Jumat, 12 April 2024
Jangan Menjadi Jadma Kesasar
Tumpek Landep
*RAHAJENG HARI SUCI TUMPEK LANDEP*
*Mutiara Weda*
03/ 06 / 2023
*Tumpek Landep*
_((Landeping Idep, Vak Lan Kaya)_
*Umat se-dharma*, pada Saniscara Kliwon Wuku Landep umat Hindu merayakan hari suci yang disebut *Tumpek Landep*, sebagai wujud rasa bhakti kehadapan Ida SangHyang Pasupati atas segala ciptaannya. Mengasah ketajaman *Jnana*
( pikiran, logika dan ilmu pengetahuan) Sebagai spirit kemanusiaan, membangun kearifan dalam memanfaatkan teknologi yang mengandung besi.
Umat Hindu berkeyakinan bahwa, peralatan yang digunakan untuk mengolah isi alam, harus tetap terjaga kesuciannya, sehingga selalu dapat digunakan dengan baik tanpa merusak alam atau menyakiti makhluk lainnya.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu selalu memegang teguh kebenaran *Tri Permana Telu* dan bangun kesadaran sejati dengan jalan mengasah ketajaman pikiran meningkatkan kecerdasan akal _landeping Idep, Landeping Vak mwah Landeping Kaya_ dengan selalu berpegang teguh pada isi kitab suci Weda secara utuh. Niscaya akan dapat terbangunnya kualiatas rohani umat Hindu sehingga memiliki keteguhan dalam menghadapi fluktuasi suka dan Duhka di jaman Kaliyuga ini
*sama duhkha-sukham dhiram*
( Kitab Sundarigama )
*RAHAJENG HARI SUCI TUMPEK LANDEP*
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Jangan Menjadi Jadma Kesasar
Sumber Dharma
Kamis, 11 April 2024
Cakra Dharma
*Mutiara Weda*
12 / 04 / 2024
*Cakra Dharma*
*Umat sedharma* , sifat melayani akan nilai nilai Dharma *Dharma Sevanam* merupakan bagian dari ethos kerja atau Karma baik *Subha Karma* sesuai ajaran Ethika Hindu. Sifat melayani terhadap nilai kebajikan pada sesama *Dharma Sevanam* akan dapat terbangunnya kesucian diri serta menjadi pondasi dasar dalam mengarungi kehidupan bagi setiap umat Hindu.
Dari kesucian akan mendapatkan kemuliaan, dengan kemuliaan akan mendapatkan kehormatan dan dengan kehormatan pula akan dapat memperoleh kebenaran atau *Satya*.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu Membangun kesucian dalam diri, baik lahir maupun bathin *Dharma Sevanam* menjadi suatu keharusan
serta mengedepankan sifat *Tresna asih* sesuai ajaran *Tri Parartha* yaitu :' Asih, Punia dan Bhakti. *Niscaya*, kesucian bathin akan dapat terbangun sehingga berputarnya *Cakra Dharma* secara sinergis / seimbang Satyam, Sivam dan Sundaram menuju kebahagiaan nantinya. (Yajur Veda, 19.30)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN ) Pusat
Hidup dalam rwa bhineda
*Mutiara Weda*
Yogyakarta, 07 /01/ 2024
*Hidup dalam Rwa Bhineda*
*Umat Se-dharma*, jika direnungkan, nasib atau takdir yang dialami oleh setiap umat manusia sebagai pertanda bahwa ada yang lebih tinggi yang mengatur segalanya yaitu Ida SangHyang Widhi Wasa. Demikian pula dalam menjalani kehidupan dalam suka maupun Duka *Rwa Bhineda* yang dialami akan selalu berdampingan dan datangnyapun silih berganti.
Kedukaan datang setelah kesukaan , Kesukaan mengikuti Kedukaan dan semua makhluk hidup mengalami perputaran siklus *suka* maupun *duka* dan ini sudah menjadi hukum Rta /kodrat alam bahwa seberapa yang kita berikan sedemikian pula yang akan kita terima,apa yang dipinjam itu pulalah yang dikembalikan, tatkala kita menyakiti orang lain, kitapun akan disakiti oleh orang lain.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu untuk selalu menempatkan nilai nilai kebajikan sebagai Benteng dalam diri untuk mendapatkan Karma Baik *Subha Karma* melalui *Tapa* pengekangan atau pengendalian diri dan selalu mendekatkan diri kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa *Yoga* dengan landasan *Dharma*. Niscaya akan selalu berada dalam jalan kebajikan untuk menuju tujuan dari kehidupan yaitu Karma Baik *Subha Karma*
(Slokantara 84.hal.297-299)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN) Pusat
Kesadaran
Sradha sebagai Landasan
*Mutiara Weda*
Yogyakarta, 08 /01/ 2024
*Sradha sebagai landasan menuju Sanatana Dharma*
*Umat Se-dharma*, Kesucian bathin itu akan dapat terwujud manakala memiliki kemampuan untuk mengintrospeksi & mengendalikan Diri, demikian pula dengan Kesucian diri akan dapat membangun *Kedamaian & keharmonisan* dalam kehidupan, yang selanjutnya dengan *Keyakinan spiritual* akan dapat mewujudkan Kebenaran sejati *Sanatana Dharma*.
Hakekat kebenaran sesungguhnya merupakan hukum yang abadi atau hukum Rta ataupun Hukum Karma dengan landasan kejujuran di dalam mensinergiskan pikiran, perkataan dan perbuatan *Tri Kaya Sandhi*
*Oleh karena itu* sebagai umat Hindu marilah kita bangun Kesucian diri dengan Pengendalian Indrya sehingga dapat menghindarkan diri dari balutan kegelapan pikiran *Sapta Timira* serta tidak menjerumuskan diri ataupun membunuh diri dengan melakukan perbuatan melanggar norma norma agama. Niscaya *Cakra Dharma* akan berputar secara Sinergis *satyam*, *Sivam* dan *Sundaram* dalam menata tatanan kehidupan yang *Damai*, *rukun* dan *Harmonis*, *Manah Santih* maupun *Parama Santih*.
(Yajur Veda.19.30)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN) Pusat
Bangun Soliditas umat Hindu
*Mutiara Weda*
10 /01/2024
*Bangun Soliditas umat Hindu*
*Umat Sedharma*, dalam pustaka suci Weda ada mengungkapkan ; Wahai Umat Manusia Berhimpunlah, duduklah bersama sama, pikirkan bersama sama dan rumuskan sesuatu untuk tujuan bersama, mengajarkan kepada kita umat sedharma untuk selalu bersinergis dan bersatu guna mencapai tujuan bersama. *Sahrdayam sammanasyam, avidvesam krnomi vah...dst* Ida SangHyang Widhi Wasa memberikan sifat sifat ketulusikhlasan, mentalitas atau kejiwaan yang sama dan perasaan bersahabat yang tanpa kebencian seperti halnya induk sapi yang mencintai anaknya begitulah seharusnya tat kala kita membangun persahabatan dalam persatuan.
Rasa persatuan akan dapat dibangun dan tumbuh manakala terwujudnya keserasian, sinergisitas , kebersamaan terutama dalam pikiran. Bila pikiran sinergis akan tumbuh dan berkembangnya cinta kasih serta terbangunnya persatuan Umat Hindu .
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu mari bangun kebersamaan & Persatuan, bersinergi satu sama lainnya, satupun pikiran, satukan tujuan serta bangun keserasian *sam vo manamsi sam vrata*. Niscaya dengan Keserasian akan dapat terbangunnya kerukunan menuju Persatuan *Medharma santi* nantinya.
(Reg Veda X.191.2)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN ) Pusat
Siwaratri
*Rahajeng hari suci Siwaratri*
*Mutiara Weda*
09 /01/2024
*Siwaratri Media Introspeksi Diri*
*Umat se-dharma*, Dalam ajaran agama Hindu proses kehidupan yang selalu berputar putar / berulang ulang lahir (utpeti) hidup (sthiti) dan mati (pralina) tiada henti di sebut Samsara - Punarbhawa. Punarbhawa pada dasarnya adalah suatu penderitaan. menderita disebabkan karena Dosa.
Hidup dalam alam Samsara / punarbhawa ibarat seperti ulat ataupun lintah yang berjalan pada seuntai dedaunan, yang setelah mencapai ujungnya, akan melekukan badannya kearah batang baru, demikian juga halnya sang atman setelah meninggalkan badan kasar /badan wadag akan melekukan badannya kedalam tubuh yang lain atau yang baru dengan disertai karma wesana sebagai pengikutnya setianya.
*Oleh karena itu*, Marilah sebagai umat dalam perayaan hari suci Siwaratri mengevaluasi, mengintrospeksi dan mengendalikan diri serta menyadari bahwa sesungguhnya samsara Punarbhawa itu terjadi akibat dari pahala atau karma yang belum sempurna semasa manusia hidup dan ketidaksempurnaan karma bersumber pada unsur *maya*, lepaskan diri dari samsara dengan penguatan pada pengendalian Indria. *Niscaya* akan tercapainya tingkatan pengetahuan yang sejati /*Jnana* sebagai jalan menuju alam kedamaian / kamoksan.
(Brhadaranyaka Upanisad, IV.4.6)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN) Pusat
Nastika
*Mutiara Weda*
29/10/2021
*Nastika* : ikatan Samsara
*Umat se-dharma*, dalam susastra ada mengungkapkan ; *apramanyam ca vedanam sastranam ca tilanghanam* ;
orang yang kurang yakin akan kebenaran Weda, begitu pula tidak mentaati ajaran Dharmasastra serta tidak mengikuti dan menjalankan ketentuan ajaran Dharma dikenal dengan nama Nastika, orang seperti ini tak akan dapat terhindar dari balutan samsara punarbhawa / reinkarnasi atau kelahiran yang berulang ulang sesuai Karma Wesananya.
Orang yang berada dalam golongan Nastika, ibaratkan manusia hidup tanpa kepala, sama halnya dengan orang yang berkeadaan mati tiada gunanya, cenderung tidak menjalankan swadharmanya atau tanpa perbuatan *Niskriya* dan tidak mentaati , menjalankan petunjuk serta nasehat ajaran Dharma *Upadesa* .
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu wajib untuk yakin akan kebenaran Pustaka Suci Weda sebagai pegangan, pedoman dan tuntunan hidup, jadikan ilmu pengetahuan suci sebagai obor atau penerang dalam mengarungi kehidupan ,selalu rendah hati ibaratkan lampu dalam periuk tersimpan didalam hati. Nscaya, akan selalu berada dalam jalan Dharma dan terhindar dari malapetaka atau neraka *maharorawa*.
(SS.113-116 & Slokantara 29.63)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .
Indrya Mat : Mata Nafsu
*Mutiara Weda*
Yogyakarta, 11 / 01 /2024
*Indrya Mata : Mata Nafsu*
*Umat se-dharma*, menjelma menjadi manusia di alam maya pada ini penuh dengan permasalahan, cobaan & godaan yang disebabkan oleh Kegelapan pikiran *Bhaksa Bhuana* akibat dari ketidakmampuan menjaga dan mengolahnya.
Kegelapan pikiran itulah, yang mempunyai *indrya mata* yang disebut *mata nafsu*. Pikiran yang bermata-nafsu tidak mampu melihat kenyataan hidup yang sebenarnya sehingga cenderung menggunakan *KeAkuan* Sebagai jalan penyelesaiannya.
*Oleh karena itu* sebagai umat Hindu Hilangkan kekotoran & kegelapan pikiran dengan jalan mantapkan pengetahuan rohani *Jnana* dan tingkatkan Pengetahuan ttg kehidupan *Vidya* serta mengingatkan pikiran yang selalu akan dibayang bayangi kegelapan. Niscaya seluruh Indria akan dapat terkelola, terkontrol dan terkendali.
(Vrti sasana II b.78 /1)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN ) Pusat
Nastika
*Mutiara Weda*
29/10/2021
*Nastika* : ikatan Samsara
*Umat se-dharma*, dalam susastra ada mengungkapkan ; *apramanyam ca vedanam sastranam ca tilanghanam* ;
orang yang kurang yakin akan kebenaran Weda, begitu pula tidak mentaati ajaran Dharmasastra serta tidak mengikuti dan menjalankan ketentuan ajaran Dharma dikenal dengan nama Nastika, orang seperti ini tak akan dapat terhindar dari balutan samsara punarbhawa / reinkarnasi atau kelahiran yang berulang ulang sesuai Karma Wesananya.
Orang yang berada dalam golongan Nastika, ibaratkan manusia hidup tanpa kepala, sama halnya dengan orang yang berkeadaan mati tiada gunanya, cenderung tidak menjalankan swadharmanya atau tanpa perbuatan *Niskriya* dan tidak mentaati , menjalankan petunjuk serta nasehat ajaran Dharma *Upadesa* .
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu wajib untuk yakin akan kebenaran Pustaka Suci Weda sebagai pegangan, pedoman dan tuntunan hidup, jadikan ilmu pengetahuan suci sebagai obor atau penerang dalam mengarungi kehidupan ,selalu rendah hati ibaratkan lampu dalam periuk tersimpan didalam hati. Nscaya, akan selalu berada dalam jalan Dharma dan terhindar dari malapetaka atau neraka *maharorawa*.
(SS.113-116 & Slokantara 29.63)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .
Suluh Kehidupan
Bangkitkan Bhusana dalam Diri
*Mutiara Weda*
25/ 10 /2021
*Bangkitkan Bhusana dalam Diri*
*Umat Se-dharma*, Jika kita renungkan, Tatkala kesadaran Diri melebur dengan kesadaran Sejati / Yang Maha Agung , maka yang tersisa hanyalah kebahagiaan yang tanpa batas. Membangun *Kecerdasan* sangatlah penting bagi setiap umat manusia dengan menempatkan *kecerdasan Intelektual* sebagai inti dasarnya, yang diperhalus *Kecerdasan Emosional* dan *Kecerdasan Spiritual* menuju pada *Kesadaran sejati* dengan *Bhusana Bhusana* sebagai Pengikatnya.
*Busana kekayaan* berupa Keramahan, dan *Busana orang Kuat* dalam bentuk Ucapan atau Perkataan yang halus, serta *Busana Pengetahuan* dalam wujud Kedamaian, sedangkan sebagai *Busana orang yang belajar Agama* adalah Kerendahan hati sebagai Kavaca Dharmanya, demikian pula halnya *Busana bagi orang Besar* berupa sifat pemaaf & pengampun.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu dalam situasi dan kondisi apapun Gunakan *Kavaca Dharma dan bangkitkan *Bhusana* yang ada dalam diri dengan membangun Kesadaran diri dan ketika kesadaran sudah melewati kesadaran materi dengan Kecerdasan Intelektual ( IQ) dan Kecerdasan Emosional ( EQ) maka akan dapat menuju pada kesadaran Jiwa melalui Kecerdasan Spiritual ( SQ) menuju pada kesadaran yang paling hakiki, bersemayam & berwujudnya Tuhan dalam diri dengan landasan Pengendalian diri lahir maupun bathin. Niscaya akan mampu menapaki hidup yang rendah hati, bijak dan mampu mengendalikan *Suluh Ikang Prabha* serta mengelola emosi menuju pada Kesadaran Sejati.
(kitab Nitisatakam)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta
Tri Guna Dalam Tri Sarira
Bangkitkan Bhusana dalam Diri
*Mutiara Weda*
25/ 10 /2021
*Bangkitkan Bhusana dalam Diri*
*Umat Se-dharma*, Jika kita renungkan, Tatkala kesadaran Diri melebur dengan kesadaran Sejati / Yang Maha Agung , maka yang tersisa hanyalah kebahagiaan yang tanpa batas. Membangun *Kecerdasan* sangatlah penting bagi setiap umat manusia dengan menempatkan *kecerdasan Intelektual* sebagai inti dasarnya, yang diperhalus *Kecerdasan Emosional* dan *Kecerdasan Spiritual* menuju pada *Kesadaran sejati* dengan *Bhusana Bhusana* sebagai Pengikatnya.
*Busana kekayaan* berupa Keramahan, dan *Busana orang Kuat* dalam bentuk Ucapan atau Perkataan yang halus, serta *Busana Pengetahuan* dalam wujud Kedamaian, sedangkan sebagai *Busana orang yang belajar Agama* adalah Kerendahan hati sebagai Kavaca Dharmanya, demikian pula halnya *Busana bagi orang Besar* berupa sifat pemaaf & pengampun.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu dalam situasi dan kondisi apapun Gunakan *Kavaca Dharma dan bangkitkan *Bhusana* yang ada dalam diri dengan membangun Kesadaran diri dan ketika kesadaran sudah melewati kesadaran materi dengan Kecerdasan Intelektual ( IQ) dan Kecerdasan Emosional ( EQ) maka akan dapat menuju pada kesadaran Jiwa melalui Kecerdasan Spiritual ( SQ) menuju pada kesadaran yang paling hakiki, bersemayam & berwujudnya Tuhan dalam diri dengan landasan Pengendalian diri lahir maupun bathin. Niscaya akan mampu menapaki hidup yang rendah hati, bijak dan mampu mengendalikan *Suluh Ikang Prabha* serta mengelola emosi menuju pada Kesadaran Sejati.
(kitab Nitisatakam)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta
Purwa Gama Sasana
Tresna
*Mutiara Weda*
23/10/2021
*Tresna*
*Umat se-dharma*, dalam susastra Hindu ada menyebutkan *tresna hi sarvapapista nityodvegakari mata* ; sifat rakus , loba dan Serakah merupakan sumbernya Bencana. Segala macam bentuk bencana atau kejahatan yang ditimbulkan oleh sifat rakus dan sejenisnya yang menyebabkan kebencian dan ketakutan orang lain disebut *Tresna*
Tak ada sesuatu di dunia ini yang dapat memenuhi *Tresna*, orang yang tresnanya sangat kuat tidak bedanya dengan samudera yang akan selalu dapat menampung jumlah Air darimanapun sumbernya. Demikian juga ibaratkan kekayaan atau kemewahan yang selalu bertambah menyebabkan keinginanpun akan menjadi semakin besar yang cenderung menjadi loba, rakus dan tamak.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk selalu menjaga kesucian *Budhi* melalui pengetahuan suci
*Buddhirjnana suddyati* &
mengendalikan seluruh Indrya serta menghilangkan segala bentuk kejahatan yang mengakibatkan kebencian dan ketakutann. Niscaya akan dapat terbangunnya kebahagiaan rohani *Nistresna* menuju kebahagiaan sejati *Tresnasayasukha*
(SS.448-485)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha
Sasmitha-Yogyakarta
Jadikan Prema sebagai Benteng
Sapta Amara
Bangun Pura Dalam diri
Jalankan swadharma
Dharmasastra
*Mutiara Weda*
Yogyakarta, 19 / 12 /2023
*Dharmasastra*
*Umat Se-dharma*, Dalam sebuah sesanti ada menyebutkan ; *Madhu Wisakusemebhyo jayate pathyametat....dst* , Madu yang sering dipake Obat asalnya atau sumbernya dari binatang lebah yang berbisa. Begitu pula halnya susu, minuman yang sangat berguna bagi tubuh manusia datangnya dari daging dan darah sapi , demikian juga bunga seroja yang demikian harum tumbuhnya dari Lumpur.
Begitu pula halnya manusia memiliki karakter serta budhi pekerti luhur yang dapat memancarkan nilai kebajikan *Dharma Vahini* sumbernya bukanlah berasal dari faktor kelahirannya melainkan suatu proses pembelajaran akan nilai nilai ajaran Dharma atau *Dharma Sastra*
*Oleh karena itu*, Sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk selalu berusaha mencari kebenaran berdasarkan pada *Tri Pramana Telu* serta menjalankan ajaran Dharma dengan baik *Dharma Sastra* . Niscaya akan mampu menolong dirinya dalam mewujudkan kebahagiaan baik manah santih maupun parama santih, sekala lan Niskala dengan landasan perbuatan yang baik *Subha Karma*
( Slokantara, 55.25)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) Pusat
Saraswati
*RAHAJENG HARI SUCI SARASWATI*
*Mutiara Weda*
17 / 12 /2023
*Kedamaian Bhusana dari Pengetahuan suci*
*Umat se-dharma*, Ilmu Pengetahuan suci *Jnana* merupakan kecantikan manusia yang paling agung dan merupakan Artha yang tersembunyi dan menjadi sumber dari kemashyuran
serta kebahagiaan.
pada hari suci Saraswati umat Hindu melakukan pemujaan kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai SangHyang Aji Saraswati perayaan hari turunnya Ilmu Pengetahuan suci atau Pustaka suci Weda Samhita. Begitu pula, Ilmu Pengetahuan suci *Jnana* adalah guru serta menjadi sahabat terdekat dalam menyelesaikan setiap persoalan, bagaikan dewa yang dapat mengabulkan segala keinginan.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu jangan pernah berhenti untuk belajar tentang ilmu pengetahuan suci Weda karena Weda Bersifat *Sanatana Dharma* dan *Anandi-anantha*, bersifat kekal,, tidak berawal pun tidak berakhir. Niscaya Busana dari ilmu Pengetahuan suci berupa *Kedamaian* akan terwujud.
(Kitab Nitisatakam)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara ( PSN) Pusat
Dharmasastra
*Mutiara Weda*
Yogyakarta, 19 / 12 /2023
*Dharmasastra*
*Umat Se-dharma*, Dalam sebuah sesanti ada menyebutkan ; *Madhu Wisakusemebhyo jayate pathyametat....dst* , Madu yang sering dipake Obat asalnya atau sumbernya dari binatang lebah yang berbisa. Begitu pula halnya susu, minuman yang sangat berguna bagi tubuh manusia datangnya dari daging dan darah sapi , demikian juga bunga seroja yang demikian harum tumbuhnya dari Lumpur.
Begitu pula halnya manusia memiliki karakter serta budhi pekerti luhur yang dapat memancarkan nilai kebajikan *Dharma Vahini* sumbernya bukanlah berasal dari faktor kelahirannya melainkan suatu proses pembelajaran akan nilai nilai ajaran Dharma atau *Dharma Sastra*
*Oleh karena itu*, Sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk selalu berusaha mencari kebenaran berdasarkan pada *Tri Pramana Telu* serta menjalankan ajaran Dharma dengan baik *Dharma Sastra* . Niscaya akan mampu menolong dirinya dalam mewujudkan kebahagiaan baik manah santih maupun parama santih, sekala lan Niskala dengan landasan perbuatan yang baik *Subha Karma*
( Slokantara, 55.25)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) Pusat
Bersahabat dengan Kesabaran
*Mutiara Weda*
Yogyakarta, 18 / 12 /2023
*Bersahabat dengan Kesabaran*
*Umat se-dharma*, jika dicamkan hidup menjelma menjadi manusia di dunia ini Ibaratkan *Cakramanggilingan* yang selalu berputar putar, silih berganti, terkadang diatas pun terkadang dibawah selalu bergantian dan penuh dengan berbagai cobaan dan tantangan Hidup.
Tanpa adanya ombak yang Ganas, tak akan pernah tahu kemahirannya dalam bermain peselancar. Begitu pula, Tanpa adanya cobaan, tantangan dan godaan hidup , tidak akan pernah tahu kualitas kedewasaan dan tingkat kesabaran yang dimilikinya.
Cobaan dan Godaan hidup bisa datang setiap saat dan setiap waktu, umat manusia perlu bersahabat dengan ketenangan dan Kesabaran tersebut, belajar bercermin dari layang-layang yang dibuat naik oleh angin yang kencang, demikian pula, hanya kolam yang tenang yang bisa membuat lotus menjadi mekar.
*Oleh karena itu* , sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk membangun kesucian diri baik lahir maupun bathin dengan landasan ketenangan, kesabaran dan kedamaian hati. Niscaya kehidupan yang *Satyam*, *Sivam* dan *Sundaram*, Manah santih maupun Parama santih akan dapat terwujud. (Wrhaspati Tattwa & SS.92-95)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara ( PSN ) Pusat
Dharmasastra
*Mutiara Weda*
Yogyakarta, 19 / 12 /2023
*Dharmasastra*
*Umat Se-dharma*, Dalam sebuah sesanti ada menyebutkan ; *Madhu Wisakusemebhyo jayate pathyametat....dst* , Madu yang sering dipake Obat asalnya atau sumbernya dari binatang lebah yang berbisa. Begitu pula halnya susu, minuman yang sangat berguna bagi tubuh manusia datangnya dari daging dan darah sapi , demikian juga bunga seroja yang demikian harum tumbuhnya dari Lumpur.
Begitu pula halnya manusia memiliki karakter serta budhi pekerti luhur yang dapat memancarkan nilai kebajikan *Dharma Vahini* sumbernya bukanlah berasal dari faktor kelahirannya melainkan suatu proses pembelajaran akan nilai nilai ajaran Dharma atau *Dharma Sastra*
*Oleh karena itu*, Sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk selalu berusaha mencari kebenaran berdasarkan pada *Tri Pramana Telu* serta menjalankan ajaran Dharma dengan baik *Dharma Sastra* . Niscaya akan mampu menolong dirinya dalam mewujudkan kebahagiaan baik manah santih maupun parama santih, sekala lan Niskala dengan landasan perbuatan yang baik *Subha Karma*
( Slokantara, 55.25)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) Pusat
Pagerwesi
*Mutiara Weda*
Yogyakarta, 20 / 12 /2023
*Rahajeng hari suci Pagerwesi* dumogi kita semua Selalu berada pada jalan Dharma...*Perkokoh Benteng* sajeroning Adnyana ....astungkara svaha.
*Pagerwesi : Benteng Diri*
*Umat se-dharma*, setiap enam bulan (210 hari) tepatnya pada Rabu, Kliwon wuku Sinta,, umat Hindu merayakan hari suci Pagerwesi sebagai rangkaian dari hari raya Saraswati, dengan
Pemujaan ditujukan kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa dalam manifestasi-Nya sebagai Sang Hyang Pramesti Guru,
Hakekat Pagerwasi sebagai perlambang Benteng dan pelindung yang kokoh di dalam diri berupa ilmu pengetahuan Suci *Samyagjnana* dalam menghadapi godaan dan cobaan hidup. Ilmu Pengetahuan suci *Samyagjanana* merupakan kecantikan manusia yang paling agung dan merupakan Artha yang tersembunyi dan menjadi sumber dari kemasyhuran dan kebahagiaan. Ilmu Pengetahuan suci merupakan guru serta menjadi sahabat terdekat dalam menyelesaikan setiap persoalan hidup, bagaikan para Dewa yang dapat mengabulkan segala keinginan.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu jangan pernah berhenti untuk belajar tentang ilmu pengetahuan suci *weda* mengingat pustaka suci Weda Bersifat *Sanatana Dharma* & *Anandi-anantha*, tidak berawal dan tidak berakhir, Jadikan
Ilmu Pengetahuan suci sebagai guru serta sahabat terdekat dalam menyelesaikan setiap persoalan hidup, bagaikan dewa yang dapat mengabulkan segala keinginan.
Niscaya Busana dari ilmu Pengetahuan suci berupa *Kedamaian* akan terwujud.
(Kitab Nitisatakam)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN) Pusat
Mulut satu , lidah Bertopang
*Mutiara Weda*
13 /01/2024
*Mulut Satu, Lidah Bertopang*
*Umat Sedharma*. Lidah merupakan bagian tubuh manusia yang memiliki fungsi Ganda yaitu kemampuan berbicara dan kemampuan cita rasa.
Dalam sebuah Paribhasa ada Ungkapan ;
*Mulut satu, lidah Bertopang* atau Ibaratka *Lidah Tanpa Tulang*, Begitu mudah dan leluasanya menggerakan fungsi Lidah, akan sangat membahayakan tatkala tidak dikendalikan sehingga menempatkan unsur *Pengendalian* sebagai faktor penting serta menjadikan Pintu utama dalam mendekatkan diri kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu untuk mengendalikan fungsi lidah baik dalam berbicara maupun dalam menikmati cita rasa, dengan menjalankan *Wiweka* dan mengembangkan *Cita Budhi* untuk membedakannya mana yg kekal dan mana yang tidak kekal serta mana yang punya rasa dan mana yang tidak punya rasa. *Niscaya*, umat Hindu dalam menjalankan praktek keagamaan akan selalu dapat menggunakan wiwekanya dengan landasan *Tri Kaya Parisudha* ( Kayika, Wacika & Manacika) dalam berhubungan dengan-Nya *Bhakti Marga*
(Jalan menuju Tuhan.hal.64)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN ) Pusat
Pustaka suci Bersifat mutlak
*Mutiara Weda*
Yogyakarta, 14 /01/2024
*Pustaka suci Weda Bersifat Mutlak*
*Umat se-dharma*, Pustaka suci Weda yang menjadi agem Ageman Bagi umat Hindu bersifat Mutlak sebagai sabda suci / Wahyu Langsung dari Ida SangHyang Widhi Wasa yang diterima oleh para Maha rsi *Sapta Rsi* sebagai penerima wahyu pertama karena kematangan dan kemekaran Instuisinya *apaurusya* serta memberikan jaminan terhadap keselamatan makhluk hidup dialam semesta ini baik pada masa sekarang maupun dimasa yang akan datang.
Pustaka suci Weda sangatlah sempurna bersifat *anandi-Anantha* tidak berawal pun tidak berakhir, *fleksibel*, *Universal* dan isinyapun tidak bisa dihimpun dalam satu buku melainkan berbagai macam buku bahkan ribuan kitab sebagai pengejewantahan dari isi kitab suci Weda baik Weda Sruti maupun Weda Smerti serta sumber sumber Dharma lainnya. Mengingat pustaka suci Weda dihimpun dalam waktu yang sangat panjang / berabad abad dalam jaman yang berbeda beda .
*Oleh karena itu*, Marilah sebagai umat Hindu Bangun kualiatas rohani dengan jalan *jangan ragu* dan mantapkan keyakinan akan kebenaran Pustaka suci Weda baik Weda Sruti maupun Weda Smertih dijadikan pegangan, pedoman dan tuntunan hidup serta mempelajari , memahami isi pustaka suci Weda secara benar : bertahap, berjenjang dan berkelanjutan. Niscaya umat Hindu akan selalu terjaga dan terlindungi oleh Dharma sehingga tujuan hidup menjelma menjadi manusia akan dapat terwujud
( Weda Samhita & Vayu Purana)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN ) Pusat
Sat Cit Anana Brahman
*Mutiara Weda*
15 / 01 / 2024
*Sat, Cit, Ananda Brahman*
*Umat se-dharma*, Dalam Pustaka suci Weda mengajarkan untuk selalu Setia, Jujur dan memegang teguh Kebenaran dalam menuju ketenangan dan kedamaian Bathin *Parama Santih*
Satyam Eva jayate Nanrtham, Sura Dira Jayengningrat Lebur dening pangastute
Kebenaran dan kejujuran menjadi sifat dan hakekat ke-Tuhanan *Sat, Cit, Ananda Brahman* sebagai bagian dari dasar keyakinan atau Sraddha Dalam ajaran agama Hindu. Kesetiaan dan kejujuran itu timbul bukan dari orang lain melainkan tumbuh dari dalam diri masing masing.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk membangun & memupuk kesetiaan , kejujuran dan rasa tanggungjawab akan kebenaran melalui pengamalan ajaran *Panca Satya* : Satya Wecana, Satya Hrdaya, Satya Mitra, satya Samaya dan satya Laksana serta membuang jauh jauh sifat angkuh & sombong *wak Purusya*. *Niscaya* akan dapat menumbuhkan sifat sifat kedewataan *Daivi Vak* yang ada dalam diri, sehingga terwujudnya *Lalita Hita Karana* jalan menuju kamoksan/kebebasan yang abadi.
(Sarasamuscaya ,130-131)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara Yogyakarta
Ageng Yasa Ageng Goda
*Mutiara Weda*
Yogyakarta, 16 /01 / 2024
*Ageng Yasa Ageng Goda*
*Umat se-dharma*, dalam sebuah Paribhasa ada mengungkapkan ;
semakin tinggi pepohonan, maka akan semakin kencang angin menerpanya . Demikian pula halnya dalam perbuatan, semakin banyak berbuat maka akan semakin banyak godaan & cobaan yang akan dihadapi *Ageng Yase Ageng Goda*. Selalu berbuat dan berpasrahkan diri kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa menjadi suatu keharusan yang wajib dijalankan.
Ketaatan & kepatuhan terhadap ajaran agama menjadi satu satunya Benteng dan pelindung diri. Barang siapa yang taat dan patuh akan ajaran Dharma, maka Dharma itu pulalah yang akan melindunginya. *Dharma Raksatah Raksitah*. Orang yang taat akan ajaran Dharma tidak akan pernah merasa takut, manakala menghadapi segala bentuk cobaan, godaan, ancaman dan tantangan sekalipun.
*Oleh karena itu*, sudah menjadi suatu kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk selalu berjalan pada jalan kebenaran/ Dharma, selalu Mendekatkan diri Kehadapan-Nya dan jangan sekali kali meninggalkan Dharma yang menyebabkan Dharmapun akan semakin menjauh, dengan Dharma semua makhluk diatur *Dharmena Vidrtah prajah*. Niscaya dengan jalan Dharma dan selalu Ingat Pada-Nya *Smaranam* menuju kebahagiaan lahir maupun bathin.
(Santi Parwa ,109.11)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara ( PSN ) Pusat
Sevaka Dharma
*Mutiara Weda*
17 / 01 /2024
*Sevaka Dharma*
*Umat Sedharma*, Dalam susastra ada tersurat bahwa dilahirkan hidup menjelma menjadi manusia ingkar akan pelaksanaan Dharma, bahkan bingung dengan agamanya apalagi hanya mengejar kenikmatan, kepuasan duniawi serta berhati tamak, orang semacam ini disebut *Jadma Kesasar* atau *manusia Sesat*.
Sesungguhnya hidup menjelma menjadi manusia sangatlah utama suatu kesempatan untuk memperbaiki / membenahi diri, demikian juga terlahir menjadi manusia sangatlah pendek, singkat tak ubahnya gerlapan sinarnya kilat dan sangat sukar untuk didapat ataupun diperolehnya.
*Oleh karena itu*, marilah sebagai umat Hindu jalankan swadharmaning agama, jangan sia siakan kesempatan terlahir menjelma menjadi manusia di alam Samsara ini dengan menegakkan ajaran Dharma *Sevaka Dharma* & pancarkan dalam diri serta umat sedharma *Dharma Vahini*. Niscaya Umat Hindu akan mendapatkan kebahagiaan, baik di dunia sekala maupun Niskala, Jagadhita lan Kamokhsan Nantinya.
(SS. 8 & 9)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara ( PSN) Pusat
Lepaskan diri dari Balutan Nafsu
Selaraskan Pikiran dengan Intelek
Hidup seperti Roda Pedati
*Mutiara Weda*
Yogyakarta,20 /05/2024
hidup seperti roda oedati
*Umat sedhama*, dalam pustaka suci ada menyebutkan ; *Sukhasyanantaran duhkhasyanantaran sukham.....dst*, Takdir atau nasib itu sesungguhnya untuk mennjukkan kepada umat manusia bahwa ada lebih tinggi yang mengatur semuanya yaitu Hyang Widhi Wasa.
tatkala manusia berbuat baik tentu akan dianugerahi kedudukan mulia dan jika berbuat jahat Tuhan pulah yang memberikan hikuman , suka maupun duka, sorga atau neraka .
Oleh karena itu, marilah sebagai umat Hindu selalu menyadari bahwa hidup di alam samsara ini dikuasai oleh suka dan suka, kesenangan dan kesedihan datangnya silih berganti dan tidak pernah berpisah, kedukaan datang setelah kesukaan, kesukaan mengukuti kedukaan semua makhluk mati dan hidup di dunia ini berputar. Niscaya akan mengerti hakekat hidup yg sebenarnya
(Slokantara 84.76)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara ( PSN) Pusat
Himsa Karma & aunsur Penyupatan
*Mutiara Weda*
20 / 01 / 2024
*Himsa Karma & Unsur Penyupatan*
*Umat Sedharma*, dalam susastra ada Mengajarkan *Ahimsa Ngaranya Tanpa mati mati* ; menyakiti dan membunuh makhluk hidup dengan semena mena, tidak dibenarkan dalam ajaran agama Hindu. Namun Melakukan *Himsa Karma* perbuatan membunuh dengan tujuan hal hal kesucian sebagai suatu kewajiban dari pustaka suci Weda.
Dalam kitab suci *Vrti sasana* tersurat bahwa; melakukan perbuatan Himsa Karma atau membunuh makhluk hidup dengan tujuan tertentu dan Niat kesucian dapat dilakukan dalam bentuk :
*Dewa puja* : untuk Persembahan, Pemujaan terhadap Ida SangHyang Widhi Wasa.
*Atithipuja* : untuk Perjamuan para Tamu atau Nara Yadnya.
*Walikramapuja* : Untuk Pecaruan.
Di samping itu, melakukan tindakan pembunuhan guna
Mempertahankan dan menyelamatkan diri atau Menbela Negara dari berbagai ancaman, gangguan dan tantangan sebagai suatu kewajiban suci ; *Sang sura amenangi rananggana mamukti sukha wibawa bhoga wiryawan...dst*
*Oleh Karena itu*, Marilah sebagai umat Hindu, dalam melakukan korban suci *Himsa Karma* benar benar dilandasi dengan niat suci & ketulusan bathin agar mendapatkan kualitas Yadnya yang *Satvika* serta dengan unsur unsur *Penyupatan* didalamnya. *Niscaya*, Kualitas dalam melakukan Yadnya atau korban suci akan dapat terwujud serta terbangunnya umat Hindu yang Damai, rukun dan Harmonis.
(Nitisastra.IV.2 & Slokantara hal.195)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU
Pinandita Sanggraha Nusantara
(PSN) Pusat
Tutur Agama Menjaga Manusia
*Mutiara Weda*
21 / 01 /2024
*Tutur Tutur Agama Menjaga Manusia*
*Umat se-dharma*, Menjaga & merawat anugerah Tuhan merupakan suatu kewajiban bagi setiap umat manusia. Kebenaran dan kebajikan dijaga dengan perilaku yang baik. Begitu pula Sastra-sastra suci dijaga dengan keteguhan hati dan kesucian pikiran.
Demikian juga halnya dalam kelahiran menjelma menjadi manusia dapat dijaga dengan tutur agama, budi pekerti dan etika yang baik.
*Oleh karena itu*, marilah sebagai umat Hindu jangan pernah mengabaikan anugrah Tuhan ,menjaga dan merawatnya dengan melatih diri untuk selalu *Bersyukur* atau *Angayubagya*. Niscaya kebahagiaan lahir maupun batin, sekala dan niskala, manah Santih maupun parama santih akan dapat diwujudkan.
(Kitab Swastika Rana)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
(PSN) Pusat
Budhi Pijakan dalam Berpikir
*Mutiara Weda*
22 / 01 /2024
*Budhi Pijakan Dalam Berpikir*
*Umat se-dharma*,Jika direnungkan, sesungguhnya terjadinya *Karma* itu diawali dari proses Bepikir. Pikiran menjadi penentu tatkala akan bertutur kata dan bertindak agar menghasilkan Karma baik atau *Subha Karma* nantinya.
Mengarahkan & memperbaiki pola pikir menjadi suatu keharusan sehingga pikiran dapat terkendali & berkonsentrasi kepada Ida SangHyang Widhi Wasa sehingga akan lebih mudah dalam menumbuhkan *Kesadaran Pikiran*.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu untuk selalu memusatkan pikiran dan membangun *Kesadaran Pikiran* yang berlandaskan *Budhi* sehingga dapat menjalankan *Wiweka* dengan sempurna. *Niscaya*, pikiran, perkataan dan perbuatan akan selalu terkontrol & Sinergis *Tri Kaya Sandhi*
(kitab Panca Sradha, hal.146-148)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
(PSN) Pusat
Satvika Yadnya
*Mutiara Weda*
23 / 01 /2024
*Satvika Yadnya*
*Umat Se-dharma*, melaksanakan Panca Maha Yadnya merupakan kewajiban suci dari petunjuk Pustaka suci Weda Samhita sebagai penyangga Bumi, alam semesta beserta isinya, karena alam dan manusia diciptakan Ida SangHyang Widhi Wasa melalui *Yadnya*
Ada lima unsur penting dalam *Meyadnya* :
*Mantra* : doa doa yang harus diucapkan oleh umat, pinandita sesuai dengan tingkatannya.
*Yantra* : simbol simbol keagamaan yang diyakini mempunyai kekuatan spiritual untuk meningkatkan kesuciannya.
*Tantra* : kekuatan suci yang ada dalam diri dibangkitkan dengan cara yang ditetapkan dalam kitab suci Weda.
*Yadnya* : korban suci dan pengabdian yang tulus atas dasar kesadaran dalam persembahan sesuai dengan kemampuan.
*Yoga* : Mengendalikan gelombang pikiran dalam alam pikiran untuk berhubungan dengan Ida SangHyang Widhi Wasa.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu mantapkan sradha dan bhakti dengan berkeyakinan bahwa demi kepentingan hidup, kesempurnaan dan kebahagian, umat Hindu melaksanakan panca Maha Yadnya yang Satvika dengan landasan Tri Premana (sastratah, Gurutah dan Svatah) dengan tetap memperhatikan Catur Drstha : Kuna Drstah, Sastra Drstha, Loka Drstha dan Desa Drstha. Niscaya akan terwujudnya tujuan hidup umat manusia yaitu kebahagiaan sekala dan niskala, Jagadhita lan Kamoksan nantinya.
(Agastya Parwa & BG.III.10)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Pustaka suci Weda Bingkai dalam Kebinekaan
*Mutiara Weda*
24 /01 /2024
*Pustaka suci Weda Bingkai dalam Kebhinekaan Hindu*
*Umat se dharma*, dalam Pustaka suci ada menyebutkan ;
'Šrutistu vedo vijñeyo dharmaṡāstram tu vai smṛtiá
te sarvātheṣva mimāmsye tābhyāṁ dharmohi nirBabhau"
Artinya :
Yang dimaksud dengan Sruti adalah Veda dan dengan Smrti adalah Dharmasastram, kedua pustaka suci ini tidak boleh diragukan kebenaran ajarannya, karena keduanya sumber Dharma.
Hindu yang Membumi dengan kebhinekaan bukan berarti memiliki kitab suci yang berbeda beda atau perbedaan yang tanpa Dasar atau bukan pula suatu kebebasan dan perbedaan tanpa batas, melainkan kebhinekaan dengan sumber Dharma *Sistacara* maupun *Atamanastuti* dengan pustaka suci Weda menjadi bingkainya, baik *Weda Sruti* maupun *Weda Smerthi* yang diyakini sebagai suatu *kebenaran mutlak*. Demikian juga, dasar keyakinan yaitu Panca Sradha dan pokok pokok ajarannya Tri Kerangka Ajaran sebagai pedoman dasarnya.
*Oleh karena itu* sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk memantapkan kualitas *Sradhanya* dengan pemahaman yang benar terhadap pokok pokok ajarannya berfalsafahkan *Bhineka Tunggal Ika*, berbeda suku, budaya, Desa, Kala ,Patra *Sistacara* maupun *Atmanastuti* sebagai sumbernya dengan tetap berlandaskan pada pustaka Suci Weda sebagai nilai Dasarnya. Niscaya akan dapat terbangunnya Umat Hindu yang Damai, rukun dan Harmonis. ( MDS. II.10)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Bangun Umat Hindu yang Bertatvam Asi
*Mutiara Weda*
26 /01/2024
*Bangun Umat Hindu yang Berjiwa Tat Tvam Asi*
*Umat Sedharma*, dalam sebuah sesanti ada menguraikan ; Tundukkan kemarahan itu dengan kesabaran, tundukan setiap kejahatan dengan nilai nilai kebenaran & kebajikan, begitu juga Kelicikan dapat ditundukkan dengan keikhlasan, ketulusan dan kerelaan, Serta dengan kejujuran dan kepolosan hancurkan segala Tipu daya dan berbagai bentuk kebohongan.
Janganlah Membalas pukulan dengan pukulan begitu pula jangan membalas cacian dengan cacian sebagai sikap bijak implementasi dari ajaran Ethika Hindu *Bertat Tvam Asi* . Sesungguhnya Dendam adalah racun penghancur hati dan bagian terburuk dari rencana penghancuran masa depan diri sendiri.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu, untuk selalu membangun Kedamaian *Manah Santih* mulai dari dalam Diri masing masing dengan menumbuhkan sikap saling memaafkan *Ksamavrata*, saling Asah, Asih lan Asuh, tumbuhkan sifat welas asih terhadap sesama *Tat Tvam Asi* serta menjaga stabilitas Mental, Intelektual dan Kesehatan (Ahara, Vihara dan Ausadha) secara sinergis. *Niscaya*, akan dapat terbangunnya umat Hindu yang Rukun, berkarakter dan berwawaskan nilai nilai Dharma.
(kitab Slokantara,Sloka 83 hal.293)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Tulya Ninda Stuti
*Mutiara Weda*
11 / 04 /2024
*Tulya Ninda Stuti*
*Umat se-dharma*, Tujuan utama berbhakti kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa sesungguhnya adalah untuk mendapatkan rasa cinta kasih sayang dari-Nya yang selalu terpancar pada seluruh ciptaannya.
Pancaran rasa kasih sayang dari Ida SangHyang Widhi Wasa, bagaikan sinar matahari yang menyinari bhumi kepada seluruh alam semesta beserta Isinya dan mereka yang merasa tidak pernah menerima pancaran rasa kasih sayang dari-Nya akibat dari tak terkendalinya pengaruh Indrya & gelapnya pikiran *Sapta Timira* sehingga pikiran menjadi tertutup serta sulit mendapatkan sentuhan sinar suci-Nya.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk mengendalikan Indrya dan menjauhkan diri dari kegelapan pikiran dengan jalan menjaga keseimbangan dalam menjalankan proses kehidupan, tidak terlalu bersedih hati tatkala mendapatkan cobaan ataupun penderitaan dalam kehidupan *Tulya Ninda Stuti*. Niscaya akan mendapatkan sentuhan sinar suci dari -Nya dan terhindarkan dari kegelapan pikiran. (Swastika Rana.hal.273)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN) Pusat
Rabu, 10 April 2024
Siwaratri
*Rahajeng hari suci Siwaratri*
*Mutiara Weda*
09 /01/2024
*Siwaratri Media Introspeksi Diri*
*Umat se-dharma*, Dalam ajaran agama Hindu proses kehidupan yang selalu berputar putar / berulang ulang lahir (utpeti) hidup (sthiti) dan mati (pralina) tiada henti di sebut Samsara - Punarbhawa. Punarbhawa pada dasarnya adalah suatu penderitaan. menderita disebabkan karena Dosa.
Hidup dalam alam Samsara / punarbhawa ibarat seperti ulat ataupun lintah yang berjalan pada seuntai dedaunan, yang setelah mencapai ujungnya, akan melekukan badannya kearah batang baru, demikian juga halnya sang atman setelah meninggalkan badan kasar /badan wadag akan melekukan badannya kedalam tubuh yang lain atau yang baru dengan disertai karma wesana sebagai pengikutnya setianya.
*Oleh karena itu*, Marilah sebagai umat dalam perayaan hari suci Siwaratri mengevaluasi, mengintrospeksi dan mengendalikan diri serta menyadari bahwa sesungguhnya samsara Punarbhawa itu terjadi akibat dari pahala atau karma yang belum sempurna semasa manusia hidup dan ketidaksempurnaan karma bersumber pada unsur *maya*, lepaskan diri dari samsara dengan penguatan pada pengendalian Indria. *Niscaya* akan tercapainya tingkatan pengetahuan yang sejati /*Jnana* sebagai jalan menuju alam kedamaian / kamoksan.
(Brhadaranyaka Upanisad, IV.4.6)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN) Pusat
Ketulusan Landasan Menuju Keabadian
*Mutiara Weda*
Yogyakarta, 24/ 11 /2023ppl
*Ketulusan Landasan Menuju Keabadian*
*Umat sedharma*, dalam Putaka suci Weda Samhita ada menyebutkan *Sata hasta sama hara, sahasrahasta samkira*, carilah kekayaan dengan seratus tanganmu dan dermakan atau Puniakan dengan ketulusan & kemurahan hati melalui seribu tangan.
Sikap Tulus ikhlas, murah hati dan suka menolong berupa pemberian atau Punia bhakti merupakan sikap bijak yang perlu dibangun bagi setiap umat manusia sebagai bentuk implementasi dari ajaran Dharma . Dalam ajaran agama Hindu ada tiga bentuk Punia Bhakti yaitu :
*Dharma Dhana* , memberikan pendidikan budhi pekerti luhur yang merupakan realisasi dari ajaran Tata susila Hindu.
*Vidyadana*, memberikan berbagai ilmu pengetahuan suci
*Artha Dana*, memberikan materi atau kekayaan. Dari ketiga punia tersebut *Dharma Dana* menempati kedudukan yang tertinggi, kemudian *Vidyadana* dan Terakhir *Artha Dana*.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu tumbuhkan selalu sikap murah hati, suka menolong sebagaimana yang diajarkan dalam ajaran Dharma. Niscaya dengan Ketulusan & kemurahan hati umat sedharma akan memperoleh keabadian dan Dirgayusa nantinya *Daksinavanto amrtam bhajante*
(Arharva Veda, III.24.5)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
(PSN) Pusat
Satvika Yadnya
*Mutiara Weda*
25 / 11 /2023
*Satvika Yadnya*
*Umat Se-dharma*, melaksanakan Panca Maha Yadnya merupakan kewajiban suci dari petunjuk Pustaka suci Weda Samhita sebagai penyangga Bumi, alam semesta beserta isinya, karena alam dan manusia diciptakan Ida SangHyang Widhi Wasa melalui *Yadnya*
Ada lima unsur penting dalam *Meyadnya* :
*Mantra* : doa doa yang harus diucapkan oleh umat, pinandita sesuai dengan tingkatannya.
*Yantra* : simbol simbol keagamaan yang diyakini mempunyai kekuatan spiritual untuk meningkatkan kesuciannya.
*Tantra* : kekuatan suci yang ada dalam diri dibangkitkan dengan cara yang ditetapkan dalam kitab suci Weda.
*Yadnya* : pengorbanan dan pengabdian yang tulus atas dasar kesadaran dalam persembahan sesuai dengan kemampuan.
*Yoga* : Mengendalikan gelombang pikiran dalam alam pikiran untuk berhubungan dengan Ida SangHyang Widhi Wasa.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu mantapkan sradha dan bhakti dengan berkeyakinan bahwa demi kepentingan hidup, kesempurnaan dan kebahagian, umat Hindu melaksanakan panca Maha Yadnya yang Satvika dengan landasan Tri Premana (sastratah, Gurutah dan Svatah) dengan tetap memperhatikan Catur Drstha : Kuna Drstah, Sastra Drstha, Loka Drstha dan Desa Drstha. Niscaya akan terwujudnya tujuan hidup umat manusia yaitu kebahagiaan sekala dan niskala, Jagadhita lan Kamoksan nantinya.
(Agastya Parwa & BG.III.10)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN) Pusat
Bunga Dharma
*Mutiara Weda*
26 / 11 /2023
*Bunga Dharma*
*Umat Se-dharma*, Kebahagiaan, kenikmatan & kesenangan yang penuh tanpa gangguan sehingga sang atman akan dapat mencapai kebahagiaan sejati menuju pada kelahiran yang di sebut sebagai kelahiran Deva Yoni di sebut dengan *Aisvarya* & Menjadikan sebagai Buah atau bunga bunga Dharma.
Demikian pula sebaliknya manakala pikiran yang selalu diselimuti oleh bibit Adharma / kejahatan dan menentang dharma *Avairagya*, tidak mengetahui akan *Tattva Jnana* dapat dipastikan hidupnya akan mendapatkan penderitaan begitu pula akan dapat mengalami proses reinkarnasi / lahir kembali menjadi makhluk rendahan ataupun binatang.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk membangun buah buah Dharma / *Aisvarya* karena dengan ajaran Dharma akan dapat mencapai kebahagiaan dengan penguatan pada *buah Jnana* berupa pengetahuan suci Weda. *Niscaya*, nantinya akan dapat tercapainya kebahagiaan sejati kelepasan atau kamoksan yang sering disebut *Janma Vasana*
(Wrhaspati tattwa, 29 -32)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN ) Pusat
Visudha Karma
*Mutiara Weda*
Yogyakarta, 27 /11 /2023
*Visudha Karma*
*Umat Se-dharma*, dalam pustaka suci Weda menyebutkan ;
Sesungguhnya semua umat manusia memiliki kebebasan, bebas menentukan kehendaknya dan sepenuhnya pula bertanggung jawab atas semua perbuatannya sendiri *Svatantra Katah*. Demikian pula, tak satupun manusia bisa
luput dari kerja walaupun hanya sesaat, oleh hukum alam manusia dibuat tidak berdaya untuk selalu bekerja.
Kualitas perbuatan menentukan kehidupan sekarang maupun kehidupan dimasa yang akan datang, begitu juga se- kecil apapun perbuatan yang dilakukan jika dilandasi dengan hati yang tulus, lascarya akan membawa kebaikan yang luar biasa.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu mantafkan kualitas *Sradha* dan *Bhakti* dengan melakukan kerja tanpa ikatan *Visudha Karma* sehingga terwujudnya *Pencapain tertinggi* yaitu *Kamoksan* atau *Kelepasan*, terbebas dari keterikatan, bekerja sebagai suatu kewajiban, dengan pijakan Bekerja untuk semua *Sarvodaya*. Niscaya, akan terhindar dari Karma buruk / Karma Jahat *Wikarma*.
( Slokantara Sloka 19 ,4 & BG V.10)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN ) Pusat
Jangan Mendengar yang Jahat, dengarlah yang Baik
*Mutiara Weda*
Yogyakarta, 28 / 11 /2023
*Jangan Mendengar Yang Jahat jahat, dengarlah yang Baik baik*
*Umat Se-dharma*,jika disadari, sesungguhnya segala bentuk pemujaan ataupun Tapa hanyalah untuk mengendalikan pikiran. Pikiran penyebab keterikatan atau kebebasan. Begitu juga pikiran pula sebagai rajanya nafsu *Rajendrya*, setiap umat manusia harus mengarahkan pikiran agar tenang & terkendali *Nirodha* sehingga terpusat pada-Nya *Dhyana*
Orang yang disayang Tuhan sesungguhnya orang yang tidak membenci siapapun *Adwesta sarva bhutanam* , jangan melihat yang jahat, lihatlah yang baik. Jangan mendengar yang jahat - jahat, dengarlah yang baik - baik. Jangan membicarakan yang jahat, berbicaralah dengan baik. Jangan memikirkan yang jahat, pikirlah hanya yang baik. Jangan melakukan yang jahat, lakukanlah yang baik, semuanya ini sebagai jalan menuju-Nya.
*Oleh karena itu* sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk mengendalikan dan menjaga kesucian pikiran. pikiran menjadi penyebab akan adanya perbedaan dalam perbuatan / berkarma, pikiran merupakan unsur yang menentukan mulai dari perkataan dan perbuatan *Karmana Pascat pradhanam vai Manastatah*. Niscaya, pikiran akan selalu terkendali, melahirkan perbuatan baik serta selalu berada dalam Lindungan Ida SangHyang Widhi Wasa *Sat Sanggha*
( SS 79-87 & BG XII.13.1)
*Made Worda Negara*
BINROH HINDU TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN) Pusat
Ahning Maneb Manah Nira
*Mutiara Weda*
Yogyakarta, 29/ 11 /2023
*Ahning Maneb Manah Nira*
*Umat Sedharma*, Dalam susastra ada menyebutkan *Dve karmani narah kurvaniha loke mahiyate* ; ada dua macam perbuatan yang menyebabkan seseorang menjadi Bijak & Mulia yaitu Tidak sekali - kali mengucapkan perkataan yang kasar *tan ujar ahala* pun tidak sekali kali berpikiran untuk melakukan perbuatan jahat & Tercela .
Perbuatan & Perkataan yang mengandung niat jahat tiada bedanya dengan membidik dan melepaskan anak panah, setiap orang yang terkena pasti akan merasa sakit yang teramat Dalam. Perkataan jika maksudnya baik dan secara baik- baik pula diucapkannya maka hanyalah kesenangan yang ditimbulkannya, namun apabila maksudnya baik, jika tidak secara baik - baik diucapkannya akan dapat menimbulkan rasa duka.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu, untuk selalu berhati hati dalam Perbuatan serta dalam mengeluarkan perkataan selalu menampakkan nilai kebajikan, kedamaian serta berjiwa meneduhkan, menjaga kesucian Pikiran *ahning maneb manah nira* dan berjanji atas diri untuk selalu berpegang teguh pada kebenaran. *Niscaya*, akan dapat terbangunnya umat Hindu yang Damai dan Bahagia serta mendapatkan Amertha dalam kehidupannya.
( SS. 117-124)
*Made Worda Negara*
BINROH HINDU TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Suluh Nikang Prabha
*Mutiara Weda*
30 /11 / 2023
*Suluh Nikang Prabha*
*Umat Se-dharma*, Dalam Pustaka suci Weda ada tersurat bahwa Tidak ada sahabat yang lebih tinggi dari pada pengetahuan dan tidak ada musuh yang lebih berbahaya daripada nafsu jahat demikian pula tidak ada kekuatan yang melebihi kekuatan nasib karena nasib tidak tertahankan oleh siapapun.
Melakukan perbuatan baik *Subha Karma* dan mensinergiskan antara Pikiran, Perkataan dan perbuatan serta mengerti akan hakekat ajaran Dharma sebagai obor atau penerang Kehidupan bagi setiap umat Manusia menuju kehidupan yang Satyam, Sivam dan Sundaram.
*Oleh karena itu* , sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk melaksanakan ajaran Dharma dijadikan Cahaya dalam Kehidupan *Suluh Ikang Prabha*. Manakala Perkataan, Perbuatan dan Pikiran yang tidak menyenangkan dan menyakitkan bagi diri sendiri hendaknya jangan dilakukan terhadap orang lain. Niscaya akan dapat mengendalikan seluruh Indrya sehingga terbangunnya prilaku yang penuh Kedamaian menuju Dharma Laksana.
(Slokantara 29 & SS.hal 41-42)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN ) Pusat
Mulut Satu, Lidah Bertupang
*Mutiara Weda*
Yogyakartya, 01/ 12 /2023
*Mulut Satu, Lidah Bertopang*
*Umat Sedharma*. Lidah merupakan bagian tubuh manusia yang memiliki fungsi Ganda yaitu kemampuan berbicara dan kemampuan cita rasa.
Dalam sebuah Paribhasa ada Ungkapan ;
*Mulut satu, lidah Bertopang* atau Ibaratka *Lidah Tanpa Tulang* bahasa kias yang mengandung makna bahwa Begitu mudah dan leluasanya menggerakan fungsi Lidah, akan sangat membahayakan tatkala tidak dikendalikan sehingga menempatkan unsur *Pengendalian* sebagai faktor penting serta menjadikan Pintu utama dalam mendekatkan diri kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu untuk mengendalikan fungsi lidah baik dalam berbicara maupun dalam menikmati cita rasa, dengan menjalankan *Wiweka* dan mengembangkan *Cita Budhi* untuk membedakannya mana yg kekal dan mana yang tidak kekal serta mana yang punya rasa dan mana yang tidak punya rasa. *Niscaya*, umat Hindu dalam menjalankan praktek keagamaan akan selalu dapat menggunakan wiwekanya dengan landasan *Tri Kaya Parisudha* ( Kayika, Wacika & Manacika) dalam berhubungan dengan-Nya *Bhakti Marga*
(Jalan menuju Tuhan.hal.64)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN ) Pusat
Rahasya Jnana
*Mutiara Weda*
Yogyakarta, 02 / 12 /2023
*Rahasyajnana*
*Umat sedharma*, Pustaka suci Weda yang menjadi pegangan, pedoman dan Tuntunan bagi umat Hindu sering juga di sebut dengan nama Kitab Rahasia karena didalamnya banyak mengandung ajaran yang bersifat rahasia *rahasyajnana* dan Untuk memudahkan memahami isi kandungan dari pustaka suci Weda, Maha Rsi Walmiki melalui karya sastra *Ramayana* dan Maha Rsi Vyasa menghimpun epos besar Itihasa guna memahami isi kandungan pustaka suci Weda yang semuanya sebagai sumber sejarah.
Itihasa ramayana maupun Mahabrata bukanlah cerita dongeng atau cerita fiktif melainkan cerita yang benar benar terjadi *Akhyayikopalabdhartha* yang memang pada mulanya cerita atau peristiwa sejarah yang disampaikan secara lisan dari generasi ke generasi secara turun temurun dan lama kelamaan setelah ada tulisan atau mengenal huruf barulah ditulis kembali yang dikenal dengan kitab *Amarakosa* yang ditulis olah pujangga besar bernama *Amarasingha* yang mengatakan nama lain dari Itihasa yaitu *Akhyayika*.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu berkewajiban untuk memahami isi pustka suci Weda secara Utuh secara bertahap, berjenjang dan komprehensif. mengingat isi pustaka suci weda bersifat rahasia atau *rahasyajnana* atau *Adhyatmika* sehingga membutuhkan seorang guru rohani dalam mempelajarinya . Niscaya sraddha dan Bhakti umat sedharma akan semakin kuat dan kokoh.
(Weda sabda suci hal 6)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN ) Pusat
Tumpek Landep
*Mutiara Weda*
30 / 12 / 2023
*Tumpek Landep*
_((Landeping Idep, Vak Lan Kaya)_
*Umat se-dharma*, pada Saniscara Kliwon Wuku Landep umat Hindu merayakan hari suci yang disebut *Tumpek Landep*, sebagai wujud rasa bhakti kehadapan Ida SangHyang Pasupati atas segala ciptaannya. Mengasah ketajaman *Jnana*
( pikiran, logika dan ilmu pengetahuan) Sebagai spirit kemanusiaan, membangun kearifan dalam memanfaatkan teknologi yang mengandung besi.
Umat Hindu berkeyakinan bahwa, peralatan yang digunakan untuk mengolah isi alam, harus tetap terjaga kesuciannya, sehingga selalu dapat digunakan dengan baik tanpa merusak alam atau menyakiti makhluk lainnya.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu selalu memegang teguh kebenaran *Tri Permana Telu* dan bangun kesadaran sejati dengan jalan mengasah ketajaman pikiran meningkatkan kecerdasan akal _landeping Idep, Landeping Vak mwah Landeping Kaya_ dengan selalu berpegang teguh pada isi kitab suci Weda secara utuh. Niscaya akan dapat terbangunnya kualiatas rohani umat Hindu sehingga memiliki keteguhan dalam menghadapi fluktuasi suka dan Duhka di jaman Kaliyuga ini
*sama duhkha-sukham dhiram*
( Kitab Sundarigama )
*RAHAJENG HARI SUCI TUMPEK LANDEP*
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN) Pusat
Brahman Atman Aikhyam
*Mutiara Weda*
Yogyakarta, 03/ 12 /2023
*Brahman Atman Aikyam*.
*Umat Se-dharma*, mereka yang bahagia itu sesungguhnya adalah mereka yang percaya akan dirinya sendiri, begitu pula dalam mencapai kebebasan dengan landasan ketulusan dan keluhuran budhinya.
Ida SangHyang Widhi Wasa, akan bersemayam didalam lubuk atau relung hati yang paling dalam *Padma Hrdaya*, manakala dilandasi dengan keluhuran Budhi serta hati yang Nyaman, damai & Indah
*Brahman Atman Aikyam*
*Oleh kerena itu*, sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk membangun kedamaian & Keharmonisan mulai dari dalam diri masing masing dengan landasan keluhuran Budhi, Jadikan tubuh dan hati selalu Damai serta harmonis dengan jalan selalu menjaga sinergisitas Unsur Tri Guna yang ada dalam diri ( satvam*, Rajas* & Tamas ) serta mengimplementasikan ajaran *Tri Hita Karana* dalam keseharian . Niscaya akan terwujudnya rasa damai , harmonis dalam diri sehingga Ida SangHyang Widhi Wasa akan selalu bersemayam di dalam hati *Brahman Atman Aikyam*.
( Reg Veda.I.85.7)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN) Pusat
Tumpek Landep
*Mutiara Weda*
30 / 12 / 2023
*Tumpek Landep*
_((Landeping Idep, Vak Lan Kaya)_
*Umat se-dharma*, pada Saniscara Kliwon Wuku Landep umat Hindu merayakan hari suci yang disebut *Tumpek Landep*, sebagai wujud rasa bhakti kehadapan Ida SangHyang Pasupati atas segala ciptaannya. Mengasah ketajaman *Jnana*
( pikiran, logika dan ilmu pengetahuan) Sebagai spirit kemanusiaan, membangun kearifan dalam memanfaatkan teknologi yang mengandung besi.
Umat Hindu berkeyakinan bahwa, peralatan yang digunakan untuk mengolah isi alam, harus tetap terjaga kesuciannya, sehingga selalu dapat digunakan dengan baik tanpa merusak alam atau menyakiti makhluk lainnya.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu selalu memegang teguh kebenaran *Tri Permana Telu* dan bangun kesadaran sejati dengan jalan mengasah ketajaman pikiran meningkatkan kecerdasan akal _landeping Idep, Landeping Vak mwah Landeping Kaya_ dengan selalu berpegang teguh pada isi kitab suci Weda secara utuh. Niscaya akan dapat terbangunnya kualiatas rohani umat Hindu sehingga memiliki keteguhan dalam menghadapi fluktuasi suka dan Duhka di jaman Kaliyuga ini
*sama duhkha-sukham dhiram*
( Kitab Sundarigama )
*RAHAJENG HARI SUCI TUMPEK LANDEP*
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
( PSN) Pusat
Yadnya Tiang Penyangga Pura
*Mutiara Weda*
25 /01/ 2024
*Yadnya Tiang Penyangga Pura*
*Umat Sedharma*, dalam susastra ada tersurat *Yasyam sadoha virdhane yupo yasyam nimiyate...dst*
dimana tempat suci / Pura dipancangkannya Yupa atau upacara yadnya disanalah Ida SangHyang Widhi Wasa akan turun menganugerahkan keselamatan jiwa dan ketenangan bathin.
Melaksanakan Yadnya suci *Panca Maha Yadnya* sarana bagi umat Hindu guna menumbuhkan jiwa yang selaras dengan nilai ajaran agama serta sebagai bentuk rasa bhakti dan angayubagya atas Anugerah dari Ida SangHyang Widhi Wasa telah menciptakan alam semesta beserta isinya.
*Oleh karena itu* sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk menggelar upacara Yadnya sehingga terbangunnya kesucian jiwa serta bersthananya Tuhan dalam diri *soma rarandhi no hrdhi gavo na....dst*. Niscaya umat sedharma Eling akan jati dirinya sehingga mendapatkan kesucian Pikiran, Perkataan dan Perbuatan sehingga meningkatnya kualitas rohani menuju kedamaian hati.
(Athara Veda. XII.1.38 hal.244)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Berlaku seperti Pepohonan
*Mutiara Weda*
31 /12/2023
*Berlaku seperti Pepohonan*
*Umat Sedharma*, Dalam susastra Hindu ada mengungkapkan *Atthiti ca pavadi ca dwawete mamabandhawah...dst*.
Para Tamu maupun orang yang suka mencaci kedua karakter ini sesunguhnya adalah kawan penyelamat / penolong. Orang yang suka mencaci dan menghina sesungguhnya dia membersihkn noda dan dosa kita sedangkan para tamu yang baik sesungguhnya akan membawa kita kealam sorga atau ke alam kebahagiaan nantinya.
Orang Bijak mengungkapkan ; Dalam mengarungi kehidupan di mayapada ini *Berlakulah seperti Pepohonan*, yang dapat memberi keteduhan dan kenyamanan bagi setiap umat manusia bahkan terhadap orang orang yang mau memotong dahannya sekalipun. Jangan balas pukulan dengan pukulan, juga jangan balas cacian dengan cacian pun jangan melawan daya upaya nista dengan nista akan tetapi hujanilah dengan doa dan restu.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu untuk selalu melatih kesabaran dan berbuat kebajikan serta bersikap dewasa dalam beragama dengan menampakkan sendi sendi dasar ajaran Tata Susila Hindu.
*Niscaya* dengan demikian akan dapat terbangunnya umat Hindu yang Bahagia, Sabar, Damai/ Santih, kuat dan kokoh akan sradha maupun Bhaktinya.
(Slokantara Sloka 83.77. hal.293)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
(PSN) Pusat
Yadnya Tiang Penyangga Pura
*Mutiara Weda*
25 /01/ 2024
*Yadnya Tiang Penyangga Pura*
*Umat Sedharma*, dalam susastra ada tersurat *Yasyam sadoha virdhane yupo yasyam nimiyate...dst*
dimana tempat suci / Pura dipancangkannya Yupa atau upacara yadnya disanalah Ida SangHyang Widhi Wasa akan turun menganugerahkan keselamatan jiwa dan ketenangan bathin.
Melaksanakan Yadnya suci *Panca Maha Yadnya* sarana bagi umat Hindu guna menumbuhkan jiwa yang selaras dengan nilai ajaran agama serta sebagai bentuk rasa bhakti dan angayubagya atas Anugerah dari Ida SangHyang Widhi Wasa telah menciptakan alam semesta beserta isinya.
*Oleh karena itu* sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk menggelar upacara Yadnya sehingga terbangunnya kesucian jiwa serta bersthananya Tuhan dalam diri *soma rarandhi no hrdhi gavo na....dst*. Niscaya umat sedharma Eling akan jati dirinya sehingga mendapatkan kesucian Pikiran, Perkataan dan Perbuatan sehingga meningkatnya kualitas rohani menuju kedamaian hati.
(Athara Veda. XII.1.38 hal.244)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Mantramn Fungsi Kabaca & Panjara
Yadnya Tiang Penyangga Pura
*Mutiara Weda*
25 /01/ 2024
*Yadnya Tiang Penyangga Pura*
*Umat Sedharma*, dalam susastra ada tersurat *Yasyam sadoha virdhane yupo yasyam nimiyate...dst*
dimana tempat suci / Pura dipancangkannya Yupa atau upacara yadnya disanalah Ida SangHyang Widhi Wasa akan turun menganugerahkan keselamatan jiwa dan ketenangan bathin.
Melaksanakan Yadnya suci *Panca Maha Yadnya* sarana bagi umat Hindu guna menumbuhkan jiwa yang selaras dengan nilai ajaran agama serta sebagai bentuk rasa bhakti dan angayubagya atas Anugerah dari Ida SangHyang Widhi Wasa telah menciptakan alam semesta beserta isinya.
*Oleh karena itu* sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk menggelar upacara Yadnya sehingga terbangunnya kesucian jiwa serta bersthananya Tuhan dalam diri *soma rarandhi no hrdhi gavo na....dst*. Niscaya umat sedharma Eling akan jati dirinya sehingga mendapatkan kesucian Pikiran, Perkataan dan Perbuatan sehingga meningkatnya kualitas rohani menuju kedamaian hati.
(Athara Veda. XII.1.38 hal.244)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Yadnya Tiang Penyangga Pura
*Mutiara Weda*
25 /01/ 2024
*Yadnya Tiang Penyangga Pura*
*Umat Sedharma*, dalam susastra ada tersurat *Yasyam sadoha virdhane yupo yasyam nimiyate...dst*
dimana tempat suci / Pura dipancangkannya Yupa atau upacara yadnya disanalah Ida SangHyang Widhi Wasa akan turun menganugerahkan keselamatan jiwa dan ketenangan bathin.
Melaksanakan Yadnya suci *Panca Maha Yadnya* sarana bagi umat Hindu guna menumbuhkan jiwa yang selaras dengan nilai ajaran agama serta sebagai bentuk rasa bhakti dan angayubagya atas Anugerah dari Ida SangHyang Widhi Wasa telah menciptakan alam semesta beserta isinya.
*Oleh karena itu* sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk menggelar upacara Yadnya sehingga terbangunnya kesucian jiwa serta bersthananya Tuhan dalam diri *soma rarandhi no hrdhi gavo na....dst*. Niscaya umat sedharma Eling akan jati dirinya sehingga mendapatkan kesucian Pikiran, Perkataan dan Perbuatan sehingga meningkatnya kualitas rohani menuju kedamaian hati.
(Athara Veda. XII.1.38 hal.244)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Bangun Umat Hindu yang Berjiwa Tattvam Asi
*Mutiara Weda*
26 /01/2024
*Bangun Umat Hindu yang Berjiwa Tat Tvam Asi*
*Umat Sedharma*, dalam sebuah sesanti ada menguraikan ; Tundukkan kemarahan itu dengan kesabaran, tundukan setiap kejahatan dengan nilai nilai kebenaran & kebajikan, begitu juga Kelicikan dapat ditundukkan dengan keikhlasan, ketulusan dan kerelaan, Serta dengan kejujuran dan kepolosan hancurkan segala Tipu daya dan berbagai bentuk kebohongan.
Janganlah Membalas pukulan dengan pukulan begitu pula jangan membalas cacian dengan cacian sebagai sikap bijak implementasi dari ajaran Ethika Hindu *Bertat Tvam Asi* . Sesungguhnya Dendam adalah racun penghancur hati dan bagian terburuk dari rencana penghancuran masa depan diri sendiri.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu, untuk selalu membangun Kedamaian *Manah Santih* mulai dari dalam Diri masing masing dengan menumbuhkan sikap saling memaafkan *Ksamavrata*, saling Asah, Asih lan Asuh, tumbuhkan sifat welas asih terhadap sesama *Tat Tvam Asi* serta menjaga stabilitas Mental, Intelektual dan Kesehatan (Ahara, Vihara dan Ausadha) secara sinergis. *Niscaya*, akan dapat terbangunnya umat Hindu yang Rukun, berkarakter dan berwawaskan nilai nilai Dharma.
(kitab Slokantara,Sloka 83 hal.293)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta