Selasa, 28 November 2017

Proses Pedidikan Hindu  Dalam Kandungan  
( Upacara Sarira Samskara)
Oleh
Made Worda Negara
Pendahuluan
Jika diperhatikan dalam konsep pendidikan Hindu, ternyata tidak hanya memperhatikan pendidikan yang bersifat duniawi / Vidya namun juga  pendidikan anak secara spiritual /Apara vidya dengan memperhatikan ajaran dan praktek praktek keagamaan dengan memperhatikan dari berbagai  upacara ritual yang dilakukannya dan sangat melekat dengan upacara Sarira Samskara , mulai dari upacara wiwaha samskara/ Perkawinan sampai upacara Kematian.   Nampak sekali proses pendidikan berlangsung terus menerus tiada hentinya melalui proses pelaksanaan upacara keagamaan khususnya upacara yang berkaitan dengan siklus kehidupan yang sering disebut  dengan upacara  Sarira samskara atau upacara Manusa Yadnya.
Upacara Sarira samskara sebagai  siklus kelahiran  sangatlah perlu untuk  di kenal dan dipahami oleh Umat Hindu  serta mampu  mengungkapkan makna filosofis dari  upacara tersebut  terutama yang berkaitan dengan konsep pendidikan Hindu mulai berlangsung dari adanya pembuahan ketika sang cabang bayi masih berada dalam Kandungan  ibunya  yang ternyata tranformasi pendidikan telah berlangsung  dan ditanamkan dalam bentuk upacara Garbhadhana Samskara, Pumsavana Samskara dan  Simantonaya Samskara.
Proses Pendidikan Hindu dalam Upacara Sarira Samskara
a.    Garbhadhana Samskara, merupakan konsepsi pendidikan spiritual  Hindu bagi sang Grehasthin/ keluarga yang pelaksanaannya saat mulai adanya  pembuahan atau benih kehamilan sepasang suami-Istri. Upacara Garbhadhana Samskara bertujuan   memohon benih yang tertanam dalam rahim tumbuh  sehat, sempurna dan  baik sehingga nantinya lahir anak yang sehat.
Di dalam kitab  Manawa Dharmasastra II.40.50 ada menyebutkan  bahwa dalam konsep pendidikan spiritual  Hindu dalam mewujudkan anak yang suputra muali diatur saat akan melakukan hubunganpun diatur  dan diyakini  saat yang paling baik untuk melakukan hubungan bagi sepasang suami – istri/ sanggama adalah 16 hari setelah menstruasi, 4 hari setelah masa menstruasi atau setelah hari ke 5 sampai ke 12.
Bentuk pelaksanaaan upacara Garbhadhana Samskara  ini dapat dilaksanakan dalam bentuk yang sangat sederhana yakni  berdoa  bersama suami- istri, mohon   keberhasilan pembuahan, serta benih  yang diturunkan mendapatkan anugerah dari Hyang Maha Kuasa/ Ida SangHyang Widhi Wasa, dan leluhur agar dikaruniai anak yang Suputra Nantinya. Adapun tujuan dari upacara Garbhadhana samskara adalah memohon kehadapan Hyang Widhi wasa agar janin yang telah terbentuk bayi semakin kuat, sehat dan  sempurna sehingga nantinya lahir menjadi seorang anak yang baik,  berkarakter, memiliki moral yang baik serta  berbudhi luhur.
b.    Upacara Pumsavana Samskara, merupakan upacara sarira Samkra yang dilaksanakan saat kandungan berusia 3 (tiga) bulan dengan tujuan   agar sang Jabang bayi dalam kandungan bertambah kuat, tumbuh sehat dan sempurna.  lebih jelas  di dalam kitab suci  Atharwa Weda III. 23.6  menyebutkan bahwa upacara Pumsavana samskara  diberi  nama “Prajapatya” yakni upacara untuk memohon kehadapan para Dewa  berkenan menurunkan anak yang suputra nantinya.
c.    Upacara  Simantonaya Samskara, merupakan upacara sarira samskara yang dikasanakan  ketika pada masa prenatal (bayi dalam Kandungan) yang beberapa makna yaitu ; secara spiritual, menjaga atau mencegah istri dalam keadaan hamil dari gangguan kekuatan kekuatan negatif  yang mengganggu sang bayi dalam kandungan, dan kalau dilihat  secara psychologis agar perhatian ibu terhadap kehamilannya lebih focus dan sepenuhnya  saat  kehamilannya berusia 5 sampai 6 bulan jangan sampai melakukan kegiatan yang menyebabkan bayi kaget dan terkejut yang tentunya sangat  berpengaruh terhadap kondisi dan kesehatan  bayi nantinya. Demikian juga Upacara Simantonaya mengandung  makna bersifat praktis artinya menjaga kondisi istri agar tetap stabil, riang gembira penuh semangat, bahagia.  Dalam  kitab Weda  Semerti disebutkan setiap perbuatan ibu pada saat keadaan hamil sangat mempengaruhi kondisi  bayi dalam kandungan.
Proses  pendidikan yang berlangsung saat bayi berada dalam kandungan ibunya,  lebih menekankan  pada kesehatan baik  pisik maupun mental istri;  mengingat  tingkah laku seorang ibu hamil begitu pula calon ayahnya  sangat mempengaruhi Kesehatan serta karakter  bayi nantinya. Dengan demikian sesungguhnya pendidikan bagi seorang anak menurut ajaran Hindu telah dimulai sejak  dalam proses awal Kehamilan dalam bentuk upacara Sarira Samskara ( Garbhadhana samskara, Pumsavana Samskara dan Upacara Simantonaya Samskara). Mengingat anak sesuai dengan namanya “Putra” yang bermakna akan mengangkat harkat dan martabat orang tuanya, keluarganya dan masyarakatnya yang sesungguhnya  seorang anak  asset yang tak ternilai dan anugerah Tuhan yang memberikan kesempatan pada kita untuk berkarma menjaga dan merawatnya.


Penutup
Demikian konsep Pendidikan Hindu yang sesungguhnya pendidikan spiritual pada anak sudah berlangsung saat  berada dalam kandungan ibunya, mendapatkan sentuhan spiritual, kehidupan yang suci, belajar kasih sayang dari orang tua dan lingkungan keluarganya ketika berada dalam kandungan, lahir,  tumbuh dan berkembang  dalam membentuk  karakter dan berbudhi luhur pada anak nantinya.

                                          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar