Selasa, 24 Oktober 2017

Manusia Pada Hakekatnya Membentuk  Nasibnya  Sendiri
Oleh
Made Worda Negara
Pedahuluan
Kalau direnungkan dalam kehidupan ini, sering bertanya dalam diri kita sendiri, siapa yang sesungguhnya menyelamatkan diri kita ?  yang menyelamatkan tiada lain adalah perbuatan dari diri kita masing masing, kalau kita lihat
Dalam kehidupan sehari , banyak orang  kekurangan , menderita sejak dilahirkan baik karena kekurangan pisik maupun  karena kekurangan Mental atau daya pikirnya, sepintas  seolah olah sebagai bentuk ketidak adilan dari Tuhan padahal sebenarnya bekar bekas perbuatan itulah yang menentukan  kehidupan ini  Karma Wesana,dari kehidupannya terdahulu  dan  berjalannya hukum Karma “ “Nasib ditentukan oleh perbuatannya sendiri”.
Takdir atau Karma
Seorang bayi yang baru lahir telah membawa buah dari perbuatnnya terdahulu dalam bentuk Sancita Karma phala. Doktrin Predestinasi atau takdir yang menyatakan bahwa nasib manusia telah ditentukan  oleh Tuhan sejak sang jabang bayi masih dalam kandungan ibunya dan pada saat itu pula nasib sang jabang bayi telah ditentukan Tuhan.
Takdir mengatakan bahwa nasib ditentukan oleh Tuhan  dan apa yang telah ditetapkannya oleh Tuhan  tidak dapat dirubah oleh Tuhan dan takdir itu harus dijalani saja oleh manusia sedangkan dalam hukum Karma phala  dalam konsep keyakinan  ajaran hindu sebenarnya manusia sendirilah yang menentukan nasibnya sendiri berdasarkan karma wesananya. Sebagai Ilustrasi,  ibarat  suatu perusahaan dimana  setiap akhir  tahun pasti  membuat perhitungan yang disebut  tutup buku. Pada waktu tutup buku  dihitunglah biaya biaya atau kewajiban kewajiban yang telah dikeluarkan dan pendapatan yang diperolehnya. Dan bila jumlah biaya  lebih besar dari pada pendapatannya  maka perusahaan itu disebut RUGI, bila pendapatan lebih besar dari pada biaya maka perusahaan itu di sebut Untung. Berdasarkan fakta ini perusahan itu melakukan kegiatannya pada tahun ini.  Bagi perusahaaan yang menderita kerugian, pada tahun ini ia  harus bekerja  lebih keras lagi agar dapat menutup kerugiannya serta melanjutkan usahanya pada tahun berikutnya. Bagi  perusahaan yang  untung tetap juga harus bekerja keras agar ia lebih  berkembang.
Demikian pula halnya manusia,  bila dalam kehidupan   yang  yang lalu lebih banyak hutang maka hidupnya  kini akan terasa sangat berat. Dan harus bekerja lebih keras  untuk melunasi hutang hutang sebelumnya serta dapat menambah kembali modal bagi hidupnya yang sekarang. Bila Karma- karma dalam hidupnya terasa lebih ringan, dia  tetap harus bekerja keras  sebab jika bekerja dengan malas malasan maka secara otomatis  modal yang dimiliki bisa semakin berkurang atau tipis apalagi salah dalam penggunaannya boleh jadi ia akan berbalik menjadi hutang yang sangat berat , dan menjadi beban yang sangat berat bagi perusahaan, demikian juga halnya dengan manusia tak akan pernah luput dari  Hukum Karma  melaluin Karma wesananya
Tiga Jenis Karma Dalam ajaran  Hindu
Karma atau perbuatan yang baik akan membawa pada kehidupan atau pada kelahiran yang bai. Begitu pula, Karma atau perbuatan buruk akan membawa pada kelahiran yang penuh dengan penderitaan. Selama Karma yang baik maupun  karma buruk tidak dilepasklan ,manusia tidak akan pernah mencapai MOKSA atau kebebasan akhir. Karma baik maupun karma Buruk akan selalu membelenggu erat sang jiwa dalam rantai  Besi ataupun rantai Emas.  Ada tiga jenis hukuim karma Phala :
·         Sancita Karma phala, hasil dari perbuatan  seseorang di masa lampau yang karena sesuatu hal  belum habis dinikmati pada saat perbuatannya sdehingga sisanya  merupakan benih yang menentukan  dan hasilnya mesti diterima dalam kehidupan berikutnya.
·         Prarabda Karma phala,  hasil perbuatan seseorang pada  masa kehidupan yang sekarang dan hasilnya habis dinikmati sekarang tanpa ada sisanya lagi.
·         Kryamana karma phala, hasil dari perbuatan seseorang  yang belum sempat dinikmati pada saat melakukan perbutan dan harus dinikmati pada kehidupan pada masa yang akan dating.
Bentuk Bentuk dari Hukum Karma phala :
·         Karma dalam bentuk pikiran
·         Karma dalam bentuk  ucapan
·         Karma dalam bentuk perbuatan atau tingkah laku
Penutup
Demikian hakekat hidup manusia menjelma menjadi manusia,  yang pada Intinya  dia yang berbuat baik  akan menjadi baik dan  dia yang berbuat buruk akan berpahala buruk “Syapa Karitan temung ayu, masedana sarwa ayu, niyata ketemwaning ala, masedana sarwa ala”. dan sesungguhnya  manusia dibentuk oleh  keinginannya  dan sesuai dengan keinginnaya itulah keyakinannya dan sesuai dengan keinginannya itulah keyakinannya. Dan sesuai dengan keyakinannya itulah Perbuatanny

Tidak ada komentar:

Posting Komentar