Galungan
: Mantapkan Spritualitas Umat Hindu
oleh
Made
Worda Negara
Pendahuluan
Pada
Rabu, Kliwon wuku Dungulan umat Hindu di
seluruh Indonesia akan merayakan salah satu hari suci yaitu hari raya
Galungan. Hari raya Galungan merupakan
hari pemujaan kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa dengan
landasan kesucian dan ketulusan hati, Pada
hari raya Galungan umat Hindu mohon kesejahtraan, keselamatan hidup dan
terhindar dari Awidya atau kegelapan pikiran.
Hari
raya Galungan merupakan hari yang sacral bagi umat Hindu yang sering pula disebut dengan hari Pawedalan jagad yaitu pemujaan terhadap telah
terciptanya jagad raya beserta isinya
oleh Ida SangHyang Widhi Wasa.Hari raya
Galungan datangnya setiap 210 hari sekali tepatnya pada Buda, Kliwon wuku Dungulan. Galungan juga
merupakan perlambang perjuangan antara
yang benar (Dharma) melawan kejahatan (Adharma)
di samping itu juga sebagai ungkapan rasa terimakasih kehadapan Tuhan atas
kemakmuran dari Jagad raya ini.
Inti
Hakekat perayaan hari raya Galungan bagi umat Hindu memberikan kekuatan
spiritual agar mampu membedakan mana dorongan hidup yang berasal dari budhi, atmanastusti/ suara kebenaran dalam diri
manusia( Dharma) dan mana dorongan hidup yang berasal dari Adharma atau
kegelapan pikiran. Di samping itu juga memiliki kemampuan untuk membedakan
kecenderungan sifat keraksasaan (Asuri sampad) dan mana kecenderungan yang bersifat
kedewataan ( Daivi Sampad) karena hidup yang bahagia atau ananda itu adalah
hidup yang memiliki kemampuan untuk menguasai kecenderungan keraksasaan.
Sehingga yang menjadi Inti dari perayaan Hari raya Galungan sebagai simbol
kemenangan Kebajikan (Dharma) atas kejahatan (Adharma).
Mantapkan
Spritualitas Umat Hindu
Dalam memantapkan kualitas spiritual
umat Hindu tidak bias lepas dari hakekat perayaan dari hari raya Galungan
sesuai dengan yang tertuang Dalam lontar
Sunarigama, dijelaskan rincian upacara Hari Raya Galungan sebagai berikut:
“Rabu Kliwon Dungulan namanya Galungan, arahkan bersatunya rohani supaya
mendapatkan pandangan yang terang untuk melenyapkan segala kekacauan pikiran”.
Jadi inti perayaan hari raya Galungan
adalah menyatukan kekuatan rohani agar mendapatkan pikiran dan pendirian yang
terang, bersatunya rohani dan pikiran yang terang inilah wujud Dharma yang
sebenarnya yang ada dalam diri. Sedangkan segala kekacuan pikiran ( Byaparaning
Idep) adalah wujud Adharma. Dengan
demikian dari lontar Sunarigama; bahwa Galungan adalah kemenangan Dharma
melawan Adharma. Disamping
itu, hari Raya galungan juga memiliki makna yakni sebagai suatu kebanggan dalam memantapkan keimanan /Sradha
dan bhakti setiap umat Hindu..
Dengan
demikian, sebagai klimaks dari perayaan galungan sebagai symbol kemenangan
Dharma melawan Adharma. Pada hari raya Galungan Ida SangHyang widhi Wasa
menurunkan anugerah-Nya pada Umat Sedharma berupa kekuatan Iman / Sradha dan
keteguhan bathin untuk menundukkan kejahatan ( Adharma) baik yang timbul dari
dalam diri sendiri maupun yang datang dari Luar. Dengan demikian sudah
sepatutnyalah umat Hindu pada setiap
perayaan hari raya galungan disambut dengan riang gembira, penuh dengan
keheningan dan kesejukan hati serta berbhakti pada Hyang Widhi dengan
mempersembahkan yadnya pada tempat suci dengan tujuan untuk memusatkan pikiran
pada kesucian dan menghilangkan sifat-
sifat yang tidak baik serta mohon kehadapan-Nya berupa keselamatan,
kesempurnaan lahir dan bathin dan terhindar dari segala bentuk Awidya atau
kegelapan pikiran.
Sebagai
rangkaian dari hari raya Galungan yang memiliki makna yang sangat penting pula yaitu hari raya Kuningan yang jatuh pada hari Sabtu, kliwon wuku Kuningan, di mana pada saat ini umat Hindu melakukan pemujaan
kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa yang turun ke dunia dengan diiringi oleh
para dewa, Pitara/ para leluhur melimpahkan karunia-Nya kepada seluruh umat
sedharma. Oleh karena itu, pada hari raya kuningan Umat hindu wajib melakukan pemujaan untuk
memohon kedirgayusan, perlindungan, keselamatan dan tuntunan baik lahir maupun bathin, dan pada hari raya Kuningan pula umat Hindu berkeyakinan para dewa diiringi
para leluhur turun ke bumi.
Penutup
Demikian
Inti hakekat dari perayaan hari raya Galunga bagi umat Hindu sebagai simbol
atau perlambang Kemenangan Dharma dalam perjuangan antara yang Benar (Dharma)
melawan segala bentuk kegelapan pikiran (Adharma). Disamping itu, mohon angayubagya dan suksemaning Idep kehadapan Ida
SangHyang Widhi Wasa atas terciptanya alam semesta beserta Isinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar