah diri  selalu berpikiran positif, selalu  melihat dari sisi positif dan berusaha melihat sisi baik dari orang lain. Niscaya akan terselamatkan dari samsara, roda kebencian atau  Karma buruk serta terhindar dari kelahiran alam bawah ( bhur loka). ( Upanisad & SS.79-87)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Pancaran rwa bhineda

*Mutiara Weda*
02/08/2021

*Pancaran Rwa Bhineda*

*Umat Se-dharma*,  Jika direnungkan hidup menjelma menjadi  manusia,  selalu dibayang  bayangi & dibelenggu oleh siklus rwa bhineda, manakala pikiran gelap dan perasaan  mati, dapat dipastikan tidak akan dapat  menjalankan *Wiweka*  menimbang nimbang membedakan  antara yang baik dan  buruk, antara benar maupun  yang salah.

*Rwa bhineda* dengan kemasan *Bhineka tunggal Ika* sebagai dua tattwa yang bersepupu karena keduanya mengajarkan dan membimbing umat Hindu  untuk menghargai suatu perbedaan,  berbeda beda  namun tetap menjadi satu dan menghindarkan diri dari sikap saling mencurigai  yang dapat menjadi ramuan faham fanatisme yang berujung pada permusuhan dan perkelahian.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu sudah menjadi suatu kewajiban untuk memahami akan hakekat *Tattwa rwa Bhineda* dan *Bhineka Tunggal Ika* dengan penuh kesadaran dan ketulusan hati berlandaskan ajaran Dharma  dengan pustaka suci Weda sebagai satu satunya Pijakan  serta menggunakan  *Wiweka* dalam menentukan  pilihan  hidup, baik memilih menggunakan jalan aman dan tanpa hambatan *whrite dharma*  maupun  memilih jalan yang penuh hambatan dan rintangan *Nishiddha* yang wajib dihindari.  Niscaya Pancaran rwa Bhineda akan dapat memberikan Energi positif bagi setiap umat Hindu dalam membagun umat Hindu yang penuh kedamaian, *Manah Santih maupun Parama santih.  (BG.XIV.13  &  SS.2)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Nivrti & Pravrti Marga

*Mutiara Weda*
01/08/2021

*Niwerti & Prawerti Marga*

*Umat se-dharma*,  Cikal bakal dari penguatan beragama sebenarnya adalah Keyakinan, manakala   dalam keyakinan mengalami keraguan dan bimbang  maka akan terjadi kerapuhan akan inti sari dari ajaran agamanya. Sedangkan  Karakter dalam beragama Hindu  adalah  adanya Sradha & Bhakti . Hakekat bhakti sebenarnya adalah membangun keseimbangan hidup baik jiwa maupun Raga.

Dalam melakukan pemujaan sebagai Wujud  rasa Bhakti,  manusialah sebenarnya  yang membutuhkannya.  Ibaratkan  matahari bersinar yang tanpa henti dan tetap tinggal serta berputar putar  di tempat, inilah yang di sebut   dengan *hukum Rta* atau *hukum alam* yang ditetapkan Tuhan pada Matahari serta manusia membutuhkan sinar dan unsur unsur alam lainnya itu.

*Oleh karena itu*,  sebagai umat Hindu tingkatkan  kualitas Sradha & bhakti dengan  penguatan pada ajaran agama dengan menjalankan ajaran Niwerti marga dan Prawerti Marga.
*Niwerti Marga*, suatu jalan atau cara yang utama untuk mewujudkan rasa bhakti ke hadapan Sang Hyang Widhi dengan jalan  tekun melakukan yoga dan samadhi.
*Prawrtti Marga*, suatu jalan atau cara  untuk mewujudkan rasa bhakti ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi  Wasa dengan tekun melakukan tapa, yajna, dan kirti  yasa serta menjaga kemurnian ajaran agama dengan Panca Sradha  dan  Tri Kerangka dasar sebagai bingkainya.  Niscaya Sradha dan bhakti akan semakin kuat dan kokoh.
[ Reg Veda X.121.2]

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta