Sabtu, 21 Oktober 2017

Hidup Sangatlah Singkat

Hidup Sangatlah Singkat
Oleh :
Made Worda Negara
( Rohaniwan Hindu TNI AU)

Pendahuluan
Di dalam ajaran agama Hindu  memiliki  konsep bahwa  manusia  sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna karena memilki Tri Premana ( Bayu, Sabda dan Idep) yang dilengkapi dengan alam pikiran yang berkemampuan tinggi Samyagjanana
Setiap umat manusia dalam hal menerapkan ajaran kerohanian dikenal menggunakan konsep jiwa dimana dalam agama dimengerti dalam hubungannya dengan  kekuatan Ketuhanan dan memerlukan agama  untuk keselamatan hidupnya untuk dijadikan pegangan , pedoman dan  tuntunan pada setiap umatnya untuk mengerti dan memahami akan hakekat tentang wakat  Tri Semaya ( Utpati, Stiti dan pralina, Lahir, ,hidup dan  mati) yang kesemuanya hampir sering dilupakan.  Dan tak terasa  kita sudah berada  dipenghujung tahun 2017, sebagai pertanda, umur akan bertambah tua, sehingga dengan perjalanan  Waktu,  kita semua bisa bertanya pada diri sendiri sudah berapa jauh kita melangkah dan sudah berapa jauh kita tersandung dengan berbagai kesalahan pada kehidupan sehari hari.
Singkat Hidup Menjelma Menjadi Manusia
Jika direnung renungkan hidup menjelma menjadi manusia sangatlah pendek dan singkat ibarat   sekelebatan sinarnya kilat, begitu singkatnya.
Dalam kitab suci Sarasamuscaya, 366 menyebutkan :
“Aparyantsya kalasya kiyanamsah sarascatam,
tan matra paramayuryah sa katham svaptumarharthi”,  Artinya
Waktu itu tidak memiliki batas, beratus ratus bilangan tahun tetap berjalan  tiada hentinya, sebaliknya, tindakan dan perbuatan itu ada batas dan ada hentinya,  mataharipun terkadang sangat terlambat datangnya, akan hidup ini ibarat sekelebatan sangat singkat .
Selanjutnya dalam kitab sarasamuscaya 367 mengatakan :
“Sebab terlalu pendek umur sekalian  makhluk, meskipun sudah pendek, diambil sebagian oleh waktu malam untuk  waktu tidur, sisanya yang sebagian lagi dikurangi dengan sakit, kesedihan, umur tua serta  gangguan hidup lainnya. Jika direnungkan  sungguh amat pendek umur manusia pada akhirnya”.
Dengan memperhatikan ayat-ayat suci diatas, bahwa  waktu hidup menjelma menjadi mnausia namatlah pendek  demikian cepat  laksana anak panah yang melesat dalam sekejap. Demikian pula  dengan kehidupan di dunia ini ,belum selesai kita  melakukan swa dharma / kewajiban  maut akan  menjemputnya. Oleh karena itu,  sudah sepatutnya setiap umat manusia menyadari akan  keterbatasan waktu yang dimilikinya .
Kalau direnungkan  dalam  kehidupan ini ibarat bermain Sandiwara, di mana orang bermain diatas panggung dalam melakoni kehidupan sendiri sendiri, dia memainkan peran  dan ia sendiri  tidak tahu peran apa yang  hendak dimainkannya, karena tidak ada sutradara yang secara tidak langsung  memberikan dia peran, sepertinya manusia  yang memilih peran, alur cerita, dan sama sekali dia tidak  mengenal  medannya dan siapa dia, dari mana, apa tujuan  yang hendak dimainkannya, karena ia memang berada dalam kegelapan. Manusia tidak mengerti akan hakekat dirinya, maka setiap manusia mempersepsikan dirinya  sama dengan badan. Oleh karena itu, manusia sangat terikat akan badan, manusia tidak dapat membedakan antara yang hakiki ( atman)  dengan yang tidak hakiki ( badan).
Kecenderungan ada pengaruh jaman  kaliyuga atau jaman Kalisengara yang di jawa lebih dikenal dengan jaman EDAN  yang terjadi saat ini, manusia mengumbar, memburu dengan seluruh energinya untuk kepentingan badan yang cenderung mengarah pada materi  atau kekayaan yang cenderung  mengabaikan kepentingan  jiwa  seolah olah olah umat manusia dapat mengukur dan mengatur  usia hidupnya, kapan ia harus  meninggalkan badan kasarnya. Manusia terasa tak kenal lelah mengejar dan menumpuk harta kekayaan yang demikian besar dengan berbagai dalih  namun sangat mengabaikan kepentingan bersama. Semestinya, disamping manusia mengejar kepentingan duniawi  haruslah dilandasi Dharma sesuai ajaran Catur Purusa Artha ( Dharma, Artha, Kama dan Moksa ).  Artha timbul karena adanya  keinginan yang bajik untuk mempersiapkan diri mencapai ketidakterikatan ( wairagya ) dan menuntunnya mencapai moksa ( Kelepasan)..Untuk itu dalam mengarungi kehidupan yang sangat singkat ini tidak ada jalan lain kecuali selalu berbuat yang baik dan benar serta memegang teguh Ajaran Dharma dalam kehidupan sehari hari. “Dharanad Dharma Ityahur, Dharmena Vidrtah Prajah” dengan Dharma semua makhluk diatur.




Penutup

Bercermin dari uraian diatas  maka hendaknya  setiap umat manusia selalu mawas diri, mengendalikan diri mengingat  hidup menjelma menjadi manusia  benar benar begitu  singkatnya dengan selalu memanfaatkan hidup ini pada jalan yang baik dan benari dalam  berpikir,  bertutur kata serta dalam bertindak, dengan mengamalkan konsep hidup : tidak terlalu berbangga akan diri manakala memperoleh kebahagiaan/ kesukaan  dan tidak terlalu bersedih hati manakala mendapatkan  berbagai cobaaan dalam hidup ini.

1 komentar:

  1. Om swastyastu pak, suksma atas inspirasi dharmanya. Semoga bermanfaat bagi banyak umat flsedharma fi mana pun berada.rahayu🙏

    BalasHapus