Hidup Sangatlah Singkat
Oleh :
Made Worda Negara
( Rohaniwan Hindu TNI AU)
Pendahuluan
Di
dalam ajaran agama Hindu memiliki konsep bahwa manusia
sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna karena memilki Tri Premana ( Bayu, Sabda dan Idep)
yang dilengkapi dengan alam pikiran yang berkemampuan tinggi Samyagjanana
Setiap
umat manusia dalam hal menerapkan ajaran kerohanian dikenal menggunakan konsep
jiwa dimana dalam agama dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan Ketuhanan dan memerlukan agama untuk keselamatan hidupnya untuk dijadikan
pegangan , pedoman dan tuntunan pada
setiap umatnya untuk mengerti dan memahami akan hakekat tentang wakat Tri Semaya ( Utpati, Stiti dan pralina, Lahir,
,hidup dan mati) yang kesemuanya hampir
sering dilupakan. Dan tak terasa kita sudah berada dipenghujung tahun 2017, sebagai pertanda,
umur akan bertambah tua, sehingga dengan perjalanan Waktu, kita semua bisa bertanya pada diri sendiri
sudah berapa jauh kita melangkah dan sudah berapa jauh kita tersandung dengan
berbagai kesalahan pada kehidupan sehari hari.
Singkat
Hidup Menjelma Menjadi Manusia
Jika
direnung renungkan hidup menjelma menjadi manusia sangatlah pendek dan singkat
ibarat sekelebatan sinarnya kilat, begitu singkatnya.
Dalam kitab suci
Sarasamuscaya, 366 menyebutkan :
“Aparyantsya
kalasya kiyanamsah sarascatam,
tan
matra paramayuryah sa katham svaptumarharthi”, Artinya
Waktu itu tidak memiliki
batas, beratus ratus bilangan tahun tetap berjalan tiada hentinya, sebaliknya, tindakan dan
perbuatan itu ada batas dan ada hentinya, mataharipun terkadang sangat terlambat
datangnya, akan hidup ini ibarat sekelebatan sangat singkat .
Selanjutnya dalam kitab sarasamuscaya
367 mengatakan :
“Sebab terlalu pendek umur
sekalian makhluk, meskipun sudah pendek,
diambil sebagian oleh waktu malam untuk waktu
tidur, sisanya yang sebagian lagi dikurangi dengan sakit, kesedihan, umur tua
serta gangguan hidup lainnya. Jika
direnungkan sungguh amat pendek umur
manusia pada akhirnya”.
Dengan
memperhatikan ayat-ayat suci diatas, bahwa
waktu hidup menjelma menjadi mnausia namatlah pendek demikian cepat laksana anak panah yang melesat dalam
sekejap. Demikian pula dengan kehidupan
di dunia ini ,belum selesai kita
melakukan swa dharma / kewajiban
maut akan menjemputnya. Oleh
karena itu, sudah sepatutnya setiap umat
manusia menyadari akan keterbatasan
waktu yang dimilikinya .
Kalau
direnungkan dalam kehidupan ini ibarat bermain Sandiwara, di
mana orang bermain diatas panggung dalam melakoni kehidupan sendiri sendiri,
dia memainkan peran dan ia sendiri tidak tahu peran apa yang hendak dimainkannya, karena tidak ada
sutradara yang secara tidak langsung
memberikan dia peran, sepertinya manusia
yang memilih peran, alur cerita, dan sama sekali dia tidak mengenal
medannya dan siapa dia, dari mana, apa tujuan yang hendak dimainkannya, karena ia memang
berada dalam kegelapan. Manusia tidak mengerti akan hakekat dirinya, maka
setiap manusia mempersepsikan dirinya
sama dengan badan. Oleh karena itu, manusia sangat terikat akan badan,
manusia tidak dapat membedakan antara yang hakiki ( atman) dengan yang tidak hakiki ( badan).
Kecenderungan
ada pengaruh jaman kaliyuga atau jaman
Kalisengara yang di jawa lebih dikenal dengan jaman EDAN yang terjadi saat ini,
manusia mengumbar, memburu dengan seluruh energinya untuk kepentingan badan
yang cenderung mengarah pada materi atau
kekayaan yang cenderung mengabaikan
kepentingan jiwa seolah olah olah umat manusia dapat mengukur
dan mengatur usia hidupnya, kapan ia
harus meninggalkan badan kasarnya.
Manusia terasa tak kenal lelah mengejar dan menumpuk harta kekayaan yang
demikian besar dengan berbagai dalih
namun sangat mengabaikan kepentingan bersama. Semestinya, disamping
manusia mengejar kepentingan duniawi
haruslah dilandasi Dharma sesuai ajaran Catur Purusa Artha ( Dharma, Artha,
Kama dan Moksa ). Artha timbul karena
adanya keinginan yang bajik untuk
mempersiapkan diri mencapai ketidakterikatan ( wairagya ) dan menuntunnya
mencapai moksa ( Kelepasan)..Untuk itu dalam mengarungi kehidupan yang sangat
singkat ini tidak ada jalan lain kecuali selalu berbuat yang baik dan benar
serta memegang teguh Ajaran Dharma dalam kehidupan sehari hari. “Dharanad Dharma
Ityahur, Dharmena Vidrtah Prajah” dengan Dharma semua makhluk diatur.
Penutup
Bercermin
dari uraian diatas maka hendaknya setiap umat manusia selalu mawas diri,
mengendalikan diri mengingat hidup menjelma
menjadi manusia benar benar begitu singkatnya dengan selalu memanfaatkan hidup
ini pada jalan yang baik dan benari dalam berpikir, bertutur kata serta dalam bertindak, dengan
mengamalkan konsep hidup : tidak terlalu berbangga akan diri manakala
memperoleh kebahagiaan/ kesukaan dan
tidak terlalu bersedih hati manakala mendapatkan berbagai cobaaan dalam hidup ini.
Om swastyastu pak, suksma atas inspirasi dharmanya. Semoga bermanfaat bagi banyak umat flsedharma fi mana pun berada.rahayu🙏
BalasHapus