Hakekat Hubungan
manusia dengan Tuhan Dalam Hindu
Oleh:
Made Worda Negara
Pendahuluan
Kalau direnung -
renungkan, setiap Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang berakal dan berbudhi, sehingga manusia sering disebut dengan Atmaja, Anuja, Jadma atau
Purusa dalam hal ini manusia pada
intinya adalah penjelmaan dari Anu/ atom
sebagai percikan terrkecil dari Tuhan itu sendiri.
Dengan Demikian manusia adalah penjelmaan dari Atma atau keturunan ciptaan Tuhan. Maka dari itu sudah sepantasnya setiap umat manusia untuk memohon tuntunan Sabda suci dari-Nya
yang tertuang dalam pustaka suci Weda Samhita.
Dalam kitab suci Weda menyebutkan bahwa alam semesta beserta isinya merupakan Yadnya dari Hyang Widhi Wasa / Tuhan
yang maha Esa yang disebut dengan Brahmanda
yang bermakna bahwa jagat raya beserta
sarwa praninya semuanya muncul dari Tuhan secara bertahap, dari Niskala
( tidak nyata) sampai yang Nyata ( sekala)
Ida SangHyang Widhi
wasa maha Tunggal ( Ekam Eva Advityam Brahman) yang menciptakan ketiga alam /Tri Loka ( Bhuana Agung) yang
teridri ; Bhur loka, Bhuah Loka dan Swah
Loka. Demikian juga, Tuhan telah menghidupkan Bhuana Alit ( Microcosmos ) yaitu manusia
sebagai alam kecil yang secara garis besar terdiri dari : Atma (Jiwa atma), suksme
sarira ( Badan halus) dan raga Sarira ( badan kasar)
Hakekat Manusia dengan Tuhan
Pada dasarnya alam semesta beserta isinya ( manusia, binatang dan tumbuh tumbuhan) adalah sama
yaitu sama sama ciptaan Tuhan, namun
demikian, Manusia , Binatang dan Tumbuh
tumbuhan tidaklah sama. Dia tetap berbeda,
hal ini disebabkan oleh bekas
bekas prilaku dan perbuatan dimasa lalu
yang disebut dengan Karma Wesana. Karma
Wesana bersumber dari Tri Antah karana
dan Tri Guna. Atma Menjelma menjadi
manusia , binatang dan tumbuh tumbuhan sangat ditentukan oleh pertimbangan kekuatan dar
sifat sifat yang ada pada diri manusia/ Tri
Guna yaitu Satwam, Rajas dan Tamas. Tri
Guna merupakan bagian dari unsur Prakerti dan bilamana Prakerti bertemu dengan purusa maka Tri
Guna akan mulai aktif dan ingin saling
menguasa, saling mendominasi. Di dalam
kitab suci wrhaspati Tattwa menyebutkan
apabila kekuatan Tri Guna ini berimbang maka menjelmalah atma menjadi
manusia, jika rajah yang lebih unggul
atma akan jatuh ke jurang neraka, begitu pula manakala sifat tamah yang
lebih unggul dan dominan maka sang atma
akan menjelma menjadi binatang atauoun tumbuh tumbuhan.
Di dalam pustaka suci
Bhagawadgitha X, 8 disebutkan :
Aham
sarvasya praphavo,
Mattah
sarvam pravartate’,
iti
matya bhayante Mam,
Buddha
bhavasamanvritah.
Artinya:
Aku adalah asal dari
semua yang ada, dari Aku makhluk muncul dan mengetahui akan hal ini Orang menyembah aku dengan penuh rasa kasih
sayang dan hormat.
Demikian pula dalam kitab
Kekawin Arjuna Wiwaha ada menyebutkan sebagai berikut:
Wyapi
Wyapaka sarining parama tattwa durlabha
kita,
Icchantang
hana tan hana ganal alit lawan hala ayu,
Utpati,
Stiti linaning dadi kita ta karanika sang sangkan paraning sarat sekala niskalatmaka
kita,
Artinya:
Meresapi serta
memenuhi inti sari kebenaran utama,bersifat rahasia atas kehendak-Mu ada dan
tiadanya yang besar dan kecil, baik dan buruk, lahir,hidup dan matinya makhluk
Engkaulah penyebabnya,Engkau adalah asal dan tujuan kembalinya jagat raya ini,
Engkau adalah Atma utama di alam sekala – Niskala.
Dengan demikian jelaslah bahwa, Ida SangHyang Widhi wasa telah beryadnya dengan melaksanakan korban suci melalui Kemaha kuasaan-Nya menciptakan alam semesta beserta isinya Sarwa prani termasuk
umat manusia. Dengan demikian
setiap umat manusia memiliki hutang/ Rna yang di sebut Tri Rna yang wajib di bayar
melalui Yadnya dalam bentuk Panca Yadnyta. Untuk itu, setiap umat manusia haruslah sadar dan berusaha menguak rahasia kehidupan dari unsur Maya, Awidya yang dapat meliputi jiwatma melalui pemahaman dan pengamalan ajaran
Dharma, Tapa, Brata,Yoga dan Semedi. Oleh
karena itu, setiap umat manusia harus mampu menjaga kesucian raganya baik secara lahir maupun bathin melalui ajaran
Yama dan Nyama Brata sehingga dalam berhubungan dengan Ida SangHyang Widhi Wasa/
Sang Maha Pencipta dapat mencapai kesempurnaan.
Penutup
Dari tulisan diatas
dapat dimpulkan bahwa alam semesta beserta isinya termasuk manusia lahir dan
mengalir dari tubuh Tuhan, sehingga pada
saatnya nanti kembali ketubuh-Nya yang
sunyi , suci dan disinilah letak hubungan manusia deng sang maha Pencipta di mana Hyang Widhi
adalah sangkan Paraning Dumadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar