Jumat, 30 Juni 2023
Panca Vidha
*Mutiara Weda*
07 / 01 / 2023
*Panca Vidha*
*Umat Se-dharma*, Taat dan patuh kepada Orang tua sang guru reka serta berbhakti kepada para leluhur merupakan kewajiban bagi sang anak dalam membangun keluarga Hindu yang Sukhino
Ada lima hal yang menyebabkan sang anak wajib berbhakti kepada orang tua / guru rupaka, para leluhur yang dikenal dengan nama *Panca Vidha* antara lain ;
*Sang Ametwaken*, yang melahirkan dari kandungan seorang ibu.
*Sang Nitya Maweh Bhijodana*, orang yang selalu mengusahakan untuk memberikan makanan
*Sang Mangupadyaya*, orang yang selalu membimbing, mendidik dan menuntunnya.
*Sang Anyangaskara*, orang yang selalu memberikan doa atau mengupacarainya.
*Sang Atulung Urip rikalaning Baya*, orang yang selalu membela saat menghadapi mara bahaya.
*Oleh karena itu*, sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk taat dan patuh kepada guru Rupaka, orang tua, dan berbhakti kepada para leluhur sehingga mendapatkan pahala baik berupa *Kirti* ( kerahayuan) *Ayusa* (umur panjang), *Bala* ( kuat ), dan *Yasa patingghal rahayu* (menjadi contoh bagi keturunannya). *Niscaya* akan dapat terbangunya generasi muda Hindu yang Suputra yang memegang teguh ajaran Dharma / *Yowana Dharma Laksana*.
(Nitisastra, VIII.3 & SS)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Prema & Ksama Benteng diri
*Mutiara Weda*
30 /12/2022
*Prema & Ksama Benteng Diri*
*Umat se dharma*, Dalam mengarungi kehidupan di dunia maya pada ini tak bisa lepas dari Rwa Bhineda, demikian pula pengaruh sifat sifat negatif selalu menghantui jiwa umat manusia yang perlu dikendalikan : sifat dengki , iri hati atau *Matsarya*, sifat yang senang melihat orang susah & susah melihat orang senang. Jadikan rasa kasih Sayang sebagai Benteng dalam membangun kedamaian & keharmonisan terhadap sesama.
Manakala bathin selalu diselimuti oleh rasa iri hati, dengki pada sesama *Matsarya* tatkala melihat orang lain memiliki kelebihan, sesungguhnya orang seperti inilah orang yang paling menderita dan sengsara di muka bumi ini yang amat sulit untuk disembuhkannya.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu jauhkan diri dari rasa dengki, rasa Irihati dengan menampakkan rasa Kasih sayang *Prema* dan sifat Pemaaf *Ksama*, serta melakukan Pengekangan & Pengendalian diri *Yama dan Nyama Brata* terhadap *Panca Indrya*. Niscaya akan dapat menjalankan hidup dengan Damai, rukun dan Harmonis.
(S.S.89-91)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Trigunatatva
*Mutiara Weda*
31/12 /2022
*Trigunatatva*
*Umat se-dharma*, orang orang Bijak mengatakan : di jaman *Kaliyuga* musuh yang paling utama bukan orang lain, melainkan diri sendiri akibat dari ketidakmampuan mensinergiskan unsur *Tri Guna* serta tidak terkendalinya pengaruh *Sad Ripu* dalam diri dalam bentuk Ego, Ambisi, Emosi, serakah, loba dan sejenisnya yang harus diperangi dengan *Tapa* sebagai Pijakannya.
Kesabaran dan kedamaian Serta ketabahan *Ksama* merupakan sifat bijak serta mulia yang harus tertanam dan terjaga pada diri setiap umat Hindu guna meningkatkan kualitas rohani menuju tingkatan spiritualitas yang mengandung kekuatan dalam membangun kerukunan Umat Hindu . Segala sifat keras hati, yang penuh *EGO* hanya bisa dikalahkan dengan sikap amulat sarira, anyekung Jnana dan mengendalikan diri Suluh nikang Prabha.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu mari bangun kedamaian dan kerukunan mulai dalam diri masing masing, tingkatkan kualitas rohani dengan pengekangan diri *Tapa* dan menampilkan kepribadian yang lebih *satwika* dengan jalan melatih *Vak*, *Manah* dan *Kaya* dengan mensinergiskan Unsur *Trigunatattwa* dalam diri. Niscaya kedamaian dan kerukunan dalam hidup akan dapat terwujud sebagai landasan menuju *Maha samadhi* atau alam kamoksan nantinya.
(BG.37-40 & serat Witaradya)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Tiga Siklus Hidup manusia
*Mutiara Weda*
03 / 01 /2023
*Tiga Siklus Hidup Manusia*
*Umat se-dharma*, Jika disadari, sesungguhnya setiap umat manusia tidak akan pernah lepas dari Tiga Siklus alur Proses Kehidupan : *Utpeti*, *Sthiti* dan *Pralina*, kelahiran, kehidupan dan akhirnya menuju Kematian / kembali ke asal sebagai tiga kemahakuasaan dari Ida SangHyang Widhi Wasa *Tri Kona*
Setiap Manusia hidup kedunia ini memiliki tenaga /kekuatan yang di sebut *Udana Vayu* atau *Prana halus*.
Udana Vayu inilah yang menyebabkan manusia dapat melihat, merasakan, berpikir, berbuat dan bernafas dalam menjalankan *Tri Kaya Parisudha*
(Kayika, Wacika dan Manacika).
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu bersihkan dan sucikan Udana Vayu dengan jalan tingkatkan selalu kualitas rohani, jaga kesucian diri, baik lahir maupun bathin *Yama & Nyama*, mengingat seluruh Udana Vayu adalah *Hiranyagarbha* / Brahman di dalam diri demikian juga di saat akan kembali ke asal, meninggal atau pralina, berkewajiban membisikan nama nama dari Ida SangHyang Widhi Wasa atau *nama smaranam* , aksara aksara suci Tuhan pada telinga orang yang meninggal sangat menentukan kehidupan yang akan datang dalam proses lahir kembali *reinkarnasi/ punarbhawa* sebagai sifat sifat dasar yang paling kuat. Niscaya *Moksa* dan *Jiwan Mukti* akan dapat dicapai. ( Sanatana Hindu Dharma hal.37-41)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Sistacara dalam Hindu
Bangun Kawasan suci dalam diri
*Mutiara Wieda*
07 /12/2022
*Bangun Kawasan suci Dalam Diri*
*Umat Se-dharma*, dalam Pustaka suci Weda Samhita ada menyebutkan “Satyabrūyat priyaṁ, priyaca nānṛta brūyād eṣa dharma sanātanam". Hendaknya ia mengatakan apa yang benar, dan mengucapkan apa yang menyenangkan hati orang, Dan jangan membenarkan yang biasa, biasakan yang benar sebagai salah satu ajaran Etika Hindu *Suluh nikang Prabha* selalu melihat kedalam diri guna membangun kawasan suci atau *Udana Vayu*.
Demikian pula, jangan sekali kali mengucapkan kebenaran yang semu dan menyakitkan serta jangan pula mengucapkan kebohongan yang menyenangkan.
*Oleh karena itu*, sebagai Umat Hindu perkokoh dan pertebal hati nurani , perhalus Budhi dengan Nilai - nilai Dharma, selalu Amulat sarira *Suluh nikang Prabha* di dalam berpikir, bertindak serta bertutur kata yang baik dan benar *Tri Kaya Sandhi*. Niscaya akan dapat Anyekung Jnana dan memancarkan Aura Positif dalam diri dalam bentuk *Prana Halus* atau *Udana Vayu*
(M.DS IV.138/ SS.75).
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta
Jadikan Dharma sebagai Pijakan
*Mutiara Weda*
08 /12 /2022
*Jadikan Dharma sbg Pijakan*
*Umat sedharma*, dalam susastra ada tertuang bahwa Dimana ada Dharma, kebajikan dan kewajiban serta kebenaran dipatuhi disana akan ada kemenangan, begitu pula orang yang melindungi Dharma akan dilindungi oleh Dharma pula. Untuk melindungi orang yang baik dan memusnahkan orang orang yang jahat, Dharma pulalah menjadi Bentengnya .
Manakala Dharma mengalami kelunturan, kemerosotan dan Tirani merajalela dapat dipastikan menuai penderitaan maupun kesengsaraan dan orang seperti ini disebut orang kesasar dan tersesat dari jalan kebenaran *Ika Kabancana Ngaranya*
*Oleh karena itu*, bagi setiap umat Hindu untuk menyadari bahwa karakter dan pengaruh jaman Kaliyuga begitu besar ; manusia cenderung menjadi kegila gilaan, suka bertengkar , berebut kekuasaan dan tidak mengenal akan dunianya sendiri , bergumul dengan saudara sendiri dan mencari perlindungan pada orang lain, sehingga memahami, mengamalkan dan menegakkan ajaran agama secara benar sebagai satu satunya pilihan *Pegeh ring Dharma* serta menjadikan pustaka suci Weda sebagai landasan atau pijakan yang bersifat mutlak. *Niscaya* akan terbangunnya umat Hindu yang bijaksana dan mampu mengendalikan Inderanya *Stithaprajna* menuju umat Hindu yang *Satyam*, *Sivam* & *Sundaram*.
(BG IV.8 & Nitisastra IV.10.hal.274)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Paruman Walaka PHDI
Daerah Istimewa Yogyakarta
Nastika - Niskriya
*Mutiara Weda*
18 /12/2022
*Nastika & Niskriya*
*Umat Se-dharma*, orang yang ragu ragu, binggung dalam menjalankan ajaran agamanya dan bahkan kurang yakin akan Sraddhanya, orang semacam ini disebut *Nastika* .
Orang Nastika merupakan orang yang tidak menjalankan swadharmanya dengan baik atau *Niskriya*
*Oleh karena itu* sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk menjalankan ajaran agamanya dengan baik sesuai dengan swadharmanya masing masing serta yakin akan kebenaran mutlak dari pustaka suci Weda sebagai jalan menuju keagungan *Vibhuti Marga*. Niscaya akan dapat tercapainya tujuan hidup yaitu Kebahagiaan lahir maupun bathin *Catur Purusa Artha*.( SS.114-116)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Pokok dasar ajaran agama Hindu
*Mutiara Weda*
18 /12/2022
*Pokok Dasar Beragama Hindu*
*Umat Se-dharma*, Panca Sradha dan pokok pokok Ajaran merupakan Inti dasar dalam Beragama Hindu. orang yang ragu ragu, binggung dalam menjalankan ajaran agamanya dan bahkan kurang yakin akan Sraddhanya, orang semacam ini disebut *Nastika* .
Orang Nastika merupakan orang yang tidak menjalankan swadharmanya dengan baik atau *Niskriya*
*Oleh karena itu* sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk menjalankan ajaran agamanya dengan baik sesuai dengan swadharmanya masing masing serta yakin akan kebenaran mutlak dari pustaka suci Weda sebagai jalan menuju keagungan *Vibhuti Marga*. Niscaya akan dapat tercapainya tujuan hidup yaitu Kebahagiaan lahir maupun bathin , Catur Purusa Artha akan terwujud. .( SS.114-116)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Bhakti pada Lima Ibu
*Mutiara Weda*
27/10/2020
*Bhakti Pada lima Ibu*
*Umat Se-dharma*, Jika kita lihat dalam Susastra Hindu ada menguraikan *Norana sih mangeluwihaning atanaya*, tidak ada kasih sayang yang melebihi kasih sayang orang tua kepada anaknya., Sang *purusa* maupun sang *predana*. Kasih sayang Ibu kepada sang anak memiliki pancaran kasih sayang yang sangat dalam *Prema Vahini* mengandung nilai keteduhan, kenyamanan dan curahan hati yang sangat dalam, demikian pula saat melakukan pemujaan dengan landasan Curahan & ketulusan hati.
Dalam Konsep Hindu ada kewajiban untuk berbhakti pada lima Ibu antara lain :
*Deva Mata*,,berbhakti kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa dengan rasa kasih sayang untuk memujanya dalam wujud Ibu :
dewi sasraswati, dewi laksmi.
*Deha mata*, Ibu yang melahirkan sang anak atau *jaya*, sang angerupaka.
*Weda Mata*, Pustaka suci weda sebagai Ibu dari semua ilmu pengetahuan yang menuntun umat manusia dari *Avidya* menjadi *Vidya*.
*Bhumi mata*, menghormati bumi & seisi alam semesta sebagai Ibu Pertiwi yang memberikan kehidupan bagi setiap umat Manusia /*Mangjadma*, hewan/ *janggama* maupun tumbuhan/ *Stavira*.
*Desa Mata*, Ibu memberikan petunjuk atau arah tentang ajaran kerohanian *Upadesa*.
*Oleh karena itu*, sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk berbhakti kepada *lima Ibu* karena Ibu sebagai sumber dari segalanya dialam semesta ini dengan Pancaran rasa kasih sayang *Prema Vahini* dalam mencapai kebahagiaan Hidup. Niscaya akan terbangunnya Umat Hindu yang *Satyam*, *Sivam* & *Sundaram*.
(kitab Yadnya & Bhakti.173-214)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta
Mekarma Berlandaskan Bhakti
*Mutiara Weda*
09 / 12 /2022
*Mekarma* Berlandaskan Bhakti*
*Umat Sedharma*, Jika direnungkan dalam susastra ada tersurat bahwa Dalam menjalankan Tri Kaya Sandhi, perbuatan atau persembahan janganlah semata mata hanya karena mengharapkan hasilnya atau pahalanya , memang dirasa sulit didapat dalam melakukan perbuatan tanpa dilandasi keinginan atau pahala dijaman ini.
Demikian juga halnya dengan ajaran ajaran Weda yang dipelajari untuk disadari karena adanya niat & rasa Keinginan. Keinginan untuk mendapatkan pahala pada hakekatnya bersumber pada akar pemikiran dan bahkan perbuatan itu harus mendapatkan pahala melalui perbuatan dalam bentuk .*Meyadnya*
*Oleh karena itu*, bagi setiap umat Hindu dalam melakukan persembahan ataupun perbuatan dengan landasan pengabdian dan berpasrahkan diri kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa *Bhakti Marga* serta dalam pelaksanaannya dengan pijakan pustaka suci Weda serta sumber sumber Dharma lainnya. *Niscaya*, umat Hindu akan dapat mewujudkan Tujuan hidupnya yaitu Catur purusa Artha, kebahagiaan sekala maupun niskala, bersatunya atman dengan Paramatma atau Manunggaling Kawula lan Gusti, sangkan paraning dumadi, *Moksartham Jagadhita ya ca Iti Dharmah*.
(MDS. II. 2-4)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Kuatkan ageman dalam beragama
*Mutiara Weda*
07 /12 /2022
*Kuatkan Ageman Dalam Beragama*
*Umat Se-dharma*, faktor yang sangat penting & menjadi benih atau cikal bakal dalam penguatan beragama bagi umat Hindu sesungguhnya adalah *agem ageman* dalam bentuk *Sradha*, manakala kurangnya akan keyakinan, bingung bahkan ragu akan agamanya dapat dipastikan rapuhnya pondasi agama yang berdampak pula pada rapuhnya pemahaman inti sari dari ajaran agama.
Pemahaman ajaran agama secara benar menjadi suatu keharusan dan bersifat mutlak melalui *Tattwa Tattwa agama, Ethika agama maupun Acara agama* dengan berpegang teguh pada *sumber sumber Dharma* serta pokok pokok Dasar ajaran Tiga kerangka dasar ajaran serta menjadi roh atau jiwa ajaran Hindu Dharma yang wajib dilaksanakan secara sinergis *Tri Jnana Sandhi* bagi umat Hindu.
*Oleh karena itu*, marilah kita sebagai Umat Hindu untuk memegang teguh *Agem ageman * dalam beragama dengan mempelajari kembali Pustaka suci Weda secara benar, utuh dan sempurna baik melalui *Weda Sruti* maupun *Weda Smertih* dengan cara belajar Weda secara bertahap berjenjang dan komprehensif serta tidak dibenarkan belajar Weda menggunakan jalur jalan pintas dengan berdalihkan praktis, simpel, mudah, sederhana dan sejenisnya yang cenderung menyesatkan. Niscaya umat Hindu akan Ajeg dengan Dharmanya, kuatnya Sradha serta kokoh akan ajarannya yang *Sanatana Dharma* dalam mewujudkan umat Hindu yang S A N T I H *manah santih* maupun *paramasantih*, kebahagiaan Sekala maupun Niskala, Jagadhita & Kamoksan nantinya.
( kitab Swastika Rana & Weda Sabda Suci Tuhan)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pura Vaikuntha Vyomantara
Lanud Adi Sutjitpto Yogyakarta
Jadikan Dharma sebagai Pijakan
*Mutiara Weda*
08 /12 /2022
*Jadikan Dharma sbg Pijakan*
*Umat sedharma*, dalam susastra ada tertuang bahwa Dimana ada Dharma, kebajikan dan kewajiban serta kebenaran dipatuhi disana akan ada kemenangan, begitu pula orang yang melindungi Dharma akan dilindungi oleh Dharma pula. Untuk melindungi orang yang baik dan memusnahkan orang orang yang jahat, Dharma pulalah menjadi Bentengnya .
Manakala Dharma mengalami kelunturan, kemerosotan dan Tirani merajalela dapat dipastikan menuai penderitaan maupun kesengsaraan dan orang seperti ini disebut orang kesasar dan tersesat dari jalan kebenaran *Ika Kabancana Ngaranya*
*Oleh karena itu*, bagi setiap umat Hindu untuk menyadari bahwa karakter dan pengaruh jaman Kaliyuga begitu besar ; manusia cenderung menjadi kegila gilaan, suka bertengkar , berebut kekuasaan dan tidak mengenal akan dunianya sendiri , bergumul dengan saudara sendiri dan mencari perlindungan pada orang lain, sehingga memahami, mengamalkan dan menegakkan ajaran agama secara benar sebagai satu satunya pilihan *Pegeh ring Dharma* serta menjadikan pustaka suci Weda sebagai landasan atau pijakan yang bersifat mutlak. *Niscaya* akan terbangunnya umat Hindu yang bijaksana dan mampu mengendalikan Inderanya *Stithaprajna* menuju umat Hindu yang *Satyam*, *Sivam* & *Sundaram*.
(BG IV.8 & Nitisastra IV.10.hal.274)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Paruman Walaka PHDI
Daerah Istimewa Yogyakarta
Bangun Prana halus dalam diri
*Mutiara Wieda*
07 /12/2022
*Bangun Prana halus dalam Diri*
*Umat Se-dharma*, dalam Pustaka suci Weda Samhita ada menyebutkan “Satyabrūyat priyaṁ, priyaca nānṛta brūyād eṣa dharma sanātanam". Hendaknya ia mengatakan apa yang benar, dan mengucapkan apa yang menyenangkan hati orang, dengan ajaran Ethika Hindu menjadi pijakannya *Dharma Sasana*
Demikian pula, jangan sekali kali mengucapkan kebenaran yang semu dan menyakitkan serta jangan pula mengucapkan kebohongan yang menyenangkan.
*Oleh karena itu*, sebagai Umat Hindu perkokoh dan pertebal hati nurani , perhalus Budhi dengan Nilai - nilai Dharma, selalu Amulat sarira *Suluh nikang Prabha* di dalam berpikir, bertindak serta bertutur kata yang baik dan benar *Tri Kaya Sandhi*. Niscaya umat Hindu akan selalu dapat Anyekung Jnana dan memancarkan Aura Positif dalam diri dalam bentuk *Prana Halus* atau *Udana Vayu*
(M.DS IV.138/ SS.75).
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pura Vaikuntha Vyomantara
Lanud Adi Sutjitpto Yogyakarta
ajaran Hindu Bukanlah Doktrin
*Mutiara Weda*
05 / 12/ 2022
*Ajaran Hindu Bukanlah Doktrin*
*Umat sedharma*, Ajaran agama Hindu sangatlah sempurna, luas, universal dan flesibel serta kekal abadi *Sanatana Dharma*. Agama Hindu bukanlah agama missi dan bukan pula agama Doktrin melainkan agama yang memberikan keleluasaan kepada umatnya untuk mendekatkan diri kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa melalui empat jalan yang disebut *Catur Marga Yoga*
*Satyam* [Kebenaran] , *Sivam* [ Kesucian] & [ kemuliaan] dan *Sundaram* [ keharmonisan] sebagai *keluhuran* ajaran agama Hindu menjadikan sebagai Karakteristiknya.
Ibaratkan Kolam yang airnya bersih dan bening, bunga teratainya harum, maka kodok kodok dan kumbang kumbangpun akan berdatangan karena kebeningan, keindahan dan kesuciannya, demikian pula, sebaliknya belatung belatung pasti akan menjauh karena dia tidak suka akan kebeningan air dan keindahan serta keharuman akan kolam.
*Oleh karena itu*,sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk memahami Pustaka suci Weda secara bertahap , berjejang dan komprehensif dengan penguatan pada pondasi dasar agama *Tri Kerangka Dasar* dengan enam prisip dasar yang wajib silaksanakan : Satya, Rta, diksa, tapa, brahma dan Yadnya serta menampakkan keluhuran ajaran Hindu, untuk dijadikan pegangan dan pedoman Hidupnya. *Niscaya*, akan dapat terbangunnya umat Hindu yang penuh Kedamaian, berbudhi luhur dan ajaran agama Hindu akan tetap kuat serta ajeg sepanjang Jaman *Sanatana Dharma*.
( kitab Swastika Rana)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pura Vaikuntha Vyomantara
Lanud Adi Sutjitpto Yogyakarta
Bangun Kawasan suci dalam diri
*Mutiara Wieda*
07 /12/2022
*Bangun Kawasan suci Dalam Diri*
*Umat Se-dharma*, dalam Pustaka suci Weda Samhita ada menyebutkan “Satyabrūyat priyaṁ, priyaca nānṛta brūyād eṣa dharma sanātanam". Hendaknya ia mengatakan apa yang benar, dan mengucapkan apa yang menyenangkan hati orang, Dan jangan membenarkan yang biasa, biasakan yang benar sebagai salah satu ajaran Etika Hindu *Suluh nikang Prabha* selalu melihat kedalam diri guna membangun kawasan suci atau *Udana Vayu*.
Demikian pula, jangan sekali kali mengucapkan kebenaran yang semu dan menyakitkan serta jangan pula mengucapkan kebohongan yang menyenangkan.
*Oleh karena itu*, sebagai Umat Hindu perkokoh dan pertebal hati nurani , perhalus Budhi dengan Nilai - nilai Dharma, selalu Amulat sarira *Suluh nikang Prabha* di dalam berpikir, bertindak serta bertutur kata yang baik dan benar *Tri Kaya Sandhi*. Niscaya akan dapat Anyekung Jnana dan memancarkan Aura Positif dalam diri dalam bentuk *Prana Halus* atau *Udana Vayu*
(M.DS IV.138/ SS.75).
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta
Hindu Nusantara yang Berbhineka
*Mutiara Weda*
22 /12/2022
*Hindu Nusantara Yang Berbhineka*
*Umat se dharma*, dalam Pustaka suci ada menyebutkan ;
*Šrutistu vedo vijñeyo dharmaṡāstram tu vai smṛtiá
te sarvātheṣva mimāmsye tābhyāṁ dharmohi nirBabhau*
Artinya :
Yang dimaksud dengan Sruti, ialah Veda dan dengan Smrti adalah Dharmasastram, kedua pustaka suci ini tak boleh diragukan kebenaran ajarannya, karena keduanya sumber Dharma.
Hindu yang Berbhineka bukan berarti memiliki kitab suci yang berbeda beda dan bukan pula suatu kebebasan atau perbedaan tanpa batas melainkan kebinekaan yang berpegang teguh pada Kitab Suci agama Hindu yaitu Pustaka suci Weda dan menjadi Identitas serta sebagai Karakter bagi umat Hindu sebagai Kitab sucinya, baik *Weda Sruti* maupun *Weda Smerthinya* sebagai suatu *kebenaran mutlak* begitu pula menjadikan *kitab Agama*. Demikian juga, dasar keyakinan yaitu *Panca Sradha* dan *pokok pokok ajaranya Tiga Kerangka Dasar* sebagai pedoman dasar yang bersifat mutlak dalam tatanan kehidupan Beragama bagi umat Hindu.
*Oleh karena itu* sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk meningkatkan kualitas *Sradhanya* dan pemahaman terhadap pokok pokok ajaranya dengan berfalsafahkan *Bhineka Tunggal Ika* ;' berbeda suku, berbeda budaya, berbeda adat ataupun Tradisi tetapi tetap satu pegangannya yaitu *Kitab Suci Weda*. Sebagai umat Hindu memiliki kewajiaban suci yaitu *memahami*, *mempelajari* dan *mengamalkan* serta *mengamankan* ajaran agama Hindu dengan pustaka Wedanya. Niscaya akan dapat terwujudnya Umat Hindu yang Damai, rukun dan Harmonis. ( MDS. II.10)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .
Budhi Pijakan dalam Berpikir
*Mutiara Weda*
10/ 01 /2023
*Budhi Pijakan Dalam Berpikir*
*Umat se-dharma*,Jika direnungkan, sesungguhnya terjadinya *Karma* itu diawali dari proses Bepikir. Pikiran menjadi penentu tatkala akan bertutur kata dan bertindak agar menghasilkan Karma baik atau *Subha Karma* nantinya.
Mengarahkan & memperbaiki pola pikir menjadi suatu keharusan sehingga pikiran dapat terkendali & berkonsentrasi kepada Ida SangHyang Widhi Wasa sehingga akan lebih mudah dalam menumbuhkan *Kesadaran Pikiran*.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu untuk selalu memusatkan pikiran dan membangun *Kesadaran Pikiran* yang berlandaskan *Budhi* sehingga dapat menjalankan *Wiweka* dengan sempurna. *Niscaya*, pikiran, perkataan dan perbuatan akan selalu terkontrol & Sinergis *Tri Kaya Sandhi*
(kitab Panca Sradha, hal.146-148)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Istri -Ibu Rajapatni
*Mutiara Weda*
11/ 10 /2020
*Istri-Ibu* : Rajapatni
*Umat se dharma*, Dalam susastra Hindu ada menguraikan bahwa seorang ibu atau istri dalam keluarga Hindu memiliki peran dan kedudukan yang sangat mulia, sebagai pelita atau suluh yang memberikan sinar / cahaya bagi seluruh anggota keluarga dalam menuju keharmonisan baik secara lahir maupun bathin sehingga ibu sering di juluki *Ratu dalam rumah tangga* atau *Rajapatni*
Peran dan kedudukan seorang Ibu / Istri dalam keluarga Hindu memiliki tugas dan tanggung jawab yang sangat suci dan mulia terlihat ketika mengandung atau proses kehamilan sudah dihadapkan dengan proses pendidikan yang wajib dilakukan dan sangat menentukan bagi kualitas sang anak dengan berkewajiban mentaati berbagai pantangan atau brata seperti :
*Wak Capala* : tidak sombong, rakus, angkuh dll dan
*wak purusya* : tidak berkata kasar dan keras, tidak mencaci maki dan sejenisnya sebagai pendidikan pertama dan utama bagi sang jabang bayi.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu haruslah menyadari bahwa begitu besar dan mulia tugas dan tanggungjawab seorang Ibu/ istri dalam keluarga Hindu membimbing serta mendidik anak anaknya mulai dari sejak masih berada dalam kandungan dengan melaksanakan proses upakara Garbhadhana samskara dan menjadi barometer terbentuknya karakter / budi pekerti sang anak nantinya dengan melakukan pengendalian diri, Tapa & Brata.
(Kitab Manusmerthi XI,26)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta
Sistacara dalam Hindu
Krta Vidya-Priyamvada
*Mutiara Weda*
25/ 12 /2022
*Krta vidya - Priyamvada*
*Umat sedharma*, Jika direnungkan dalam sebuah paribasa , pengetahuan yang tidak digunakan sesungguhnya adalah racun, begitu pula makanan akan menjadi racun tatkala pencernaannya yang kurang baik dan sama halnya dalam berdiskusi *Tarkawada* ibaratkan racun bagi orang yang miskin ilmunya atau kurang ilmunya .
Orang yang tahu, tetapi tidak tahu bahwa dirinya tahu paribasa ini mencerminkan prilaku pemalas ibaratkan orang lagi tertidur yang harus dibangunkan, diingatkan lagi agar mempergunakan ilmu pengetahuannya dengan baik *Sarva Jnana* dan memancarkannya atau mengaplikasikannya *Sarva Karya* agar tidak menjadi racun.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu bangun kekuatan dalam diri , tumbuhkan sifat bijak sebagaimana tertuang dalam Pustaka suci Weda atau *Krtawidya* tampilkan pribadi yang berbudhi luhur *priyamvada*. Niscaya akan mencapai kelegaan yang maha sempurna dan terhindar dari kesedihan atau ketidaklegaan.
(MDS.hal.215 & Slokantara,10)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Sugihan Jawa - Sugihan Bali
*Mutiara Weda*
29 /12/2022
*Sugihan Jawa- Sugihan Bali*
*Umat se-dharma*, salah satu kewajiban Umat Hindu menjelang perayaan hari raya Galungan & Kuningan yaitu melaksanakan upacara Pensucian *Sugihan* sebagai rangkaian dari hari raya Galungan. Sugihan Jawa dan Sugihan Bali bermakna Pensucian Bhuana agung & Bhuana Alit.
Sugihan Jawa dilaksanakn pada Kamis,Wage wuku Sungsang sebagai perlambang pensucian Makrokosmos/ Bhuana agung/alam semesta dan Sugihan Bali yang jatuh pada Jumat, Kliwon wuku sungsang, perlambang pensucian mikrokosmos/ Bhuana alit/ diri sendiri setiap umat manusia.
*Oleh karena itu*, sudah menjadi kewajiban setiap umat Hindu menjelang perayaan hari suci Galungan diawali melaksanakan pembersihan melalui hari suci Sugihan, dengan melaksanakan Yadnya suci sebagai proses Pensucian Makrokossmos (Alam semesta)
* Dewa Kalinggania pamrastista bhatara Kabeh* dan Mikrokosmos (diri manusia)
*Kalinggania amretista raga tawulan*.Niscaya Umat Hindu dalam menyongsong hari suci Galungan dengan landasan kesucian diri lahir maupun bathin baik.bhuana alit /diri sendiri maupun bhuana Agung / alam.semesta. (kitab Sundari gama)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
"RAHAJENG RAHINA SUCI SUGIHAN JAWA*
Prema & Ksama Benteng diri
*Mutiara Weda*
30 /12/2022
*Prema & Ksama Benteng Diri*
*Umat se dharma*, Dalam mengarungi kehidupan di dunia maya pada ini tak bisa lepas dari Rwa Bhineda, demikian pula pengaruh sifat sifat negatif selalu menghantui jiwa umat manusia yang perlu dikendalikan : sifat dengki , iri hati atau *Matsarya*, sifat yang senang melihat orang susah & susah melihat orang senang. Jadikan rasa kasih Sayang sebagai Benteng dalam membangun kedamaian & keharmonisan terhadap sesama.
Manakala bathin selalu diselimuti oleh rasa iri hati, dengki pada sesama *Matsarya* tatkala melihat orang lain memiliki kelebihan, sesungguhnya orang seperti inilah orang yang paling menderita dan sengsara di muka bumi ini yang amat sulit untuk disembuhkannya.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu jauhkan diri dari rasa dengki, rasa Irihati dengan menampakkan rasa Kasih sayang *Prema* dan sifat Pemaaf *Ksama*, serta melakukan Pengekangan & Pengendalian diri *Yama dan Nyama Brata* terhadap *Panca Indrya*. Niscaya akan dapat menjalankan hidup dengan Damai, rukun dan Harmonis.
(S.S.89-91)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Trigunatatva
*Mutiara Weda*
31/12 /2022
*Trigunatatva*
*Umat se-dharma*, orang orang Bijak mengatakan : di jaman *Kaliyuga* musuh yang paling utama bukan orang lain, melainkan diri sendiri akibat dari ketidakmampuan mensinergiskan unsur *Tri Guna* serta tidak terkendalinya pengaruh *Sad Ripu* dalam diri dalam bentuk Ego, Ambisi, Emosi, serakah, loba dan sejenisnya yang harus diperangi dengan *Tapa* sebagai Pijakannya.
Kesabaran dan kedamaian Serta ketabahan *Ksama* merupakan sifat bijak serta mulia yang harus tertanam dan terjaga pada diri setiap umat Hindu guna meningkatkan kualitas rohani menuju tingkatan spiritualitas yang mengandung kekuatan dalam membangun kerukunan Umat Hindu . Segala sifat keras hati, yang penuh *EGO* hanya bisa dikalahkan dengan sikap amulat sarira, anyekung Jnana dan mengendalikan diri Suluh nikang Prabha.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu mari bangun kedamaian dan kerukunan mulai dalam diri masing masing, tingkatkan kualitas rohani dengan pengekangan diri *Tapa* dan menampilkan kepribadian yang lebih *satwika* dengan jalan melatih *Vak*, *Manah* dan *Kaya* dengan mensinergiskan Unsur *Trigunatattwa* dalam diri. Niscaya kedamaian dan kerukunan dalam hidup akan dapat terwujud sebagai landasan menuju *Maha samadhi* atau alam kamoksan nantinya.
(BG.37-40 & serat Witaradya)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Tiga Siklus Hidup manusia
*Mutiara Weda*
03 / 01 /2023
*Tiga Siklus Hidup Manusia*
*Umat se-dharma*, Jika disadari, sesungguhnya setiap umat manusia tidak akan pernah lepas dari Tiga Siklus alur Proses Kehidupan : *Utpeti*, *Sthiti* dan *Pralina*, kelahiran, kehidupan dan akhirnya menuju Kematian / kembali ke asal sebagai tiga kemahakuasaan dari Ida SangHyang Widhi Wasa *Tri Kona*
Setiap Manusia hidup kedunia ini memiliki tenaga /kekuatan yang di sebut *Udana Vayu* atau *Prana halus*.
Udana Vayu inilah yang menyebabkan manusia dapat melihat, merasakan, berpikir, berbuat dan bernafas dalam menjalankan *Tri Kaya Parisudha*
(Kayika, Wacika dan Manacika).
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu bersihkan dan sucikan Udana Vayu dengan jalan tingkatkan selalu kualitas rohani, jaga kesucian diri, baik lahir maupun bathin *Yama & Nyama*, mengingat seluruh Udana Vayu adalah *Hiranyagarbha* / Brahman di dalam diri demikian juga di saat akan kembali ke asal, meninggal atau pralina, berkewajiban membisikan nama nama dari Ida SangHyang Widhi Wasa atau *nama smaranam* , aksara aksara suci Tuhan pada telinga orang yang meninggal sangat menentukan kehidupan yang akan datang dalam proses lahir kembali *reinkarnasi/ punarbhawa* sebagai sifat sifat dasar yang paling kuat. Niscaya *Moksa* dan *Jiwan Mukti* akan dapat dicapai. ( Sanatana Hindu Dharma hal.37-41)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Satvika Yadnya
*Mutiara Weda*
05 / 01 /2023
*Satvika Yadnya*
*Umat Se-dharma*, melaksanakan Panca Maha Yadnya merupakan kewajiban suci dari petunjuk Pustaka suci Weda Samhita sebagai penyangga Bumi, alam semesta beserta isinya, karena alam dan manusia diciptakan Ida SangHyang Widhi Wasa melalui *Yadnya*
Ada lima unsur penting dalam *Meyadnya* :
*Mantra* : doa doa yang harus diucapkan oleh umat, pinandita sesuai dengan tingkatannya.
*Yantra* : simbol simbol keagamaan yang diyakini mempunyai kekuatan spiritual untuk meningkatkan kesuciannya.
*Tantra* : kekuatan suci yang ada dalam diri dibangkitkan dengan cara yang ditetapkan dalam kitab suci Weda.
*Yadnya* : pengorbanan dan pengabdian yang tulus atas dasar kesadaran dalam persembahan sesuai dengan kemampuan.
*Yoga* : Mengendalikan gelombang pikiran dalam alam pikiran untuk berhubungan dengan Ida SangHyang Widhi Wasa.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu mantapkan sradha dan bhakti dengan berkeyakinan bahwa demi kepentingan hidup, kesempurnaan dan kebahagian, umat Hindu melaksanakan panca Maha Yadnya yang Satvika dengan landasan Tri Premana (sastratah, Gurutah dan Svatah) dengan tetap memperhatikan Catur Drstha : Kuna Drstah, Sastra Drstha, Loka Drstha dan Desa Drstha. Niscaya akan terwujudnya tujuan hidup umat manusia yaitu kebahagiaan sekala dan niskala, Jagadhita lan Kamoksan nantinya.
(Agastya Parwa & BG.III.10)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Indria dan Wiweka
*Mutiara Weda*
06 / 01 /2023
*Indrya Dan Wiweka*
*Umat Sedharma*. Lidah merupakan bagian tubuh manusia yang memiliki fungsi Ganda yaitu kemampuan bicara dan kemampuan cita rasa.
Dalam sebuah Paribhasa ada Ungkapan ;
*Mulut satu, lidah Bertopang* atau Ibaratkan *Lidah Tanpa Tulang*, Begitu mudah dan leluasanya menggerakan fungsi Lidah akan sangat membahayakan tatkala tidak dikendalikan sehingga menempatkan unsur *Pengendalian* sebagai faktor penting serta menjadikan Pintu utama dalam mendekatkan diri kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu untuk mengendalikan fungsi lidah *Indrya* baik dalam berbicara maupun dalam menikmati cita rasa, dengan menjalankan *Wiweka* dan mengembangkan *Cita Budhi* untuk membedakannya mana yg kekal dan mana yang tidak kekal serta mana yang punya rasa dan mana yang tidak punya rasa. *Niscaya*, umat Hindu dalam menjalankan praktek keagamaan akan selalu dapat menggunakan wiwekanya dengan landasan *Tri Jnana Sandhi* ( Kayika, Wacika & Manacika) dalam berhubungan dengan-Nya *Bhakti Marga*
(Jalan menuju Tuhan.hal.64)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Panca Vidha
*Mutiara Weda*
07 / 01 / 2023
*Panca Vidha*
*Umat Se-dharma*, Taat dan patuh kepada Orang tua sang guru reka serta berbhakti kepada para leluhur merupakan kewajiban bagi sang anak dalam membangun keluarga Hindu yang Sukhino
Ada lima hal yang menyebabkan sang anak wajib berbhakti kepada orang tua / guru rupaka, para leluhur yang dikenal dengan nama *Panca Vidha* antara lain ;
*Sang Ametwaken*, yang melahirkan dari kandungan seorang ibu.
*Sang Nitya Maweh Bhijodana*, orang yang selalu mengusahakan untuk memberikan makanan
*Sang Mangupadyaya*, orang yang selalu membimbing, mendidik dan menuntunnya.
*Sang Anyangaskara*, orang yang selalu memberikan doa atau mengupacarainya.
*Sang Atulung Urip rikalaning Baya*, orang yang selalu membela saat menghadapi mara bahaya.
*Oleh karena itu*, sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk taat dan patuh kepada guru Rupaka, orang tua, dan berbhakti kepada para leluhur sehingga mendapatkan pahala baik berupa *Kirti* ( kerahayuan) *Ayusa* (umur panjang), *Bala* ( kuat ), dan *Yasa patingghal rahayu* (menjadi contoh bagi keturunannya). *Niscaya* akan dapat terbangunya generasi muda Hindu yang Suputra yang memegang teguh ajaran Dharma / *Yowana Dharma Laksana*.
(Nitisastra, VIII.3 & SS)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Nirlobha
*Mutiara Weda*
08/ 01 /2023
*Nirlobha*
*Umat Se-dharma*,
Sifat Lobha merupakan salah satu dari enam musuh yang ada dalam diri setiap umat manusia *Sad Ripu* . Setiap manusia sudah semestinya berpikir terhadap kekayaan dan cara memperolehnya dengan menunjukkan sikap bijak, hormat dan santun kepada-Nya dengan berlandaskan pada ajaran Dharma.
Jika direnungkan sifat “Lobha” juga memiliki dampak, baik yang bersifat positif maupun negatif terhadap diri sendiri serta orang lain. Lobha yang berdampak negatif sudah dimasuki unsur rajas dan tamas dan tak terkendali yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.
*Oleh karena itu*, sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu dalam membangun kedamaian dan keharmonisan menuju kebahagiaan lahire maupun bathin , sekala maupun niskala dengan mengendalikan sifat siafat rakus menuju Ketidakrakusan *Nirlobha* dengan menggunakan Wiweka serta di landasi unsur Satwika . Niscaya akan dapat tercapainya Tujuan hidup yaitu Catur Purusa Artha.
(Reg Veda. 10.31.2)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Preya - Sreya dalam agama Hindu
Jadma sesat
*Mutiara Weda*
10/ 01/2023
*Jadma sesat*
*Umat Sedharma*, Dalam susastra ada tersurat bahwa Manakala Mendapatkan kesempatan lahir & hidup menjelma menjadi manusia ingkar akan pelaksanaan Dharma, dan justru mengejar kenikmatan duniawi, menumpuk segudang kekayaan serta berbagai kepuasan nafsu duniawi dengan berhati tamak orang seperti ini disebut *Jadma Kesasar* atau *manusia Sesat*.
Sesungguhnya hidup menjelma menjadi manusia sangatlah utama suatu kesempatan untuk memperbaiki / membenahi diri, demikian juga terlahir menjadi manusia sangatlah pendek, singkat tak ubahnya gerlapan sinarnya kilat dan sangat sukar untuk didapat ataupun diperolehnya.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu jangan sia siakan kesempatan lahir menjalankan proses Samsara / reimkarnasi serta pergunakan kesempatan menjelma menjadi manusia dengan sebaik baiknya yaitu untuk menjalankan dan menegakkan ajaran Dharma *Sevaka Dharma* dan memancarkannya pada setiap umat manusia *Dharma Vahini*. Niscaya Umat Hindu akan mendapatkan kebahagiaan, baik di dunia sekala maupun Niskala, Jagadhita lan Kamokhsan Nantinya.
(SS. 8 & 9)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Pustaka suci Weda Bersifat Mutlak
*Mutiara Weda*
11 /01/2023
*Pustaka suci Weda Bersifat Mutlak*
*Umat se-dharma*, Pustaka suci Weda merupakan kitab suci Bagi umat Hindu yang bersifat Mutlak sebagai sabda suci / Wahyu Langsung dari Ida SangHyang Widhi Wasa yang diterima oleh para Maha rsi *Sapta Rsi* sebagai penerima wahyu karena kematangan dan kemekaran Instuisinya *apaurusya* serta memberikan jaminan terhadap keselamatan makhluk hidup dialam semesta ini baik pada masa sekarang maupun dimasa yang akan datang.
Pustaka suci Weda sangatlah sempurna bersifat *anandi-Anantha* tidak berawal dan tidak berakhir, *fleksibel*, *Universal* dan isinyapun tidak bisa dihimpun dalam satu buku melainkan berbagai macam buku bahkan ribuan kitab sebagai pengejewantahan dari isi kitab suci Weda baik Weda Sruti maupun Weda Smerti serta sumber sumber Dharma lainnya. Mengingat pustaka suci Weda dihimpun dalam berabad abad demikian pula, Maha rsi penerima wahyu bukan hanya oleh seorang maha rsi melainkan Tujuh Maha Rsi *Sapta Rsi* sebagai penerima wahyu pertama dalam jaman yang berbeda beda.
*Oleh karena itu*, Marilah sebagai umat Hindu Bangun kualiatas rohani dengan jalan *jangan ragu* dan mantapkan keyakinan akan kebenaran Pustaka suci Weda baik Weda Sruti maupun Weda Smertih dijadikan pegangan, pedoman dan tuntunan hidup serta mempelajari , memahami isi pustaka suci Weda secara benar : bertahap, berjenjang dan berkelanjutan. Niscaya umat Hindu akan selalu terjaga dan terlindungi oleh Dharma sehingga tujuan hidup menjelma menjadi manusia akan dapat terwujud
( Weda Samhita & Vayu Purana)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Meyadnya Jalan Menuju Jagadhita
*Mutiara Weda*
12 / 01 /2023
*Meyadnya Jalan Menuju Jagadhita*
*Umat Sedharma*, jika direnungkan sesungguhnya keinginan untuk mendapatkan *kesenangan*, *kenikmatan* dan *kebahagiaan* dalam menjalankan proses *Samsara* di dunia ini telah diberikan oleh Ida SangHyang Widhi Wasa melalui *Yadnya*. Sedangkan dia yang telah memperoleh kesenangan, kenikmatan dan kebahagiaan dalam kehidupan ini tanpa memberikan *Yadnya* sesungguhnya mereka adalah *Pencuri*.
Demikian pula halnya, bagi mereka yang tidak memberikan persembahan dalam bentuk Panca Maha Yadnya kehadapan sang maha Pencipta, orang seperti ini diibaratkan sudah mati walaupun masih bernafas ataupun manusia hidup tanpa berkepala.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk melaksanakan Upakara Panca Yadnya dengan lima ukuran penting dalam pelaksanaannya yaitu :
*Ahuta* : mengucapkan doa mantram dari pustaka suci Weda.
*Huta* : Melakukan Persembahan dengan homa yadnya.
*Prahuta* : melaksanakan upacara atau wali yang dihaturkan diatas tanah kepada para Bhuta.
*Brahmahuta* : menerima dan menghaturkan sang Brahmana dengan rasa hormat.
*Prasita* : melakukan persembahan Tarpana kepada para pitara atau para leluhur. *Niscaya*, akan dapat terbangunnya umat Hindu yang bahagia lahir maupun bathin, bahagia Sekala maupun Niskala
(BG.III.12 & MDS.III.74)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Perkuat nurani Dengan Nilai Dharma
*Mutiara Weda*
13 /01/2023
*Perkuat Nurani dengan Nilai Dharma*
*Umat se-dharma*, dalam susastra ada tersurat bahwa “Satyabrūyat priyaṁ, priyaca nānṛta brūyād eṣa dharma sanātanam". Hendaknya ia mengatakan apa yang benar, dan mengucapkan apa yang menyenangkan hati orang. Buanglah jauh jauh sifat saling Memfitnah /Raja pisuna serta sifat saling menjatuhkan, Perkuat Nurani dengan perkuat nilai nilai Kebenaran *Satyam*
Demikian pula, jangan sekali kali mengucapkan kebenaran yang semu dan menyakitkan serta jangan pula mengucapkan kebohongan yang menyenangkan.
*Oleh karena itu*, sebagai Umat Hindu perkokoh dan pertebal hati nurani dengan Nilai - nilai Dharma *Satyam* dalam menjalankan *Tri Kaya Sandhi* berpikir, Bertutur kata dan bertindak. Niscaya akan dapat terbangunnya umat Hindu Yang Santih, Manah Santih maupun Parama santih, lahir ataupun bathin.
(M.DS IV.138/ SS.75).
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Sat, Cit Ananda Brahman
*Mutiara Weda*
16 / 01 / 2023
*Sat, Cit, Ananda Brahman*
*Umat se-dharma*, Dalam Pustaka suci Weda mengajarkan untuk selalu Setia, Jujur dan memegang teguh Kebenaran dalam menuju ketenangan dan kedamaian Bathin *Parama Santih*
Satyam Eva jayate Nanrtham, Sura Dira Jayengningrat Lebur dening pangastute
Kebenaran dan kejujuran menjadi sifat dan hakekat ke-Tuhanan *Sat, Cit, Ananda Brahman* sebagai bagian dari dasar keyakinan atau Sraddha Dalam ajaran agama Hindu. Kesetiaan dan kejujuran itu timbul bukan dari orang lain melainkan tumbuh dari dalam diri masing masing.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk membangun & memupuk kesetiaan , kejujuran dan rasa tanggungjawab akan kebenaran melalui pengamalan ajaran *Panca Satya* : Satya Wecana, Satya Hrdaya, Satya Mitra, satya Samaya dan satya Laksana serta membuang jauh jauh sifat angkuh & sombong *wak Purusya*. *Niscaya* akan dapat menumbuhkan sifat sifat kedewataan *Daivi Vak* yang ada dalam diri, sehingga terwujudnya *Lalita Hita Karana* jalan menuju kamoksan/kebebasan yang abadi.
(Sarasamuscaya ,130-131)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Mekarma - Meyadnya
*Mutiara Weda*
18/ 01/2023
*Mekarma - Meyadnya*
*Umat se-dharma*, Hakekat karma sebenarnya adalah *Yadnya suci*, Melakukan Kerja demi kewajiban *Swadharma*. Melakukan perbuatan bukan demi hasil perbuatan dan jangan sekali kali pahala menjadi motif dalam bekerja serta jangan pula hanya berdiam diri , berpangku tangan tanpa kerja.
Orang yang mempersembahkan semua kerjanya kehadapan sang maha Pencipta dan bekerja tanpa motif keinginan apa-apa, orang seperti itu, tak akan terjamah oleh dosa, laksana daun teratai tak akan basah oleh air
*Oleh karena itu*, Bagi setiap umat Hindu untuk dapat memegang teguh prinsip dasar ajaran Karma Yoga, menjalankan hidup yang semestinya dan memenuhi segala kebutuhannya agar hidup di dunia menjadi bahagia *Jagadhita* dan menikmati kebahagiaan dengan Berkarma sebagai suatu swadharma. *Niscaya*, kebahagiaan lahir dan batin, "Moksartham Jagadhita ya ca iti Dharma" akan dapat terwujud nantinya.
( BG.II.47 / BG V.10 & kitab Arjuna Wiwaha)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .
Brata Bentuk Janji atas Diri
*Mutiara Weda*
15/ 01 /2023
*Brata : bentuk Janji atas diri*
*Umat Sedharma*, Jika kita renungkan, selama ketidak jujuran menjadi dasar dalam melakukan perbuatan maka dapat dipastikan bencana dan malapetaka akan menimpanya sehingga tidak mampu untuk melepaskan diri dari belenggu ikatan duniawi. Akan tetapi manakala ketulusan hati *Arjawa* sebagai dasar dalam berpikir, Bertutur kata dan dalam perbuatan dapat dipastikan akan mendapatkan *kekuatan pikiran*.
Sesungguhnya Tidak mementingkan diri sendiri *Anresangsya* itulah dharma yang utama dan sifat *Tahan uji* merupakan *kesaktian* yang maha dasyat, begitu pula kepandaian & kemampuan mengendalikan diri sebagai hakekat dari ajaran Brata dan menjadi Janji atas diri.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu bangun ketenangan dalam hati *Dama*, dan tampakkan kesucian diri baik lahir maupun bathin *Danta*. Niscaya umat Hindu akan selalu sadar, sabar serta dapat mengendalikan diri *Suluh Nikang Prabha* sehingga tidak mengalami kesesatan dalam menjalankan *Tri kaya Sandhi*
(SS 65,66)
*Made Worda Negara*
BINROH HINDU TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Beragama Jangan Lepas dari Ageman
*Mutiara Weda*
28 /04/2023
*Beragama Jangan Lepas dari Ageman*
*Umat se dharma*, dalam Pustaka suci ada menyebutkan ;
*Šrutistu vedo vijñeyo dharmaṡāstram tu vai smṛtiá
te sarvātheṣva mimāmsye tābhyāṁ dharmohi nirBabhau*
Artinya :
Yang dimaksud dengan Sruti, ialah Veda dan Smrti adalah Dharmasastram, kedua pustaka suci ini tak boleh diragukan kebenaran ajarannya, karena keduanya sumber Dharma.
Kebhinekaan dalam Hindu bukan berarti memiliki kitab suci yang berbeda beda dan bukan pula suatu kebebasan atau perbedaan tanpa batas atau tanpa ikatan melainkan perbedaan yang *berbingkaikan* pada pustaka suci Weda sebagai satu satunya *Ageman yang bersifat mutlak*. Pustaka Suci Weda menjadi Identitas dan Karakter agama Hindu sebagai Kitab suci, baik Weda Sruti maupun Weda Smerthinya sebagai suatu *kebenaran mutlak* dan menjadi *kitab Agama*. Demikian pula, dasar keyakinan yaitu *Panca Sradha* dan pokok pokok ajaranya *Tri Kerangka Dasar* sebagai pedoman Dasar dalam Beragama Hindu. Manakala Berbeda dalam *Agemannya* dapat dipastikan akan menimbulkan kerancuan, perbedaan dan kerapuhan dalam pemahaman ilmu agamanya yang dapat mengganggu kenyamanan dan kedamaian umat Hindu berujung pada *Perkelahian* dan *pertengkaran*.
*Oleh karena itu* sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk meningkatkan kualitas *Sradhanya* dan pokok pokok ajaranya dengan berfalsafahkan *Bhineka Tunggal Ika* ;' berbeda suku, berbeda budaya, berbeda adat ataupun Tradisi tetapi tetap satu pegangannya yaitu *Kitab Suci Weda* maupun sumber sumber Dharma lainnya sebagai bentuk pengejewantahannya. Sebagai umat Hindu memiliki kewajiaban suci yaitu *memahami*, *mempelajari* dan *mengamalkan* serta *mengamankan* ajaran agama Hindu dengan pustaka Wedanya. Niscaya akan dapat terwujudnya Umat Hindu yang Damai, rukun dan Harmonis. ( MDS. II.10)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Konsep Ngayah Bentuk Karma suci
Tiga Sifat Buruk pada diri Manusia
*Mutiara Weda*
30 / 04 / 2023
*Tiga sifat Buruk Pada Diri Manusia*
*Umat Se-dharma*, Jika di lihat dari sisi ajaran Ethika Hindu ada tiga sifat buruk atau kotor yang selalu melekat dalam diri umat manusia akibat dari pengaruh buruk *Indrya/ Nafsu* yang tak terkendalikan yang bertentangan dengan nilai nilai Dharma. Pengendalian gerak pikiran menjadi faktor penting dan penentu bagi kehidupan setiap umat manusia *Citta Vrtti Nirodha*.
Ketiga sifat buruk dan kotor tersebut :
*Mithia Hrdaya* : sifat yang selalu berburuk sangka terhadap orang lain
*Mithia Wecana* : bersifat sombong, serakah dan angkuh
*Mithia Laksana* : berprilaku kasar dan tidak sopan.
*Oleh karena itu*, Sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk selalu mengendalikan gerak Laju pikiran
*Citta Vrtti Nirodha* serta menempatkan *Gayatri mantram* sebagai ibu dari Weda *Gayatri Chandasam Matha* dengan Ethika Agama sebagai pijakan dalam pengejewantahannya. *Niscaya* tidak akan menemui hambatan dalam membangun kualitas rohani pada diri serta dalam menjalankan ajaran *Tri Kaya Parisudha* sehingga hidup akan Nyaman, Aman, Damai dan Harmonis.
(Kitab Widhi Sastra & Manu Smrthi.IV.256)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Ageng Yasa Ageng Goda
*Mutiara Weda*
01 /05 / 2023
*Ageng Yasa Ageng Goda*
*Umat se-dharma*, dalam sebuah Paribhasa ada mengungkapkan ;
semakin tinggi pepohonan, maka akan semakin kencang angin menerpanya . Demikian pula halnya dalam perbuatan, semakin banyak melakukan tindakan maka akan semakin banyak godaan & cobaan yang akan dihadapi *Ageng Yase Ageng Goda*. Selalu berbuat dan berpasrahkan diri kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa menjadi suatu keharusan yang wajib dijalankan.
Ketaatan & kepatuhan terhadap ajaran agama menjadi satu satunya Benteng dan pelindung diri. Barang siapa yang taat dan patuh akan ajaran Dharma, maka Dharma itu pulalah yang akan melindunginya. *Dharma Raksatah Raksitah*. Orang yang taat akan ajaran Dharma tidak akan pernah merasa takut, manakala menghadapi segala bentuk cobaan, godaan, ancaman dan tantangan sekalipun.
*Oleh karena itu*, sudah menjadi suatu kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk selalu berjalan pada jalan kebenaran/ Dharma, selalu Mendekatkan diri Kehadapan-Nya dan jangan sekali kali meninggalkan Dharma yang menyebabkan Dharmapun akan semakin menjauh, dengan Dharma semua makhluk diatur *Dharmena Vidrtah prajah*. *Niscaya* dengan jalan Dharma dan selalu Ingat Pada-Nya *Smaranam* setiap permasalahan akan dapat teratasi menuju kebahagiaan lahir & bathin.
(Santi Parwa ,109.11)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Karma Wesana Sang Pengikut setia
*Mutiara Weda*
02 /05/2023
*Karma Wesana Sang Pengikut Setia*
*Umat se-dharma, Kualitas Karma itu sangat menentukan kehidupan umat manusia baik dalam kehidupan terdahulu (atita), kehidupan sekarang (Wartamana) maupun kehidupan yang akan datang (Nagata) dalam *Tri Samaya*.
proses kehidupan yang selalu berputar putar / berulang ulang lahir (utpeti) hidup (sthiti) dan mati (pralina) tiada henti di sebut Samsara punarbhawa. Samsara pada dasarnya adalah suatu penderitaan. menderita disebabkan karena Dosa.
Hidup dalam alam Samsara / punarbhawa ibarat seperti ulat ataupun lintah yang berjalan pada seuntai dedaunan, yang setelah mencapai ujungnya, akan melekukan badannya kearah batang baru, demikian juga halnya sang atman setelah meninggalkan badan kasar /badan wadag akan melekukan badannya kedalam tubuh yang lain atau yang baru dengan disertai *karma wesana* sebagai pengikut setianya.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu haruslah memahami secara benar bahwa samsara punarbhawa itu terjadi akibat dari pahala atau karma yang belum sempurna semasa manusia hidup dan ketidaksempurnaan karma bersumber pada unsur *maya* yang mengikat sang atman dalam bentuk kenikmatan duniawi, lepaskan diri dari samsara dengan penguatan pada pengendalian Indria serta memahami bahwa atman adalah Brahman dan dengan tercapainya tingkatan pengetahuan yang sejati /*Jnana* sebagai jalan menuju alam kamoksan. Niscaya umat Hindu akan mengerti hakekat Karma sebagai sang penentu kehidupan dalam Tri samaya : Atita, Nagata lan wartamana.
(Brhadaranyaka Upanisad, IV.4.6)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Prasiddhamentas ingBhawarnawa
*Mutiara Weda*
03/05/2023
*Prasiddhamentas ing bhawarnawa*
*Umat sedharma*, Jika direnungkan Manah atau Pikiran itu sesungguhnya penyebab dari penderitaan & kesengsaraan tatkala pikiran dicemari oleh hawa nafsu dan berbagai kekotoran *Ahangkara Jnana*. Apabila pikiran itu bersih dan suci tidak dihinggapi kekacauan, tidak dibelenggu oleh nafsu serta berbagai kecemaran *Satvika Vidya*, itulah sebenarnya hakekat Kedamaian dalam agama Hindu *Medharma Santih* landasan menuju kebebasan sejati *Kamoksan* nantinya.
Proses kehidupan dalam Suka maupun duhka yang dialami , pangkalnya adalah kebodohan, kebodohan ditimbulkan oleh kelobaan dan kelobaan itu asal dari kebodohan oleh karenanya kebodohanlah asal mula kesengsaraan.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu bangun kualitas diri dengan menghilangkan kebodohan dan melenyapkan kelobaan atau kerakusan *Ahangkara jnana* yang menjadi sumber dari kesengsaraan. *Niscaya*, akan dapat terbangunnya umat Hindu yang Tenang dan Damai serta bebas dari penderitaan & kesengsaraan baik dalam proses kelahiran maupun kematian nantinya. *Prasiddhamentas ing bhawarnawa*
( SS.399-402)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Krtavidya
*Mutiara Weda*
05 /05/2023
*Krtavidya*
*Umat sedharma*, Jika direnungkan dalam sebuah paribasa , pengetahuan yang tidak digunakan sesungguhnya adalah racun, begitu pula makanan akan menjadi racun tatkala pencernaannya yang kurang baik, Demikian juga halnya dalam berdiskusi *Tarkawada* ibaratkan racun bagi orang yang miskin ilmunya atau kurang ilmunya .
Orang yang tahu, tetapi tidak tahu bahwa dirinya tahu paribasa ini mencerminkan prilaku pemalas ibaratkan orang lagi tertidur yang harus dibangunkan, diingatkan lagi agar mempergunakan ilmu pengetahuannya dengan baik *Sarva Jnana* dan memancarkannya atau mengaplikasikannya *Sarva Karya* agar tidak menjadi racun.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu bangun kekuatan dalam diri , tumbuhkan sifat bijak sebagaimana tertuang dalam Pustaka suci Weda atau *Krtawidya* tampilkan pribadi yang berbudhi luhur *priyamwada*. Niscaya akan mencapai kelegaan yang maha sempurna dan terhindar dari kesedihan atau ketidaklegaan.
(MDS.hal.215 & Slokantara,10)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Berlakulah seperti Pepohonan
Krodah Cermin Lunturnya Nilai Kesabaran
*Mutiara Weda*
07 / 05 /2023
*Krodha Cermin Lunturnya nilai Kesabaran*
*Umat se-dharma*, Kesabaran merupakan kekayaan yang paling mulia dan tak ternilai harganya, ibaratkan emas dan permata yang mampu memerangi kekuatan hawa nafsu tiada yang melebihi kemuliaannya.
Tatkala kurangnya Kesabaran dan ketenangan hati tidak akan pernah ada yang namanya kepastian akan adanya persahabatan melainkan *jiwa murka* akan menyelubunginya karenanya pasti akan bertengkar satu sama lainnya berujung pada perkelahian dan permusuhan serta saling membenci.
*Oleh karena itu* sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk menumbuhkan nilai kesabaran dalam diri dengan mengkikis habis serta menghilangkan sifat sifat *amarah / kroda*, ibaratkan keadaan ular yang meninggalkan kulit luarnya ( kulesnya) dan tidak akan kembali lagi. mengingat orang yang dikuasai oleh nafsu kemarahan segala rupa barang dan Tapa serta persembahan yang dilakukannya tidak akan pernah mendapatkan hasil dan pahala. Niscaya akan dapat menampakkan Kesabaran dalam hati sehingga dapat menampilkan karakter umat Hindu yang Berbudhi Luhur. (SS 104-114)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Judi dalam perspektif Hindu
Yadnya Tiang Penyangga Pura
Rahasyajnana
Satukan Pikiran Menuju Persatuan Umat
Kebenaran & Kejujuran Penyangga Bumi
Atmanastute dalam sradha dan Bhakti
*Mutiara Weda*
17 / 05 /2023
*Atmanastute Dalam Sradha & Bhakti*
*Umat se-dharma*, Memperkokoh Keyakinan dalam beragama *Sradha & Bhakti* dengan selalu merawat dan Menjaga anugerah dari Ida SangHyang Widhi Wasa merupakan suatu kewajiban bagi setiap umat Hindu.
Kebenaran dan kebajikan dijaga dengan perilaku yang baik. Begitu pula Sastra-sastra suci dijaga dengan keteguhan hati dan kesucian pikiran. Demikian juga halnya dalam kelahiran menjelma menjadi manusia di mayapada ini dijaga dengan tutur agama, budi pekerti dan etika yang baik.
*Oleh karena itu*, marilah sebagai umat Hindu jangan pernah mengabaikan anugrah dari Ida SangHyang Widhi Wasa, Menjaga dan merawatnya dengan selalu mengucapkan rasa syukhur / rasa Angayubagya. *Niscaya*, akan dapat terbangunnya rasa damai dan kemantapan hati *Atmanastuti* serta kuatnya sradha dan Bhakti beragama dalam diri.
(Kitab Swastika Rana)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Purwagama Sesana
*Mutiara Weda*
15 /05/ 2023
*Purwagama Sesana*
*Umat Se-dharma*, Umat Hindu dalam menjalankan *Dharmaning hidup* memiliki kewajiban suci yang di sebut *Dharmaning Agama* yaitu berkewajiban untuk mempelajari, memahami dan memancarkan isi kitab suci Weda *Dharma Vahini* serta memahami berbagai ilmu pengetahuan suci *Andrayuga* atau *Vruh ring sarva Jnana* sehingga dapat menjalankan *Wiweka* dengan baik.
Umat Hindu dalam Berpikir, bertutur kata serta berbuat dalam menjalankan aktifitasnya tidak bisa lepas dari sangkut paut serta teropongan dari ajaran kebajikan *Sesana* dan kepatuhan terhadap guru Wisesa yaitu *Niti*
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu untuk selalu membangun
keluhuran dan kemuliaan budhi *Paramita* dan keharmonisan dalam hidup *Sundaram* dengan jalan memahami dan mengamalkan seluruh ajaran Kesucian *Purwa Sesana* dengan memegang teguh ajaran Etika *Susila* dan ajaran kebenaran *Sesana* serta taat & patuh pada aturan pemerintah *Niti*. Niscaya kebahagiaan hidup akan dapat diwujudkan.
( Slokantara, 34 dan 84 )
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Ketulusan Landasan Menuju Keabadian
Orang Jahat seluruh Tubuhnya Beracun
*Mutiara Weda*
18/ 05/2023
*Orang jahat Seluruh Tubuhnya Beracun*
*Umat Se-dharma*, Dalam sesanti ada menyebutkan Binatang Kalajengking itu memiliki racun terletak di ekornya, Begitu pula binatang ular memiliki Racun berbisa ditaring letaknya, Berbeda halnya dengan orang yang licik, picik dan jahat seluruh tubuhnya diliputi oleh racun yang sangat berbisa
Melakukan tindakan kejahatan atau perbuatan buruk *Asubha karma* dapat dipastikan dalam hidupnya akan mendapatkan penderitaan, malapetaka bahkan kehancuran *Neraka Cyuta* dan Setiap kejahatan akan kembali kepada pelakunya *Pratikara* dan menjadi orang baik dan bijak *Sadhujadma* menjadi tujuan hidup menjelma menjadi manusia.
*Oleh karena itu*, bagi setiap umat Hindu Jauhkan diri dari prilaku kejahatan, tumbuhkan sifat sifat Bijak *Daivi Sampad* dalam diri agar terhindar dari kelahiran Candala serta tidak terjerumus ke dalam *Neraka Maharorawa* dan mengerti akan ajaran Dharma. Niscaya setiap umat sedharma akan selalu berada dalam jalan Dharma menuju *Sadhu Jadma*
(kitab Nitisastra II.9)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Lima Unsur Penting dalam Meyadnya
*Mutiara Weda*
19 / 05 /2023
*Lima unsur penting dalam Meyadnya*
*Umat Se-dharma*, melaksanakan Panca Maha Yadnya merupakan kewajiban suci dari petunjuk Pustaka suci Weda Samhita sebagai penyangga Bumi.
Ada lima unsur penting dalam *Meyadnya* :
*Mantra* : doa doa yang harus diucapkan oleh umat, pinandita sesuai dengan tingkatannya.
*Yantra* : simbol simbol keagamaan yang diyakini mempunyai kekuatan spiritual untuk meningkatkan kesuciannya.
*Tantra* : kekuatan suci yang ada dalam diri dibangkitkan dengan cara yang ditetapkan dalam kitab suci Weda.
*Yadnya* : pengorbanan dan pengabdian yang tulus atas dasar kesadaran dalam persembahan sesuai dengan kemampuan masing masing.
*Yoga* : Mengendalikan gelombang pikiran dalam alam pikiran untuk berhubungan dengan Ida SangHyang Widhi Wasa.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu mantapkan sradha dan bhakti dengan berkeyakinan bahwa demi kepentingan hidup, kesempurnaan dan kebahagian, umat Hindu melaksanakan panca Maha Yadnya dengan landasan Tri Premana (sastratah, Gurutah dan Svatah) dengan memperhatikan Catur Drstha : Kuna Drstah, Sastra Drstha, Loka Drstha dan Desa Drstha. Niscaya akan terwujudnya tujuan hidup umat manusia yaitu kebahagiaan sekala dan niskala.
(Agastya Parwa & BG.III.10)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Saraswati
*RAHAJENG HARI SUCI SARASWATI*
*Mutiara Weda*
20 / 05 /2023
*Kedamaian Bhusana dari Pengetahuan suci*
*Umat se-dharma*, Ilmu Pengetahuan suci *Jnana* merupakan kecantikan manusia yang paling agung dan merupakan Artha yang tersembunyi dan menjadi sumber dari kemashyuran
serta kebahagiaan.
pada hari suci Saraswati umat Hindu melakukan pemujaan kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai SangHyang Aji Saraswati perayaan hari turunnya Ilmu Pengetahuan suci atau Pustaka suci Weda Samhita. Begitu pula, Ilmu Pengetahuan suci *Jnana* adalah guru serta menjadi sahabat terdekat dalam menyelesaikan setiap persoalan, bagaikan dewa yang dapat mengabulkan segala keinginan.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu jangan pernah berhenti untuk belajar tentang ilmu pengetahuan suci Weda karena Weda Bersifat *Sanatana Dharma* dan *Anandi-anantha*, bersifat kekal,, tidak berawal pun tidak berakhir. Niscaya Busana dari ilmu Pengetahuan suci berupa *Kedamaian* akan terwujud.
(Kitab Nitisatakam)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Brahman Atman Aikhyam
*Mutiara Weda*
21 /05/2023
*Brahman Atman Aikyam*.
*Umat Se-dharma*, jika direnung renungkan mereka yang bahagia sesungguhnya adalah mereka yang percaya akan dirinya sendiri, begitu pula di dalam mencapai kebebasan selalu berusaha dengan keluhuran budhi.
Ida SangHyang Widhi Wasa, akan bersemayam didalam lubuk atau relung hati *Brahman Atman Aikyam*, manakala dilandasi dengan keluhuran Budhi serta hati yang Nyaman, damai & Indah
*Oleh kerena itu*, sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk membangun kedamaian & Keharmonisan mulai dari dalam diri masing masing dengan landasan keluhuran Budhi, Jadikan tubuh dan hati selalu Damai serta harmonis dengan jalan selalu menjaga sinergisitas Unsur Tri Guna yang ada dalam diri ( *Satvam*, *Rajas* & *Tamas*) serta mengimplementasikan ajaran *Tri Hita Karana* dalam keseharian . Niscaya akan terwujudnya rasa damai , harmonis dalam diri sehingga Ida SangHyang Widhi Wasa akan selalu bersemayam di dalam hati *Brahman Atman Aikyam*.
( Reg Veda.I.85.7)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Tiga Bentuk Kebahagiaan
WidvaAngha : Prilaku semu
*Mutiara Weda*
23 /05/2023
*WidvaAngga : Prilaku Semu*
*Umat Sedharma*, jika di lihat dinamika kehidupan diJaman ini , Artha / Uang ataupun kekayaan seolah olah menjadi satu satunya tujuan hidup dan segala galanya bagi kehidupan, Gemerlapan Artha dan tumpukan kekayaan yang menggunung masih terasa menjadi priotas utama yang menyilaukan dan sangat sangat dihargai di jaman ini oleh sebagian umat manusia , dunia terasa diselubungi oleh kegelapan dan *Pelaku pelaku kesemuan* serta penuh dengan sandiwara *Sang Widvaangga*, seolah olah Dunia terasa kehilangan akan kesucian & kekuatannya.
Jika kita amati dalam keseharian orang yang suka berderma justru jatuh miskin, begitu pula para penjahat mendapatkan umur yang panjang akan tetapi orang baik cenderung lekas mati, tingkah laku orang hina dianggap mulia, demikian sebaliknya orang bodoh dianggap bijaksana serta orang berbudhi rendah dianggap mulia. Inilah beberapa karkater dari Jaman Kali yuga yang wajib diwaspadai.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu untuk selalu mewaspadai kecenderungan kecenderungan dari pengaruh jaman Kalisengara yang membawa berbagai macam cobaan dan godaan lahir maupun godaan bathin dengan memantapkan kembali tatanan kehidupan beragama yang benar dengan mengimplementasikan nilai nilai Tapa, brata , yoga dan samadhi dalam keseharian serta selalu meyasa Kerthi. Niscaya akan dapat terhindar dari pengaruh jaman menuju kebahagiaan sekala maupun Niskala nantinya.
(Slokantara, 81. 65)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta$dvc cfbn
Pagerwesi
*Mutiara Weda*
24 / 05 /2023
*Rahajeng hari suci Pagerwesi* dumogi kita semua Selalu berada pada jalan Dharma...*Perkokoh Benteng* sajeroning Adnyana ....astungkara svaha.
*Pagerwesi : Benteng Diri*
*Umat se-dharma*, setiap enam bulan (210 hari) tepatnya pada Rabu, Kliwon wuku Sinta,, umat Hindu merayakan hari suci Pagerwesi sebagai rangkaian dari hari raya Saraswati, dengan
Pemujaan ditujukan kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa dalam manifestasi-Nya sebagai Sang Hyang Pramesti Guru,
Hakekat Pagerwasi sebagai perlambang Benteng dan pelindung yang kokoh di dalam diri berupa ilmu pengetahuan Suci *Samyagjnana* dalam menghadapi godaan dan cobaan hidup. Ilmu Pengetahuan suci *Samyagjanana* merupakan kecantikan manusia yang paling agung dan merupakan Artha yang tersembunyi dan menjadi sumber dari kemasyhuran dan kebahagiaan. Ilmu Pengetahuan suci merupakan guru serta menjadi sahabat terdekat dalam menyelesaikan setiap persoalan hidup, bagaikan para Dewa yang dapat mengabulkan segala keinginan.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu jangan pernah berhenti untuk belajar tentang ilmu pengetahuan suci *weda* mengingat pustaka suci Weda Bersifat *Sanatana Dharma* & *Anandi-anantha*, tidak berawal dan tidak berakhir, Jadikan
Ilmu Pengetahuan suci sebagai guru serta sahabat terdekat dalam menyelesaikan setiap persoalan hidup, bagaikan dewa yang dapat mengabulkan segala keinginan.
*Niscaya*, Busana dari ilmu Pengetahuan suci berupa *Kedamaian* akan terwujud.
(Kitab Nitisatakam)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta