Selasa, 24 Oktober 2017
Sabtu, 21 Oktober 2017
Ajaran Dharma Sumber Kebahagiaan Umat manusia
Hidup Sangatlah Singkat
Hakekat Hubungan manusia dengan Tuhan Dalam Hindu
Andrayuga: pahami ajaran kitab suci Weda
*Mutiara Weda*
04//10/2017
*Andrayuga : pahami ajaran kitab suci Weda*
Setiap umat Hindu haruslah menyadari bahwa, memahami dan menguasai isi ajaran Dharma dan isi kitab suci *Weda* secara benar *Andrayuga* merupakan setiap umat Hindu sebagai bagian dari perbuatan *Nawa Sanga* serta tahu akan apa yang baik dan apa yang buruk *Wiweka* dalam mewujudkan kebahagiaan hidup.
Untuk mengamalkan perbuatan *Nawa Sanga* tidak bisa lepas dari sangkut paut dan teropongan dari ajaran *Sesana* dan ajaran *Niti* dalam membentuk perbuatan yang *Dharma sesana*
*Oleh karena itu*, sebagai umat manusia wajib untuk memahami dan mengamalkan ajaran Sesana dengan memegang teguh ajaran Etika *Susila* dan ajaran Kebenaran *Dharma* serta taat & patuh pada aturan pemerintah *Niti*. Niscaya kebahagiaan hidup dan akan dapat terwujudnya perbuatan *Dharma Sesana*
( Slokantara, 34 dan 84)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta
Banten : simbol Angga sarira
*Mutiara Weda*
06/10/2017
*Banten : simbol Angga sarira*
Setiap umat Hindu haruslah menyadari bahwa, Bebantenan merupakan bahasa *Mona* _*Sahananing Bebanten pinaka ragantha tuwi*_ semua Banten simbol Angga sarira. Ada berfungsi sebagai kepala *Ulu*, ada sebagai Badan *Angga* dan ada sebagai kaki *Suku* serta ada berfungsi sebagai *perut*
*Di samping itu*, Banten dalam konsep Hindu juga sebagai _*Warnaning Rupanira Ida Bhatara*_ Sbg perwujudan dari Ida Hyang Widhi, sebagai bentuk pendalaman *Sraddha* dan *bhakti* terhadap Hyang Widhi. Mengingat Beliau yang bersifat Nirguna dan rahasia, untuk memudahkannya dalam konteks *bhakti* maka Beliau dipuja dalam wujud *Sekala* dengan memakai berbagai sarana, salah satunya adalah *Banten* dlm bahasa *Mona*
*Oleh karena itu*. Sebagai umat HINDU laksanakan Yadnya dengan landasan ketulusan , Apapun jenis Banten pastilah memiliki fungsi & kedudukan, Baik itu sebagai perwujudan Hyang Widhi, lingga/ linggih bhatara, maupun perwujudan alam semesta *Anda Bhuvana*
(Kitab Yadjna Prakerti)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta
Annasewa yadnya
*Mutiara Weda*
05/10/2017
*Annasewa Yadnya*
Setiap umat Hindu haruslah menyadari bahwa dalam setiap penyelengaraan upacara keagamaan *Yadnya*, memberikan perjamuan berupa makanan atau prasadam *Annasewa* sangatlah penting sebagai salah satu cara dalam mewujudkan kualitas Yadnya yang *Satwika*
Tat Kala sang Yajamana dapat Memberikan suguhan perjamuan berupa makanan terhadap *atitiyadnya* atau *tamu yadnya* bagi para pamedek berupa suguhan makanan *Prasadam* dengan tulus dapat digolongkan *Nara Yadnya*
*Untuk itu*, sebagai umat Hindu berkewajiban untuk melaksanakan upacara Yadnya yang *Satwika* melalui peningkatan kualitas Yadnya dengan melakukan *annasewa* sesuai dengan kemampuan masing masing sebagai perlambang unsur keseimbangan antara *kewajiban* dengan konsep *Ngayah* yang pelaksanaannya disesuaikan dengan ketulusan dan kemampuan sehingga terwujudnya kualitas yadnya yang Satwika.
(Agastya Parwa & Satapatha Brahmana)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta
Sewaka Dharma
*Sewaka Dharma*
Setiap umat manusia haruslah memahami i bahwa Orang yang Baik dan kuat itu walaupun ia miskin sekalipun dia tak akan pernah melakukan pekerjaan hina dan tercela, ibarat seekor harimau,walaupun dipotong kakinya dia tak akan pernah mau memakan rumput, Swadharma sebagai pegangan hidupnya dengan pengamalan nilai nilai Dharma kekuatannya *Sevaka Dharma*
Memegang teguh dan mengaplikasikan norma agama merupakan suatu kewajiban *Swadharma* setiap umat manusia. Manakala, perbuatan menyimpang dari ajaran *dharma* maka dapat dipastikan hidupnya akan kehilangan arah, menderita, dan cendrung mendapatkan kehancuran, bencana serta malapetaka.
*Untuk itu*, sebagai umat manusia tunjukkan dan mantapkan kualitas beragama dengan baik melalui Pengamalan, penyerahan diri secara total, *Atmanivedanam* serta memantapkan hubungan cinta-kasih *bhakti* dengan Hyang Widhi berlandaskan pada Pengetahuan suci *abhideya-jnana*
(Sabdakalpadruma III.463b
& Ramayana)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta
Hidup Ibarat Kereta Kuda
*Mutiara Weda*
08/10/2017
*Hidup Ibarat Kereta Kuda*
Setiap umat manusia haruslah menyadari bahwa jalan hidup manusia ini ibarat sebuah kereta, lancar dan tidaknya sangat tergantung pada unsur unsur dari kereta kuda tersebut.
Indria itu adalah kudanya, sasaran Indria adalah jalan,
roh / Atma dihubungkan dengan sang badan, sedangkan Indria dan pikiran yang menikmatinya.
*Untuk itu*, sebagai umat manusia pahami dan jalankan fungsi dari unsur unsur yang membentuk diri manusia; Pribadi harus punya tujuan yang jelas, tubuh harus sehat, kebijaksanaan harus cemerlang, pikiran sebagai tali kendali haruslah kuat mengendalikan Indria yang selalu bergerak bebas bagaikan kuda. Sedangkan sasaran Indria harus baik dan tidak merusak Indria itu sendiri. Niscaya, tujuan dan sasaran hidup setiap umat manusia akan selamat dan tercapai.
(Kitab Katha Upanisad I. 3-4)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta
Hakekat Hidup:Mengabdi dan Pengorbanan
*Mutiara Weda*
09/10/2017
*Hakekat Hidup : Mengabdi dan Pengorbanan*
Setiap umat Hindu haruslah menyadari bahwa hakekat hidup yang sebenarnya adalah pengabdian dan pengorbanan dan sudah menjadi kewajiban setiap umat manusia untuk bekerja dan berbuat yang baik terhadap sesama manusia sesuai dengan kemampuan masing masing.
Setiap manusia berkewajiban melaksanakan Dharmanya sesuai dengan fungsi, tugas dan bakatnya masing masing, tak seorangpun luput dari tindakan kerja walaupun hanya sesaat, Karena dengan tidak bekerja manusia dibuat tak berdaya oleh hukum alam *Rta*
*Untuk itu*, Pergunakanlah kesempatan hidup menjelma menjadi manusia dengan selalu berbuat yang Baik dengan landasan *Tri Premana* dan laksanakan Dharma untuk kepentingan diri sendiri maupun orang banyak. Niscaya kesempurnaan dan kesejahteraan hidup baik lahir maupun batin akan terwujud.
( BG.VIII.45 & SS. Sloka 4)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta
Ilmu Pengetahuan:Artha Tersembunyi
*Mutiara Weda*
11/10/2017
*Ilmu Pengetahuan : Artha Tersembunyi*
Setiap umat manusia haruslah menyadari bahwa, Ilmu Pengetahuan suci *Jnana* merupakan kecantikan manusia yang paling agung dan merupakan Artha yang tersembunyi dan menjadi sumber dari kemasyhuran dan kebahagiaan.
Ilmu Pengetahuan suci *Jnana* adalah guru serta menjadi sahabat terdekat dalam amenyelesaikan setiap persoalan, bagaikan dewa yang dapat mengabulkan segala keinginan.
*Untuk itu*, sebagai umat manusia jangan pernah berhenti untuk belajar tentang ilmu pengetahuan suci *weda* karena Weda Bersifat Anandi-anantha, tidak berawal dan tidak berakhir. Niscaya Busana dari ilmu Pengetahuan suci berupa *Kedamaian* akan terwujud.
(Kitab Nitisatakam)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta
Beragama: Bukan alat untuk Menyingkirkan orang Lain
Mutiara Weda*
10/10/2017
*Beragama : bukan alat untuk menyingkirkan orang lain*
Setiap umat manusia haruslah menyadari bahwa beragama bukanlah alat untuk menyingkirkan orang lain dan bukan pula alat untuk menjatuhkan orang lain, melainkan sebagai pegangan, pedoman dan tuntunan hidup bagi setiap individu dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam mencapai Tujuan hidupnya *Catur Purusaartha*
Manakala dalam penerapan ajaran agama mengakibatkan sakit dan menderitanya orang lain, dapat dipastikan adanya kesalahan dalam pemahaman dan penerapan nilai nilai ajaran Dharma sebagai cermin rendahnya tingkat spiritual yang berujung pada malapetaka dan kehancuran.
*Untuk itu*, sebagai umat manusia belajarlah agama dengan baik dan benar guna memperhalus jiwa dan memperkokoh budhi. Niscaya Kedamaian , kenyamanan dan keharmonisan hidup akan dapat terwujud. (Lontar Panca Siskanya Angaji)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta
Mengapa Menggunakan Bunga ??
*Mutiara Weda*
12/10/2017
*Mengapa Menggunakan Bunga ???
Setiap umat Hindu haruslah memahami bahwa pada setiap kegiatan keagamaan tidak pernah lepas dengan penggunaan *bunga / kembang* sebagai sarananya. Bunga sebagai perlambang Tuhan, ketulusan dan kesucian hati untuk menghadap-Nya.
Bunga memiliki Nyasa yang penuh dengan makna baik dalam penyucian roh leluhur *Puspa lingga* maupun dalam penaburan bunga/ berbadan bunga pada Angga sarira *Puspa Sarira* sebagai sarana bersatunya ke alam Ketuhanan *Mur Amungsi Maring Siwa Buda Loka*
*Untuk itu* , sebagai umat Hindu dalam melakukan persembahan gunakan Bunga/ kembang Yang Baik yakni bunga yang bersih ,wangi dan harum. Niscaya hakekat persembahan akan terwujud *Terbangunnya hubungan yang harmonis dengan sang Maha Pencipta/ Hyang Widhi Wasa.
(Kitab Agastya Parwa & Kekawin Negara Kertagama)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta
Jalankan swadharma dengan Lascarya
*Mutiara Weda*
13/10/2017
*Jalankan Swadharma dengan Lascarya*
Setiap umat manusia haruslah menyadari bahwa orang yang memahami akan arti hidup yang sebenarnya tak akan pernah menyesal akan apa yang dialami, melainkan menerimanya sebagai suatu anugerah Hyang Widhi yang wajib dijalankannya dengan landasan *Lascarya*
Semua kebaikan, keburukan, suka dan duka yang dialami dalam kehidupan ini, dan begitu pula kematian hanya bersumber dari- Nya dan Tuhan ada pada setiap makhluk *Iswarah Sarva Bhutanam*. Kesabaran dan pengendalian diri akan menjadi terlatih manakala setiap umat manusia memahami akan arti Lascaraya dan kesederhanaan .
*Untuk itu* , dalam hidup ini, Jalankan Swadharma, yakin bahwa Tuhan melihat apa yang dilakukannya, Tuhan ada di mana mana *Wyapi Wyapaka Nirwikara*, dan segala galanya adalah Tuhan di alam semesta ini *Sarva Idam Kalu Brahman*
(BG. sloka 18.61 & Vedanta Sutra 1.1.4 )
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta
Pikiran Sang Penentu Karma
*Mutiara Weda*
14/10/2017
*Pikiran Sang Penentu Karma*
Bagi setiap umat manusia haruslah memahami bahwa, Pikiran sumber dari seluruh perbuatan dalam kehidupan ini. Pikiran pula, menentukan hasil suka maupun duka dalam setiap *KARMA*
Pikiran yang dilandasi dgn kesucian dan ketulusan serta kemuliaan maka akan membuahkan karma yang baik dan mulia pula, demikian juga sebaliknya , perbuatan yang dilandasi dengan pikiran yg kotor dan hina, niscaya akan membuahkan karma buruk, kotor dan hina pula.
*Untuk itu*, Pusatkan pikiran sehingga benar benar menjadi pengendali utama pada setiap kehidupan sehingga melahirkan Karma baik , mulia menuntun manusia pada kehidupan yang baik "Moksartham jagadhita" dan terhindar dari karma buruk, kotor dan hina yang dapat menjerumuskan manusia pada jurang *kehancuran / malapetaka*. (S.S.79.87).
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta
Daksina : Yadnya Patni
*Mutiara Weda*
15/10/2017
*Daksina : Yadnya Patni*
Setiap umat Hindu haruslah menyadari bahwa, penggunaan *Daksina* tak pernah lepas dari rangkaian penyelenggaraan keagamaan bagi umat Hindu sebagai unsur yang sangat penting dalam *Panca Yadnya* sebagai perlambang kekuatan sakti *Yadnya Patni*
Daksina selain sebagai lambang kekuatan atau kesaktian juga merupakan lambang Bhuwana Agung sebagai Sthana Ida SangHyang Widhi Wasa.
*Untuk itu*, bagi setiap umat Hindu mantapkan ketetapan hati dan kelanggengan pikiran dalam *Yadnya Patni* melalui *ketetapan hati* dan *kelanggengan pikiran*, betapapun besarnya persembahan akan menjadi hampa dan sia - sia manakala tanpa ketetapan dan kelanggengan pikiran.
( Yajur Veda dan Lontar Yadnya prakerti )
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta
Anyekung jnana
*Mutiara Weda*
16/10/2017
*Anyekung Jnana*
Setiap umat manusia haruslah menyadari bahwa Segala bentuk praduga & prasangka terhadap orang lain harus dihilangkan, Selama jiwa masih dibelenggu oleh prasangka dan praduga niscaya tidak akan pernah mendapatkan *Kenyamanan, ketenangan & kedamaian bathin* .
Manakala nilai - nilai dharma meredup dan bahkan luntur dalam kehidupan umat manusia maka dapat dipastikan keributan dan kekacauan akan terjadi, cahaya kejujuran, keadilan, ketenangan dan kedamaian, akan berhenti bersinar berujung pada *kebencian, perselisihan dan bahkan pertumpahan darah.
*Untuk itu*, sebagai umat manusia hilangkan buruk sangka dengan belajar *Anyekung Jnana* mengendalikan Indrya ataupun pikiran melalui *Tapa*. Niscaya akan dapat terwujudnya keleluasan dalam mencari jalan dharma *Satyam,Sivam dan Sundari* (kitab Sundarigama & SS.37)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta
Suradira jayengningrat Lebur dening pangastuti
*Mutiara Weda*
17/10/2017
*Sura Dira jayengningrat Lebur dening Pangastuti*
Setiap umat manusia haruslah menyadari bahwa *Kesabaran dan ketabahan *Ksama* merupakan sifat bijak dan mulia yang harus tertanam pada setiap umat manusia dalam membangun kualitas spiritual, yang mengandung kekuatan dalam menangkal nafsu Angkara murka.
Segala sifat keras hati, yang penuh angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar. *Suro Diro Joyeningrat, Lebur Dening Pangastuti*
*Untuk itu*, setiap umat manusia mantapkan kualitas rohani dengan pengekangan diri *Tapa* dan menampilkan kepribadian yang lebih *satwika* dengan melatih *Vak*, *Manah* dan *Kaya*. Niscaya kedamaian hidup akan dapat terwujud.
(BG.37-40 & serat Witaradya)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta
Weda:Petunjuk spiritual Sejati
*Mutiara Weda*
18/10/2017
*Weda: Petunjuk Spiritual sejati*
Setiap umat Hindu haruslah menyadari bahwa Segala aktifitas yang berkaitan dengan spiritual semuanya bersumber dari Ida SangHyang Widhi Wasa/ Sang Maha Pencipta dan pada masanya akan kembali kepada-Nya.
Manakala seseorang telah maju kehidupan spiritualnya dengan mentaati ketentuan yang benar akan mudah merealisasikan sang atman dalam dirinya, dengan ditandai berseminya rasa cinta kasih yang sejati *Prema* dan yakin semua makhluk adalah bersaudara Vasudhaiva kutumbakam Dengan demikian akan mampu merealisasikan maha vakya "aham Brahma asmi* aku adalah perwujudan Brahman dan segala sesuatu sesungguhnya adalah *Sarvam Idham Kalu Brahman*
*Untuk itu*, sebagai umat Hindu dalam memantapkan spiritual dengan jalan yakin akan kebenaran ajaran kitab suci Weda mengingat Weda adalah sumber dari segala Dharma, Sruti, smerti, sila, acara dan Atmanastuti) yang menyebabkan manusia dapat berpikir, bertutur kata dan bertindak, dengan landasan Satya (Kebenaran), Rta (hukum), Diksa( pensucian), Tapa (Pengendalian) dan Brahma/Yadnya (Pemujaan). Niscaya Weda menjadi petunjuk Spiritual sejati. (Brhadaranyaka Upanisad, I.4.10 & Chandogya Upanisad, III.14.3)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta.
Manusia dapat menentukan Penyebab dari perbuatannya
*Mutiara Weda*
19/10/2017
*Manusia dapat Menentukan Penyebab dari perbuatannya*
Setiap umat Hindu haruslah menyadari bahwa perbuatan di masa silam menentukan kehidupan kita sekarang ini *Sancita Karma phala* dan perbuatan sekarang menentukan kehidupan di masa yang akan datang *Kryamana Karma phala*
Manusia tidak memiliki kebebasan untuk menentukan hasil dari perbuatannya *Bhoga Swatantrya* , akan tetapi manusia memiliki kemampuan untuk menentukan penyebab dari perbuatannya *Karma Swatantrya*.
*Untuk itu*, sebagai umat Hindu taburkan benih benih perbuatan *Kayika Parisudha*, sehingga menghasilkan *kebiasaan*, tebarkan *kebiasaan* sehingga melahirkan *Karakter* dengan jalan selalu berpikiran bersih *Sauca*, tunjukan pemikiran mulia dan lakukan perbuatan yang bijak. Niscaya akan mendapatkan Karma yang Baik *Subha Karma*
(Kitab Arjuna Wiwaha, BG III.19)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta
Kawaca Dharma: Kerendahan Hati
*Mutiara Weda*
20/10/2017
*Kawaca Dharma: Kerendahan Hati*
Setiap umat Hindu haruslah menyadari bahwa membangun *Kecerdasan* merupakan faktor penting bagi keberhasilan seseorang dalam menapaki kehidupan masa depan yang lebih baik dengan *kecerdasan Rasional* sebagai faktor dasarnya, yang diperhalus oleh *kecerdasan emosional* dan *kecerdasan spiritual*. *Busana/Kawaca* dalam diri masing masing.
*Busana kekayaan* adalah keramahan, *Busana orang kuat* adalah ucapan halus, *Busana Pengetahuan* adalah Kedamaian, *Busana orang yang belajar agama* adalah Kerendahan hati sebagai *Kawaca Dharma* dan *Busana bagi orang Besar* adalah sifat pemaaf & pengampun.
*Untuk itu*, Bangunlah Kawaca Dharma yang ada dalam diri dengan dasar kecerdasan rasional, Emosional dan Kecerdasan Spiritual secara seimbang, sehingga mampu menapaki hidup yang rendah hati, ceria selalu tersenyum, dan mampu mengendalikan emosi dengan Baik.(kitab Nitisatakam)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta
Tumbuhkan sikap saling Memaafkan
*Mutiara Weda*
21/10/2017
*Tumbuhkan Sikap saling Memaafkan*
Setiap umat manusia haruslah menyadari bahwa, sangatlah tidak mungkin pohon yg besar itu tumbuh tanpa ada benihnya.
Begitu pula dalam kehidupan Manusia, sangatlah mustahil orang bisa memaafkan orang lain secara sempurna manakala dia belum bisa memaafkan dirinya sendiri
Tumbuhkan sikap saling memaafkan, bangun rasa cinta kasih *Prema* ,tanamkan kedamaian dalam hati. *Satyam*, *Siwam* dan *Sundaram*.
*Maka dari itu*, Bangunlah kesadaran dan jati diri yang sejati, belajar saling memaafkan, belajar *memahami diri* serta belajar melatih *kesabaran* dengan landasan tutur kata yg santun *Pryavacana* .
(Wrhaspati Tattwa & SS.92-95)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta