Ajaran
Dharma Sumber Kebahagiaan Umat manusia
(Manah
Santih / Parama Santih)
Oleh
Made
Worda Negara
Pendahuluan
Sebagai
umat manusia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
pengimplementasian dan pengamalan terhadap ajaran Dharma memegang peranan yang sangat strategis
bagi kehidupan setiap umat manusia. Dengan melaksanakan ajaran Dharma menentukan keberhasilan setiap umat manusia dalam
mengarungi kehidupannya untuk mencapai tujuan “Catur Purusa Artha”, apalagi
dalam menghadapi jaman kaliyuga seperti sekarang ini.
jaman ini setiap umat manusia harus menyadari
bahwa tantangan, gangguan, ancaman ,dan hambatan begitu banyak dari berbagai
aspek kehidupan termasuk yang berdimensi moral dan mentalitas menempatkan
peranan dan kedudukan nilai nilai ajaran Dharma / agama diatas segala galanya
dalam mencapai tujuan yang diharapkan yaitu kesejahtraan lahir maupun bathin (moksartham Jagadhita ya ca iti
Dharma).
Kalau
direnungkan dalam kehidupan sehari hari konsep “agawe sukanikang rat” suatu konsep yang sangat mudah untuk diucapkan namun sangatlah sulit untuk dilaksanakan ataupun diwujudkannya.
Namun demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa kebahagiaan itu adalah idaman dari
setiap orang, dikatakan demikian karena yang dijadikan tolok ukur kesejahtraan umat manusia adalah kebahagiaaan.
Di dalam ajaran agama Hindu untuk
mencapai tujuan yang diharapkan diperlukan adanya sarana. Adapun yang dijadikan sarana salah
satunya adalah Satya/ kejujuran yang dijadikan dasar dalam mengembangkan sikap mental / moral serta jalan
pemikiran dalam mewujudkan Subha Karma atau perbuatan yang baik dalam lingkup yang lebih luas, yang mana
sesungguhnya dunia ini disangga oleh Satya
sebagaimana disebutkan dalam kitab suci
Atharwa Weda XII,1.1 sebagai berikut ;
“Satyam
Brhad Rtam Ugram, Diksa, Tapo, Brahma, Yadnya, Prtiwim Dharayanti” , artinya : sesungguhnya satya, rtam, diksa, brahma
dan yadnya yang menyangga dunia ini”
Dengan demikian apa yang
disebutkan dalam kitab suci Atharwa Weda di atas merupakan salah satu bagian
pokok keimanan umat Hindu dan apabila hal ini benar-benar dapat dipraktekan
dalam kehidupan sehari hari dalam bermasyarakatt, berbangsa dan bernegra akan dapat menyelamatkan umat manusia dari
jurang kehancuran, bencana dan
malapetaka.
Ajaran
Dharma dalam Hindu
Sebagai
umat Hindu, segala apa yang dilakukan
sudah sepantasnya selalu berpedoman pada ajaran Dharma. Dharmalah yang mengatur
seluruh alam semesta beserta isinya “Dharanad
Dharma Ityahur Dharmena Widrtah Prajah”. Dharmalah yang patut perjuangkan dan pertahankan agar terbangunnya
kedamaian, kerahayuan dan kebahagiaaan lahir maupun bathin. Dalam kitab Santi
Parwa ada disebutkan :
“Loka
Samgraha Samyuktam Widatrawihitampurna Satam Caritam Uttamam”, artinya : Kesentausaan umat manusia dan kesejahtraan umat manusia dan
kesejahtraan masyarakat yang dating dari dharma laksana dan budhi luhur yang
utama”
Hal yang sangat penting dan
wajib dipahami bagi umat manusia dalam kehidupan sehari
hari, bahwa apabila seseorang melanggar Dharma dapat dipastikan hidupnya akan tanpa pegangan, tanpa pedoman secara otomatis akan kehilangan
arah yang berujung pada kehancuran, digilas oleh dharma itu sendiri.
Dalam kitab suci Santi Parwa
167,10 menyebutkan ;
“
Dharma eva hato kanti Dharma raksati raksitah,Tasmad dharmo na hanta yo ma no
dharmo hato vadit”, artinya ; bila engkau melanggar dharma maka
kamu akan digilas oleh Dharma dan bila kamu menjaga dharma maka kamu akan dijaga oleh Dharma itu,karena
itu, dharma tidak boleh dilanggar”.
Demikian bahwa ajaran Dharma merupakan
suatu kebenaran yang harus dipedomani dan dipegang teguh karena apabila dharma
dilanggar maka kehancuran sudahlah
pasti.
Selanjutnya dalam kitab suci
Manu samhita menyebutkan ;
“Weda
Pramanakah Sreyah Sadhanam Dharmah” yang maknanya Dharma
tercantum dalam kitab suci Weda sebagai alat ukur untuk mencapai kesempurnaan
hidup, terbebasnya atma / roh dari penjelmaan dan manunggal dengan Brahma” .
Dengan demikian perbuatan
yang berdasarkan Dharma akan memberikan
pahala kebahagiaan sedangkan perbuatan Adharma akan memberikan pahala penderitaan bahkan
kehancuran. Untuk itu, dalam membangun kedamaian dan keharmonisan setiap umat perlu mengembangkan ajaran kedamaian yang bersumber pada ajaran Etika Hindu yaitu : Catur
Paramitha
Catur
Paramitha
Kalau
direnungkan bahwa dalam kehidupan pada
jaman ini, sangat diperlukan adanya penanaman kembali
ajaran etika/tata susila Hindu dalam membangun keharmonisan dan soliditas dari
umat manusia sehingga terwujudnya sikap hidup yang berlandaskan pada ajaran Dharma sehingga dapat bermanfaat bagi
kehidupan umat manusia,untuk mewujudkannya dalam sikap hidup sehari hari, perlu dikembangkan ajaran catur paramitha yaitu
:
Maitri, merupakan sifat yang menghendaki adanya
persahabatan terhadap sesame manusia,sifat ini akan menjauhkan diri dari
permusuhan
Karuna,
sifat suka membantu orang lain dan menaruh belas kasihan terhadap penderitaan
orang lain.
Mudita,
sifat tenggang rasa dan toleransi terhadap orang lain. Sifat ini menjauhkan orang
dari rasa iri hati,dengki,angkuh dan sirik pada orang lainn.
Upeksa,
sifat yang selalu waspada dalam meneliti sesuatu keadaan sehingga dapat
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk /Wiweka.
Penutup
Demikianlah
dalam membangun bangsa dan Negara sudah tentu diawali dengan membangun kualitas
diri secara lahir maupun bathin serta mengembangkan sifat sifat dharma, maka
seseorang akan menjadi selalu berhati hati terhadap sesuatau yang akan
dikerjakan dengan selalu berpijak pada ajaran Dharma.
Untuk
itu sebagai umat manusia,khususnya
sebagai umat Hindu selalu taat dan berlomba lomba untuk berbuat
kebajikan (Dharma) diawali dari dalam diri prtibadi masing masing dalam
kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara dengan berpikir,bertutur kata serta
bertindak sesuai petunjuk dari ajaran Dharma..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar