Rabu, 08 November 2017

Nilai - Nilai Universal Dalam Ajaran agama  Hindu
Oleh
Made Worda Negara
Rohaniwan TNI AU



Pendahuluan

Jika dicermati Dalam ajaran agama Hindu sangat luwes, fleksibel  dan universal,  memandang setiap umat manusia sebagai makhluk yang paling tinggi tingkatannya ketimbang  makhluk ciptaan Tuhan lainnya dan ciptaan yang paling sempurna karena memiliki akal dan pikiran. Ajaran Hindu selalu menuntun umatnya untuk selalu hidup rukun ,damai dan saling bergandengan satu sama lainnya.

  Jika dilihat dari sejarah masuknya  agama Hindu ke Indoseia berjalan secara damai Tidak mengubah ataupun merusak budaya lokal. Tetap menjungjung tinggi adat leluhur dan mengkulturasikannya dengan budaya setempat, Demikian pula, jika kita lihat masuknya ajaran Hindu ke Indonesia tidak ada pemaksaan budaya India harus diterapkan di Indonesia.sehingga hindu di Indonesia akan berbeda dengan hindi di India tapi sumber ajaran tetaplah satu yaitu kitab suci  Weda. Demikian pula,  bahkan di Indonsia memiliki pola budaya agama hindu masing masing daerah yang berbeda beda karena memiliki adat, seni dan budaya  yang berbeda pula.

Dari segi Penerapan  kerangka dasar ajaran hindu ( Tatwa,Susila dan Upakara) khususnya bidang upakara  sering meniru budaya Bali namun dari aspek etika tetap menjungjung tinggi budaya setempat (Desa kala dan Patra) termasuk di dalamnya ajaran Hindu sangat di kenal dengan luwes dan  flesibelitasnya, keuniversalannya dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, demikian fleksibel dan sangat Universalnya nila-nilai ajaran agama Hindu.


Nilai -Nilai Universal  ajaran agama  Hindu

Ada beberapa Indikator  konsep yang  dapat dijadikan dasar bahwa ajaran Hindu bersifat fleksibel dan universal ;  konsep Tri Hita Karana, Karma, Seva, Rasa Persaudaraan /Vasudhaiva Kutumbhakam dan  Tat Tvam asi.


Tri Hita Karana.

Falsafah Tri Hita Karana Merupakan tiga penyebab kesejahteraan atau kemakmuran umat manusia yaitu ;
·         Parhyangan,  hubungan manusia dengan Tuhan,
·         Pawongan, hubungan manusia dengan sesame umat mnausia dan
·         Palemahan,  hubungan manusia dengan alam sekitarnya..
Dengan demikian,  hubungan yang damai, tenteram dan harmonis akan dapat terwujud dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara manakala setiap orang  menjalankan swadharmanya dengan baik, baik sebagai individu, keluarga, masyarakat dalam berbangsa dan bernegara. Dengan Tri Hita Karana setiap umat manusia sadar bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan, Tuhanlah yang menjadikan alam semesta beserta isinya, tanpa Tuhan apapun tidak mungkin terjadi.


Karma / Perilaku

Hakekat hidup yang sebenarnya  adalah bekerja, pengabdian dan pengorbanan, sudah menjadi kewajiban setiap umat manusia untuk berbuat sesuai dengan dharmanya masing masing. Dan tak seorangpun luput dari tindakan kerja walaupun hanya sesaat, karena dengan tidak berbuat, dibuat tidak berdaya oleh hukum alam / Rta, sehingga setiap umat manusia semasih hidup perlu berbuat yang baik, jika tidak, maka ia akan meninggal sia-sia. Sebagaimana tertuang  dalam kitab Nitisatakam sloka 97 menyebutkan :

Sthalyām vaidūryamayyām pacati ca laśunam cāndanairindha nādyaih
sovarvarņair lāņgulāgráirvilikhati vasudhā markatūlasya hetoh
chittvā karpūrakhandān vrttiriha kurute kodravāņām samantāt
prāpyemām karmabhūmim carati na manujo yastapo manda bhāgyah.
 Artinya :
 “bukanlah warna, keturunan, atau tingkah laku yang memberikan pahala, bukan pula pengetahuan maupun pelayanan manusia bisa mendapatkan pahala, melainkan karma yang telah dilakukan,

Seva atau Pengabdian
Inti ajaran Seva adalah Berbuat baik tanpa pamerih dan merupakan ciri yang dapat diagungkan oleh umat Hindu di manapun berada. Kerja atas dasar penyerahan diri dan sebagai bentuk pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan di satu sisi akan mempu memberikan identitas kultural, di sisi lain ia mampu memberikan perlindungan pada hidup ini, sebab karma yang baik senantiasa akan memberi perlindungan pada hidup dan kehidupan ini, sebagaimana tercantum dalam kitab Bhagavad Gita  III, 7  sebagai berikut :
tyas twindriyàni manasà
niyamya ‘ rabhate ‘rjuna,
karmendriyaiá karmaayogaam
asaktaá sa wiúisyate.
Artinya: “Sesungguhnya seseorang yang dapat mengendalikan panca indriyanya dengan pikiran, oh Arjuna, dengan panca indranya bekerja tanpa keterikatan, ia adalah sangat dihormati”

Uraian di atas secara tidak langsung telah menyinggung arti penting seva dan atau pengabdian sebagai bagian dari kerja itu sendiri, sebagai lingkaran  dari sistem sosial kemasyarakatan dalam ajaran Hindu.

Vasudhaiva kutumbhakam 
Dalam konsep ajaran vasudhaiva Kutumbhakam mengajarkan bahwa semua makhluk hidup adalah bersaudara, semua manusia adalah bersaudara, bersaudara karena berasal dari Ciptaan Tuhan yang sama, maka sudah sepantasnyalah semua umat manusia saling menyayangi, saling menghormati dan selalu hidup damai dan rukun serta saling tolong menolong. Dalam Atharvaveda,18.3.73  disebutkan;

 “etadà roha vaya unmrjànah svà lha brhadu didayante; abhi prehi madhyato màpa hàsthàh pitrnàm lokam prathamo yo atra”.
Artinya:

“Wahai umat  manusia, dengan menyucikan kehidupan ini, tingkatkanlah kemajuan keluarga dan sahabatmu, milikilah banyak keunggulan. Majulah dan jangan meninggalkan dunia sebelum waktunya. Hiduplah dalam lingkungan masyarakat, karena hidup bermasyarakat adalah hal yang sangat  penting di dunia ini”

Tat Tvam asi

Ajaran Tat Twam Asi  dilandasi oleh  konsep Advaita Vedanta ( monisme) memandang manusia secara esensial sama,
Tat Twam Asi adalah ajaran normatif, yang tidak semata-mata berlaku sesama manusia, tetapi juga semua  makhluk hidup (binatang, tumbuh-tumbuhan) bahkan benda mati sekalipun, sebab di dalam semua benda itu terdapat energi yang tidak lain adalah panas atau prana dan itu pula adalah daya hidup. Karena itu, segala perbuatan yang dapat mengakibatkan penderitaan, ketidakseimbangan, disharmoni, bahkan penghancuran, dan kematian orang lain serta alam semesta, bertentangan dengan ajaran Tat Twam Asi. Jadi sebagai masyarakat Hindu sangat menghindari adanya bentuk kekerasan dan selalu  menganggap orang lain sebagai saudara dan  memperlakukan orang lain sebagaimana memperlakukan diri sendiri,





Penutup

Demikianlah cuplikan singkat tentang  konsep nilai nilai  universal  ajaran agama Hindu yang diterapkan dan implementasikan dalam kehidupan sehari hari bagi umat Hindu secara individu,keluarga, masyarakat dalam berbangsa dan bernegara dengan landasan saling asah, asih dan asuh , damai dan tentram serta hidup dalam keharmonisan dalam mewujudkan tujuan dari agama hindu Jagadhita dan Moksa atau manah santi dan parama santih dengan berpedoman pada ajaran Tri Hita Karana, Karma, Seva, Vasudhaiva Kutumbhakam dan Tat Tvam Asi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar