Jumat, 12 April 2024

Konsep Kerukunan Dalam Hindu*

Jangan Menjadi Jadma Kesasar

*Mutiara Weda*

*Jangan Menjadi Jadma  Kesasar*

*Umat Sedharma*,  Dalam susastra ada tersurat bahwa Manakala  Mendapatkan  kesempatan lahir &  hidup menjelma menjadi manusia   ingkar akan pelaksanaan Dharma, dan justru  mengejar kenikmatan duniawi,   menumpuk segudang  kekayaan serta berbagai  kepuasan nafsu duniawi dengan  berhati tamak orang seperti ini disebut *Jadma  Kesasar* atau *manusia  Sesat*.

Sesungguhnya  hidup menjelma menjadi manusia sangatlah utama  suatu  kesempatan untuk memperbaiki /  membenahi diri,  demikian juga terlahir menjadi manusia sangatlah pendek, singkat tak ubahnya gerlapan sinarnya  kilat dan sangat sukar untuk didapat ataupun diperolehnya.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu jangan menjadi Jadma kesasar  dan jangan sia siakan kesempatan  lahir dalam menjalankan proses Samsara / reimkarnasi  serta pergunakan kesempatan   menjelma menjadi manusia dengan sebaik baiknya  yaitu   menjalankan dan menegakkan ajaran  Dharma *Sevaka Dharma* serta memancarkannya pada setiap umat manusia   *Dharma Vahini*.  Niscaya Umat Hindu akan mendapatkan kebahagiaan, baik di dunia  sekala maupun Niskala, Jagadhita lan Kamokhsan Nantinya.
(SS. 8 & 9)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Tumpek Landep

*RAHAJENG HARI SUCI      TUMPEK LANDEP*

*Mutiara Weda*
03/ 06 / 2023

*Tumpek Landep*
_((Landeping Idep, Vak Lan Kaya)_

*Umat se-dharma*, pada Saniscara Kliwon Wuku Landep umat Hindu merayakan hari suci yang  disebut *Tumpek Landep*, sebagai wujud  rasa bhakti kehadapan Ida SangHyang Pasupati atas segala ciptaannya.  Mengasah ketajaman *Jnana*
( pikiran, logika dan ilmu pengetahuan)  Sebagai  spirit kemanusiaan, membangun kearifan  dalam memanfaatkan teknologi yang mengandung besi.

Umat Hindu berkeyakinan bahwa, peralatan yang digunakan untuk mengolah isi alam, harus tetap terjaga kesuciannya, sehingga selalu dapat digunakan dengan baik tanpa merusak alam atau menyakiti makhluk lainnya.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu selalu memegang teguh kebenaran  *Tri Permana Telu* dan bangun kesadaran sejati  dengan jalan mengasah ketajaman pikiran meningkatkan kecerdasan akal  _landeping Idep, Landeping Vak mwah Landeping Kaya_  dengan selalu berpegang teguh pada  isi kitab suci Weda secara utuh. Niscaya akan dapat terbangunnya kualiatas rohani umat Hindu sehingga memiliki keteguhan dalam menghadapi fluktuasi suka dan Duhka  di jaman Kaliyuga ini
*sama duhkha-sukham dhiram*
( Kitab Sundarigama )

*RAHAJENG HARI SUCI      TUMPEK LANDEP*

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jangan Menjadi Jadma Kesasar

*Mutiara Weda*

*Jangan Menjadi Jadma  Kesasar*

*Umat Sedharma*,  Dalam susastra ada tersurat bahwa Manakala  Mendapatkan  kesempatan lahir &  hidup menjelma menjadi manusia   ingkar akan pelaksanaan Dharma, dan justru  mengejar kenikmatan duniawi,   menumpuk segudang  kekayaan serta berbagai  kepuasan nafsu duniawi dengan  berhati tamak orang seperti ini disebut *Jadma  Kesasar* atau *manusia  Sesat*.

Sesungguhnya  hidup menjelma menjadi manusia sangatlah utama  suatu  kesempatan untuk memperbaiki /  membenahi diri,  demikian juga terlahir menjadi manusia sangatlah pendek, singkat tak ubahnya gerlapan sinarnya  kilat dan sangat sukar untuk didapat ataupun diperolehnya.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu jangan menjadi Jadma kesasar  dan jangan sia siakan kesempatan  lahir dalam menjalankan proses Samsara / reimkarnasi  serta pergunakan kesempatan   menjelma menjadi manusia dengan sebaik baiknya  yaitu   menjalankan dan menegakkan ajaran  Dharma *Sevaka Dharma* serta memancarkannya pada setiap umat manusia   *Dharma Vahini*.  Niscaya Umat Hindu akan mendapatkan kebahagiaan, baik di dunia  sekala maupun Niskala, Jagadhita lan Kamokhsan Nantinya.
(SS. 8 & 9)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Sumber Dharma

*Mutiara Weda*

*Sumber sumber Dharma Pijakan bagi Umat Hindu*

*Umat sedharma*, dalam pustaka suci weda ada menguraikan : *Idanim dharma pramananyaha, wedo khilo dharmamulam....dst*,  seluruh Pustaka suci Weda adalah sumber Dharma kemudian  adat isiadat, dan tingkah laku yang terpuji dari orang orang bijak yang mendalami ajaran Weda dan juga tata cara kehidupan orang orang suci dan akhirnya menuju kepuasan diri pribadi *Atmanastuti*.

Orang yang mengikuti hukum agama dengan   sumber sumber Dharmanya   sebagaimana yang diajarkan oleh  pustaka suci Weda ;  Sruti, Smerthi, Sila ,Sistacara dan Atmanastuti menjadi  Pijakannya dalam beragama  akan mendapatkan kemuliaan  serta  kebahagiaan yang tak terbatas .

*Oleh karena itu*, sebagai umat  Hindu  sudah menjadi kewajiban  untuk mempelajari dan menjalankan sumber sumber Dharma serta   hukum hukum agama  *widwidbhih sawitah sadbhir* sehingga menampilkan pribadi umat Hindu yang bijak serta  terhindar dari rasa Benci. *Niscaya*,  umat sedharma akan memiliki dasar  keyakinan yang kuat, kokoh dan dalam berbuat / bekerja tidak semata mata karena hasil atau pahala menjadi motifnya  *Bhakti marga*.
(MDS. II.6)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kamis, 11 April 2024

Cakra Dharma

*Mutiara Weda*
12 / 04 / 2024

*Cakra Dharma*

*Umat sedharma* , sifat melayani akan nilai nilai Dharma *Dharma Sevanam*  merupakan bagian dari ethos  kerja atau  Karma baik  *Subha Karma*  sesuai  ajaran Ethika Hindu. Sifat  melayani  terhadap nilai kebajikan pada sesama *Dharma Sevanam*   akan dapat terbangunnya kesucian diri serta menjadi pondasi dasar  dalam mengarungi  kehidupan bagi setiap  umat Hindu.

Dari kesucian akan mendapatkan kemuliaan, dengan kemuliaan  akan mendapatkan kehormatan dan dengan kehormatan pula  akan dapat memperoleh kebenaran atau *Satya*.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu Membangun  kesucian dalam diri, baik lahir maupun bathin *Dharma Sevanam* menjadi suatu keharusan
serta  mengedepankan sifat  *Tresna asih* sesuai ajaran *Tri Parartha* yaitu :'  Asih,  Punia dan  Bhakti.  *Niscaya*,  kesucian bathin akan dapat terbangun sehingga berputarnya  *Cakra Dharma* secara  sinergis / seimbang   Satyam, Sivam dan Sundaram  menuju kebahagiaan nantinya.  (Yajur Veda, 19.30)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN ) Pusat





Hidup dalam rwa bhineda

*Mutiara Weda*
Yogyakarta, 07  /01/ 2024

*Hidup dalam Rwa  Bhineda*

*Umat Se-dharma*, jika direnungkan,  nasib atau takdir yang dialami  oleh setiap umat manusia sebagai pertanda  bahwa  ada yang lebih tinggi  yang  mengatur segalanya yaitu Ida SangHyang Widhi Wasa. Demikian pula  dalam menjalani kehidupan dalam suka maupun Duka  *Rwa Bhineda*   yang dialami  akan selalu berdampingan  dan  datangnyapun  silih berganti.

Kedukaan  datang setelah kesukaan ,  Kesukaan mengikuti Kedukaan dan semua makhluk hidup mengalami perputaran siklus *suka* maupun  *duka* dan  ini  sudah menjadi hukum Rta /kodrat alam bahwa seberapa yang kita berikan sedemikian pula yang akan kita terima,apa yang dipinjam itu pulalah yang dikembalikan, tatkala kita menyakiti orang lain,  kitapun akan disakiti oleh orang lain.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu  untuk selalu  menempatkan nilai nilai kebajikan sebagai Benteng dalam diri untuk mendapatkan Karma Baik *Subha Karma*  melalui  *Tapa* pengekangan atau pengendalian diri dan selalu mendekatkan diri kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa *Yoga* dengan landasan *Dharma*. Niscaya akan selalu berada dalam jalan kebajikan untuk menuju tujuan dari kehidupan yaitu Karma Baik *Subha Karma*
(Slokantara 84.hal.297-299)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN) Pusat

Kesadaran

Mutiara Weda
Yogyakarta, 09/01/2024

Kesadaran.

*Umat sedharma*,
dalam susstra ada mengubgkapkan ; 
Agne tapas tapyamahe,
upa tapyamahe tapah ;
 kesadarn dan kemampuan untuk mengekang seluruh Indrya akan menghadilkan pengetahuan rohani.

Membangun sifat kedewataan dengan menghapus niat buruk menjadi suatu keharusan.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu.

Membangun kekuatan kedewataan dengan menyelarskan dan  menserasikan  antara kepala dan hati  sehingga terbangunnya padma Hrdaya. Niscaya 

( Atarvaveda VII.63.2)

Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN) Pusat

Sradha sebagai Landasan

*Mutiara Weda*
Yogyakarta, 08  /01/  2024

*Sradha  sebagai landasan menuju Sanatana Dharma*

*Umat Se-dharma*, Kesucian bathin  itu  akan dapat terwujud  manakala memiliki kemampuan untuk mengintrospeksi &  mengendalikan Diri, demikian pula  dengan Kesucian diri  akan dapat   membangun *Kedamaian &  keharmonisan* dalam kehidupan, yang selanjutnya  dengan  *Keyakinan spiritual* akan dapat mewujudkan  Kebenaran sejati *Sanatana Dharma*.

Hakekat kebenaran sesungguhnya  merupakan hukum yang abadi atau  hukum Rta  ataupun Hukum Karma dengan landasan kejujuran di dalam mensinergiskan pikiran, perkataan dan perbuatan *Tri Kaya Sandhi*

*Oleh karena itu* sebagai umat Hindu marilah kita bangun Kesucian diri dengan  Pengendalian Indrya sehingga dapat menghindarkan diri dari balutan kegelapan pikiran  *Sapta Timira*  serta tidak menjerumuskan diri ataupun membunuh diri dengan melakukan perbuatan melanggar norma norma agama. Niscaya *Cakra Dharma* akan berputar secara Sinergis   *satyam*, *Sivam* dan *Sundaram* dalam  menata tatanan kehidupan  yang  *Damai*, *rukun* dan *Harmonis*, *Manah Santih* maupun *Parama Santih*.
(Yajur Veda.19.30)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN) Pusat

Bangun Soliditas umat Hindu

*Mutiara Weda*
10 /01/2024

*Bangun Soliditas  umat Hindu*

*Umat Sedharma*, dalam pustaka suci Weda ada mengungkapkan ;   Wahai Umat Manusia Berhimpunlah, duduklah bersama sama, pikirkan  bersama sama   dan rumuskan  sesuatu  untuk tujuan bersama,  mengajarkan kepada kita umat sedharma untuk selalu  bersinergis dan bersatu  guna mencapai tujuan bersama.  *Sahrdayam sammanasyam, avidvesam krnomi vah...dst*   Ida SangHyang Widhi  Wasa memberikan  sifat sifat ketulusikhlasan, mentalitas atau kejiwaan yang sama dan perasaan bersahabat yang tanpa kebencian seperti halnya  induk sapi yang mencintai anaknya begitulah seharusnya tat kala kita membangun persahabatan dalam persatuan.

Rasa persatuan akan dapat dibangun dan tumbuh  manakala terwujudnya keserasian, sinergisitas , kebersamaan terutama dalam pikiran.  Bila pikiran sinergis akan tumbuh dan berkembangnya cinta kasih serta terbangunnya persatuan Umat Hindu .

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu mari  bangun kebersamaan & Persatuan, bersinergi satu sama lainnya,   satupun pikiran, satukan tujuan serta bangun keserasian  *sam vo manamsi sam vrata*. Niscaya dengan Keserasian akan dapat terbangunnya kerukunan menuju Persatuan *Medharma santi*  nantinya.
(Reg Veda X.191.2)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN ) Pusat

Siwaratri


*Rahajeng hari suci Siwaratri*

*Mutiara Weda*
09 /01/2024

*Siwaratri Media Introspeksi Diri*

*Umat se-dharma*,  Dalam ajaran agama Hindu proses kehidupan yang selalu berputar  putar / berulang ulang  lahir (utpeti) hidup (sthiti) dan mati (pralina) tiada henti di sebut Samsara - Punarbhawa. Punarbhawa  pada dasarnya  adalah suatu  penderitaan.  menderita disebabkan karena Dosa.

Hidup dalam alam Samsara / punarbhawa ibarat seperti ulat ataupun lintah yang berjalan pada seuntai dedaunan, yang setelah mencapai ujungnya, akan melekukan badannya kearah batang baru, demikian juga halnya sang atman setelah meninggalkan badan kasar /badan wadag akan melekukan badannya kedalam tubuh yang lain  atau yang baru dengan disertai karma wesana sebagai pengikutnya setianya.

*Oleh karena itu*, Marilah sebagai umat  dalam perayaan   hari  suci  Siwaratri mengevaluasi,  mengintrospeksi dan mengendalikan diri serta menyadari bahwa  sesungguhnya   samsara Punarbhawa itu terjadi akibat dari pahala atau karma yang belum sempurna semasa manusia hidup dan ketidaksempurnaan  karma bersumber pada unsur *maya*,  lepaskan diri dari samsara dengan penguatan pada pengendalian Indria. *Niscaya*  akan   tercapainya tingkatan pengetahuan yang sejati /*Jnana*  sebagai jalan menuju alam kedamaian /  kamoksan.
(Brhadaranyaka Upanisad, IV.4.6)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN) Pusat

Nastika

*Mutiara Weda*
29/10/2021

*Nastika* : ikatan Samsara

*Umat se-dharma*, dalam susastra ada mengungkapkan ; *apramanyam ca vedanam sastranam ca tilanghanam* ;
orang yang kurang yakin akan kebenaran Weda, begitu pula  tidak mentaati  ajaran Dharmasastra serta tidak mengikuti dan menjalankan ketentuan ajaran Dharma  dikenal dengan nama Nastika, orang seperti ini tak  akan dapat terhindar dari  balutan samsara punarbhawa / reinkarnasi  atau kelahiran yang berulang ulang sesuai Karma Wesananya.

Orang yang berada dalam golongan Nastika, ibaratkan manusia hidup tanpa kepala, sama halnya dengan orang yang berkeadaan mati tiada gunanya,  cenderung tidak menjalankan swadharmanya atau tanpa perbuatan  *Niskriya* dan tidak mentaati ,  menjalankan petunjuk serta nasehat ajaran Dharma   *Upadesa* .

*Oleh karena itu*,  sebagai umat Hindu  wajib untuk yakin akan kebenaran Pustaka Suci Weda sebagai pegangan, pedoman dan tuntunan hidup,  jadikan ilmu pengetahuan suci sebagai obor atau penerang dalam mengarungi kehidupan ,selalu rendah hati ibaratkan   lampu dalam periuk tersimpan didalam hati. Nscaya, akan selalu berada dalam jalan Dharma dan terhindar dari malapetaka atau neraka *maharorawa*.
(SS.113-116 & Slokantara 29.63)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Indrya Mat : Mata Nafsu

*Mutiara Weda*
Yogyakarta, 11 / 01 /2024

*Indrya Mata : Mata Nafsu*

*Umat se-dharma*,  menjelma menjadi manusia di alam maya pada ini penuh dengan  permasalahan,  cobaan & godaan yang  disebabkan oleh  Kegelapan pikiran *Bhaksa Bhuana*  akibat dari  ketidakmampuan menjaga dan mengolahnya.

Kegelapan  pikiran itulah, yang mempunyai *indrya mata* yang disebut  *mata  nafsu*. Pikiran yang bermata-nafsu tidak mampu melihat kenyataan hidup yang sebenarnya sehingga cenderung  menggunakan   *KeAkuan* Sebagai  jalan penyelesaiannya.

*Oleh karena  itu*  sebagai umat Hindu Hilangkan  kekotoran & kegelapan pikiran dengan jalan  mantapkan pengetahuan  rohani  *Jnana* dan tingkatkan  Pengetahuan ttg kehidupan *Vidya* serta   mengingatkan  pikiran yang selalu  akan dibayang bayangi   kegelapan. Niscaya seluruh Indria akan dapat terkelola,  terkontrol dan terkendali.
(Vrti sasana II b.78 /1)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN ) Pusat


Nastika

*Mutiara Weda*
29/10/2021

*Nastika* : ikatan Samsara

*Umat se-dharma*, dalam susastra ada mengungkapkan ; *apramanyam ca vedanam sastranam ca tilanghanam* ;
orang yang kurang yakin akan kebenaran Weda, begitu pula  tidak mentaati  ajaran Dharmasastra serta tidak mengikuti dan menjalankan ketentuan ajaran Dharma  dikenal dengan nama Nastika, orang seperti ini tak  akan dapat terhindar dari  balutan samsara punarbhawa / reinkarnasi  atau kelahiran yang berulang ulang sesuai Karma Wesananya.

Orang yang berada dalam golongan Nastika, ibaratkan manusia hidup tanpa kepala, sama halnya dengan orang yang berkeadaan mati tiada gunanya,  cenderung tidak menjalankan swadharmanya atau tanpa perbuatan  *Niskriya* dan tidak mentaati ,  menjalankan petunjuk serta nasehat ajaran Dharma   *Upadesa* .

*Oleh karena itu*,  sebagai umat Hindu  wajib untuk yakin akan kebenaran Pustaka Suci Weda sebagai pegangan, pedoman dan tuntunan hidup,  jadikan ilmu pengetahuan suci sebagai obor atau penerang dalam mengarungi kehidupan ,selalu rendah hati ibaratkan   lampu dalam periuk tersimpan didalam hati. Nscaya, akan selalu berada dalam jalan Dharma dan terhindar dari malapetaka atau neraka *maharorawa*.
(SS.113-116 & Slokantara 29.63)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Bangkitkan Bhusana dalam Diri

Suluh Kehidupan

*Mutiara Weda*
28/10/2021

*Suluh  Kehidupan*

*Umat Se-dharma*,  Jika di lihat dalam Pustaka suci Weda ada tersurat bahwa  Tidak ada sahabat yang lebih tinggi  dari pada pengetahuan dan tidak ada musuh yang lebih berbahaya daripada nafsu jahat  demikian pula  tidak ada kekuatan yang melebihi kekuatan nasib karena nasib tidak tertahankan oleh siapapun.

Melakukan perbuatan baik *Subha Karma* dan mensinergiskan antara Pikiran, Perkataan dan perbuatan serta mengerti akan hakekat ajaran Dharma  sebagai  obor atau penerang Kehidupan bagi setiap umat Manusia  menuju  kehidupan yang Satyam, Sivam dan Sundaram.

*Oleh karena itu* ,  sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban  untuk melaksanakan ajaran Dharma   dijadikan Cahaya dalam Kehidupan *Suluh Ikang Prabha*.  Manakala Perkataan, Perbuatan dan Pikiran yang tidak menyenangkan  dan  menyakitkan bagi diri sendiri   hendaknya jangan dilakukan terhadap orang lain. Niscaya akan dapat mengendalikan seluruh Indrya sehingga  terbangunnya prilaku yang penuh  Kedamaian  menuju Dharma Laksana.
(Slokantara 29 & SS.hal 41-42)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Bangkitkan Bhusana dalam Diri

*Mutiara Weda*
25/ 10 /2021

*Bangkitkan Bhusana dalam Diri*

*Umat Se-dharma*,  Jika kita renungkan,  Tatkala kesadaran Diri melebur dengan kesadaran Sejati / Yang Maha Agung , maka yang tersisa hanyalah kebahagiaan yang tanpa batas. Membangun *Kecerdasan* sangatlah penting bagi setiap umat manusia  dengan menempatkan *kecerdasan Intelektual* sebagai inti dasarnya, yang diperhalus  *Kecerdasan Emosional* dan *Kecerdasan Spiritual* menuju  pada  *Kesadaran sejati* dengan *Bhusana Bhusana*  sebagai Pengikatnya.

*Busana kekayaan* berupa Keramahan, dan  *Busana orang Kuat* dalam bentuk Ucapan atau Perkataan yang  halus,  serta  *Busana Pengetahuan* dalam wujud  Kedamaian,  sedangkan sebagai *Busana orang yang belajar Agama* adalah Kerendahan hati  sebagai Kavaca Dharmanya, demikian pula  halnya  *Busana bagi orang Besar*  berupa sifat pemaaf &  pengampun.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu dalam situasi dan kondisi apapun Gunakan  *Kavaca Dharma dan bangkitkan *Bhusana* yang ada dalam diri dengan membangun Kesadaran  diri dan ketika kesadaran sudah melewati kesadaran materi dengan Kecerdasan Intelektual ( IQ) dan Kecerdasan Emosional ( EQ) maka akan dapat  menuju pada kesadaran Jiwa melalui Kecerdasan Spiritual ( SQ) menuju pada kesadaran yang paling hakiki, bersemayam & berwujudnya  Tuhan dalam diri dengan landasan Pengendalian diri lahir maupun bathin.  Niscaya akan mampu menapaki hidup yang rendah hati, bijak dan mampu mengendalikan *Suluh Ikang Prabha* serta mengelola emosi menuju pada Kesadaran Sejati.
(kitab Nitisatakam)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Tri Guna Dalam Tri Sarira

*Mutiara Weda*
26/10/2021

Tri Guna dalam Tri Sarira

*Umat Se-dharma*, jika kita renungkan  dalam susastra  Hindu, tubuh manusia ini sebenarnya  dibentuk oleh tiga unsur Lapisan  dan memiliki fungsi serta kualitas  berbeda beda yang  di sebut :  *Tri Sarira*

Tiga unsur lapisan dalam diri manusia  *Tri Sarira* meliputi :

A. *STHULA SARIRA/RAGA SARIRA*:  badan kasar yaitu jasmani yang terbentuk dari unsur *Panca Maha Bhuta* dan *Panca Maya kosa*

B. *SUKHSMA SARIRA/LINGGA SARIRA*:  badan halus  yang di bentuk  *Tri Anta karana*  atau tiga penyebab akhir yang terdiri dari unsur ;

*Budhi*,  fungsinya untuk menentukan keputusan.

*Manah*,  fungsinya untuk berpikir dan menjalankan *Wiweka*

*Ahamkara*,  fungsinya untuk merasakan dan bertindak.

C. *ANTAH KARANA SARIRA*:  badan penyebab  sebagai lapisan yang paling halus / Atman yaitu Jiwatman sebagai hidupnya hidup.

*Oleh karena itu*,  sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk memahami akan  inti hakekat  dari  *Tri Sarira*  yang  menentukan kehidupan umat  manusia di dunia ini yang selalu dibayangi unsur  *Tri Guna*.  Tubuh manusia / *Sthula Sarira* adalah alat dari pikiran  *Sukhsma Sarira*.  Sedangkan  *Antah Karana Sarira* / Atman yang menentukan gerak pikiran manusia.  *Manakala*,  ingatan dipengaruhi oleh *Satwam*, maka seseorang akan menjadi bijaksana, pandai, pemaaf. Apabila ingatan dipengaruhi oleh unsur *Rajas* maka seseorang menjadi pemarah, pendendam serta Ambisi. Begitu juga manakala ingatan dipengaruhi oleh unsur *Tamas*, maka seseorang akan menjadi  pemalas, loba serta rakus.
(MDS I. 6 & Kitab Weda Samhita)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Bangkitkan Bhusana dalam Diri

*Mutiara Weda*
25/ 10 /2021

*Bangkitkan Bhusana dalam Diri*

*Umat Se-dharma*,  Jika kita renungkan,  Tatkala kesadaran Diri melebur dengan kesadaran Sejati / Yang Maha Agung , maka yang tersisa hanyalah kebahagiaan yang tanpa batas. Membangun *Kecerdasan* sangatlah penting bagi setiap umat manusia  dengan menempatkan *kecerdasan Intelektual* sebagai inti dasarnya, yang diperhalus  *Kecerdasan Emosional* dan *Kecerdasan Spiritual* menuju  pada  *Kesadaran sejati* dengan *Bhusana Bhusana*  sebagai Pengikatnya.

*Busana kekayaan* berupa Keramahan, dan  *Busana orang Kuat* dalam bentuk Ucapan atau Perkataan yang  halus,  serta  *Busana Pengetahuan* dalam wujud  Kedamaian,  sedangkan sebagai *Busana orang yang belajar Agama* adalah Kerendahan hati  sebagai Kavaca Dharmanya, demikian pula  halnya  *Busana bagi orang Besar*  berupa sifat pemaaf &  pengampun.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu dalam situasi dan kondisi apapun Gunakan  *Kavaca Dharma dan bangkitkan *Bhusana* yang ada dalam diri dengan membangun Kesadaran  diri dan ketika kesadaran sudah melewati kesadaran materi dengan Kecerdasan Intelektual ( IQ) dan Kecerdasan Emosional ( EQ) maka akan dapat  menuju pada kesadaran Jiwa melalui Kecerdasan Spiritual ( SQ) menuju pada kesadaran yang paling hakiki, bersemayam & berwujudnya  Tuhan dalam diri dengan landasan Pengendalian diri lahir maupun bathin.  Niscaya akan mampu menapaki hidup yang rendah hati, bijak dan mampu mengendalikan *Suluh Ikang Prabha* serta mengelola emosi menuju pada Kesadaran Sejati.
(kitab Nitisatakam)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Purwa Gama Sasana

*Mutiara Weda*
24/10/2021

*Purwa Gama Sesana*

*Umat se-dharma*, setiap umat Hindu wajib untuk mempelajari,  memahami dan memancarkan isi kitab suci Weda  *Dharma Vahini serta memahami berbagai ilmu pengetahuan suci *Andrayuga*  demikian pula berkewajiban untuk mengetahui   akan mana yang baik &  mana  yang buruk *Wiweka* dalam menjalankan kehidupan di mayapada ini.

Umat Hindu dalam mempraktekan dan  mengamalkan setiap   perbuatannya  tidak bisa lepas dari   teropongan  ajaran *Sesana* dan  ajaran *Niti*

*Oleh karena itu*, sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk  memahami dan mengamalkan seluruh  ajaran Kesucian &  Asuci laksana  *Purwa gama Sesana* dengan memegang teguh ajaran Etika *Susila* dan ajaran  Kebenaran *Dharma*  serta taat & patuh pada  aturan pemerintah  *Niti*. Niscaya kebahagiaan hidup akan dapat diwujudkan.
( Slokantara, 34 dan 84)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Tresna

*Mutiara Weda*
23/10/2021

*Tresna*

*Umat se-dharma*, dalam susastra Hindu ada menyebutkan *tresna hi sarvapapista nityodvegakari mata* ; sifat rakus ,  loba dan Serakah  merupakan sumbernya Bencana. Segala macam bentuk  bencana atau kejahatan yang ditimbulkan  oleh sifat rakus dan sejenisnya yang menyebabkan kebencian dan ketakutan orang lain disebut *Tresna*

Tak ada sesuatu di dunia ini yang dapat memenuhi *Tresna*, orang yang tresnanya sangat kuat tidak bedanya dengan samudera yang akan selalu dapat menampung jumlah Air darimanapun sumbernya.  Demikian juga  ibaratkan kekayaan atau kemewahan yang selalu bertambah menyebabkan keinginanpun akan  menjadi semakin besar yang cenderung menjadi loba, rakus dan tamak.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu  sudah menjadi kewajiban untuk selalu menjaga kesucian *Budhi* melalui pengetahuan suci
*Buddhirjnana suddyati* &
mengendalikan seluruh Indrya  serta menghilangkan segala bentuk kejahatan yang mengakibatkan kebencian dan ketakutann. Niscaya akan dapat terbangunnya kebahagiaan rohani *Nistresna*  menuju kebahagiaan sejati   *Tresnasayasukha*
(SS.448-485)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha
Sasmitha-Yogyakarta

Jadikan Prema sebagai Benteng

*Mutiara Weda*
22/10/2021

*Jadikan  Prema  sebagai Benteng*

*Umat se dharma*, jika direnung  renungkan dalam mengarungi kehidupan  di maya pada  ini tak bisa lepas dari Rwa Bhineda, demikian pula,  sifat sifat negatif  selalu menghantui jiwa umat manusia yang perlu dikendalikan :   sifat dengki , iri hati atau *Matsarya*,  sifat yang senang melihat orang susah & susah melihat orang senang.  Jadikan rasa kasih Sayang sebagai Benteng dalam membangun kedamaian & keharmonisan terhadap   sesama.

Manakala bathin  selalu diselimuti oleh rasa iri hati, dengki pada sesama *Matsarya* tatkala  melihat orang lain  memiliki kelebihan, sesungguhnya  orang seperti inilah orang  yang paling menderita dan sengsara di muka bumi ini  yang amat sulit untuk  disembuhkannya.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu jauhkan diri dari rasa dengki, rasa Irihati dengan menampakkan rasa Kasih sayang *Prema* dan sifat  Pemaaf *Ksama*,  serta melakukan  Pengekangan & Pengendalian diri *Yama dan Nyama Brata* terhadap *Panca Indrya*.  Niscaya akan dapat  menjalankan hidup  dengan Damai, rukun dan Harmonis.
(S.S.89-91)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha
Sasmitha-Yogyakarta

Sapta Amara

*Mutiara Weda*
21/10/2021

*Sapta Amarta*

*Umat Se-dharma*,   dalam susastra Hindu ada  menguraikan bahwa   tujuh Amrta yang merupakan buah atau hasil  dari sesuatu dalam kehidupan  yang sering disebut Saptamrta  meliputi  : 
*Suara*  : terdengar, *Sentuhan* : terasa, 
*Bentuk* : terlihat, 
 *Rasa* : dikecap,
  *Bau* : Tercium dan 
  *Pikiran* : berpikir serta *Pengetahuan suci* : dipelajari.

Segala apa yang dipikirkan olehnya dan kemudian dikendalikan pula olehnya serta  Pikiran menjadi sang penentu segalanya,  terkendali atas perintah Dharana, Dhyana dan Samadhi. 

*Oleh karena itu* sebagai umat Hindu Pusatkan selalu pikiran kepada Tuhan *Smaranam*  secara terus menerus tanpa henti  *Sada Samahita*,  sehingga akan memiliki kualitas kesadaran  *Samyagjnana*. Niscaya akan dapat terbangunnya kedamaian &  pura dalam diri atau Hyang Widhi Bersthana dalam dalam Sang Jiwa.
(Wraspati Tattwa,, 64. Hal.67)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Bangun Pura Dalam diri

*Mutiara Weda*
19/10/2021

*Bangun Pura dalam Diri*

*Umat se-dharma*, jika dipahami bahwa  belajar  agama  & ajaran kedyatmikan  *spiritual* bukanlah untuk menyakiti  orang lain dan bukan pula untuk memerangi orang lain, melainkan sebagai pedoman dan tuntunan  hidup untuk memperhalus jiwa dan memperkokoh Budhi.
  
Jika  ajaran agama & ajaran kesucian *spiritual* digunakan  untuk menyakiti orang lain  apalagi  hanya sekedar memamerkan diri atau *Rajasika*, sudah dapat dipastikan cermin rendahnya kualitas rohani &  tingkatan spiritual yang  dimilikinya sehingga cendrung akan melahirkan kerasnya jiwa serta matinya rasa.

*Oleh karena itu*,  sebagai umat  Hindu  sudah menjadi suatu kewajiban  untuk membangun Pura Dalam diri *Padma Hrdaya* melalui jalan meningkatkan kualitas rohani atau spiritualitas  dengan tuntunan ajaran agama  & ajaran kesucian *spiritual*  secara benar guna memperhalus jiwa dan memperkokoh  Budhi. Niscaya kehidupan yang *Satyam*, *Sivam* dan *Sundaram* akan  dapat terwujud. _(S.S. 14  &  MDS. IV.138)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta


Jalankan swadharma

*Mutiara Weda*
18/10/2021

*Jalankan  Swa Dharma* 

*Umat se-dharma*, Melakukan tugas, kewajiban dan tanggung  jawab sendiri *Swadharma* walaupun tidak sempurna lebih mulia daripada melaksanakan tugas orang lain *Para Dharma*.  Lebih mulia mati menjalankan tugas sendiri *Drewya Yadnya* daripada mati dalam menjalankan dan melaksanakan kewajiban  orang lain / para dharma. *JANGAN PERNAH RAGU DALAM MENJALANKAN SWA DHARMA*

Melaksanakan  tugas dan kewajiban diri sendiri sesuai dengan ajaran agama  di sebut *Swadharma* sedangkan melaksanakan tugas dan kewajiban  orang lain di sebut *Para Dharma*

*Untuk itu*, sebagai umat Hindu  pegang teguh dan sadar akan tugas dan kewajiban masing masing *Swadharma* dalam menjalankan  *Dharma agama* serta mengembangkan tatanan kehidupan umat Hindu yang baik dan benar melalui:

 *cara* :  marga, 
*ukuran* : Pramana, 
 *Tujuan* : Artha ,
 *karakter* : Guna, 
*pola kehidupan* : Ashrama, *persembahan* : Yadnya, *keyakinan* : Sradha,
 *kemuliaan* :  Paramartha,
 *citta*: budhi, 
*keharmonisan* :  Sundaram.  
Niscaya akan dapat mengetahui hakekat kerja/ *karma* yang sebenarnya dan menjalankan *swa dharma* dan *para dharma* dengan baik dan benar. 
( BG. III.35 & Weda Samhita)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Dharmasastra

*Mutiara Weda*
Yogyakarta, 19  / 12  /2023

*Dharmasastra*

*Umat Se-dharma*,  Dalam sebuah sesanti ada menyebutkan ;  *Madhu Wisakusemebhyo jayate pathyametat....dst* ,   Madu yang  sering  dipake Obat asalnya  atau sumbernya dari binatang lebah yang berbisa. Begitu pula halnya susu,  minuman yang sangat berguna  bagi tubuh manusia datangnya dari daging dan darah sapi , demikian juga  bunga seroja yang demikian harum tumbuhnya dari Lumpur.

Begitu pula halnya manusia memiliki karakter serta budhi pekerti luhur yang dapat memancarkan nilai kebajikan *Dharma Vahini* sumbernya bukanlah berasal dari faktor  kelahirannya melainkan suatu proses pembelajaran  akan  nilai nilai ajaran Dharma atau  *Dharma Sastra*

*Oleh karena itu*,   Sudah menjadi kewajiban  bagi setiap umat Hindu untuk selalu berusaha mencari kebenaran berdasarkan pada *Tri Pramana Telu* serta menjalankan ajaran  Dharma dengan baik *Dharma Sastra* .  Niscaya akan mampu menolong dirinya dalam mewujudkan kebahagiaan  baik manah santih maupun parama santih, sekala lan Niskala  dengan landasan  perbuatan yang baik  *Subha Karma*
( Slokantara, 55.25)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) Pusat

Saraswati

*RAHAJENG  HARI SUCI SARASWATI*

*Mutiara Weda*
17  / 12  /2023

*Kedamaian Bhusana dari Pengetahuan suci*

*Umat se-dharma*, Ilmu Pengetahuan  suci *Jnana* merupakan kecantikan manusia yang paling agung dan merupakan Artha yang tersembunyi dan menjadi sumber dari kemashyuran
serta  kebahagiaan.

pada hari suci Saraswati umat Hindu  melakukan pemujaan  kehadapan  Ida SangHyang Widhi Wasa dalam manifestasinya   sebagai  SangHyang Aji Saraswati perayaan  hari turunnya Ilmu Pengetahuan  suci atau Pustaka suci Weda Samhita.   Begitu pula,  Ilmu Pengetahuan suci  *Jnana* adalah guru serta menjadi sahabat terdekat dalam menyelesaikan setiap persoalan, bagaikan dewa yang dapat mengabulkan segala keinginan.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu  jangan pernah berhenti untuk belajar tentang ilmu pengetahuan suci  Weda karena Weda Bersifat  *Sanatana Dharma* dan  *Anandi-anantha*, bersifat kekal,, tidak berawal pun tidak berakhir. Niscaya Busana dari ilmu  Pengetahuan suci berupa *Kedamaian* akan terwujud.
(Kitab Nitisatakam)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara ( PSN) Pusat

Dharmasastra

*Mutiara Weda*
Yogyakarta, 19  / 12  /2023

*Dharmasastra*

*Umat Se-dharma*,  Dalam sebuah sesanti ada menyebutkan ;  *Madhu Wisakusemebhyo jayate pathyametat....dst* ,   Madu yang  sering  dipake Obat asalnya  atau sumbernya dari binatang lebah yang berbisa. Begitu pula halnya susu,  minuman yang sangat berguna  bagi tubuh manusia datangnya dari daging dan darah sapi , demikian juga  bunga seroja yang demikian harum tumbuhnya dari Lumpur.

Begitu pula halnya manusia memiliki karakter serta budhi pekerti luhur yang dapat memancarkan nilai kebajikan *Dharma Vahini* sumbernya bukanlah berasal dari faktor  kelahirannya melainkan suatu proses pembelajaran  akan  nilai nilai ajaran Dharma atau  *Dharma Sastra*

*Oleh karena itu*,   Sudah menjadi kewajiban  bagi setiap umat Hindu untuk selalu berusaha mencari kebenaran berdasarkan pada *Tri Pramana Telu* serta menjalankan ajaran  Dharma dengan baik *Dharma Sastra* .  Niscaya akan mampu menolong dirinya dalam mewujudkan kebahagiaan  baik manah santih maupun parama santih, sekala lan Niskala  dengan landasan  perbuatan yang baik  *Subha Karma*
( Slokantara, 55.25)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) Pusat

Bersahabat dengan Kesabaran

*Mutiara Weda*
Yogyakarta, 18 / 12 /2023

*Bersahabat  dengan Kesabaran*

*Umat se-dharma*, jika dicamkan  hidup  menjelma menjadi manusia di dunia ini  Ibaratkan *Cakramanggilingan* yang selalu berputar  putar, silih berganti, terkadang diatas pun terkadang dibawah selalu bergantian dan  penuh  dengan berbagai cobaan dan tantangan Hidup.
Tanpa adanya  ombak yang Ganas, tak akan pernah tahu kemahirannya dalam bermain peselancar. Begitu pula, Tanpa adanya  cobaan, tantangan dan godaan hidup ,  tidak akan pernah tahu kualitas kedewasaan  dan tingkat kesabaran yang  dimilikinya.

Cobaan dan Godaan hidup bisa datang setiap saat dan setiap waktu,  umat manusia perlu bersahabat dengan ketenangan dan Kesabaran tersebut,   belajar  bercermin dari layang-layang yang dibuat  naik oleh angin yang kencang, demikian pula,  hanya kolam yang tenang yang bisa membuat lotus menjadi mekar.

*Oleh karena itu* , sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk membangun  kesucian diri baik lahir maupun  bathin dengan landasan ketenangan,  kesabaran dan kedamaian  hati.  Niscaya kehidupan yang *Satyam*, *Sivam* dan *Sundaram*, Manah santih maupun Parama santih  akan dapat terwujud. (Wrhaspati Tattwa & SS.92-95)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara ( PSN ) Pusat

Dharmasastra

*Mutiara Weda*
Yogyakarta, 19  / 12  /2023

*Dharmasastra*

*Umat Se-dharma*,  Dalam sebuah sesanti ada menyebutkan ;  *Madhu Wisakusemebhyo jayate pathyametat....dst* ,   Madu yang  sering  dipake Obat asalnya  atau sumbernya dari binatang lebah yang berbisa. Begitu pula halnya susu,  minuman yang sangat berguna  bagi tubuh manusia datangnya dari daging dan darah sapi , demikian juga  bunga seroja yang demikian harum tumbuhnya dari Lumpur.

Begitu pula halnya manusia memiliki karakter serta budhi pekerti luhur yang dapat memancarkan nilai kebajikan *Dharma Vahini* sumbernya bukanlah berasal dari faktor  kelahirannya melainkan suatu proses pembelajaran  akan  nilai nilai ajaran Dharma atau  *Dharma Sastra*

*Oleh karena itu*,   Sudah menjadi kewajiban  bagi setiap umat Hindu untuk selalu berusaha mencari kebenaran berdasarkan pada *Tri Pramana Telu* serta menjalankan ajaran  Dharma dengan baik *Dharma Sastra* .  Niscaya akan mampu menolong dirinya dalam mewujudkan kebahagiaan  baik manah santih maupun parama santih, sekala lan Niskala  dengan landasan  perbuatan yang baik  *Subha Karma*
( Slokantara, 55.25)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) Pusat

Pagerwesi

*Mutiara Weda*
Yogyakarta, 20 / 12 /2023

*Rahajeng hari suci  Pagerwesi* dumogi kita semua Selalu berada pada jalan Dharma...*Perkokoh Benteng* sajeroning  Adnyana  ....astungkara svaha.

*Pagerwesi : Benteng Diri*

*Umat se-dharma*,  setiap enam bulan (210 hari) tepatnya pada Rabu, Kliwon wuku Sinta,, umat Hindu merayakan hari suci Pagerwesi sebagai  rangkaian dari hari raya Saraswati, dengan
Pemujaan ditujukan   kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa dalam manifestasi-Nya sebagai  Sang Hyang Pramesti Guru,

Hakekat Pagerwasi  sebagai perlambang Benteng dan pelindung yang kokoh di dalam diri  berupa ilmu pengetahuan Suci  *Samyagjnana* dalam menghadapi godaan dan cobaan hidup. Ilmu Pengetahuan  suci  *Samyagjanana* merupakan kecantikan manusia yang paling agung dan merupakan Artha yang tersembunyi dan menjadi sumber dari kemasyhuran dan kebahagiaan. Ilmu Pengetahuan suci  merupakan guru serta menjadi sahabat terdekat dalam menyelesaikan setiap persoalan hidup, bagaikan para Dewa yang dapat mengabulkan segala keinginan.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu jangan pernah berhenti untuk belajar tentang ilmu pengetahuan suci  *weda* mengingat  pustaka  suci Weda Bersifat *Sanatana Dharma* & *Anandi-anantha*, tidak berawal dan tidak berakhir, Jadikan
Ilmu Pengetahuan suci  sebagai guru serta  sahabat terdekat dalam menyelesaikan setiap persoalan hidup, bagaikan dewa yang dapat mengabulkan segala keinginan.
Niscaya Busana dari ilmu  Pengetahuan suci berupa  *Kedamaian* akan terwujud.
(Kitab Nitisatakam)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN) Pusat

Mulut satu , lidah Bertopang

*Mutiara Weda*
13 /01/2024

*Mulut Satu, Lidah Bertopang*

*Umat Sedharma*.  Lidah merupakan  bagian tubuh  manusia  yang memiliki  fungsi Ganda yaitu kemampuan berbicara dan  kemampuan   cita rasa.

Dalam sebuah Paribhasa ada Ungkapan ;
*Mulut satu,  lidah Bertopang* atau Ibaratka *Lidah Tanpa Tulang*, Begitu mudah  dan  leluasanya  menggerakan  fungsi Lidah,  akan  sangat membahayakan tatkala tidak dikendalikan  sehingga  menempatkan  unsur *Pengendalian*  sebagai faktor penting   serta menjadikan  Pintu utama dalam mendekatkan diri kehadapan Ida  SangHyang Widhi Wasa.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu untuk mengendalikan fungsi  lidah baik dalam berbicara maupun dalam menikmati cita rasa,  dengan menjalankan *Wiweka* dan  mengembangkan  *Cita Budhi* untuk membedakannya mana yg kekal dan mana yang tidak  kekal serta  mana yang punya rasa dan mana  yang tidak  punya rasa. *Niscaya*,  umat Hindu dalam menjalankan praktek keagamaan akan  selalu dapat menggunakan wiwekanya dengan landasan *Tri  Kaya Parisudha* ( Kayika, Wacika & Manacika)  dalam berhubungan  dengan-Nya *Bhakti  Marga*
(Jalan menuju Tuhan.hal.64)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN ) Pusat

Pustaka suci Bersifat mutlak

*Mutiara Weda*
Yogyakarta, 14 /01/2024

*Pustaka suci Weda Bersifat Mutlak*

*Umat se-dharma*, Pustaka suci Weda yang menjadi  agem  Ageman  Bagi umat Hindu   bersifat Mutlak sebagai sabda suci  / Wahyu Langsung  dari Ida SangHyang Widhi Wasa   yang diterima oleh para Maha rsi  *Sapta Rsi*  sebagai penerima wahyu  pertama karena kematangan dan kemekaran Instuisinya *apaurusya*  serta   memberikan  jaminan terhadap keselamatan makhluk hidup dialam semesta ini baik pada masa sekarang maupun dimasa yang akan datang.

Pustaka suci Weda  sangatlah sempurna  bersifat *anandi-Anantha* tidak berawal pun tidak berakhir, *fleksibel*, *Universal*   dan isinyapun tidak bisa dihimpun dalam satu buku melainkan  berbagai macam  buku   bahkan ribuan  kitab sebagai pengejewantahan  dari isi kitab suci Weda baik Weda Sruti maupun Weda Smerti  serta sumber sumber Dharma lainnya. Mengingat  pustaka suci Weda  dihimpun  dalam waktu yang sangat panjang /  berabad  abad dalam jaman yang berbeda beda .

*Oleh karena  itu*,  Marilah sebagai umat Hindu Bangun kualiatas rohani dengan jalan *jangan ragu* dan   mantapkan keyakinan akan kebenaran  Pustaka suci Weda  baik Weda Sruti maupun Weda  Smertih dijadikan  pegangan, pedoman  dan tuntunan hidup serta  mempelajari , memahami isi pustaka suci Weda secara benar :  bertahap, berjenjang dan berkelanjutan. Niscaya  umat Hindu  akan selalu terjaga dan terlindungi oleh Dharma sehingga tujuan hidup  menjelma menjadi manusia  akan dapat  terwujud
( Weda Samhita & Vayu Purana)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN ) Pusat

Sat Cit Anana Brahman

*Mutiara Weda*
15 / 01 / 2024

*Sat, Cit,  Ananda Brahman*

*Umat se-dharma*,  Dalam Pustaka suci Weda mengajarkan untuk selalu Setia, Jujur dan memegang teguh Kebenaran dalam menuju ketenangan dan kedamaian Bathin *Parama Santih*

Satyam Eva jayate Nanrtham, Sura Dira Jayengningrat Lebur dening pangastute

Kebenaran dan kejujuran menjadi sifat dan hakekat ke-Tuhanan *Sat, Cit, Ananda Brahman* sebagai bagian dari dasar  keyakinan atau Sraddha Dalam ajaran agama Hindu. Kesetiaan dan kejujuran itu timbul bukan dari orang lain melainkan tumbuh dari dalam diri  masing masing.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk   membangun & memupuk  kesetiaan , kejujuran dan rasa tanggungjawab akan kebenaran melalui pengamalan ajaran *Panca Satya* :  Satya Wecana, Satya Hrdaya, Satya Mitra, satya Samaya dan satya Laksana serta membuang jauh jauh sifat angkuh  &  sombong  *wak Purusya*. *Niscaya* akan dapat menumbuhkan sifat sifat kedewataan *Daivi Vak*  yang ada dalam diri, sehingga terwujudnya *Lalita Hita Karana* jalan menuju kamoksan/kebebasan yang abadi.
(Sarasamuscaya ,130-131)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara  Yogyakarta

Ageng Yasa Ageng Goda

*Mutiara Weda*
Yogyakarta, 16  /01 / 2024

*Ageng Yasa Ageng Goda*

*Umat se-dharma*,  dalam sebuah Paribhasa ada mengungkapkan ;
semakin tinggi pepohonan, maka akan semakin kencang angin menerpanya . Demikian pula  halnya dalam  perbuatan,  semakin banyak  berbuat  maka akan  semakin banyak  godaan & cobaan yang akan  dihadapi *Ageng Yase  Ageng Goda*. Selalu  berbuat  dan  berpasrahkan diri kehadapan Ida SangHyang  Widhi Wasa menjadi suatu keharusan yang wajib dijalankan.

Ketaatan & kepatuhan terhadap ajaran agama menjadi satu satunya Benteng dan pelindung diri. Barang siapa yang taat dan patuh akan ajaran  Dharma, maka Dharma itu pulalah yang akan melindunginya. *Dharma Raksatah Raksitah*. Orang yang taat akan ajaran Dharma tidak akan pernah merasa takut, manakala menghadapi segala bentuk cobaan, godaan, ancaman  dan tantangan sekalipun.

*Oleh karena itu*, sudah menjadi suatu kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk selalu berjalan  pada jalan kebenaran/ Dharma, selalu Mendekatkan diri Kehadapan-Nya  dan jangan sekali kali meninggalkan Dharma yang menyebabkan  Dharmapun akan  semakin menjauh,  dengan Dharma semua makhluk diatur *Dharmena Vidrtah prajah*. Niscaya  dengan jalan Dharma dan selalu Ingat Pada-Nya *Smaranam*   menuju   kebahagiaan lahir  maupun bathin.
(Santi Parwa ,109.11)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara ( PSN ) Pusat

Sevaka Dharma

*Mutiara Weda*
17 / 01 /2024

*Sevaka Dharma*

*Umat Sedharma*,  Dalam susastra ada tersurat bahwa  dilahirkan hidup menjelma menjadi manusia   ingkar akan pelaksanaan Dharma,  bahkan  bingung dengan agamanya apalagi hanya  mengejar kenikmatan, kepuasan  duniawi serta  berhati tamak,  orang semacam ini disebut *Jadma  Kesasar* atau *manusia  Sesat*.

Sesungguhnya  hidup menjelma menjadi manusia sangatlah utama  suatu  kesempatan untuk memperbaiki /  membenahi diri,  demikian juga terlahir menjadi manusia sangatlah pendek, singkat tak ubahnya gerlapan sinarnya  kilat dan sangat sukar untuk didapat ataupun diperolehnya.

*Oleh karena itu*,  marilah sebagai umat Hindu jalankan swadharmaning agama,  jangan sia siakan kesempatan  terlahir menjelma  menjadi manusia di alam Samsara ini  dengan menegakkan ajaran  Dharma *Sevaka Dharma*  &   pancarkan  dalam  diri  serta  umat  sedharma  *Dharma Vahini*.  Niscaya Umat Hindu akan mendapatkan kebahagiaan, baik di dunia  sekala maupun Niskala, Jagadhita lan Kamokhsan Nantinya.
(SS. 8 & 9)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara ( PSN) Pusat

Lepaskan diri dari Balutan Nafsu

*Mutiara Weda*
Yogyakarta,18/01/2024

*Lepaskan Diri dari Balutan Nafsu*

*Umat Sedharma*, dalam Pustaka suci  ada mengungkapkan ; tidak ada kekayaan yang menyamai keluhuran  pengetahuan, begitu juga  tidak ada musuh sejahat kemarahan *Krodah*, pun tidak ada kesengsaraan yang  menyamai kelobaan, demikian pula halnya   tidak ada kebahagiaan yang menyamai kemampuan diri  dalam  melepaskan ikatan  nafsu nafsu /*Tyaga*.

Melepaskan diri dari cekeraman nafsu menjadi suatu  keharusan di jaman ini, baik dalam bekerja, bergerak maupun  dalam mencari  kebutuhan  hidup sebagaimana  orang orang lain lakukan, tapi dalam hati tidak ada rasa kegelisahan oleh nafsu tersebut .

*Oleh karena itu*,  marilah sebagai umat Hindu, sikapi proses kehidupan duniawi ini dengan jalan  merasakan kesepian ditempat yang ramai dan merasakan ramai dalam kesepian  di sekeliling. Niscaya, Kebahagiaan hidup  akan dapat dirasakan.
(Kitab Slokantara 39.54)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara ( PSN) Pusat

Selaraskan Pikiran dengan Intelek

*Mutiara Weda*
Yogyakarta, 19/01/2024

*Selaraskan Pikiran dengan Intelek*

*Umat sedharma*,  Manah atau Pikiran merupakan sinarnya cahaya, yang dapat  mengembara kemana mana, membimbing dan menuntun semua  prilaku /tindakan,  juga menjadi  sumber pengetahuan serta sebagai  perantara tercepat.

Pikiran  merupakan sang penentu  terhadap baik maupun buruknya seseorang.  Pikiran sebagai perantara yang paling cepat,  Pikiran mengawasi seluruh Indria dan menjadikan  niat / tekad sebagai  intisari pikiran.

*Oleh kartena itu*, marilah sebagai  umat Hindu  tumbuhkan nilai  *Kebajikan* (Satyam, Sivam dan Sundaram) dalam diri dengan mendudukkan pikiran di dalam hati,  selaraskan  antara pikiran dan intelek *Yunjate mana uta yunjate dhiyah*. Niscaya akan dapat terbangunnya kedamaian dalam pikiran *Manah Santih*
(Reg Weda.V.81.1)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara ( PSN) Pusat

Hidup seperti Roda Pedati

*Mutiara Weda*
Yogyakarta,20 /05/2024

hidup seperti roda oedati

*Umat sedhama*,  dalam pustaka suci ada menyebutkan ; *Sukhasyanantaran duhkhasyanantaran sukham.....dst*, Takdir atau nasib itu sesungguhnya untuk mennjukkan kepada umat manusia bahwa ada lebih tinggi yang mengatur semuanya yaitu Hyang Widhi Wasa.

tatkala manusia berbuat baik tentu  akan dianugerahi  kedudukan mulia dan jika berbuat jahat Tuhan pulah yang memberikan hikuman , suka maupun duka, sorga atau neraka .

Oleh karena itu, marilah sebagai umat Hindu selalu menyadari bahwa  hidup di alam samsara ini dikuasai oleh  suka dan suka,  kesenangan dan kesedihan datangnya silih berganti dan tidak pernah berpisah, kedukaan datang setelah kesukaan, kesukaan mengukuti kedukaan semua makhluk  mati dan hidup di dunia ini berputar. Niscaya akan mengerti hakekat hidup yg sebenarnya

(Slokantara 84.76)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara ( PSN) Pusat

Himsa Karma & aunsur Penyupatan

*Mutiara Weda*
20 / 01 / 2024

*Himsa Karma & Unsur Penyupatan*

*Umat Sedharma*, dalam susastra ada  Mengajarkan  *Ahimsa  Ngaranya Tanpa mati mati* ;  menyakiti dan  membunuh makhluk hidup   dengan semena mena,  tidak dibenarkan dalam ajaran agama Hindu.  Namun Melakukan  *Himsa Karma*  perbuatan membunuh dengan tujuan hal hal  kesucian sebagai suatu  kewajiban  dari pustaka suci Weda.

Dalam kitab  suci *Vrti sasana* tersurat bahwa;  melakukan perbuatan  Himsa  Karma  atau membunuh makhluk hidup dengan tujuan tertentu  dan Niat  kesucian   dapat dilakukan dalam bentuk :

*Dewa puja* :  untuk  Persembahan, Pemujaan terhadap Ida SangHyang Widhi Wasa.

*Atithipuja* :  untuk Perjamuan  para Tamu atau Nara Yadnya.

*Walikramapuja* : Untuk Pecaruan.

Di samping itu,  melakukan tindakan pembunuhan  guna
Mempertahankan  dan menyelamatkan diri  atau  Menbela Negara  dari berbagai ancaman, gangguan dan  tantangan  sebagai suatu kewajiban suci ;  *Sang sura amenangi rananggana mamukti sukha wibawa bhoga wiryawan...dst*

*Oleh Karena itu*, Marilah sebagai umat Hindu, dalam melakukan  korban suci  *Himsa Karma*  benar benar dilandasi dengan niat suci &  ketulusan bathin agar mendapatkan  kualitas Yadnya yang *Satvika* serta   dengan unsur  unsur *Penyupatan*  didalamnya. *Niscaya*, Kualitas dalam melakukan Yadnya  atau korban suci akan dapat  terwujud serta terbangunnya umat Hindu yang Damai,  rukun dan Harmonis.
(Nitisastra.IV.2  & Slokantara hal.195)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU

Pinandita Sanggraha Nusantara
(PSN) Pusat

Tutur Agama Menjaga Manusia

*Mutiara Weda*
21 / 01 /2024

*Tutur Tutur Agama Menjaga Manusia*

*Umat se-dharma*,  Menjaga & merawat  anugerah Tuhan merupakan suatu kewajiban  bagi setiap umat manusia.  Kebenaran dan kebajikan dijaga dengan perilaku yang baik. Begitu pula  Sastra-sastra suci  dijaga  dengan keteguhan hati dan kesucian pikiran.

Demikian juga halnya dalam  kelahiran menjelma  menjadi manusia dapat dijaga dengan tutur agama,  budi pekerti dan  etika  yang baik.

*Oleh karena itu*,  marilah sebagai umat Hindu  jangan pernah mengabaikan anugrah Tuhan ,menjaga dan  merawatnya dengan   melatih diri untuk selalu *Bersyukur* atau *Angayubagya*.   Niscaya kebahagiaan lahir maupun batin, sekala dan niskala,  manah Santih maupun parama santih akan dapat diwujudkan.
(Kitab Swastika Rana)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
(PSN) Pusat

Budhi Pijakan dalam Berpikir

*Mutiara Weda*
22 / 01 /2024

*Budhi Pijakan  Dalam Berpikir*

*Umat se-dharma*,Jika direnungkan,  sesungguhnya terjadinya *Karma* itu diawali dari  proses Bepikir.  Pikiran menjadi penentu tatkala akan bertutur kata dan bertindak agar  menghasilkan  Karma baik atau *Subha Karma* nantinya.

Mengarahkan  & memperbaiki pola pikir menjadi suatu keharusan  sehingga  pikiran  dapat terkendali  &  berkonsentrasi kepada Ida SangHyang Widhi Wasa sehingga  akan lebih mudah dalam  menumbuhkan *Kesadaran Pikiran*.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu untuk selalu memusatkan pikiran dan  membangun *Kesadaran Pikiran* yang berlandaskan *Budhi*   sehingga dapat  menjalankan *Wiweka* dengan sempurna. *Niscaya*, pikiran, perkataan dan perbuatan akan selalu  terkontrol & Sinergis *Tri Kaya Sandhi*
(kitab Panca Sradha, hal.146-148)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
(PSN) Pusat

Satvika Yadnya

*Mutiara Weda*
23  / 01 /2024

*Satvika  Yadnya*

*Umat Se-dharma*, melaksanakan Panca Maha Yadnya merupakan kewajiban suci dari  petunjuk  Pustaka  suci Weda Samhita sebagai penyangga Bumi, alam semesta beserta isinya, karena alam dan manusia diciptakan Ida SangHyang Widhi Wasa melalui *Yadnya*

Ada lima unsur penting dalam *Meyadnya* :

*Mantra* : doa doa yang harus diucapkan oleh umat, pinandita sesuai dengan tingkatannya.

*Yantra* : simbol simbol keagamaan yang diyakini mempunyai kekuatan spiritual untuk meningkatkan kesuciannya.

*Tantra* : kekuatan suci yang ada dalam diri dibangkitkan dengan cara yang ditetapkan dalam kitab suci Weda.

*Yadnya* : korban suci  dan pengabdian yang tulus atas dasar kesadaran dalam persembahan sesuai dengan kemampuan.

*Yoga* : Mengendalikan gelombang pikiran dalam alam pikiran untuk berhubungan dengan Ida SangHyang Widhi Wasa.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu mantapkan sradha dan bhakti dengan berkeyakinan bahwa demi kepentingan hidup,  kesempurnaan dan kebahagian,   umat Hindu melaksanakan panca Maha Yadnya  yang Satvika dengan landasan Tri Premana (sastratah, Gurutah dan Svatah) dengan tetap  memperhatikan Catur Drstha :  Kuna Drstah, Sastra Drstha, Loka Drstha dan Desa Drstha. Niscaya akan terwujudnya  tujuan hidup umat manusia yaitu kebahagiaan sekala dan niskala, Jagadhita lan Kamoksan nantinya.
(Agastya  Parwa & BG.III.10)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pustaka suci Weda Bingkai dalam Kebinekaan

*Mutiara Weda*
24 /01 /2024

*Pustaka suci  Weda Bingkai dalam Kebhinekaan Hindu*

*Umat se dharma*,  dalam Pustaka suci ada menyebutkan ;
'Šrutistu vedo vijñeyo dharmaṡāstram tu vai smṛtiá
te sarvātheṣva mimāmsye tābhyāṁ dharmohi nirBabhau"

Artinya :
Yang dimaksud dengan Sruti adalah  Veda dan dengan Smrti adalah Dharmasastram, kedua  pustaka suci ini  tidak  boleh diragukan kebenaran ajarannya, karena keduanya sumber Dharma.

Hindu  yang Membumi dengan  kebhinekaan bukan berarti  memiliki kitab suci yang berbeda beda atau perbedaan yang tanpa Dasar atau  bukan pula   suatu kebebasan dan  perbedaan tanpa batas, melainkan kebhinekaan dengan sumber Dharma  *Sistacara*  maupun *Atamanastuti*  dengan pustaka suci Weda menjadi bingkainya, baik  *Weda Sruti* maupun *Weda Smerthi* yang diyakini  sebagai suatu *kebenaran mutlak*. Demikian juga,  dasar keyakinan yaitu Panca Sradha  dan  pokok pokok ajarannya Tri Kerangka Ajaran   sebagai  pedoman dasarnya.

*Oleh karena itu*   sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk memantapkan kualitas  *Sradhanya* dengan pemahaman yang benar  terhadap  pokok pokok ajarannya  berfalsafahkan *Bhineka Tunggal Ika*,  berbeda suku, budaya, Desa, Kala ,Patra  *Sistacara* maupun *Atmanastuti*  sebagai sumbernya  dengan  tetap berlandaskan pada  pustaka  Suci Weda sebagai nilai Dasarnya.  Niscaya akan dapat terbangunnya Umat Hindu yang Damai, rukun dan Harmonis. ( MDS. II.10)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Bangun Umat Hindu yang Bertatvam Asi

*Mutiara Weda*
26  /01/2024

*Bangun Umat Hindu yang  Berjiwa Tat Tvam Asi*

*Umat Sedharma*, dalam sebuah  sesanti   ada menguraikan ; Tundukkan kemarahan itu   dengan kesabaran,  tundukan setiap kejahatan dengan nilai nilai kebenaran &  kebajikan, begitu juga Kelicikan dapat ditundukkan   dengan keikhlasan, ketulusan dan  kerelaan, Serta dengan  kejujuran dan kepolosan  hancurkan segala Tipu daya dan berbagai bentuk  kebohongan.

Janganlah  Membalas pukulan dengan pukulan begitu pula  jangan  membalas cacian dengan cacian sebagai  sikap bijak implementasi  dari  ajaran Ethika Hindu *Bertat Tvam Asi* .    Sesungguhnya Dendam adalah racun penghancur hati dan bagian terburuk dari rencana penghancuran masa depan diri sendiri.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu, untuk selalu membangun Kedamaian *Manah Santih* mulai dari dalam Diri masing masing dengan  menumbuhkan sikap saling memaafkan *Ksamavrata*, saling Asah, Asih lan Asuh, tumbuhkan  sifat welas asih terhadap sesama *Tat Tvam Asi*  serta  menjaga stabilitas  Mental, Intelektual dan Kesehatan (Ahara, Vihara dan Ausadha) secara sinergis. *Niscaya*, akan dapat terbangunnya umat Hindu yang  Rukun,  berkarakter dan berwawaskan nilai nilai Dharma.
(kitab Slokantara,Sloka 83 hal.293)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Tulya Ninda Stuti

*Mutiara Weda*
11 / 04 /2024

*Tulya Ninda Stuti*

*Umat se-dharma*,  Tujuan utama berbhakti kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa sesungguhnya adalah untuk mendapatkan rasa cinta kasih sayang  dari-Nya  yang selalu terpancar  pada seluruh ciptaannya.

Pancaran rasa kasih sayang  dari Ida SangHyang Widhi Wasa,  bagaikan sinar matahari  yang menyinari bhumi   kepada seluruh alam semesta beserta Isinya dan mereka yang merasa tidak pernah menerima pancaran rasa kasih sayang dari-Nya  akibat  dari tak terkendalinya  pengaruh Indrya  & gelapnya pikiran *Sapta Timira*  sehingga pikiran menjadi  tertutup serta  sulit  mendapatkan sentuhan sinar suci-Nya.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu  sudah menjadi kewajiban  untuk mengendalikan Indrya dan  menjauhkan diri dari kegelapan pikiran dengan jalan menjaga keseimbangan  dalam menjalankan proses kehidupan,  tidak terlalu bersedih hati tatkala mendapatkan cobaan ataupun penderitaan  dalam kehidupan *Tulya Ninda Stuti*. Niscaya akan mendapatkan sentuhan sinar suci dari -Nya dan terhindarkan dari kegelapan pikiran. (Swastika Rana.hal.273)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN) Pusat

Rabu, 10 April 2024

Siwaratri


*Rahajeng hari suci Siwaratri*

*Mutiara Weda*
09 /01/2024

*Siwaratri Media Introspeksi Diri*

*Umat se-dharma*,  Dalam ajaran agama Hindu proses kehidupan yang selalu berputar  putar / berulang ulang  lahir (utpeti) hidup (sthiti) dan mati (pralina) tiada henti di sebut Samsara - Punarbhawa. Punarbhawa  pada dasarnya  adalah suatu  penderitaan.  menderita disebabkan karena Dosa.

Hidup dalam alam Samsara / punarbhawa ibarat seperti ulat ataupun lintah yang berjalan pada seuntai dedaunan, yang setelah mencapai ujungnya, akan melekukan badannya kearah batang baru, demikian juga halnya sang atman setelah meninggalkan badan kasar /badan wadag akan melekukan badannya kedalam tubuh yang lain  atau yang baru dengan disertai karma wesana sebagai pengikutnya setianya.

*Oleh karena itu*, Marilah sebagai umat  dalam perayaan   hari  suci  Siwaratri mengevaluasi,  mengintrospeksi dan mengendalikan diri serta menyadari bahwa  sesungguhnya   samsara Punarbhawa itu terjadi akibat dari pahala atau karma yang belum sempurna semasa manusia hidup dan ketidaksempurnaan  karma bersumber pada unsur *maya*,  lepaskan diri dari samsara dengan penguatan pada pengendalian Indria. *Niscaya*  akan   tercapainya tingkatan pengetahuan yang sejati /*Jnana*  sebagai jalan menuju alam kedamaian /  kamoksan.
(Brhadaranyaka Upanisad, IV.4.6)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN) Pusat

Ketulusan Landasan Menuju Keabadian

*Mutiara Weda*
Yogyakarta, 24/ 11 /2023ppl

*Ketulusan Landasan Menuju Keabadian*

*Umat sedharma*,  dalam Putaka suci  Weda Samhita ada menyebutkan *Sata hasta sama hara,  sahasrahasta samkira*,  carilah  kekayaan dengan seratus tanganmu dan dermakan atau Puniakan  dengan ketulusan &  kemurahan hati melalui seribu tangan.

Sikap Tulus ikhlas,  murah hati dan suka menolong  berupa pemberian atau Punia bhakti merupakan sikap bijak yang perlu dibangun bagi setiap umat manusia  sebagai bentuk implementasi dari  ajaran Dharma .  Dalam ajaran agama Hindu ada  tiga bentuk Punia Bhakti yaitu :

*Dharma Dhana* , memberikan pendidikan budhi pekerti luhur yang merupakan  realisasi dari ajaran  Tata susila Hindu.

*Vidyadana*, memberikan berbagai  ilmu pengetahuan suci

*Artha Dana*, memberikan materi atau kekayaan.    Dari ketiga punia tersebut  *Dharma Dana* menempati  kedudukan yang tertinggi, kemudian *Vidyadana* dan Terakhir *Artha Dana*.

*Oleh karena itu*, sebagai umat  Hindu tumbuhkan selalu  sikap murah hati, suka menolong sebagaimana yang diajarkan dalam ajaran  Dharma. Niscaya  dengan Ketulusan & kemurahan hati umat sedharma akan memperoleh keabadian dan Dirgayusa nantinya  *Daksinavanto amrtam bhajante*
(Arharva Veda, III.24.5)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
(PSN) Pusat

Bunga Dharma

Satvika Yadnya

*Mutiara Weda*
25 / 11  /2023

*Satvika  Yadnya*

*Umat Se-dharma*, melaksanakan Panca Maha Yadnya merupakan kewajiban suci dari  petunjuk  Pustaka  suci Weda Samhita sebagai penyangga Bumi, alam semesta beserta isinya, karena alam dan manusia diciptakan Ida SangHyang Widhi Wasa melalui *Yadnya*

Ada lima unsur penting dalam *Meyadnya* :

*Mantra* : doa doa yang harus diucapkan oleh umat, pinandita sesuai dengan tingkatannya.

*Yantra* : simbol simbol keagamaan yang diyakini mempunyai kekuatan spiritual untuk meningkatkan kesuciannya.

*Tantra* : kekuatan suci yang ada dalam diri dibangkitkan dengan cara yang ditetapkan dalam kitab suci Weda.

*Yadnya* : pengorbanan dan pengabdian yang tulus atas dasar kesadaran dalam persembahan sesuai dengan kemampuan.

*Yoga* : Mengendalikan gelombang pikiran dalam alam pikiran untuk berhubungan dengan Ida SangHyang Widhi Wasa.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu mantapkan sradha dan bhakti dengan berkeyakinan bahwa demi kepentingan hidup,  kesempurnaan dan kebahagian,   umat Hindu melaksanakan panca Maha Yadnya  yang Satvika dengan landasan Tri Premana (sastratah, Gurutah dan Svatah) dengan tetap  memperhatikan Catur Drstha :  Kuna Drstah, Sastra Drstha, Loka Drstha dan Desa Drstha. Niscaya akan terwujudnya  tujuan hidup umat manusia yaitu kebahagiaan sekala dan niskala, Jagadhita lan Kamoksan nantinya.
(Agastya  Parwa & BG.III.10)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN) Pusat

Bunga Dharma

*Mutiara Weda*
26 / 11 /2023

*Bunga Dharma*

*Umat Se-dharma*,  Kebahagiaan, kenikmatan & kesenangan yang penuh  tanpa gangguan sehingga  sang atman akan dapat mencapai kebahagiaan sejati  menuju pada  kelahiran  yang di sebut sebagai kelahiran  Deva Yoni  di sebut dengan *Aisvarya* & Menjadikan sebagai Buah atau bunga bunga Dharma.

Demikian pula  sebaliknya manakala pikiran yang selalu diselimuti oleh bibit Adharma / kejahatan dan menentang dharma *Avairagya*, tidak mengetahui akan *Tattva Jnana* dapat dipastikan hidupnya akan mendapatkan penderitaan begitu pula akan dapat mengalami proses reinkarnasi / lahir  kembali menjadi  makhluk rendahan ataupun binatang.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu  sudah menjadi kewajiban untuk membangun buah buah Dharma / *Aisvarya* karena dengan ajaran Dharma  akan dapat mencapai kebahagiaan dengan penguatan pada *buah Jnana* berupa pengetahuan suci Weda. *Niscaya*,  nantinya akan  dapat tercapainya kebahagiaan sejati  kelepasan atau kamoksan yang sering disebut  *Janma Vasana*
(Wrhaspati tattwa, 29 -32)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN ) Pusat

Visudha Karma

*Mutiara Weda*
Yogyakarta, 27 /11 /2023

*Visudha Karma*

*Umat Se-dharma*, dalam pustaka suci Weda menyebutkan ;
Sesungguhnya  semua umat manusia memiliki kebebasan, bebas menentukan kehendaknya  dan sepenuhnya pula bertanggung jawab atas semua perbuatannya sendiri *Svatantra Katah*. Demikian pula, tak satupun manusia bisa
luput dari kerja walaupun hanya sesaat,  oleh hukum alam  manusia dibuat tidak berdaya  untuk selalu bekerja.

Kualitas perbuatan  menentukan kehidupan sekarang maupun kehidupan dimasa yang akan datang,  begitu juga  se- kecil apapun perbuatan yang dilakukan jika dilandasi dengan hati yang tulus, lascarya akan membawa kebaikan yang luar biasa.

*Oleh karena itu*,  sebagai umat Hindu  mantafkan kualitas *Sradha* dan *Bhakti* dengan  melakukan kerja tanpa ikatan *Visudha Karma* sehingga terwujudnya *Pencapain tertinggi* yaitu *Kamoksan* atau *Kelepasan*, terbebas dari keterikatan,  bekerja sebagai suatu kewajiban, dengan pijakan Bekerja  untuk semua  *Sarvodaya*. Niscaya, akan terhindar dari Karma buruk /  Karma Jahat *Wikarma*.
( Slokantara Sloka 19 ,4 & BG V.10)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN ) Pusat



Jangan Mendengar yang Jahat, dengarlah yang Baik

*Mutiara Weda*
Yogyakarta, 28 /  11  /2023

*Jangan Mendengar Yang Jahat jahat, dengarlah yang Baik baik*

*Umat Se-dharma*,jika disadari, sesungguhnya segala bentuk pemujaan ataupun Tapa hanyalah untuk mengendalikan pikiran.  Pikiran   penyebab keterikatan atau kebebasan. Begitu juga  pikiran pula sebagai rajanya nafsu *Rajendrya*, setiap  umat manusia harus mengarahkan pikiran agar tenang & terkendali *Nirodha* sehingga  terpusat pada-Nya *Dhyana*

Orang yang disayang Tuhan  sesungguhnya  orang yang tidak membenci siapapun  *Adwesta sarva bhutanam* , jangan melihat yang jahat, lihatlah yang baik. Jangan mendengar yang jahat -  jahat, dengarlah yang baik - baik. Jangan membicarakan yang jahat, berbicaralah dengan baik.  Jangan memikirkan yang jahat, pikirlah hanya yang baik. Jangan melakukan yang jahat, lakukanlah yang baik,  semuanya ini sebagai jalan menuju-Nya.

*Oleh karena itu* sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk  mengendalikan dan menjaga kesucian pikiran. pikiran menjadi penyebab akan adanya perbedaan dalam perbuatan / berkarma, pikiran merupakan unsur yang menentukan mulai dari perkataan dan perbuatan *Karmana Pascat pradhanam vai Manastatah*.  Niscaya,  pikiran akan selalu terkendali, melahirkan perbuatan baik serta  selalu berada dalam Lindungan Ida SangHyang Widhi Wasa  *Sat Sanggha*
( SS 79-87 & BG XII.13.1)

*Made Worda Negara*
BINROH  HINDU TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN) Pusat

Ahning Maneb Manah Nira

*Mutiara Weda*
Yogyakarta, 29/ 11 /2023

*Ahning Maneb Manah Nira*

*Umat Sedharma*, Dalam susastra ada menyebutkan   *Dve karmani narah kurvaniha loke mahiyate* ;  ada dua macam perbuatan  yang menyebabkan seseorang menjadi Bijak &  Mulia yaitu Tidak sekali - kali mengucapkan perkataan yang  kasar *tan ujar ahala*  pun tidak sekali kali  berpikiran   untuk melakukan  perbuatan  jahat & Tercela  .

Perbuatan & Perkataan yang mengandung  niat jahat tiada bedanya dengan  membidik dan  melepaskan  anak panah,  setiap orang yang terkena pasti  akan merasa sakit yang teramat Dalam.  Perkataan jika maksudnya baik dan secara baik- baik pula diucapkannya maka hanyalah kesenangan yang  ditimbulkannya, namun apabila maksudnya baik, jika tidak secara baik - baik diucapkannya akan dapat menimbulkan rasa duka.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu, untuk selalu berhati hati dalam  Perbuatan serta  dalam  mengeluarkan perkataan  selalu menampakkan nilai kebajikan, kedamaian serta  berjiwa  meneduhkan,  menjaga kesucian  Pikiran  *ahning maneb manah nira*  dan berjanji atas diri untuk selalu  berpegang  teguh pada kebenaran.  *Niscaya*,  akan dapat terbangunnya umat Hindu yang Damai  dan  Bahagia serta mendapatkan Amertha dalam kehidupannya.
( SS. 117-124)

*Made Worda Negara*
BINROH  HINDU TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Mulut Satu, Lidah Bertupang

Suluh Nikang Prabha

*Mutiara Weda*
30 /11 / 2023

*Suluh Nikang Prabha*

*Umat Se-dharma*,  Dalam Pustaka suci Weda ada tersurat bahwa  Tidak ada sahabat yang lebih tinggi  dari pada pengetahuan dan tidak ada musuh yang lebih berbahaya daripada nafsu jahat  demikian pula  tidak ada kekuatan yang melebihi kekuatan nasib karena nasib tidak tertahankan oleh siapapun.

Melakukan perbuatan baik *Subha Karma* dan mensinergiskan antara Pikiran, Perkataan dan perbuatan serta mengerti akan hakekat ajaran Dharma  sebagai  obor atau penerang Kehidupan bagi setiap umat Manusia  menuju  kehidupan yang Satyam, Sivam dan Sundaram.

*Oleh karena itu* ,  sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban  untuk melaksanakan ajaran Dharma   dijadikan Cahaya dalam Kehidupan *Suluh Ikang Prabha*.  Manakala Perkataan, Perbuatan dan Pikiran yang tidak menyenangkan  dan  menyakitkan bagi diri sendiri   hendaknya jangan dilakukan terhadap orang lain. Niscaya akan dapat mengendalikan seluruh Indrya sehingga  terbangunnya prilaku yang penuh  Kedamaian  menuju Dharma Laksana.
(Slokantara 29 & SS.hal 41-42)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN ) Pusat

Mulut Satu, Lidah Bertupang

*Mutiara Weda*
Yogyakartya, 01/ 12 /2023

*Mulut Satu, Lidah Bertopang*

*Umat Sedharma*.  Lidah merupakan  bagian tubuh  manusia  yang memiliki  fungsi Ganda yaitu kemampuan berbicara dan  kemampuan   cita rasa.

Dalam sebuah Paribhasa ada Ungkapan ;
*Mulut satu,  lidah Bertopang* atau Ibaratka *Lidah Tanpa Tulang* bahasa kias yang mengandung makna bahwa  Begitu mudah  dan  leluasanya  menggerakan  fungsi Lidah,  akan  sangat membahayakan tatkala tidak dikendalikan  sehingga  menempatkan  unsur *Pengendalian*  sebagai faktor penting   serta menjadikan  Pintu utama dalam mendekatkan diri kehadapan Ida  SangHyang Widhi Wasa.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu untuk mengendalikan fungsi  lidah baik dalam berbicara maupun dalam menikmati cita rasa,  dengan menjalankan *Wiweka* dan  mengembangkan  *Cita Budhi* untuk membedakannya mana yg kekal dan mana yang tidak  kekal serta  mana yang punya rasa dan mana  yang tidak  punya rasa. *Niscaya*,  umat Hindu dalam menjalankan praktek keagamaan akan  selalu dapat menggunakan wiwekanya dengan landasan *Tri  Kaya Parisudha* ( Kayika, Wacika & Manacika)  dalam berhubungan  dengan-Nya *Bhakti  Marga*
(Jalan menuju Tuhan.hal.64)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN ) Pusat

Rahasya Jnana

*Mutiara Weda*
Yogyakarta, 02 / 12 /2023

*Rahasyajnana*

*Umat sedharma*,  Pustaka suci Weda yang menjadi  pegangan, pedoman  dan Tuntunan bagi umat Hindu  sering juga di sebut  dengan nama Kitab Rahasia karena didalamnya banyak mengandung ajaran  yang bersifat  rahasia *rahasyajnana*  dan   Untuk  memudahkan memahami isi kandungan dari pustaka suci Weda,  Maha Rsi Walmiki  melalui   karya sastra *Ramayana*  dan Maha Rsi Vyasa menghimpun epos besar Itihasa guna  memahami isi  kandungan pustaka suci Weda  yang semuanya  sebagai sumber sejarah.

Itihasa ramayana maupun Mahabrata bukanlah cerita dongeng  atau cerita fiktif melainkan cerita yang benar benar terjadi *Akhyayikopalabdhartha*  yang memang  pada mulanya  cerita atau peristiwa sejarah yang disampaikan secara lisan dari generasi ke generasi secara turun temurun dan lama kelamaan setelah ada tulisan atau mengenal  huruf barulah ditulis kembali yang dikenal dengan kitab *Amarakosa* yang ditulis olah pujangga besar bernama *Amarasingha* yang mengatakan nama lain dari Itihasa  yaitu  *Akhyayika*.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu berkewajiban untuk memahami isi pustka suci  Weda secara  Utuh secara  bertahap, berjenjang dan komprehensif. mengingat isi pustaka suci weda bersifat rahasia atau *rahasyajnana* atau *Adhyatmika*  sehingga membutuhkan seorang guru rohani dalam mempelajarinya .   Niscaya sraddha dan Bhakti umat sedharma  akan semakin kuat dan kokoh.
(Weda sabda suci hal 6)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN ) Pusat

Tumpek Landep

*Mutiara Weda*
30 / 12 / 2023

*Tumpek Landep*
_((Landeping Idep, Vak Lan Kaya)_

*Umat se-dharma*, pada Saniscara Kliwon Wuku Landep umat Hindu merayakan hari suci yang  disebut *Tumpek Landep*, sebagai wujud  rasa bhakti kehadapan Ida SangHyang Pasupati atas segala ciptaannya.  Mengasah ketajaman *Jnana*
( pikiran, logika dan ilmu pengetahuan)  Sebagai  spirit kemanusiaan, membangun kearifan  dalam memanfaatkan teknologi yang mengandung besi.

Umat Hindu berkeyakinan bahwa, peralatan yang digunakan untuk mengolah isi alam, harus tetap terjaga kesuciannya, sehingga selalu dapat digunakan dengan baik tanpa merusak alam atau menyakiti makhluk lainnya.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu selalu memegang teguh kebenaran  *Tri Permana Telu* dan bangun kesadaran sejati  dengan jalan mengasah ketajaman pikiran meningkatkan kecerdasan akal  _landeping Idep, Landeping Vak mwah Landeping Kaya_  dengan selalu berpegang teguh pada  isi kitab suci Weda secara utuh. Niscaya akan dapat terbangunnya kualiatas rohani umat Hindu sehingga memiliki keteguhan dalam menghadapi fluktuasi suka dan Duhka  di jaman Kaliyuga ini
*sama duhkha-sukham dhiram*
( Kitab Sundarigama )

*RAHAJENG HARI SUCI      TUMPEK LANDEP*

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN) Pusat

Brahman Atman Aikhyam

*Mutiara Weda*
Yogyakarta, 03/ 12 /2023

*Brahman Atman Aikyam*.

*Umat Se-dharma*, mereka yang bahagia  itu sesungguhnya adalah mereka yang  percaya akan dirinya sendiri, begitu pula dalam  mencapai kebebasan  dengan landasan ketulusan dan keluhuran budhinya.

Ida SangHyang Widhi Wasa,  akan bersemayam didalam lubuk atau relung hati  yang paling dalam *Padma Hrdaya*, manakala dilandasi dengan  keluhuran Budhi serta hati  yang Nyaman,  damai & Indah
*Brahman Atman Aikyam*

*Oleh kerena itu*,  sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk membangun kedamaian & Keharmonisan mulai dari  dalam diri  masing masing  dengan  landasan keluhuran Budhi, Jadikan  tubuh dan hati selalu  Damai serta harmonis dengan jalan selalu menjaga  sinergisitas Unsur Tri Guna yang ada  dalam diri ( satvam*,  Rajas*  &  Tamas ) serta mengimplementasikan ajaran *Tri Hita Karana* dalam keseharian . Niscaya akan terwujudnya  rasa damai ,  harmonis dalam diri sehingga  Ida SangHyang Widhi Wasa  akan selalu bersemayam di dalam hati *Brahman Atman Aikyam*.
( Reg Veda.I.85.7)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN) Pusat

Tumpek Landep

*Mutiara Weda*
30 / 12 / 2023

*Tumpek Landep*
_((Landeping Idep, Vak Lan Kaya)_

*Umat se-dharma*, pada Saniscara Kliwon Wuku Landep umat Hindu merayakan hari suci yang  disebut *Tumpek Landep*, sebagai wujud  rasa bhakti kehadapan Ida SangHyang Pasupati atas segala ciptaannya.  Mengasah ketajaman *Jnana*
( pikiran, logika dan ilmu pengetahuan)  Sebagai  spirit kemanusiaan, membangun kearifan  dalam memanfaatkan teknologi yang mengandung besi.

Umat Hindu berkeyakinan bahwa, peralatan yang digunakan untuk mengolah isi alam, harus tetap terjaga kesuciannya, sehingga selalu dapat digunakan dengan baik tanpa merusak alam atau menyakiti makhluk lainnya.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu selalu memegang teguh kebenaran  *Tri Permana Telu* dan bangun kesadaran sejati  dengan jalan mengasah ketajaman pikiran meningkatkan kecerdasan akal  _landeping Idep, Landeping Vak mwah Landeping Kaya_  dengan selalu berpegang teguh pada  isi kitab suci Weda secara utuh. Niscaya akan dapat terbangunnya kualiatas rohani umat Hindu sehingga memiliki keteguhan dalam menghadapi fluktuasi suka dan Duhka  di jaman Kaliyuga ini
*sama duhkha-sukham dhiram*
( Kitab Sundarigama )

*RAHAJENG HARI SUCI      TUMPEK LANDEP*

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN) Pusat

Yadnya Tiang Penyangga Pura

*Mutiara Weda*
25 /01/ 2024

*Yadnya Tiang Penyangga Pura*

*Umat Sedharma*, dalam susastra ada tersurat *Yasyam sadoha virdhane yupo yasyam nimiyate...dst*
dimana tempat suci  / Pura dipancangkannya Yupa atau upacara yadnya disanalah Ida SangHyang Widhi Wasa akan turun  menganugerahkan keselamatan jiwa dan ketenangan bathin.

Melaksanakan Yadnya suci *Panca Maha Yadnya* sarana bagi umat Hindu  guna menumbuhkan jiwa  yang selaras dengan  nilai ajaran agama serta  sebagai bentuk rasa bhakti dan  angayubagya atas  Anugerah  dari Ida SangHyang Widhi  Wasa telah  menciptakan alam semesta beserta isinya.

*Oleh karena itu*  sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban  untuk  menggelar  upacara Yadnya  sehingga terbangunnya kesucian jiwa serta bersthananya Tuhan dalam diri  *soma rarandhi no hrdhi gavo na....dst*. Niscaya   umat  sedharma  Eling akan jati dirinya sehingga mendapatkan  kesucian  Pikiran, Perkataan dan Perbuatan sehingga meningkatnya  kualitas rohani menuju kedamaian hati.
(Athara Veda. XII.1.38 hal.244)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Berlaku seperti Pepohonan

*Mutiara Weda*
31 /12/2023

*Berlaku seperti Pepohonan*

*Umat Sedharma*, Dalam susastra  Hindu ada mengungkapkan  *Atthiti ca pavadi ca dwawete mamabandhawah...dst*.
Para  Tamu  maupun orang  yang suka mencaci  kedua karakter ini  sesunguhnya  adalah  kawan penyelamat / penolong.  Orang yang  suka mencaci dan menghina sesungguhnya dia membersihkn noda dan  dosa kita sedangkan  para tamu yang baik sesungguhnya  akan membawa kita kealam sorga atau  ke alam kebahagiaan nantinya.

Orang Bijak  mengungkapkan ; Dalam mengarungi  kehidupan di mayapada ini  *Berlakulah seperti Pepohonan*,  yang dapat  memberi keteduhan dan  kenyamanan bagi setiap umat manusia  bahkan terhadap  orang  orang yang mau memotong dahannya sekalipun.  Jangan balas pukulan dengan  pukulan, juga jangan balas cacian dengan cacian pun jangan melawan daya upaya nista dengan  nista akan tetapi hujanilah dengan doa dan restu.

*Oleh karena itu*, sebagai  umat Hindu untuk selalu melatih kesabaran dan  berbuat kebajikan serta bersikap dewasa dalam beragama  dengan menampakkan  sendi sendi dasar ajaran Tata Susila  Hindu.
*Niscaya*  dengan demikian akan dapat  terbangunnya umat Hindu yang  Bahagia, Sabar, Damai/ Santih,  kuat dan kokoh akan  sradha maupun Bhaktinya.
(Slokantara Sloka 83.77. hal.293)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
(PSN) Pusat

Yadnya Tiang Penyangga Pura

*Mutiara Weda*
25 /01/ 2024

*Yadnya Tiang Penyangga Pura*

*Umat Sedharma*, dalam susastra ada tersurat *Yasyam sadoha virdhane yupo yasyam nimiyate...dst*
dimana tempat suci  / Pura dipancangkannya Yupa atau upacara yadnya disanalah Ida SangHyang Widhi Wasa akan turun  menganugerahkan keselamatan jiwa dan ketenangan bathin.

Melaksanakan Yadnya suci *Panca Maha Yadnya* sarana bagi umat Hindu  guna menumbuhkan jiwa  yang selaras dengan  nilai ajaran agama serta  sebagai bentuk rasa bhakti dan  angayubagya atas  Anugerah  dari Ida SangHyang Widhi  Wasa telah  menciptakan alam semesta beserta isinya.

*Oleh karena itu*  sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban  untuk  menggelar  upacara Yadnya  sehingga terbangunnya kesucian jiwa serta bersthananya Tuhan dalam diri  *soma rarandhi no hrdhi gavo na....dst*. Niscaya   umat  sedharma  Eling akan jati dirinya sehingga mendapatkan  kesucian  Pikiran, Perkataan dan Perbuatan sehingga meningkatnya  kualitas rohani menuju kedamaian hati.
(Athara Veda. XII.1.38 hal.244)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Mantramn Fungsi Kabaca & Panjara

*Mutiara Weda*
Yogyakarta, 03/01/2024

*Mantram sebagai fungsi Kavaca  & Panjara*

*Umat  Se-dharma*, umat Hindu  dalam mendekatkan diri guna berhubungan dengan  Ida  Sanghyang Widhi Wasa tak bisa lepas dari penggunaan doa doa ataupun  mantram  Weda  sebagai  fungsi *Kavaca* dan fungsi  *Panjara*.

Pengucapan Weda  mantram dengan fungsi *Kavaca* mengandung makna sebagai baju ataupun  pakaian sedangkan *Panjara*  bermakna  sebagai Benteng yang keduanya memiliki fungsi yang sama yaitu  sebagai pelindung.

*Oleh karena itu* sebagai umat Hindu dalam mengucapkan doa atau  mantram benar benar  memahami arti, makna dan isi  mantram menjadi suatu keharusan serta  bersifat mutlak sehingga   mendapatkan Aura positif, sinar suci  dari Ida SangHyang Widhi Wasa *Samyagjnanam*.  Manakala Mantram yang diucapkan tanpa memahami arti dan maknanya  ibaratkan sebatang kayu bakar walaupun disiram  dengan minyak tanah tidak akan terbakar  jika tidak disulut dengan Api.  Niscaya  kualitas mantram  akan dapat dirasakan dan  menjadi Benteng  serta  Pelindung bagi diri atau *Kavaca Gaib*
(Weda  Sabda suci hal.  17)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
(PSN) Pusat

Yadnya Tiang Penyangga Pura

*Mutiara Weda*
25 /01/ 2024

*Yadnya Tiang Penyangga Pura*

*Umat Sedharma*, dalam susastra ada tersurat *Yasyam sadoha virdhane yupo yasyam nimiyate...dst*
dimana tempat suci  / Pura dipancangkannya Yupa atau upacara yadnya disanalah Ida SangHyang Widhi Wasa akan turun  menganugerahkan keselamatan jiwa dan ketenangan bathin.

Melaksanakan Yadnya suci *Panca Maha Yadnya* sarana bagi umat Hindu  guna menumbuhkan jiwa  yang selaras dengan  nilai ajaran agama serta  sebagai bentuk rasa bhakti dan  angayubagya atas  Anugerah  dari Ida SangHyang Widhi  Wasa telah  menciptakan alam semesta beserta isinya.

*Oleh karena itu*  sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban  untuk  menggelar  upacara Yadnya  sehingga terbangunnya kesucian jiwa serta bersthananya Tuhan dalam diri  *soma rarandhi no hrdhi gavo na....dst*. Niscaya   umat  sedharma  Eling akan jati dirinya sehingga mendapatkan  kesucian  Pikiran, Perkataan dan Perbuatan sehingga meningkatnya  kualitas rohani menuju kedamaian hati.
(Athara Veda. XII.1.38 hal.244)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Yadnya Tiang Penyangga Pura

*Mutiara Weda*
25 /01/ 2024

*Yadnya Tiang Penyangga Pura*

*Umat Sedharma*, dalam susastra ada tersurat *Yasyam sadoha virdhane yupo yasyam nimiyate...dst*
dimana tempat suci  / Pura dipancangkannya Yupa atau upacara yadnya disanalah Ida SangHyang Widhi Wasa akan turun  menganugerahkan keselamatan jiwa dan ketenangan bathin.

Melaksanakan Yadnya suci *Panca Maha Yadnya* sarana bagi umat Hindu  guna menumbuhkan jiwa  yang selaras dengan  nilai ajaran agama serta  sebagai bentuk rasa bhakti dan  angayubagya atas  Anugerah  dari Ida SangHyang Widhi  Wasa telah  menciptakan alam semesta beserta isinya.

*Oleh karena itu*  sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban  untuk  menggelar  upacara Yadnya  sehingga terbangunnya kesucian jiwa serta bersthananya Tuhan dalam diri  *soma rarandhi no hrdhi gavo na....dst*. Niscaya   umat  sedharma  Eling akan jati dirinya sehingga mendapatkan  kesucian  Pikiran, Perkataan dan Perbuatan sehingga meningkatnya  kualitas rohani menuju kedamaian hati.
(Athara Veda. XII.1.38 hal.244)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Bangun Umat Hindu yang Berjiwa Tattvam Asi

*Mutiara Weda*
26  /01/2024

*Bangun Umat Hindu yang  Berjiwa Tat Tvam Asi*

*Umat Sedharma*, dalam sebuah  sesanti   ada menguraikan ; Tundukkan kemarahan itu   dengan kesabaran,  tundukan setiap kejahatan dengan nilai nilai kebenaran &  kebajikan, begitu juga Kelicikan dapat ditundukkan   dengan keikhlasan, ketulusan dan  kerelaan, Serta dengan  kejujuran dan kepolosan  hancurkan segala Tipu daya dan berbagai bentuk  kebohongan.

Janganlah  Membalas pukulan dengan pukulan begitu pula  jangan  membalas cacian dengan cacian sebagai  sikap bijak implementasi  dari  ajaran Ethika Hindu *Bertat Tvam Asi* .    Sesungguhnya Dendam adalah racun penghancur hati dan bagian terburuk dari rencana penghancuran masa depan diri sendiri.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu, untuk selalu membangun Kedamaian *Manah Santih* mulai dari dalam Diri masing masing dengan  menumbuhkan sikap saling memaafkan *Ksamavrata*, saling Asah, Asih lan Asuh, tumbuhkan  sifat welas asih terhadap sesama *Tat Tvam Asi*  serta  menjaga stabilitas  Mental, Intelektual dan Kesehatan (Ahara, Vihara dan Ausadha) secara sinergis. *Niscaya*, akan dapat terbangunnya umat Hindu yang  Rukun,  berkarakter dan berwawaskan nilai nilai Dharma.
(kitab Slokantara,Sloka 83 hal.293)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta