Sabtu, 21 Oktober 2017

Ajaran Dharma Sumber Kebahagiaan Umat manusia

Ajaran Dharma Sumber Kebahagiaan Umat manusia
(Manah Santih / Parama Santih)
Oleh
Made Worda  Negara

Pendahuluan
Sebagai umat manusia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara pengimplementasian dan pengamalan terhadap ajaran  Dharma memegang peranan yang sangat strategis bagi kehidupan setiap umat manusia. Dengan melaksanakan ajaran Dharma  menentukan keberhasilan setiap umat manusia dalam mengarungi kehidupannya untuk mencapai tujuan “Catur Purusa Artha”, apalagi dalam menghadapi jaman kaliyuga seperti sekarang ini.
 jaman ini setiap umat manusia harus menyadari bahwa tantangan, gangguan, ancaman ,dan hambatan begitu banyak dari berbagai aspek kehidupan termasuk yang berdimensi moral dan mentalitas menempatkan peranan dan kedudukan nilai nilai ajaran Dharma / agama diatas segala galanya dalam mencapai tujuan yang diharapkan yaitu kesejahtraan lahir  maupun bathin (moksartham Jagadhita ya ca iti Dharma).
Kalau direnungkan dalam kehidupan sehari hari konsep  “agawe sukanikang rat”  suatu konsep  yang sangat mudah untuk diucapkan namun  sangatlah  sulit untuk dilaksanakan ataupun diwujudkannya. Namun demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa kebahagiaan itu adalah idaman dari setiap orang, dikatakan demikian karena yang dijadikan  tolok ukur kesejahtraan umat manusia  adalah kebahagiaaan. Di dalam ajaran agama Hindu  untuk mencapai tujuan yang diharapkan diperlukan adanya sarana.        Adapun yang dijadikan sarana salah satunya  adalah Satya/ kejujuran yang  dijadikan dasar dalam  mengembangkan sikap mental / moral serta jalan pemikiran dalam mewujudkan  Subha Karma atau perbuatan yang baik  dalam lingkup yang lebih luas, yang mana sesungguhnya dunia ini  disangga oleh Satya sebagaimana disebutkan dalam  kitab suci Atharwa Weda XII,1.1 sebagai berikut ;
“Satyam Brhad Rtam Ugram, Diksa, Tapo, Brahma, Yadnya, Prtiwim Dharayanti” ,  artinya : sesungguhnya satya, rtam, diksa, brahma dan yadnya yang menyangga dunia ini”
Dengan demikian apa yang disebutkan dalam kitab suci Atharwa Weda di atas merupakan salah satu bagian pokok keimanan umat Hindu dan apabila hal ini benar-benar dapat dipraktekan dalam kehidupan sehari hari dalam bermasyarakatt, berbangsa dan bernegra  akan dapat menyelamatkan umat manusia dari jurang kehancuran, bencana  dan malapetaka.

Ajaran Dharma dalam Hindu
Sebagai umat Hindu, segala apa yang  dilakukan sudah sepantasnya selalu berpedoman pada ajaran Dharma. Dharmalah yang mengatur seluruh alam semesta beserta isinya “Dharanad Dharma Ityahur Dharmena Widrtah Prajah”.   Dharmalah yang patut  perjuangkan dan pertahankan agar terbangunnya kedamaian, kerahayuan dan kebahagiaaan lahir maupun bathin. Dalam kitab Santi Parwa ada disebutkan  :
“Loka Samgraha Samyuktam Widatrawihitampurna Satam Caritam Uttamam”,  artinya : Kesentausaan umat manusia  dan kesejahtraan umat manusia dan kesejahtraan masyarakat yang dating dari dharma laksana dan budhi luhur yang utama”
Hal yang sangat penting dan wajib  dipahami  bagi umat manusia dalam kehidupan sehari hari, bahwa  apabila seseorang  melanggar Dharma dapat  dipastikan hidupnya akan tanpa  pegangan, tanpa pedoman secara otomatis akan kehilangan arah yang berujung pada kehancuran,  digilas oleh dharma itu sendiri.

Dalam kitab suci Santi Parwa 167,10 menyebutkan ;
“ Dharma eva hato kanti Dharma raksati raksitah,Tasmad dharmo na hanta yo ma no dharmo hato vadit”, artinya ; bila engkau melanggar dharma maka kamu akan digilas oleh Dharma dan bila kamu menjaga dharma  maka kamu akan dijaga oleh Dharma itu,karena itu, dharma tidak boleh dilanggar”.
Demikian bahwa ajaran  Dharma  merupakan suatu kebenaran yang harus dipedomani dan dipegang teguh karena apabila dharma dilanggar  maka kehancuran sudahlah pasti.
Selanjutnya dalam kitab suci Manu samhita  menyebutkan ;
“Weda Pramanakah Sreyah Sadhanam Dharmah” yang maknanya Dharma tercantum dalam kitab suci Weda sebagai alat ukur untuk mencapai kesempurnaan hidup, terbebasnya atma / roh dari penjelmaan dan manunggal dengan Brahma” .
Dengan demikian perbuatan yang berdasarkan Dharma  akan memberikan pahala kebahagiaan sedangkan perbuatan Adharma  akan memberikan pahala penderitaan bahkan kehancuran. Untuk itu, dalam membangun kedamaian dan keharmonisan setiap umat  perlu  mengembangkan ajaran kedamaian yang  bersumber pada ajaran Etika Hindu yaitu : Catur Paramitha

Catur Paramitha
Kalau direnungkan  bahwa dalam kehidupan pada jaman  ini,  sangat diperlukan adanya penanaman kembali ajaran etika/tata susila Hindu dalam membangun keharmonisan dan soliditas dari umat manusia sehingga terwujudnya sikap hidup yang  berlandaskan pada  ajaran Dharma sehingga dapat bermanfaat bagi kehidupan umat manusia,untuk mewujudkannya dalam  sikap hidup sehari hari,  perlu dikembangkan ajaran catur paramitha yaitu  :
Maitri,  merupakan sifat yang menghendaki adanya persahabatan terhadap sesame manusia,sifat ini akan menjauhkan diri dari permusuhan
Karuna, sifat suka membantu orang lain dan menaruh belas kasihan terhadap penderitaan orang lain.
Mudita, sifat tenggang rasa dan toleransi terhadap orang lain. Sifat ini menjauhkan orang dari rasa iri hati,dengki,angkuh dan sirik pada orang lainn.
Upeksa, sifat yang selalu waspada dalam meneliti sesuatu keadaan sehingga dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk /Wiweka.

Penutup
Demikianlah dalam membangun bangsa dan Negara sudah tentu diawali dengan membangun kualitas diri secara lahir maupun bathin serta mengembangkan sifat sifat dharma, maka seseorang akan menjadi selalu berhati hati terhadap sesuatau yang akan dikerjakan dengan selalu berpijak pada ajaran Dharma.

Untuk itu sebagai umat manusia,khususnya  sebagai umat Hindu selalu taat dan berlomba lomba untuk berbuat kebajikan (Dharma) diawali dari dalam diri prtibadi masing masing dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara dengan berpikir,bertutur kata serta bertindak sesuai petunjuk dari ajaran Dharma..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar