Kamis, 02 November 2017

Galungan : Mantapkan Spritualitas Umat Hindu
oleh
Made Worda Negara
Pendahuluan
Pada Rabu, Kliwon wuku Dungulan umat Hindu  di seluruh  Indonesia akan  merayakan salah satu hari suci yaitu hari raya Galungan.  Hari raya Galungan merupakan hari   pemujaan kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa dengan landasan  kesucian dan ketulusan hati, Pada hari raya Galungan umat Hindu mohon kesejahtraan, keselamatan hidup dan terhindar dari Awidya atau kegelapan pikiran.
Hari raya Galungan merupakan hari yang sacral  bagi umat Hindu yang sering pula  disebut dengan hari  Pawedalan jagad yaitu pemujaan terhadap telah terciptanya jagad raya  beserta isinya oleh Ida  SangHyang Widhi Wasa.Hari raya Galungan datangnya setiap 210 hari sekali tepatnya  pada Buda, Kliwon wuku Dungulan. Galungan juga merupakan  perlambang perjuangan antara yang benar (Dharma) melawan kejahatan  (Adharma) di samping itu juga sebagai ungkapan rasa terimakasih kehadapan Tuhan atas kemakmuran dari Jagad raya ini.  
Inti Hakekat perayaan hari raya Galungan bagi umat Hindu memberikan kekuatan spiritual agar mampu membedakan mana dorongan hidup yang berasal dari budhi,  atmanastusti/ suara kebenaran dalam diri manusia( Dharma) dan mana dorongan hidup yang berasal dari Adharma atau kegelapan pikiran. Di samping itu juga memiliki kemampuan untuk membedakan kecenderungan sifat keraksasaan (Asuri sampad) dan mana kecenderungan yang bersifat kedewataan ( Daivi Sampad) karena hidup yang bahagia atau ananda itu adalah hidup yang memiliki kemampuan untuk menguasai kecenderungan keraksasaan. Sehingga  yang menjadi Inti dari  perayaan  Hari raya Galungan sebagai simbol kemenangan  Kebajikan  (Dharma) atas kejahatan (Adharma).
Mantapkan Spritualitas Umat Hindu
Dalam memantapkan kualitas spiritual umat Hindu tidak bias lepas dari hakekat perayaan dari hari raya Galungan sesuai dengan yang tertuang  Dalam lontar Sunarigama, dijelaskan rincian upacara Hari Raya Galungan sebagai berikut: “Rabu Kliwon Dungulan namanya Galungan, arahkan bersatunya rohani supaya mendapatkan pandangan yang terang untuk melenyapkan segala kekacauan pikiran”. Jadi inti perayaan hari raya  Galungan adalah menyatukan kekuatan rohani agar mendapatkan pikiran dan pendirian yang terang, bersatunya rohani dan pikiran yang terang inilah wujud Dharma yang sebenarnya yang ada dalam diri. Sedangkan segala kekacuan pikiran ( Byaparaning Idep)  adalah wujud Adharma. Dengan demikian dari lontar Sunarigama; bahwa Galungan adalah kemenangan Dharma melawan Adharma. Disamping itu, hari Raya galungan juga memiliki makna yakni sebagai suatu  kebanggan dalam memantapkan keimanan /Sradha dan bhakti setiap umat Hindu..
Dengan demikian, sebagai klimaks dari perayaan galungan sebagai symbol kemenangan Dharma melawan Adharma. Pada hari raya Galungan Ida SangHyang widhi Wasa menurunkan anugerah-Nya pada Umat Sedharma berupa kekuatan Iman / Sradha dan keteguhan bathin untuk menundukkan kejahatan ( Adharma) baik yang timbul dari dalam diri sendiri maupun yang datang dari Luar. Dengan demikian sudah sepatutnyalah umat Hindu  pada setiap perayaan hari raya galungan disambut dengan riang gembira, penuh dengan keheningan dan kesejukan hati serta berbhakti pada Hyang Widhi dengan mempersembahkan yadnya pada tempat suci dengan tujuan untuk memusatkan pikiran pada kesucian dan menghilangkan  sifat- sifat yang tidak baik serta mohon kehadapan-Nya berupa keselamatan, kesempurnaan lahir dan bathin dan terhindar dari segala bentuk Awidya atau kegelapan pikiran.
Sebagai rangkaian dari hari raya Galungan yang memiliki makna yang sangat penting  pula yaitu hari raya Kuningan  yang jatuh pada  hari Sabtu, kliwon wuku Kuningan, di mana  pada saat ini umat Hindu melakukan pemujaan kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa yang turun ke dunia dengan diiringi oleh para dewa, Pitara/ para leluhur melimpahkan karunia-Nya kepada seluruh umat sedharma. Oleh karena itu, pada hari raya kuningan  Umat hindu wajib melakukan pemujaan untuk memohon  kedirgayusan, perlindungan,  keselamatan dan tuntunan  baik  lahir maupun  bathin, dan pada hari raya Kuningan pula  umat Hindu berkeyakinan para dewa diiringi para leluhur turun ke bumi.
Penutup

Demikian Inti hakekat dari perayaan hari raya Galunga bagi umat Hindu sebagai simbol atau perlambang Kemenangan Dharma dalam perjuangan antara yang Benar (Dharma) melawan segala bentuk kegelapan pikiran (Adharma). Disamping itu, mohon  angayubagya dan suksemaning Idep kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa atas terciptanya alam semesta beserta Isinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar