Sabtu, 21 Oktober 2017

Hakekat Hubungan manusia dengan Tuhan Dalam Hindu

Hakekat Hubungan manusia dengan Tuhan Dalam Hindu
Oleh:
Made Worda Negara

Pendahuluan
Kalau direnung - renungkan,  setiap Manusia pada dasarnya  adalah makhluk yang berakal dan  berbudhi,  sehingga manusia sering disebut  dengan  Atmaja,  Anuja,  Jadma  atau Purusa  dalam hal ini manusia pada intinya adalah penjelmaan dari  Anu/ atom  sebagai  percikan terrkecil dari Tuhan itu sendiri. Dengan  Demikian   manusia adalah  penjelmaan dari  Atma atau keturunan ciptaan Tuhan.  Maka dari itu  sudah sepantasnya setiap umat manusia  untuk memohon tuntunan Sabda suci dari-Nya yang tertuang dalam pustaka suci Weda Samhita.
Dalam kitab suci  Weda  menyebutkan bahwa alam semesta beserta isinya  merupakan Yadnya dari Hyang Widhi Wasa / Tuhan yang maha Esa yang disebut dengan Brahmanda yang bermakna bahwa jagat raya  beserta sarwa praninya semuanya muncul dari Tuhan secara bertahap, dari  Niskala  ( tidak nyata) sampai yang Nyata ( sekala)
Ida SangHyang Widhi wasa  maha Tunggal ( Ekam  Eva Advityam Brahman) yang menciptakan  ketiga alam /Tri Loka ( Bhuana Agung) yang teridri ;  Bhur loka, Bhuah Loka dan Swah Loka.  Demikian   juga,  Tuhan telah menghidupkan  Bhuana Alit ( Microcosmos ) yaitu manusia sebagai alam kecil yang secara garis besar terdiri dari : Atma (Jiwa atma), suksme sarira ( Badan halus) dan raga Sarira ( badan kasar)

Hakekat  Manusia  dengan Tuhan
Pada dasarnya  alam semesta  beserta  isinya  ( manusia, binatang dan tumbuh tumbuhan)  adalah sama  yaitu sama sama  ciptaan Tuhan,  namun  demikian,  Manusia , Binatang dan Tumbuh tumbuhan  tidaklah sama. Dia tetap  berbeda,  hal ini  disebabkan oleh bekas bekas prilaku dan  perbuatan dimasa lalu yang disebut dengan Karma Wesana.  Karma Wesana bersumber dari  Tri Antah karana dan Tri Guna.  Atma Menjelma menjadi manusia , binatang dan tumbuh tumbuhan  sangat  ditentukan oleh pertimbangan kekuatan dar sifat sifat yang ada pada diri manusia/  Tri Guna  yaitu Satwam, Rajas dan Tamas. Tri Guna merupakan bagian dari unsur  Prakerti dan bilamana  Prakerti bertemu dengan purusa  maka  Tri Guna akan mulai aktif  dan ingin saling menguasa,  saling mendominasi. Di dalam kitab suci  wrhaspati Tattwa menyebutkan apabila  kekuatan Tri Guna  ini berimbang maka menjelmalah atma menjadi manusia, jika rajah yang lebih unggul  atma akan jatuh ke jurang neraka, begitu pula manakala sifat tamah yang lebih unggul dan dominan  maka sang atma akan menjelma menjadi  binatang  atauoun  tumbuh tumbuhan.

Di dalam pustaka suci Bhagawadgitha  X, 8 disebutkan :
Aham sarvasya praphavo,
Mattah sarvam pravartate’,
iti matya bhayante Mam,
Buddha bhavasamanvritah.

Artinya:
Aku adalah asal dari semua yang ada, dari Aku  makhluk muncul  dan  mengetahui akan hal ini  Orang menyembah aku dengan penuh rasa kasih sayang dan hormat.
Demikian pula dalam kitab Kekawin  Arjuna  Wiwaha ada menyebutkan sebagai berikut:
Wyapi Wyapaka  sarining parama tattwa durlabha kita,
Icchantang hana tan hana ganal alit lawan hala ayu,
Utpati, Stiti linaning dadi kita ta karanika sang sangkan paraning sarat sekala niskalatmaka kita,

Artinya:
Meresapi serta memenuhi inti sari kebenaran utama,bersifat rahasia atas kehendak-Mu ada dan tiadanya yang besar dan kecil, baik dan buruk, lahir,hidup dan matinya makhluk Engkaulah penyebabnya,Engkau adalah asal dan tujuan kembalinya jagat raya ini, Engkau adalah Atma utama di alam sekala – Niskala.
Dengan  demikian  jelaslah bahwa,  Ida SangHyang  Widhi wasa telah beryadnya dengan  melaksanakan korban suci  melalui  Kemaha kuasaan-Nya   menciptakan alam semesta beserta isinya  Sarwa prani  termasuk  umat manusia. Dengan  demikian setiap umat manusia  memiliki  hutang/ Rna   yang di sebut Tri Rna yang wajib di bayar melalui Yadnya dalam bentuk Panca Yadnyta. Untuk itu,  setiap umat manusia  haruslah sadar dan berusaha  menguak rahasia  kehidupan dari unsur  Maya, Awidya yang dapat meliputi  jiwatma melalui pemahaman dan pengamalan ajaran Dharma, Tapa, Brata,Yoga dan Semedi.  Oleh karena itu,  setiap umat manusia  harus mampu menjaga kesucian raganya  baik secara lahir maupun bathin melalui ajaran Yama dan Nyama Brata sehingga dalam   berhubungan dengan Ida SangHyang Widhi Wasa/ Sang Maha Pencipta  dapat mencapai kesempurnaan.

Penutup

Dari tulisan diatas dapat dimpulkan bahwa alam semesta beserta isinya termasuk manusia lahir dan mengalir dari tubuh  Tuhan, sehingga pada saatnya nanti  kembali ketubuh-Nya yang sunyi  ,  suci dan disinilah letak  hubungan manusia  deng sang maha Pencipta di mana Hyang Widhi adalah sangkan Paraning Dumadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar