Kamis, 13 Juli 2023

Dama - Danta

*Mutiara Weda*
13/07/2023

*Dama - Danta*

*Umat Sedharma*, orang  bijak pernah  mengatakan sesungguhnya   Orang yang  namanya  mandi  itu bukan  hanya  tubuhnya yang  dibasahi atau  dibasuhi  melainkan  orang yang memiliki kesadaran akan dirinya *Dama*  
serta kesucian lahir - bathin, jasmani - rohani  sekala maupun niskala *Danta*

Orang yang suci  secara  lahir maupun  bathin *Danta* tidak akan pernah  memiliki  sifat sifat  bohong, angkuh, irihati dan sejenisnya serta  tidak terlalu  berbangga dan  bergirang hati jika mendapatkan kesenangan maupun kebahagiaan, demikian pula  tidak akan  bersedih hati tatkala mendapatkan cobaan,  tertimpa kedukaan serta  sadar akan dirinya  *Danta*

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu tumbuhkan  selalu sifat *Dama* dalam diri dengan pengendalian Indria atau nafsu. Dengan pengendalian nafsu sesunguhnya adalah *Sorga* namanya,  manakala tidak mampu mengendalikan atau mengekang nafsu itulah sesungguhnya *Neraka* . Niscaya umat Hindu akan dapat menampakan prilaku budhi luhur dalam laksana, Perkataan maupun dalam berpikir .

*Made Worda Negara*
BINROH  HINDU TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta


Rabu, 12 Juli 2023

Dama - Danta

*Mutiara Weda*
13/07/2023

*Dama - Danta*

*Umat Sedharma*, orang  bijak pernah  mengatakan sesungguhnya   Orang yang  namanya  mandi  itu bukan  hanya  tubuhnya yang  dibasahi atau  dibasuhi  melainkan  orang yang memiliki kesadaran akan dirinya *Dama*  
serta kesucian lahir - bathin, jasmani - rohani  sekala maupun niskala *Danta*

Orang yang suci  secara  lahir maupun  bathin *Danta* tidak akan pernah  memiliki  sifat sifat  bohong, angkuh, irihati dan sejenisnya serta  tidak terlalu  berbangga dan  bergirang hati jika mendapatkan kesenangan maupun kebahagiaan, demikian pula  tidak akan  bersedih hati tatkala mendapatkan cobaan,  tertimpa kedukaan serta  sadar akan dirinya  *Danta*

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu tumbuhkan  selalu sifat *Dama* dalam diri dengan pengendalian Indria atau nafsu. Dengan pengendalian nafsu sesunguhnya adalah *Sorga* namanya,  manakala tidak mampu mengendalikan atau mengekang nafsu itulah sesungguhnya *Neraka* . Niscaya umat Hindu akan dapat menampakan prilaku budhi luhur dalam laksana, Perkataan maupun dalam berpikir .

*Made Worda Negara*
BINROH  HINDU TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta


Senin, 10 Juli 2023

Ahning Maneb Manah Nira

*Mutiara Weda*
07/07/2023

*Ahning Maneb Manah Nira*

*Umat Sedharma*, Dalam susastra ada menyebutkan   *Dve karmani narah kurvaniha loke mahiyate* ;  ada dua macam perbuatan  yang menyebabkan seseorang menjadi Bijak &  Mulia yaitu Tidak sekali - kali mengucapkan perkataan yang  kasar *tan ujar ahala*  pun tidak sekali kali  berpikiran   untuk melakukan  perbuatan  jahat & Tercela  .

Perbuatan & Perkataan yang mengandung  niat jahat tiada bedanya dengan  membidik dan  melepaskan  anak panah,  setiap orang yang terkena pasti  akan merasa sakit yang teramat Dalam.  Perkataan jika maksudnya baik dan secara baik- baik pula diucapkannya maka hanyalah kesenangan yang  ditimbulkannya, namun apabila maksudnya baik, jika tidak secara baik - baik diucapkannya akan dapat menimbulkan rasa duka.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu, untuk selalu berhati hati dalam  Perbuatan serta  dalam  mengeluarkan perkataan  selalu menampakkan nilai kebajikan, kedamaian serta  berjiwa  meneduhkan,  menjaga kesucian  Pikiran  *ahning maneb manah nira*  dan berjanji atas diri untuk selalu  berpegang  teguh pada kebenaran.  *Niscaya*,  akan dapat terbangunnya umat Hindu yang Damai  dan  Bahagia serta mendapatkan Amertha dalam kehidupannya.
( SS. 117-124)

*Made Worda Negara*
BINROH  HINDU TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Bunga Dharma

*Mutiara Weda*
08/07/2023

*Bunga Dharma*

*Umat Se-dharma*,  Kebahagiaan, kenikmatan & kesenangan yang penuh  tanpa gangguan sehingga  sang atman akan dapat mencapai kebahagiaan sejati  menuju pada  kelahiran  yang di sebut sebagai kelahiran  Deva Yoni  di sebut dengan *Aisvarya* & Menjadikan sebagai Buah atau bunga bunga Dharma.

Demikian pula  sebaliknya manakala pikiran yang selalu diselimuti oleh bibit Adharma / kejahatan dan menentang dharma *Avairagya*, tidak mengetahui akan *Tattva Jnana* dapat dipastikan hidupnya akan mendapatkan penderitaan begitu pula akan dapat mengalami proses reinkarnasi / lahir  kembali menjadi  makhluk rendahan ataupun binatang.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu  sudah menjadi kewajiban untuk membangun buah buah Dharma / *Aisvarya* karena dengan ajaran Dharma  akan dapat mencapai kebahagiaan dengan penguatan pada *buah Jnana* berupa pengetahuan suci Weda. *Niscaya*,  nantinya akan  dapat tercapainya kebahagiaan sejati  kelepasan atau kamoksan yang sering disebut  *Janma Vasana*
(Wrhaspati tattwa, 29 -32)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta


Beragama Jangan Lepas Dari Ageman

*Mutiara Weda*
09/07 /2023

*Beragama Jangan Lepas dari Ageman*

*Umat Se-dharma*,   faktor yang sangat penting & menjadi  benih atau cikal bakal dalam penguatan  beragama bagi umat Hindu sesungguhnya  bagi3  jadalah *agem ageman* dalam bentuk *Sradha*,  manakala kurangnya akan keyakinan, bingung bahkan  ragu akan  agamanya dapat dipastikan rapuhnya pondasi agama yang  berdampak pula pada rapuhnya  pemahaman  inti sari dari ajaran agama.

Pemahaman ajaran agama secara benar menjadi suatu keharusan dan bersifat mutlak  melalui  *Tattwa Tattwa agama, Ethika agama maupun Upakara  agama*  dengan berpegang teguh pada *sumber sumber Dharma*  serta  pokok pokok  Dasar  ajaran  Tiga kerangka dasar    serta  menjadi roh atau jiwa  ajaran Hindu Dharma yang wajib dilaksanakan secara sinergis  *Tri Jnana Sandhi*  bagi  umat Hindu.

*Oleh karena itu*,  marilah kita sebagai Umat Hindu  untuk memegang teguh *Agem ageman * dalam beragama   dengan mempelajari kembali  Pustaka suci Weda secara benar, utuh dan sempurna baik  melalui *Weda Sruti* maupun *Weda Smertih* dengan cara  belajar Weda secara  bertahap berjenjang dan komprehensif serta  tidak dibenarkan belajar Weda menggunakan jalur  jalan pintas  dengan  berdalihkan praktis, simpel, mudah, sederhana  dan sejenisnya yang cenderung menyesatkan. Niscaya umat Hindu akan Ajeg dengan  Dharmanya, kuatnya Sradha  serta  kokoh akan ajarannya yang  *Sanatana Dharma* dalam mewujudkan umat Hindu yang  Bahagia,  Sekala maupun Niskala,  Jagadhita & Kamoksan nantinya.
( kitab Swastika Rana & Weda Sabda Suci Tuhan)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Visudha karma

*Mutiara Weda*
10/07/2023

*Visudha Karma*

*Umat Se-dharma*, dalam pustaka suci Weda menyebutkan ;
Sesungguhnya  semua umat manusia memiliki kebebasan, bebas menentukan kehendaknya  dan sepenuhnya pula bertanggung jawab atas semua perbuatannya sendiri *Svatantra Katah*. Demikian pula, tak satupun manusia bisa
 luput dari kerja walaupun hanya sesaat,  oleh hukum alam  manusia dibuat tidak berdaya  untuk selalu bekerja.

 Kualitas perbuatan  menentukan kehidupan sekarang maupun kehidupan dimasa yang akan datang,  begitu juga  se- kecil apapun perbuatan yang dilakukan jika dilandasi dengan hati yang tulus, lascarya akan membawa kebaikan yang luar biasa seperti  *Sebutir Biji pohon Beringin* yang jika tumbuh, dirawat dengan baik setelah besar akan dapat menjadi tempat berteduh bagi semua umat manusia. 

*Oleh karena itu*,  sebagai umat Hindu  mantafkan kualitas *Sradha* dan *Bhakti* dengan  melakukan kerja tanpa ikatan *Visudha Karma* sehingga terwujudnya *Pencapain tertinggi* yaitu *Kamoksan* atau *Kelepasan*, terbebas dari keterikatan,  bekerja sebagai suatu kewajiban, dengan pijakan Bekerja  untuk semua  *Sarvodaya*. Niscaya, akan terhindar dari Karma buruk /  Karma Jahat *Wikarma*.
( Slokantara Sloka 19 ,4 & BG V.10)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta






Rabu, 05 Juli 2023

Berlakulah seperti Pepohonan

*Mutiara Weda*
06/05/2023

*Berlakulah  Seperti Pepohonan*

*Umat Sedharma*, Dalam susastra  Hindu ada mengungkapkan  *Atthiti ca pavadi ca dwawete mamabandhawah...dst*.
Para  Tamu  maupun orang  yang suka mencaci  keduanya sesunguhnya  adalah  kawan penyelamat atau kawan  penolong.  Orang yang  suka mencaci dan menghina sesungguhnya dia membersihkn noda dan  dosa kita sedangkan  para tamu yang baik sesungguhnya  akan membawa kita kealam sorga atau kebahagiaan nantinya.

 Orang Bijak  mengungkapkan ; Dalam mengarungi  kehidupan ini  *Berlakulah seperti Pepohonan*,  yang dapat  memberi keteduhan dan  kenyamanan bagi setiap umat manusia  bahkan terhadap  orang  orang yang mau memotong dahannya sekalipun.  Jangan balas pukulan dengan  pukulan, juga jangan balas cacian dengan cacian pun jangan melawan daya upaya nista dengan  nista akan tetapi hujanilah dengan doa dan restu.

*Oleh karena itu*, sebagai  umat Hindu untuk selalu melatih kesabaran dan  berbuat kebajikan serta bersikap dewasa dalam beragama  dengan menampakkan  sendi sendi dasar ajaran Tata Susila  Hindu. 
*Niscaya*  dengan demikian akan dapat  terbangunnya umat Hindu yang  Bahagia, Sabar, Damai/ Santih,  kuat dan kokoh akan  sradha maupun Bhaktinya.
(Slokantara Sloka 83.77. hal.293)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Tri Parartha Landasan Dalam Mekarma

*Mutiara Weda*
30 /06/2023

*Tri Parartha landasan dalam Mekarma*

*Umat Se-dharma*,  Tiga Kerangka dasar ajaran agama Hindu atau  Tri Jnana Sandhi  merupakan Tiga  Pokok ajaran agama Hindu yang terintegrasi menjadi satu kesatuan yang utuh. *Tatwa*  menjadi landasan Teologis dari semua bentuk pelaksanaan ajaran Dharma, *Susila / Ethika* menjadi landasan etis dari semua prilaku umat Hindu dalam hubungannya dengan Ida SangHyang Widhi Wasa, sesama manusia dan dengan alam Lingkungannya sesuai  falsafah Tri Hita Karana  sedangkan *Acara agama* sebagai implementasi  dari tatwa dan susila dalam wujud tata keagamaan yang dalam tindakan pelaksanaan Yadnya lebih dikenal dengan nama *Upakara yadnya*.

Tri Rnam  dan  Tri Parartha menjadi dasar Mekarma menjalankan praktek agama dalam  *Meyadnya* bagi Umat Hindu.  Tri Rnam merupakan tiga hutang  menjadi bekal hidup setiap umat Hindu yang wajib dibayar selama hidupnya  melalui pelaksanaan Yadnya yaitu *Dewa Rnam*,  *Rsi Rnam* dan *Pitra Rnam*

*Tri Parartha* yaitu  tiga yang menyebabkan kedamaian, ketentraman dan kebahagiaan umat Hindu yaitu Asih,  Punia dan Bhakti.

*Asih* : melakukan pemeliharaan terhadap alam dan Sarvaprani dengan penuh rasa asih sebagai Yadnya.

*Punia* : Yadnya pada sesama umag manusia berupa pelayanan agar umat termotivasi secara spiritual melayani *Svanam* dan manusa Yadnya.

*Bhakti* : Pemujaan kehadapan Ida  SangHyang Widhi  Wasa agar memiliki daya spiritual.

*Oleh karena itu*, sudah menjadi kewajiban bagi Umat Hindu untuk melaksanakan Panca Yadnya sebagai bentuk pembayaran hutang Tri Rnam dan sebagai bentuk kewajiban & pengamalan ajaran pustaka suci Weda. Niscaya
Akan dapat  terwujudnya kehidupan yang, damai, sejahtera dan bahagia.Satyam, Sivam dan Sundaram.
(Kitab Swastika rana, hal.157-161)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Judi dalam Perspektif Hindu

Himsa Karma & Unsur Penyupatan

*Mutiara Weda*
28 / 06/ 2023

*Himsa Karma & Unsur Penyupatan*

*Umat Sedharma*, dalam susastra ada  Mengajarkan  *Ahimsa  Ngaranya Tanpa mati mati* ;  menyakiti dan  membunuh makhluk hidup   dengan semena mena,  tidak dibenarkan dalam ajaran agama Hindu.  Namun Melakukan  *Himsa Karma*  perbuatan membunuh dengan tujuan hal hal  kesucian sebagai suatu  kewajiban  dari pustaka suci Weda.

Dalam kitab  suci *Vrti sasana* tersurat bahwa;  melakukan perbuatan  Himsa  Karma  atau membunuh makhluk hidup dengan tujuan tertentu  dan Niat  kesucian   dapat dilakukan dalam bentuk :

*Dewa puja* :  untuk  Persembahan, Pemujaan terhadap Ida SangHyang Widhi Wasa.

*Atithipuja* :  untuk Perjamuan  para Tamu atau Nara Yadnya.

*Walikramapuja* : Untuk Pecaruan.

Di samping itu,  melakukan tindakan pembunuhan  guna
Mempertahankan  dan menyelamatkan diri  atau  Menbela Negara  dari berbagai ancaman, gangguan dan  tantangan  sebagai suatu kewajiban suci ;  *Sang sura amenangi rananggana mamukti sukha wibawa bhoga wiryawan...dst*

*Oleh Karena itu*, Marilah sebagai umat Hindu, dalam melakukan  korban suci  *Himsa Karma*  benar benar dilandasi dengan niat suci &  ketulusan bathin agar mendapatkan  kualitas Yadnya yang *Satvika* serta   dengan unsur  unsur *Penyupatan*  didalamnya. *Niscaya*, Kualitas dalam melakukan Yadnya  atau korban suci akan dapat  terwujud serta terbangunnya umat Hindu yang Damai,  rukun dan Harmonis.
(Nitisastra.IV.2  & Slokantara hal.195)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jangan Pernah Mengabaikan Budhi Baik dari Orang

Orang Jahat seluruh Tubuhnya Beracun

Sat, Cit Ananda Brahman

*Mutiara Weda*
16 / 01 / 2023

*Sat, Cit,  Ananda Brahman*

*Umat se-dharma*,  Dalam Pustaka suci Weda mengajarkan untuk selalu Setia, Jujur dan memegang teguh Kebenaran dalam menuju ketenangan dan kedamaian Bathin *Parama Santih*

Satyam Eva jayate Nanrtham, Sura Dira Jayengningrat Lebur dening pangastute

Kebenaran dan kejujuran menjadi sifat dan hakekat ke-Tuhanan *Sat, Cit, Ananda Brahman* sebagai bagian dari dasar  keyakinan atau Sraddha Dalam ajaran agama Hindu. Kesetiaan dan kejujuran itu timbul bukan dari orang lain melainkan tumbuh dari dalam diri  masing masing.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk   membangun & memupuk  kesetiaan , kejujuran dan rasa tanggungjawab akan kebenaran melalui pengamalan ajaran *Panca Satya* :  Satya Wecana, Satya Hrdaya, Satya Mitra, satya Samaya dan satya Laksana serta membuang jauh jauh sifat angkuh  &  sombong  *wak Purusya*. *Niscaya* akan dapat menumbuhkan sifat sifat kedewataan *Daivi Vak*  yang ada dalam diri, sehingga terwujudnya *Lalita Hita Karana* jalan menuju kamoksan/kebebasan yang abadi.
(Sarasamuscaya ,130-131)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Karma Wesana Sang Pengikut setia

Purwa Sasana

*Mutiara Weda*
29 /06 / 2023

*Purwa Sesana*

*Umat Se-dharma*,  Umat Hindu dalam menjalankan *Dharmaning hidup*  memiliki kewajiban suci  yang di sebut *Dharmaning Agama* yaitu berkewajiban untuk  mempelajari,  memahami dan memancarkan isi kitab suci Weda  *Dharma Vahini*  serta memahami berbagai ilmu pengetahuan suci *Andrayuga* atau *Vruh ring sarva Jnana*  sehingga dapat menjalankan *Wiweka* dengan baik.

Umat Hindu dalam  Berpikir, bertutur kata serta berbuat dalam menjalankan aktifitasnya  tidak bisa lepas dari  sangkut paut  serta teropongan  dari  ajaran kebajikan *Sesana* dan  kepatuhan terhadap guru Wisesa  yaitu *Niti*

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu dalam membangun
keluhuran dan kemuliaan budhi *paramita*  dan  keharmonisan dalam hidup *sundaram* dengan jalan  memahami dan mengamalkan seluruh  ajaran Kesucian *Purwa  Sesana* dengan memegang teguh ajaran Etika *Susila* dan ajaran  kebenaran *Sesana*  serta taat  & patuh pada  aturan pemerintah  *Niti*. Niscaya kebahagiaan hidup akan dapat diwujudkan.
( Slokantara, 34 dan 84 )

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jumat, 30 Juni 2023

Rahasyajnana

Jadma sesat

Panca Vidha

*Mutiara Weda*
07  / 01 / 2023

*Panca  Vidha*

*Umat Se-dharma*, Taat dan patuh kepada  Orang tua  sang guru reka  serta berbhakti kepada para  leluhur merupakan kewajiban bagi sang anak  dalam membangun keluarga Hindu yang Sukhino

Ada lima hal yang  menyebabkan sang anak wajib  berbhakti kepada  orang tua / guru rupaka,  para leluhur yang dikenal dengan nama *Panca Vidha* antara lain ;

*Sang Ametwaken*, yang melahirkan dari kandungan seorang ibu.

*Sang Nitya Maweh Bhijodana*, orang yang selalu mengusahakan untuk memberikan makanan

*Sang Mangupadyaya*, orang yang selalu membimbing, mendidik dan menuntunnya.

*Sang Anyangaskara*, orang yang selalu memberikan doa atau mengupacarainya.

*Sang Atulung Urip rikalaning Baya*, orang yang selalu membela saat menghadapi mara bahaya.

*Oleh karena itu*, sudah menjadi kewajiban bagi  setiap umat Hindu untuk taat dan patuh kepada guru Rupaka, orang tua, dan berbhakti kepada para leluhur sehingga mendapatkan pahala baik berupa *Kirti* ( kerahayuan) *Ayusa*  (umur panjang), *Bala* ( kuat ), dan *Yasa patingghal rahayu* (menjadi contoh bagi keturunannya). *Niscaya* akan dapat terbangunya  generasi muda Hindu yang Suputra yang memegang teguh ajaran Dharma /  *Yowana Dharma Laksana*.
(Nitisastra, VIII.3 & SS)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Prema & Ksama Benteng diri

*Mutiara Weda*
30 /12/2022

*Prema  & Ksama  Benteng Diri*

*Umat se dharma*, Dalam mengarungi kehidupan  di dunia maya pada  ini tak bisa lepas dari Rwa Bhineda, demikian pula pengaruh sifat sifat negatif  selalu menghantui jiwa umat manusia yang perlu dikendalikan :   sifat dengki , iri hati atau *Matsarya*,  sifat yang senang melihat orang susah & susah melihat orang senang.  Jadikan rasa kasih Sayang sebagai Benteng dalam membangun kedamaian & keharmonisan terhadap   sesama.

Manakala bathin  selalu diselimuti oleh rasa iri hati, dengki pada sesama *Matsarya* tatkala  melihat orang lain  memiliki kelebihan, sesungguhnya  orang seperti inilah orang  yang paling menderita dan sengsara di muka bumi ini  yang amat sulit untuk  disembuhkannya.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu jauhkan diri dari rasa dengki, rasa Irihati dengan menampakkan rasa Kasih sayang *Prema* dan sifat  Pemaaf *Ksama*,  serta melakukan  Pengekangan & Pengendalian diri *Yama dan Nyama Brata* terhadap *Panca Indrya*.  Niscaya akan dapat  menjalankan hidup  dengan Damai, rukun dan Harmonis.
(S.S.89-91)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Trigunatatva

*Mutiara Weda*
31/12 /2022

*Trigunatatva*

*Umat se-dharma*, orang orang  Bijak   mengatakan :  di jaman *Kaliyuga* musuh yang paling utama bukan orang lain, melainkan  diri sendiri akibat  dari  ketidakmampuan  mensinergiskan  unsur *Tri Guna*  serta tidak terkendalinya pengaruh *Sad Ripu* dalam diri  dalam bentuk Ego, Ambisi, Emosi,  serakah, loba dan sejenisnya yang harus diperangi dengan *Tapa*  sebagai Pijakannya.

Kesabaran dan  kedamaian Serta ketabahan *Ksama* merupakan sifat bijak serta mulia yang harus tertanam dan terjaga  pada diri setiap umat Hindu guna meningkatkan kualitas rohani menuju tingkatan spiritualitas yang mengandung kekuatan  dalam membangun kerukunan Umat Hindu . Segala sifat keras hati, yang penuh  *EGO*  hanya bisa dikalahkan dengan sikap  amulat sarira, anyekung Jnana dan mengendalikan diri Suluh nikang Prabha.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu  mari bangun kedamaian dan kerukunan mulai dalam diri masing masing, tingkatkan  kualitas  rohani  dengan  pengekangan  diri *Tapa* dan menampilkan kepribadian yang lebih *satwika* dengan jalan  melatih *Vak*,  *Manah* dan  *Kaya* dengan mensinergiskan Unsur *Trigunatattwa* dalam diri. Niscaya kedamaian dan kerukunan dalam hidup akan dapat terwujud sebagai landasan  menuju  *Maha samadhi* atau alam  kamoksan nantinya.
(BG.37-40 & serat Witaradya)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Tiga Siklus Hidup manusia

*Mutiara Weda*
03 / 01 /2023

*Tiga Siklus  Hidup Manusia*

*Umat se-dharma*, Jika disadari, sesungguhnya setiap umat manusia tidak akan pernah lepas dari Tiga Siklus  alur Proses Kehidupan  :   *Utpeti*, *Sthiti* dan *Pralina*, kelahiran, kehidupan dan akhirnya menuju  Kematian / kembali ke asal sebagai tiga kemahakuasaan dari Ida SangHyang Widhi Wasa *Tri Kona*

Setiap Manusia hidup kedunia ini memiliki tenaga /kekuatan yang di sebut *Udana Vayu* atau *Prana halus*.
Udana  Vayu inilah yang menyebabkan manusia dapat melihat, merasakan, berpikir, berbuat dan bernafas dalam menjalankan *Tri Kaya Parisudha*
(Kayika, Wacika dan Manacika).

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu bersihkan dan sucikan  Udana  Vayu dengan jalan tingkatkan selalu kualitas rohani, jaga kesucian diri,  baik lahir maupun bathin  *Yama & Nyama*, mengingat seluruh Udana  Vayu adalah *Hiranyagarbha* /  Brahman di dalam diri demikian juga di saat akan kembali ke asal, meninggal atau pralina, berkewajiban membisikan nama nama dari Ida SangHyang Widhi Wasa atau *nama smaranam* , aksara aksara suci Tuhan pada telinga orang yang meninggal sangat menentukan kehidupan yang akan datang dalam proses lahir kembali  *reinkarnasi/ punarbhawa* sebagai sifat sifat dasar yang paling kuat. Niscaya *Moksa* dan *Jiwan Mukti* akan dapat dicapai. ( Sanatana Hindu Dharma hal.37-41)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Sistacara dalam Hindu

*Mutiara Weda*
24/12/2022

*Sistacara dalam Hindu*

*Umat se dharma*,  dalam Pustaka suci ada menyebutkan ;
*Šrutistu vedo vijñeyo dharmaṡāstram tu vai smṛtiá
te sarvātheṣva mimāmsye tābhyāṁ dharmohi nirBabhau*

Artinya :
Yang dimaksud dengan Sruti ialah Veda dan dengan Smrti adalah Dharmasastram, kedua  pustaka suci ini tak boleh diragukan kebenaran ajarannya, karena keduanya sumber Dharma.

Hindu  yang Membumi dengan  kebhinekaan bukan berarti  memiliki kitab suci yang berbeda beda atau perbedaan yang tanpa Dasar dan bukan pula   suatu kebebasan atau perbedaan tanpa batas melainkan kebhinekaan dengan sumber Dharma  *Sistacara*  maupun *Atamanastuti* pustaka suci Weda menjadi bingkainya, baik  *Weda Sruti* maupun *Weda Smerthi* yang diyakini  sebagai suatu *kebenaran mutlak*. Demikian juga,  dasar keyakinan yaitu Panca Sradha  dan  pokok pokok ajarannya Tri Kerangka Ajaran   sebagai  pedoman dasarnya.

*Oleh karena itu*   sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk memantapkan kualitas  *Sradhanya* dengan pemahaman yang benar  terhadap  pokok pokok ajarannya  berfalsafahkan *Bhineka Tunggal Ika*,  berbeda suku, budaya, Desa, Kala ,Patra  *Sistacara* maupun *Atmanastuti*  sebagai sumbernya  dengan  tetap berlandaskan pada  pustaka  Suci Weda sebagai nilai Dasarnya.  Niscaya akan dapat terbangunnya Umat Hindu yang Damai, rukun dan Harmonis. ( MDS. II.10)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Bangun Kawasan suci dalam diri

*Mutiara Wieda*
07 /12/2022

*Bangun Kawasan suci Dalam Diri*

*Umat Se-dharma*, dalam Pustaka suci Weda Samhita  ada menyebutkan “Satyabrūyat priyaṁ, priyaca nānṛta brūyād eṣa dharma sanātanam". Hendaknya ia mengatakan apa yang benar, dan mengucapkan apa yang menyenangkan hati orang, Dan jangan membenarkan yang biasa, biasakan yang benar sebagai salah satu ajaran Etika Hindu  *Suluh  nikang Prabha* selalu melihat kedalam diri guna membangun kawasan suci atau *Udana Vayu*.

Demikian pula,   jangan sekali kali mengucapkan kebenaran yang semu dan menyakitkan serta jangan pula mengucapkan kebohongan yang menyenangkan.

*Oleh karena itu*, sebagai Umat Hindu perkokoh dan pertebal hati nurani ,  perhalus Budhi dengan Nilai - nilai  Dharma, selalu  Amulat sarira  *Suluh nikang Prabha* di dalam berpikir, bertindak serta bertutur kata yang baik dan benar  *Tri Kaya Sandhi*.   Niscaya  akan  dapat Anyekung Jnana dan memancarkan   Aura Positif  dalam diri dalam bentuk  *Prana Halus* atau *Udana Vayu*
(M.DS IV.138/ SS.75).

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Jadikan Dharma sebagai Pijakan

*Mutiara Weda*
08 /12 /2022

*Jadikan Dharma sbg Pijakan*

*Umat sedharma*, dalam susastra ada tertuang bahwa Dimana ada Dharma,  kebajikan dan  kewajiban  serta kebenaran dipatuhi disana akan ada kemenangan,  begitu pula  orang yang melindungi Dharma akan dilindungi oleh Dharma pula.  Untuk melindungi orang yang baik dan memusnahkan orang orang yang jahat, Dharma pulalah menjadi Bentengnya .

Manakala Dharma mengalami kelunturan, kemerosotan dan Tirani merajalela  dapat dipastikan menuai  penderitaan maupun  kesengsaraan dan orang seperti ini disebut orang kesasar dan tersesat dari jalan kebenaran *Ika Kabancana Ngaranya*

*Oleh karena itu*, bagi setiap umat Hindu untuk menyadari bahwa karakter  dan pengaruh jaman Kaliyuga begitu besar ; manusia cenderung menjadi kegila gilaan, suka bertengkar , berebut kekuasaan dan tidak mengenal akan dunianya sendiri , bergumul dengan saudara sendiri dan mencari perlindungan pada orang lain, sehingga  memahami, mengamalkan dan  menegakkan  ajaran  agama  secara  benar sebagai  satu satunya pilihan *Pegeh ring Dharma*  serta menjadikan pustaka suci Weda  sebagai landasan atau pijakan yang bersifat mutlak.   *Niscaya* akan terbangunnya umat Hindu yang bijaksana dan mampu mengendalikan Inderanya *Stithaprajna* menuju umat Hindu yang  *Satyam*,  *Sivam* & *Sundaram*.
(BG IV.8 & Nitisastra IV.10.hal.274)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Paruman  Walaka PHDI
Daerah Istimewa  Yogyakarta

Mekarma Berlandaskan Bhakti

Nastika - Niskriya

Nastika - Niskriya

*Mutiara Weda*
18  /12/2022

*Nastika & Niskriya*

*Umat Se-dharma*, orang  yang ragu ragu, binggung  dalam menjalankan ajaran agamanya  dan  bahkan kurang  yakin akan  Sraddhanya, orang semacam  ini   disebut  *Nastika* .

Orang  Nastika merupakan orang yang tidak menjalankan swadharmanya dengan baik atau   *Niskriya*

*Oleh karena itu* sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk menjalankan ajaran agamanya dengan baik sesuai dengan  swadharmanya  masing masing serta yakin akan  kebenaran mutlak dari pustaka suci Weda  sebagai jalan  menuju keagungan  *Vibhuti Marga*. Niscaya akan dapat tercapainya tujuan hidup yaitu Kebahagiaan lahir maupun bathin *Catur Purusa Artha*.( SS.114-116)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pokok dasar ajaran agama Hindu

*Mutiara Weda*
18  /12/2022

*Pokok Dasar Beragama Hindu*

*Umat Se-dharma*, Panca  Sradha  dan pokok pokok  Ajaran   merupakan Inti dasar dalam Beragama Hindu.  orang  yang ragu ragu, binggung  dalam menjalankan ajaran agamanya  dan  bahkan kurang  yakin akan  Sraddhanya, orang semacam  ini   disebut  *Nastika* .

Orang  Nastika merupakan orang yang tidak menjalankan swadharmanya dengan baik atau   *Niskriya*

*Oleh karena itu* sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk menjalankan ajaran agamanya dengan baik sesuai dengan  swadharmanya  masing masing serta yakin akan  kebenaran mutlak dari pustaka suci Weda  sebagai jalan  menuju keagungan  *Vibhuti Marga*. Niscaya akan dapat tercapainya tujuan hidup yaitu Kebahagiaan lahir maupun bathin ,  Catur Purusa Artha akan terwujud. .( SS.114-116)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Bhakti pada Lima Ibu

*Mutiara Weda*
27/10/2020

*Bhakti Pada lima Ibu*

*Umat Se-dharma*, Jika kita lihat dalam Susastra  Hindu  ada menguraikan  *Norana sih mangeluwihaning atanaya*, tidak ada kasih sayang yang melebihi kasih sayang  orang tua kepada anaknya., Sang *purusa* maupun sang *predana*. Kasih sayang  Ibu kepada sang anak memiliki pancaran  kasih sayang yang sangat dalam *Prema Vahini*  mengandung  nilai keteduhan, kenyamanan  dan curahan hati yang sangat dalam, demikian pula saat melakukan pemujaan  dengan landasan Curahan &  ketulusan hati.

Dalam Konsep Hindu ada kewajiban untuk berbhakti pada  lima Ibu antara lain :

*Deva Mata*,,berbhakti kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa dengan rasa kasih sayang untuk memujanya dalam wujud Ibu :
dewi sasraswati, dewi laksmi.

*Deha mata*, Ibu yang melahirkan sang anak atau *jaya*, sang angerupaka.

*Weda Mata*, Pustaka suci weda sebagai Ibu dari semua ilmu pengetahuan yang menuntun umat manusia dari *Avidya* menjadi *Vidya*.

*Bhumi mata*, menghormati  bumi &  seisi alam semesta sebagai Ibu Pertiwi yang memberikan kehidupan bagi setiap umat Manusia /*Mangjadma*, hewan/ *janggama* maupun  tumbuhan/ *Stavira*.

*Desa Mata*, Ibu memberikan petunjuk atau arah tentang ajaran kerohanian *Upadesa*.

*Oleh karena itu*, sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk berbhakti kepada *lima Ibu* karena Ibu  sebagai sumber dari segalanya dialam semesta ini dengan Pancaran  rasa kasih sayang *Prema Vahini* dalam mencapai kebahagiaan Hidup. Niscaya  akan terbangunnya Umat Hindu yang *Satyam*, *Sivam*  & *Sundaram*.
(kitab Yadnya & Bhakti.173-214)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Mekarma Berlandaskan Bhakti

*Mutiara Weda*
09 / 12 /2022

*Mekarma* Berlandaskan Bhakti*

*Umat Sedharma*, Jika direnungkan dalam susastra ada tersurat bahwa Dalam menjalankan Tri Kaya Sandhi,  perbuatan atau persembahan  janganlah  semata mata hanya  karena  mengharapkan hasilnya atau  pahalanya , memang dirasa sulit  didapat dalam melakukan  perbuatan  tanpa dilandasi keinginan atau pahala dijaman ini.

Demikian juga  halnya  dengan ajaran ajaran  Weda  yang dipelajari untuk disadari karena adanya  niat &  rasa Keinginan. Keinginan untuk mendapatkan pahala pada hakekatnya bersumber pada akar  pemikiran dan bahkan perbuatan itu harus mendapatkan pahala melalui perbuatan dalam bentuk .*Meyadnya*

*Oleh karena itu*,  bagi setiap umat Hindu dalam  melakukan persembahan ataupun perbuatan  dengan landasan  pengabdian dan berpasrahkan diri  kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa  *Bhakti Marga* serta  dalam pelaksanaannya dengan pijakan  pustaka suci Weda serta sumber sumber Dharma lainnya. *Niscaya*, umat Hindu akan dapat mewujudkan Tujuan hidupnya yaitu Catur purusa Artha,  kebahagiaan sekala maupun niskala,  bersatunya atman dengan Paramatma  atau Manunggaling Kawula lan Gusti, sangkan paraning dumadi, *Moksartham Jagadhita ya ca Iti Dharmah*.
(MDS. II. 2-4)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kuatkan ageman dalam beragama

*Mutiara Weda*
07 /12 /2022

*Kuatkan  Ageman  Dalam  Beragama*

*Umat Se-dharma*,   faktor yang sangat penting & menjadi  benih atau cikal bakal dalam penguatan  beragama bagi umat Hindu sesungguhnya  adalah *agem ageman* dalam bentuk *Sradha*,  manakala kurangnya akan keyakinan, bingung bahkan  ragu akan  agamanya dapat dipastikan rapuhnya pondasi agama yang  berdampak pula pada rapuhnya  pemahaman  inti sari dari ajaran agama.

Pemahaman ajaran agama secara benar menjadi suatu keharusan dan bersifat mutlak  melalui  *Tattwa Tattwa agama, Ethika agama maupun Acara agama*  dengan berpegang teguh pada *sumber sumber Dharma*  serta  pokok pokok  Dasar  ajaran  Tiga kerangka dasar  ajaran  serta  menjadi roh atau jiwa  ajaran Hindu Dharma yang wajib dilaksanakan secara sinergis  *Tri Jnana Sandhi*  bagi  umat Hindu.

*Oleh karena itu*,  marilah kita sebagai Umat Hindu  untuk memegang teguh *Agem ageman * dalam beragama   dengan mempelajari kembali  Pustaka suci Weda secara benar, utuh dan sempurna baik  melalui *Weda Sruti* maupun *Weda Smertih* dengan cara  belajar Weda secara  bertahap berjenjang dan komprehensif serta  tidak dibenarkan belajar Weda menggunakan jalur  jalan pintas  dengan  berdalihkan praktis, simpel, mudah, sederhana  dan sejenisnya yang cenderung menyesatkan. Niscaya umat Hindu akan Ajeg dengan  Dharmanya, kuatnya Sradha  serta  kokoh akan ajarannya yang  *Sanatana Dharma* dalam mewujudkan umat Hindu yang  S A N T I H  *manah santih* maupun *paramasantih*,  kebahagiaan Sekala maupun Niskala,  Jagadhita & Kamoksan nantinya.
( kitab Swastika Rana & Weda Sabda Suci Tuhan)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pura Vaikuntha Vyomantara
Lanud Adi Sutjitpto Yogyakarta


Jadikan Dharma sebagai Pijakan

*Mutiara Weda*
08 /12 /2022

*Jadikan Dharma sbg Pijakan*

*Umat sedharma*, dalam susastra ada tertuang bahwa Dimana ada Dharma,  kebajikan dan  kewajiban  serta kebenaran dipatuhi disana akan ada kemenangan,  begitu pula  orang yang melindungi Dharma akan dilindungi oleh Dharma pula.  Untuk melindungi orang yang baik dan memusnahkan orang orang yang jahat, Dharma pulalah menjadi Bentengnya .

Manakala Dharma mengalami kelunturan, kemerosotan dan Tirani merajalela  dapat dipastikan menuai  penderitaan maupun  kesengsaraan dan orang seperti ini disebut orang kesasar dan tersesat dari jalan kebenaran *Ika Kabancana Ngaranya*

*Oleh karena itu*, bagi setiap umat Hindu untuk menyadari bahwa karakter  dan pengaruh jaman Kaliyuga begitu besar ; manusia cenderung menjadi kegila gilaan, suka bertengkar , berebut kekuasaan dan tidak mengenal akan dunianya sendiri , bergumul dengan saudara sendiri dan mencari perlindungan pada orang lain, sehingga  memahami, mengamalkan dan  menegakkan  ajaran  agama  secara  benar sebagai  satu satunya pilihan *Pegeh ring Dharma*  serta menjadikan pustaka suci Weda  sebagai landasan atau pijakan yang bersifat mutlak.   *Niscaya* akan terbangunnya umat Hindu yang bijaksana dan mampu mengendalikan Inderanya *Stithaprajna* menuju umat Hindu yang  *Satyam*,  *Sivam* & *Sundaram*.
(BG IV.8 & Nitisastra IV.10.hal.274)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Paruman  Walaka PHDI
Daerah Istimewa  Yogyakarta

Bangun Prana halus dalam diri

*Mutiara Wieda*
07 /12/2022

*Bangun  Prana halus dalam Diri*

*Umat Se-dharma*, dalam Pustaka suci Weda Samhita  ada menyebutkan “Satyabrūyat priyaṁ, priyaca nānṛta brūyād eṣa dharma sanātanam". Hendaknya ia mengatakan apa yang benar, dan mengucapkan apa yang menyenangkan hati orang, dengan  ajaran Ethika Hindu  menjadi  pijakannya *Dharma Sasana*

Demikian pula,   jangan sekali kali mengucapkan kebenaran yang semu dan menyakitkan serta jangan pula mengucapkan kebohongan yang menyenangkan.

*Oleh karena itu*, sebagai Umat Hindu perkokoh dan pertebal hati nurani ,  perhalus Budhi dengan Nilai - nilai  Dharma, selalu  Amulat sarira  *Suluh nikang Prabha* di dalam berpikir, bertindak serta bertutur kata yang baik dan benar  *Tri Kaya Sandhi*.   Niscaya  umat Hindu  akan  selalu  dapat Anyekung Jnana dan memancarkan   Aura Positif  dalam diri dalam bentuk  *Prana Halus* atau *Udana Vayu*
(M.DS IV.138/ SS.75).

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pura Vaikuntha Vyomantara
Lanud Adi Sutjitpto Yogyakarta

ajaran Hindu Bukanlah Doktrin

*Mutiara Weda*
05 / 12/ 2022

*Ajaran Hindu Bukanlah Doktrin*

*Umat sedharma*, Ajaran agama Hindu sangatlah sempurna, luas, universal dan flesibel serta kekal abadi *Sanatana Dharma*.  Agama Hindu bukanlah agama missi dan bukan pula agama  Doktrin melainkan agama yang memberikan keleluasaan kepada umatnya  untuk mendekatkan diri kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa  melalui empat jalan yang disebut *Catur Marga Yoga*

*Satyam* [Kebenaran] , *Sivam* [ Kesucian] &  [ kemuliaan] dan *Sundaram* [ keharmonisan] sebagai  *keluhuran*  ajaran agama Hindu menjadikan sebagai Karakteristiknya.
Ibaratkan  Kolam  yang airnya bersih dan bening,  bunga teratainya harum, maka kodok kodok dan kumbang kumbangpun akan berdatangan karena kebeningan, keindahan dan kesuciannya, demikian pula, sebaliknya belatung belatung pasti akan menjauh karena dia tidak suka akan kebeningan air dan keindahan serta  keharuman akan kolam.

*Oleh karena itu*,sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk memahami  Pustaka  suci Weda  secara  bertahap , berjejang dan komprehensif dengan penguatan pada pondasi dasar  agama  *Tri Kerangka Dasar*   dengan  enam prisip dasar yang wajib silaksanakan : Satya, Rta, diksa, tapa, brahma dan Yadnya  serta menampakkan keluhuran ajaran Hindu, untuk dijadikan pegangan dan pedoman Hidupnya. *Niscaya*, akan dapat terbangunnya umat  Hindu yang penuh Kedamaian,   berbudhi luhur dan  ajaran agama Hindu akan tetap kuat serta ajeg sepanjang Jaman *Sanatana Dharma*.
( kitab Swastika Rana)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pura Vaikuntha Vyomantara
Lanud Adi Sutjitpto Yogyakarta

Bangun Kawasan suci dalam diri

*Mutiara Wieda*
07 /12/2022

*Bangun Kawasan suci Dalam Diri*

*Umat Se-dharma*, dalam Pustaka suci Weda Samhita  ada menyebutkan “Satyabrūyat priyaṁ, priyaca nānṛta brūyād eṣa dharma sanātanam". Hendaknya ia mengatakan apa yang benar, dan mengucapkan apa yang menyenangkan hati orang, Dan jangan membenarkan yang biasa, biasakan yang benar sebagai salah satu ajaran Etika Hindu  *Suluh  nikang Prabha* selalu melihat kedalam diri guna membangun kawasan suci atau *Udana Vayu*.

Demikian pula,   jangan sekali kali mengucapkan kebenaran yang semu dan menyakitkan serta jangan pula mengucapkan kebohongan yang menyenangkan.

*Oleh karena itu*, sebagai Umat Hindu perkokoh dan pertebal hati nurani ,  perhalus Budhi dengan Nilai - nilai  Dharma, selalu  Amulat sarira  *Suluh nikang Prabha* di dalam berpikir, bertindak serta bertutur kata yang baik dan benar  *Tri Kaya Sandhi*.   Niscaya  akan  dapat Anyekung Jnana dan memancarkan   Aura Positif  dalam diri dalam bentuk  *Prana Halus* atau *Udana Vayu*
(M.DS IV.138/ SS.75).

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Hindu Nusantara yang Berbhineka

*Mutiara Weda*
22 /12/2022

*Hindu  Nusantara Yang Berbhineka*

*Umat se dharma*,  dalam Pustaka suci ada menyebutkan ;
*Šrutistu vedo vijñeyo dharmaṡāstram tu vai smṛtiá
te sarvātheṣva mimāmsye tābhyāṁ dharmohi nirBabhau*

Artinya :
Yang dimaksud dengan Sruti, ialah Veda dan dengan Smrti adalah Dharmasastram, kedua  pustaka suci ini tak boleh diragukan kebenaran ajarannya, karena keduanya sumber Dharma.

Hindu  yang  Berbhineka  bukan berarti  memiliki kitab suci yang berbeda beda dan bukan pula   suatu kebebasan atau perbedaan tanpa batas melainkan kebinekaan yang  berpegang teguh pada  Kitab Suci  agama Hindu yaitu  Pustaka suci Weda dan menjadi Identitas serta sebagai  Karakter bagi umat Hindu sebagai  Kitab sucinya, baik *Weda Sruti* maupun *Weda Smerthinya*  sebagai suatu *kebenaran mutlak* begitu pula  menjadikan *kitab Agama*. Demikian juga,  dasar keyakinan yaitu *Panca Sradha* dan *pokok pokok ajaranya Tiga Kerangka Dasar* sebagai  pedoman  dasar yang bersifat mutlak  dalam  tatanan kehidupan Beragama  bagi umat  Hindu.

*Oleh karena itu*   sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk meningkatkan kualitas  *Sradhanya* dan pemahaman terhadap  pokok pokok ajaranya dengan  berfalsafahkan *Bhineka Tunggal Ika* ;' berbeda suku, berbeda budaya, berbeda adat ataupun Tradisi  tetapi tetap satu pegangannya yaitu *Kitab Suci Weda*.  Sebagai umat Hindu memiliki kewajiaban suci yaitu  *memahami*,  *mempelajari* dan *mengamalkan* serta *mengamankan* ajaran agama Hindu dengan pustaka Wedanya. Niscaya akan dapat terwujudnya Umat Hindu yang Damai, rukun dan Harmonis. ( MDS. II.10)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Budhi Pijakan dalam Berpikir

*Mutiara Weda*
10/ 01 /2023

*Budhi Pijakan  Dalam Berpikir*

*Umat se-dharma*,Jika direnungkan,  sesungguhnya terjadinya *Karma* itu diawali dari  proses Bepikir.  Pikiran menjadi penentu tatkala akan bertutur kata dan bertindak agar  menghasilkan  Karma baik atau *Subha Karma* nantinya.

Mengarahkan  & memperbaiki pola pikir menjadi suatu keharusan  sehingga  pikiran  dapat terkendali  &  berkonsentrasi kepada Ida SangHyang Widhi Wasa sehingga  akan lebih mudah dalam  menumbuhkan *Kesadaran Pikiran*.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu untuk selalu memusatkan pikiran dan  membangun *Kesadaran Pikiran* yang berlandaskan *Budhi*   sehingga dapat  menjalankan *Wiweka* dengan sempurna. *Niscaya*, pikiran, perkataan dan perbuatan akan selalu  terkontrol & Sinergis *Tri Kaya Sandhi*
(kitab Panca Sradha, hal.146-148)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta 

Istri -Ibu Rajapatni

*Mutiara Weda*
11/ 10 /2020

*Istri-Ibu* : Rajapatni

*Umat se dharma*,  Dalam susastra Hindu ada menguraikan bahwa seorang ibu atau istri dalam  keluarga Hindu memiliki peran dan kedudukan yang sangat mulia, sebagai pelita atau suluh yang memberikan sinar / cahaya bagi seluruh anggota keluarga dalam menuju keharmonisan  baik secara lahir maupun bathin sehingga ibu sering di juluki *Ratu dalam rumah tangga* atau *Rajapatni*

Peran dan kedudukan seorang  Ibu / Istri dalam keluarga Hindu memiliki tugas dan tanggung jawab yang sangat suci dan mulia terlihat ketika  mengandung atau proses kehamilan sudah dihadapkan  dengan proses pendidikan yang wajib dilakukan dan sangat menentukan bagi kualitas sang anak dengan berkewajiban mentaati berbagai pantangan atau brata seperti :

*Wak Capala* : tidak sombong, rakus, angkuh dll dan

*wak purusya* : tidak berkata kasar dan keras, tidak mencaci maki dan sejenisnya sebagai pendidikan pertama dan utama bagi sang jabang bayi.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu haruslah menyadari bahwa begitu besar dan mulia tugas dan tanggungjawab seorang Ibu/ istri dalam  keluarga Hindu membimbing serta mendidik anak anaknya mulai dari  sejak masih berada dalam kandungan dengan  melaksanakan proses upakara Garbhadhana samskara dan menjadi barometer terbentuknya karakter / budi pekerti sang anak nantinya dengan  melakukan pengendalian diri, Tapa &  Brata.
(Kitab Manusmerthi XI,26)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Sistacara dalam Hindu

*Mutiara Weda*
24/12/2022

*Sistacara dalam Hindu*

*Umat se dharma*,  dalam Pustaka suci ada menyebutkan ;
*Šrutistu vedo vijñeyo dharmaṡāstram tu vai smṛtiá
te sarvātheṣva mimāmsye tābhyāṁ dharmohi nirBabhau*

Artinya :
Yang dimaksud dengan Sruti ialah Veda dan dengan Smrti adalah Dharmasastram, kedua  pustaka suci ini tak boleh diragukan kebenaran ajarannya, karena keduanya sumber Dharma.

Hindu  yang Membumi dengan  kebhinekaan bukan berarti  memiliki kitab suci yang berbeda beda atau perbedaan yang tanpa Dasar dan bukan pula   suatu kebebasan atau perbedaan tanpa batas melainkan kebhinekaan dengan sumber Dharma  *Sistacara*  maupun *Atamanastuti* pustaka suci Weda menjadi bingkainya, baik  *Weda Sruti* maupun *Weda Smerthi* yang diyakini  sebagai suatu *kebenaran mutlak*. Demikian juga,  dasar keyakinan yaitu Panca Sradha  dan  pokok pokok ajarannya Tri Kerangka Ajaran   sebagai  pedoman dasarnya.

*Oleh karena itu*   sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk memantapkan kualitas  *Sradhanya* dengan pemahaman yang benar  terhadap  pokok pokok ajarannya  berfalsafahkan *Bhineka Tunggal Ika*,  berbeda suku, budaya, Desa, Kala ,Patra  *Sistacara* maupun *Atmanastuti*  sebagai sumbernya  dengan  tetap berlandaskan pada  pustaka  Suci Weda sebagai nilai Dasarnya.  Niscaya akan dapat terbangunnya Umat Hindu yang Damai, rukun dan Harmonis. ( MDS. II.10)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Krta Vidya-Priyamvada

*Mutiara Weda*
25/ 12 /2022

*Krta vidya - Priyamvada*

*Umat sedharma*, Jika direnungkan  dalam sebuah paribasa , pengetahuan yang tidak digunakan sesungguhnya adalah racun, begitu pula makanan  akan menjadi racun tatkala pencernaannya yang kurang baik dan sama  halnya  dalam berdiskusi *Tarkawada*  ibaratkan racun bagi orang yang miskin ilmunya atau kurang ilmunya .

Orang yang tahu, tetapi tidak tahu bahwa dirinya tahu paribasa ini mencerminkan  prilaku   pemalas  ibaratkan orang lagi  tertidur yang harus dibangunkan, diingatkan lagi  agar mempergunakan ilmu pengetahuannya  dengan baik *Sarva Jnana* dan memancarkannya atau mengaplikasikannya *Sarva Karya*  agar  tidak menjadi racun.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu bangun kekuatan dalam diri , tumbuhkan sifat bijak sebagaimana tertuang  dalam Pustaka suci Weda atau *Krtawidya* tampilkan pribadi yang berbudhi luhur *priyamvada*. Niscaya akan mencapai kelegaan yang maha sempurna dan terhindar dari kesedihan atau  ketidaklegaan.
(MDS.hal.215 & Slokantara,10)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Sugihan Jawa - Sugihan Bali

*Mutiara Weda*
29 /12/2022

*Sugihan Jawa- Sugihan Bali*

*Umat se-dharma*,  salah satu kewajiban Umat Hindu menjelang  perayaan hari raya Galungan & Kuningan yaitu melaksanakan upacara Pensucian   *Sugihan* sebagai rangkaian dari hari raya Galungan. Sugihan Jawa dan Sugihan Bali  bermakna Pensucian Bhuana agung &  Bhuana Alit.

Sugihan Jawa  dilaksanakn pada Kamis,Wage wuku Sungsang sebagai perlambang pensucian Makrokosmos/ Bhuana agung/alam semesta dan Sugihan Bali yang jatuh pada Jumat, Kliwon wuku sungsang, perlambang pensucian mikrokosmos/  Bhuana alit/ diri  sendiri  setiap umat manusia.

*Oleh karena itu*, sudah menjadi kewajiban setiap umat Hindu menjelang perayaan hari suci Galungan diawali  melaksanakan pembersihan melalui  hari suci Sugihan, dengan melaksanakan Yadnya  suci  sebagai proses Pensucian Makrokossmos (Alam semesta)
* Dewa Kalinggania pamrastista bhatara Kabeh*  dan Mikrokosmos (diri manusia)
*Kalinggania amretista raga tawulan*.Niscaya Umat Hindu dalam menyongsong hari suci Galungan dengan landasan kesucian diri lahir maupun bathin baik.bhuana alit /diri sendiri maupun bhuana Agung / alam.semesta.  (kitab Sundari gama)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

"RAHAJENG  RAHINA SUCI SUGIHAN JAWA*

Prema & Ksama Benteng diri

*Mutiara Weda*
30 /12/2022

*Prema  & Ksama  Benteng Diri*

*Umat se dharma*, Dalam mengarungi kehidupan  di dunia maya pada  ini tak bisa lepas dari Rwa Bhineda, demikian pula pengaruh sifat sifat negatif  selalu menghantui jiwa umat manusia yang perlu dikendalikan :   sifat dengki , iri hati atau *Matsarya*,  sifat yang senang melihat orang susah & susah melihat orang senang.  Jadikan rasa kasih Sayang sebagai Benteng dalam membangun kedamaian & keharmonisan terhadap   sesama.

Manakala bathin  selalu diselimuti oleh rasa iri hati, dengki pada sesama *Matsarya* tatkala  melihat orang lain  memiliki kelebihan, sesungguhnya  orang seperti inilah orang  yang paling menderita dan sengsara di muka bumi ini  yang amat sulit untuk  disembuhkannya.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu jauhkan diri dari rasa dengki, rasa Irihati dengan menampakkan rasa Kasih sayang *Prema* dan sifat  Pemaaf *Ksama*,  serta melakukan  Pengekangan & Pengendalian diri *Yama dan Nyama Brata* terhadap *Panca Indrya*.  Niscaya akan dapat  menjalankan hidup  dengan Damai, rukun dan Harmonis.
(S.S.89-91)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Trigunatatva

*Mutiara Weda*
31/12 /2022

*Trigunatatva*

*Umat se-dharma*, orang orang  Bijak   mengatakan :  di jaman *Kaliyuga* musuh yang paling utama bukan orang lain, melainkan  diri sendiri akibat  dari  ketidakmampuan  mensinergiskan  unsur *Tri Guna*  serta tidak terkendalinya pengaruh *Sad Ripu* dalam diri  dalam bentuk Ego, Ambisi, Emosi,  serakah, loba dan sejenisnya yang harus diperangi dengan *Tapa*  sebagai Pijakannya.

Kesabaran dan  kedamaian Serta ketabahan *Ksama* merupakan sifat bijak serta mulia yang harus tertanam dan terjaga  pada diri setiap umat Hindu guna meningkatkan kualitas rohani menuju tingkatan spiritualitas yang mengandung kekuatan  dalam membangun kerukunan Umat Hindu . Segala sifat keras hati, yang penuh  *EGO*  hanya bisa dikalahkan dengan sikap  amulat sarira, anyekung Jnana dan mengendalikan diri Suluh nikang Prabha.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu  mari bangun kedamaian dan kerukunan mulai dalam diri masing masing, tingkatkan  kualitas  rohani  dengan  pengekangan  diri *Tapa* dan menampilkan kepribadian yang lebih *satwika* dengan jalan  melatih *Vak*,  *Manah* dan  *Kaya* dengan mensinergiskan Unsur *Trigunatattwa* dalam diri. Niscaya kedamaian dan kerukunan dalam hidup akan dapat terwujud sebagai landasan  menuju  *Maha samadhi* atau alam  kamoksan nantinya.
(BG.37-40 & serat Witaradya)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Tiga Siklus Hidup manusia

*Mutiara Weda*
03 / 01 /2023

*Tiga Siklus  Hidup Manusia*

*Umat se-dharma*, Jika disadari, sesungguhnya setiap umat manusia tidak akan pernah lepas dari Tiga Siklus  alur Proses Kehidupan  :   *Utpeti*, *Sthiti* dan *Pralina*, kelahiran, kehidupan dan akhirnya menuju  Kematian / kembali ke asal sebagai tiga kemahakuasaan dari Ida SangHyang Widhi Wasa *Tri Kona*

Setiap Manusia hidup kedunia ini memiliki tenaga /kekuatan yang di sebut *Udana Vayu* atau *Prana halus*.
Udana  Vayu inilah yang menyebabkan manusia dapat melihat, merasakan, berpikir, berbuat dan bernafas dalam menjalankan *Tri Kaya Parisudha*
(Kayika, Wacika dan Manacika).

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu bersihkan dan sucikan  Udana  Vayu dengan jalan tingkatkan selalu kualitas rohani, jaga kesucian diri,  baik lahir maupun bathin  *Yama & Nyama*, mengingat seluruh Udana  Vayu adalah *Hiranyagarbha* /  Brahman di dalam diri demikian juga di saat akan kembali ke asal, meninggal atau pralina, berkewajiban membisikan nama nama dari Ida SangHyang Widhi Wasa atau *nama smaranam* , aksara aksara suci Tuhan pada telinga orang yang meninggal sangat menentukan kehidupan yang akan datang dalam proses lahir kembali  *reinkarnasi/ punarbhawa* sebagai sifat sifat dasar yang paling kuat. Niscaya *Moksa* dan *Jiwan Mukti* akan dapat dicapai. ( Sanatana Hindu Dharma hal.37-41)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Satvika Yadnya

*Mutiara Weda*
05  / 01 /2023

*Satvika  Yadnya*

*Umat Se-dharma*, melaksanakan Panca Maha Yadnya merupakan kewajiban suci dari  petunjuk  Pustaka  suci Weda Samhita sebagai penyangga Bumi, alam semesta beserta isinya, karena alam dan manusia diciptakan Ida SangHyang Widhi Wasa melalui *Yadnya*

Ada lima unsur penting dalam *Meyadnya* :

*Mantra* : doa doa yang harus diucapkan oleh umat, pinandita sesuai dengan tingkatannya.

*Yantra* : simbol simbol keagamaan yang diyakini mempunyai kekuatan spiritual untuk meningkatkan kesuciannya.

*Tantra* : kekuatan suci yang ada dalam diri dibangkitkan dengan cara yang ditetapkan dalam kitab suci Weda.

*Yadnya* : pengorbanan dan pengabdian yang tulus atas dasar kesadaran dalam persembahan sesuai dengan kemampuan.

*Yoga* : Mengendalikan gelombang pikiran dalam alam pikiran untuk berhubungan dengan Ida SangHyang Widhi Wasa.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu mantapkan sradha dan bhakti dengan berkeyakinan bahwa demi kepentingan hidup,  kesempurnaan dan kebahagian,   umat Hindu melaksanakan panca Maha Yadnya  yang Satvika dengan landasan Tri Premana (sastratah, Gurutah dan Svatah) dengan tetap  memperhatikan Catur Drstha :  Kuna Drstah, Sastra Drstha, Loka Drstha dan Desa Drstha. Niscaya akan terwujudnya  tujuan hidup umat manusia yaitu kebahagiaan sekala dan niskala, Jagadhita lan Kamoksan nantinya.
(Agastya  Parwa & BG.III.10)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta



Indria dan Wiweka

*Mutiara Weda*
06 / 01  /2023

*Indrya  Dan  Wiweka*

*Umat Sedharma*.  Lidah merupakan  bagian tubuh  manusia  yang memiliki  fungsi Ganda yaitu kemampuan bicara dan  kemampuan   cita rasa.

Dalam sebuah Paribhasa ada Ungkapan ;
*Mulut satu,  lidah Bertopang* atau Ibaratkan *Lidah Tanpa Tulang*, Begitu mudah  dan  leluasanya  menggerakan  fungsi Lidah  akan  sangat membahayakan tatkala tidak dikendalikan  sehingga  menempatkan  unsur *Pengendalian*  sebagai faktor penting   serta menjadikan  Pintu utama dalam mendekatkan diri kehadapan Ida  SangHyang Widhi Wasa.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu untuk mengendalikan fungsi  lidah *Indrya*  baik dalam berbicara maupun dalam menikmati cita rasa,  dengan menjalankan *Wiweka* dan  mengembangkan  *Cita Budhi* untuk membedakannya mana yg kekal dan mana yang tidak  kekal serta  mana yang punya rasa dan mana  yang tidak  punya rasa. *Niscaya*,  umat Hindu dalam menjalankan praktek keagamaan akan  selalu dapat menggunakan wiwekanya dengan landasan *Tri Jnana Sandhi* ( Kayika, Wacika & Manacika)  dalam berhubungan  dengan-Nya *Bhakti  Marga*
(Jalan menuju Tuhan.hal.64)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Panca Vidha

*Mutiara Weda*
07  / 01 / 2023

*Panca  Vidha*

*Umat Se-dharma*, Taat dan patuh kepada  Orang tua  sang guru reka  serta berbhakti kepada para  leluhur merupakan kewajiban bagi sang anak  dalam membangun keluarga Hindu yang Sukhino

Ada lima hal yang  menyebabkan sang anak wajib  berbhakti kepada  orang tua / guru rupaka,  para leluhur yang dikenal dengan nama *Panca Vidha* antara lain ;

*Sang Ametwaken*, yang melahirkan dari kandungan seorang ibu.

*Sang Nitya Maweh Bhijodana*, orang yang selalu mengusahakan untuk memberikan makanan

*Sang Mangupadyaya*, orang yang selalu membimbing, mendidik dan menuntunnya.

*Sang Anyangaskara*, orang yang selalu memberikan doa atau mengupacarainya.

*Sang Atulung Urip rikalaning Baya*, orang yang selalu membela saat menghadapi mara bahaya.

*Oleh karena itu*, sudah menjadi kewajiban bagi  setiap umat Hindu untuk taat dan patuh kepada guru Rupaka, orang tua, dan berbhakti kepada para leluhur sehingga mendapatkan pahala baik berupa *Kirti* ( kerahayuan) *Ayusa*  (umur panjang), *Bala* ( kuat ), dan *Yasa patingghal rahayu* (menjadi contoh bagi keturunannya). *Niscaya* akan dapat terbangunya  generasi muda Hindu yang Suputra yang memegang teguh ajaran Dharma /  *Yowana Dharma Laksana*.
(Nitisastra, VIII.3 & SS)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Nirlobha

*Mutiara Weda*
08/ 01 /2023

*Nirlobha*

*Umat Se-dharma*,
Sifat Lobha  merupakan salah satu dari enam musuh yang ada dalam diri setiap umat manusia  *Sad Ripu* .  Setiap  manusia sudah  semestinya   berpikir terhadap   kekayaan dan cara memperolehnya  dengan menunjukkan sikap bijak, hormat dan santun  kepada-Nya dengan  berlandaskan  pada ajaran  Dharma.

Jika direnungkan  sifat  “Lobha” juga  memiliki  dampak,  baik yang  bersifat  positif maupun negatif terhadap diri sendiri serta  orang lain. Lobha yang berdampak negatif sudah dimasuki unsur  rajas dan tamas dan tak terkendali  yang dapat  merugikan diri sendiri maupun orang lain.

*Oleh karena itu*, sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu  dalam membangun kedamaian dan keharmonisan menuju kebahagiaan lahire maupun bathin , sekala maupun niskala dengan  mengendalikan  sifat siafat rakus menuju Ketidakrakusan  *Nirlobha*  dengan menggunakan  Wiweka serta  di landasi  unsur Satwika . Niscaya akan dapat tercapainya Tujuan hidup yaitu Catur Purusa Artha.
(Reg Veda. 10.31.2)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Preya - Sreya dalam agama Hindu

*Mutiara Weda*
09/01/2023

*Preya & Sreya dalam agama  Hindu*

*Umat Sedharma*,ajaran  Yama   &  Nyama   merupakan landasan yang paling mendasar  bagi umat Hindu dalam membentuk serta  meningkatkan kualitas rohani  guna menyerap ajaran *Atma Vidya* dan merupakan ilmu dari segala ilmu dalam pendakian ajaran kerohanian atau Kedyatmikan.

Dalam ajaran Ethika Hindu membagi  proses pencapaian kehidupan  kerohanian dalam dua katagori yaitu Preya dan Sreya.
*Preya*,   segala yang menyenangkan dan sangat menarik perhatian  tergolong etihika berkualifikasi  rendah sedangkan *Sreya*,  kehidupan yang sejati dan abadi baik dalam tingkatan *Dharma* ( Kebajikan) maupun pada tingkatan yang utama yaitu *Amrta* atau *kamoksan* ( alam kalepasan)

*Oleh karena itu*  Marilah sebagai umat Hindu dalam mencapai tujuan Hidup Kamoksan dengan jalan landasan Amrta ataupun Dharma menjadi landasannya  *Niscaya* Tujuan hidup menjelma menjadi manusia akan dapat diwujudkan yaitu Jagadhita lan Kamosan nantinya.
(Kitab Panca Sradha hal.149)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jadma sesat

*Mutiara Weda*
10/ 01/2023

*Jadma sesat*

*Umat Sedharma*,  Dalam susastra ada tersurat bahwa Manakala  Mendapatkan  kesempatan lahir &  hidup menjelma menjadi manusia   ingkar akan pelaksanaan Dharma, dan justru  mengejar kenikmatan duniawi,   menumpuk segudang  kekayaan serta berbagai  kepuasan nafsu duniawi dengan  berhati tamak orang seperti ini disebut *Jadma  Kesasar* atau *manusia  Sesat*.

Sesungguhnya  hidup menjelma menjadi manusia sangatlah utama  suatu  kesempatan untuk memperbaiki /  membenahi diri,  demikian juga terlahir menjadi manusia sangatlah pendek, singkat tak ubahnya gerlapan sinarnya  kilat dan sangat sukar untuk didapat ataupun diperolehnya.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu jangan sia siakan kesempatan  lahir menjalankan proses Samsara / reimkarnasi  serta pergunakan kesempatan   menjelma menjadi manusia dengan sebaik baiknya  yaitu  untuk menjalankan dan menegakkan ajaran  Dharma *Sevaka Dharma* dan memancarkannya pada setiap umat manusia   *Dharma Vahini*.  Niscaya Umat Hindu akan mendapatkan kebahagiaan, baik di dunia  sekala maupun Niskala, Jagadhita lan Kamokhsan Nantinya.
(SS. 8 & 9)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pustaka suci Weda Bersifat Mutlak

*Mutiara Weda*
11 /01/2023

*Pustaka suci Weda Bersifat Mutlak*

*Umat se-dharma*, Pustaka suci Weda  merupakan  kitab suci  Bagi umat Hindu  yang  bersifat Mutlak sebagai sabda suci  / Wahyu Langsung  dari Ida SangHyang Widhi Wasa   yang diterima oleh para Maha rsi  *Sapta Rsi*  sebagai penerima wahyu karena kematangan dan kemekaran Instuisinya *apaurusya*  serta   memberikan  jaminan terhadap keselamatan makhluk hidup dialam semesta ini baik pada masa sekarang maupun dimasa yang akan datang.

Pustaka suci Weda  sangatlah sempurna  bersifat *anandi-Anantha* tidak berawal dan tidak berakhir, *fleksibel*, *Universal*   dan isinyapun tidak bisa dihimpun dalam satu buku melainkan  berbagai macam  buku   bahkan ribuan  kitab sebagai pengejewantahan  dari isi kitab suci Weda baik Weda Sruti maupun Weda Smerti  serta sumber sumber Dharma lainnya. Mengingat  pustaka suci Weda  dihimpun  dalam    berabad  abad demikian pula, Maha rsi  penerima wahyu   bukan hanya oleh seorang maha rsi melainkan Tujuh Maha Rsi  *Sapta Rsi* sebagai penerima wahyu pertama  dalam jaman yang berbeda beda.

*Oleh karena  itu*,  Marilah sebagai umat Hindu Bangun kualiatas rohani dengan jalan *jangan ragu* dan   mantapkan keyakinan akan kebenaran  Pustaka suci Weda  baik Weda Sruti maupun Weda  Smertih dijadikan  pegangan, pedoman  dan tuntunan hidup serta  mempelajari , memahami isi pustaka suci Weda secara benar :  bertahap, berjenjang dan berkelanjutan. Niscaya  umat Hindu  akan selalu terjaga dan terlindungi oleh Dharma sehingga tujuan hidup  menjelma menjadi manusia  akan dapat  terwujud
( Weda Samhita & Vayu Purana)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Meyadnya Jalan Menuju Jagadhita

*Mutiara Weda*
12 / 01 /2023

*Meyadnya Jalan  Menuju Jagadhita*

*Umat Sedharma*, jika direnungkan sesungguhnya keinginan untuk mendapatkan *kesenangan*, *kenikmatan* dan  *kebahagiaan*  dalam menjalankan proses *Samsara* di dunia ini telah  diberikan  oleh Ida SangHyang Widhi  Wasa melalui  *Yadnya*. Sedangkan dia yang telah memperoleh kesenangan, kenikmatan  dan kebahagiaan dalam kehidupan ini  tanpa memberikan *Yadnya* sesungguhnya  mereka adalah *Pencuri*.

Demikian pula halnya,   bagi mereka yang tidak memberikan persembahan  dalam bentuk Panca Maha Yadnya kehadapan sang maha Pencipta, orang seperti ini diibaratkan   sudah mati   walaupun  masih bernafas ataupun  manusia hidup tanpa berkepala.

*Oleh karena itu*,  sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban  untuk melaksanakan Upakara  Panca Yadnya dengan lima ukuran penting  dalam pelaksanaannya  yaitu :

*Ahuta* : mengucapkan doa mantram dari  pustaka suci Weda.

*Huta* :  Melakukan Persembahan dengan homa yadnya.

*Prahuta* :  melaksanakan upacara atau wali yang dihaturkan diatas tanah kepada para Bhuta.

*Brahmahuta* : menerima dan menghaturkan  sang Brahmana dengan  rasa hormat.

*Prasita*  : melakukan persembahan Tarpana kepada para pitara atau para  leluhur. *Niscaya*, akan dapat  terbangunnya umat Hindu yang bahagia  lahir maupun bathin, bahagia  Sekala  maupun Niskala
(BG.III.12 & MDS.III.74)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Perkuat nurani Dengan Nilai Dharma

*Mutiara Weda*
13  /01/2023

*Perkuat Nurani dengan Nilai Dharma*

*Umat se-dharma*, dalam susastra ada tersurat bahwa “Satyabrūyat priyaṁ, priyaca nānṛta brūyād eṣa dharma sanātanam". Hendaknya ia mengatakan apa yang benar, dan mengucapkan apa yang menyenangkan hati orang. Buanglah  jauh jauh sifat  saling Memfitnah /Raja pisuna serta sifat  saling menjatuhkan,  Perkuat Nurani dengan  perkuat nilai nilai Kebenaran *Satyam*

Demikian pula,   jangan sekali kali mengucapkan kebenaran yang semu dan menyakitkan serta jangan pula mengucapkan kebohongan yang menyenangkan.

*Oleh karena itu*, sebagai Umat Hindu perkokoh dan pertebal hati nurani dengan Nilai - nilai Dharma *Satyam*  dalam menjalankan *Tri Kaya Sandhi* berpikir, Bertutur kata dan bertindak. Niscaya akan dapat terbangunnya umat Hindu Yang Santih, Manah Santih maupun Parama santih, lahir ataupun bathin.
(M.DS IV.138/ SS.75).

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Sat, Cit Ananda Brahman

*Mutiara Weda*
16 / 01 / 2023

*Sat, Cit,  Ananda Brahman*

*Umat se-dharma*,  Dalam Pustaka suci Weda mengajarkan untuk selalu Setia, Jujur dan memegang teguh Kebenaran dalam menuju ketenangan dan kedamaian Bathin *Parama Santih*

Satyam Eva jayate Nanrtham, Sura Dira Jayengningrat Lebur dening pangastute

Kebenaran dan kejujuran menjadi sifat dan hakekat ke-Tuhanan *Sat, Cit, Ananda Brahman* sebagai bagian dari dasar  keyakinan atau Sraddha Dalam ajaran agama Hindu. Kesetiaan dan kejujuran itu timbul bukan dari orang lain melainkan tumbuh dari dalam diri  masing masing.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk   membangun & memupuk  kesetiaan , kejujuran dan rasa tanggungjawab akan kebenaran melalui pengamalan ajaran *Panca Satya* :  Satya Wecana, Satya Hrdaya, Satya Mitra, satya Samaya dan satya Laksana serta membuang jauh jauh sifat angkuh  &  sombong  *wak Purusya*. *Niscaya* akan dapat menumbuhkan sifat sifat kedewataan *Daivi Vak*  yang ada dalam diri, sehingga terwujudnya *Lalita Hita Karana* jalan menuju kamoksan/kebebasan yang abadi.
(Sarasamuscaya ,130-131)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Mekarma - Meyadnya

*Mutiara Weda*
18/ 01/2023

*Mekarma  -  Meyadnya*

*Umat se-dharma*, Hakekat  karma  sebenarnya   adalah *Yadnya suci*,  Melakukan Kerja demi kewajiban *Swadharma*. Melakukan perbuatan  bukan demi hasil perbuatan dan  jangan sekali  kali pahala menjadi motif dalam bekerja serta  jangan pula hanya berdiam diri , berpangku tangan tanpa kerja.

Orang yang mempersembahkan semua kerjanya kehadapan sang  maha Pencipta  dan bekerja tanpa motif keinginan apa-apa, orang seperti itu, tak akan  terjamah oleh dosa, laksana daun teratai tak akan basah oleh air

*Oleh karena itu*, Bagi  setiap umat Hindu  untuk  dapat memegang teguh prinsip dasar ajaran Karma Yoga, menjalankan hidup yang semestinya dan memenuhi segala kebutuhannya agar hidup di dunia menjadi  bahagia *Jagadhita*  dan menikmati kebahagiaan dengan Berkarma sebagai suatu swadharma. *Niscaya*, kebahagiaan lahir dan batin, "Moksartham Jagadhita ya ca iti Dharma" akan  dapat terwujud nantinya.
( BG.II.47 / BG V.10 & kitab  Arjuna Wiwaha)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .




Brata Bentuk Janji atas Diri

*Mutiara Weda*
15/ 01 /2023

*Brata :  bentuk Janji atas diri*

*Umat Sedharma*, Jika kita renungkan,  selama ketidak jujuran menjadi dasar dalam melakukan perbuatan  maka dapat dipastikan bencana dan malapetaka akan menimpanya sehingga tidak mampu  untuk melepaskan diri  dari  belenggu ikatan duniawi.  Akan tetapi manakala ketulusan hati *Arjawa* sebagai dasar dalam  berpikir, Bertutur kata dan dalam  perbuatan dapat dipastikan  akan mendapatkan *kekuatan pikiran*.

Sesungguhnya Tidak mementingkan diri sendiri *Anresangsya* itulah  dharma  yang utama dan sifat *Tahan uji* merupakan *kesaktian* yang maha dasyat, begitu pula  kepandaian & kemampuan mengendalikan diri sebagai  hakekat  dari ajaran Brata dan menjadi  Janji atas diri.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu bangun ketenangan dalam  hati *Dama*,  dan tampakkan  kesucian diri baik lahir maupun bathin *Danta*. Niscaya umat Hindu akan selalu sadar, sabar serta  dapat  mengendalikan diri *Suluh Nikang Prabha*  sehingga tidak  mengalami kesesatan dalam menjalankan *Tri kaya Sandhi*
(SS 65,66)

*Made Worda Negara*
BINROH  HINDU TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Beragama Jangan Lepas dari Ageman

*Mutiara Weda*
28 /04/2023

*Beragama Jangan Lepas dari Ageman*

*Umat se dharma*,  dalam Pustaka suci ada menyebutkan ;
*Šrutistu vedo vijñeyo dharmaṡāstram tu vai smṛtiá
te sarvātheṣva mimāmsye tābhyāṁ dharmohi nirBabhau*

Artinya :
Yang dimaksud dengan Sruti, ialah Veda dan  Smrti adalah Dharmasastram, kedua  pustaka suci ini tak boleh diragukan kebenaran ajarannya, karena keduanya sumber Dharma.

Kebhinekaan dalam Hindu bukan berarti  memiliki kitab suci yang berbeda beda dan bukan pula   suatu kebebasan atau perbedaan tanpa batas atau tanpa ikatan  melainkan perbedaan yang  *berbingkaikan* pada pustaka suci  Weda sebagai  satu satunya *Ageman yang bersifat mutlak*.  Pustaka Suci Weda menjadi Identitas dan Karakter agama Hindu sebagai  Kitab suci, baik Weda Sruti maupun Weda Smerthinya   sebagai suatu *kebenaran mutlak* dan menjadi *kitab Agama*. Demikian pula,  dasar keyakinan yaitu *Panca Sradha* dan  pokok pokok ajaranya *Tri Kerangka Dasar* sebagai  pedoman Dasar  dalam Beragama Hindu. Manakala Berbeda dalam *Agemannya* dapat dipastikan akan menimbulkan kerancuan, perbedaan  dan  kerapuhan dalam pemahaman  ilmu agamanya  yang   dapat mengganggu kenyamanan  dan kedamaian umat Hindu  berujung pada *Perkelahian* dan *pertengkaran*.

*Oleh karena itu*   sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk meningkatkan kualitas  *Sradhanya* dan pokok pokok ajaranya dengan  berfalsafahkan *Bhineka Tunggal Ika* ;' berbeda suku, berbeda budaya, berbeda adat ataupun Tradisi  tetapi tetap satu pegangannya yaitu *Kitab Suci Weda*  maupun  sumber sumber Dharma lainnya sebagai bentuk pengejewantahannya.  Sebagai umat Hindu memiliki kewajiaban suci yaitu  *memahami*,  *mempelajari* dan *mengamalkan* serta *mengamankan* ajaran agama Hindu dengan pustaka Wedanya. Niscaya akan dapat terwujudnya Umat Hindu yang Damai, rukun dan Harmonis. ( MDS. II.10)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Konsep Ngayah Bentuk Karma suci

*Mutiara Weda*
29/04/2023

*Konsep Ngayah Bentuk Karma Suci*

*Umat Sedharma*, 
Dalam pustaka suci ada menyebutkan *Kurvan eveha karmani, jijiviset satam samah,...dst*  sesungguhnya hakekat  hidup menjelma  menjadi manusia  didunia ini adalah untuk melakukan kerja.  Bekerja sebagai suatu  kewajiban dan kebajikan.
Berbuatlah hanya demi kewajiban, bukan  hanya hasil perbuatan  yang selalu terpikirkan,
jangan    semata mata pahala  menjadi motifnya,  sebuah Konsep Ngayah dalam ajaran Ethika Hindu.

Ida SangHyang Widhi Wasa menyayangi bagi mereka yang berkarma dengan ketulusan hati,  memegang konsep bekerja sebagai suatu  kewajiban dengan  sesanti -  Ketekunan ditangan kanan  &  kejayaan ditangan kiri sebagai suatu Inspirasinya.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu jangan pernah berhenti untuk Berkarma  dengan landasan ketulusan,  Konsep Ngayah sebagai  bentuk implementasi  karma suci. Niscaya akan memperoleh keberhasilan dan menikmati akan kemakmuran  nantinya *Taranir ijjayati kseti pusyati*
(Yajur Veda,XL.2)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta



Tiga Sifat Buruk pada diri Manusia

*Mutiara Weda*
30 / 04 / 2023

*Tiga sifat Buruk Pada Diri Manusia*

*Umat Se-dharma*, Jika di lihat dari sisi ajaran Ethika Hindu ada tiga sifat  buruk  atau kotor  yang selalu melekat dalam diri umat manusia akibat dari pengaruh buruk   *Indrya/ Nafsu*  yang tak terkendalikan yang  bertentangan dengan nilai nilai Dharma.  Pengendalian gerak pikiran menjadi faktor penting  dan  penentu bagi kehidupan setiap  umat manusia  *Citta Vrtti Nirodha*.

Ketiga sifat buruk dan  kotor tersebut :
*Mithia Hrdaya* :  sifat yang selalu berburuk sangka  terhadap orang lain

*Mithia Wecana*  :   bersifat sombong, serakah dan angkuh

*Mithia Laksana*  :  berprilaku kasar dan tidak sopan.

*Oleh karena itu*, Sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu   untuk selalu mengendalikan  gerak  Laju pikiran
*Citta Vrtti Nirodha*  serta menempatkan  *Gayatri mantram* sebagai ibu dari Weda *Gayatri Chandasam Matha* dengan   Ethika Agama sebagai pijakan dalam pengejewantahannya.   *Niscaya*  tidak akan menemui hambatan dalam  membangun  kualitas rohani  pada  diri serta  dalam  menjalankan  ajaran *Tri Kaya  Parisudha*  sehingga  hidup akan  Nyaman, Aman,  Damai dan Harmonis.
(Kitab Widhi Sastra & Manu Smrthi.IV.256)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Ageng Yasa Ageng Goda

*Mutiara Weda*
01  /05 / 2023

*Ageng Yasa Ageng Goda*

*Umat se-dharma*,  dalam sebuah Paribhasa ada mengungkapkan ;
semakin tinggi pepohonan, maka akan semakin kencang angin menerpanya . Demikian pula  halnya dalam  perbuatan,  semakin banyak  melakukan tindakan  maka akan  semakin banyak  godaan & cobaan yang akan  dihadapi *Ageng Yase  Ageng Goda*. Selalu  berbuat  dan  berpasrahkan diri kehadapan Ida SangHyang  Widhi Wasa menjadi suatu keharusan yang wajib dijalankan.

Ketaatan & kepatuhan terhadap ajaran agama menjadi satu satunya Benteng dan pelindung diri. Barang siapa yang taat dan patuh akan ajaran  Dharma, maka Dharma itu pulalah yang akan melindunginya. *Dharma Raksatah Raksitah*. Orang yang taat akan ajaran Dharma tidak akan pernah merasa takut, manakala menghadapi segala bentuk cobaan, godaan, ancaman  dan tantangan sekalipun.

*Oleh karena itu*, sudah menjadi suatu kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk selalu berjalan  pada jalan kebenaran/ Dharma, selalu Mendekatkan diri Kehadapan-Nya  dan jangan sekali kali meninggalkan Dharma yang menyebabkan  Dharmapun akan  semakin menjauh,  dengan Dharma semua makhluk diatur *Dharmena Vidrtah prajah*. *Niscaya*  dengan jalan Dharma dan selalu Ingat Pada-Nya *Smaranam*  setiap permasalahan  akan dapat  teratasi menuju   kebahagiaan lahir & bathin.
(Santi Parwa ,109.11)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Karma Wesana Sang Pengikut setia

*Mutiara Weda*
02  /05/2023

*Karma Wesana Sang Pengikut Setia*

*Umat se-dharma,  Kualitas Karma itu  sangat menentukan kehidupan umat manusia  baik dalam kehidupan  terdahulu (atita),  kehidupan sekarang (Wartamana) maupun kehidupan yang akan datang (Nagata) dalam *Tri Samaya*.
proses kehidupan yang selalu berputar  putar / berulang ulang  lahir (utpeti) hidup (sthiti) dan mati (pralina) tiada henti di sebut Samsara punarbhawa. Samsara pada dasarnya  adalah suatu  penderitaan.  menderita disebabkan karena Dosa.

Hidup dalam alam Samsara / punarbhawa ibarat seperti ulat ataupun lintah yang berjalan pada seuntai dedaunan, yang setelah mencapai ujungnya, akan melekukan badannya kearah batang baru, demikian juga halnya sang atman setelah meninggalkan badan kasar /badan wadag akan melekukan badannya kedalam tubuh yang lain  atau yang baru dengan disertai *karma wesana* sebagai pengikut  setianya.

*Oleh karena  itu*, sebagai umat Hindu haruslah memahami  secara benar bahwa samsara punarbhawa  itu terjadi akibat dari pahala atau karma yang belum sempurna semasa manusia hidup dan ketidaksempurnaan  karma bersumber pada unsur *maya* yang mengikat sang atman dalam bentuk kenikmatan duniawi,  lepaskan diri dari samsara dengan penguatan pada pengendalian Indria serta memahami bahwa atman adalah Brahman dan dengan tercapainya tingkatan pengetahuan yang sejati /*Jnana* sebagai  jalan menuju alam kamoksan. Niscaya  umat  Hindu akan mengerti hakekat  Karma sebagai sang penentu kehidupan dalam  Tri samaya : Atita,  Nagata lan wartamana.
(Brhadaranyaka Upanisad, IV.4.6)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Prasiddhamentas ingBhawarnawa

*Mutiara Weda*
03/05/2023

*Prasiddhamentas ing bhawarnawa*

*Umat sedharma*, Jika direnungkan   Manah atau Pikiran  itu  sesungguhnya  penyebab dari penderitaan & kesengsaraan  tatkala pikiran dicemari oleh hawa nafsu dan berbagai kekotoran *Ahangkara Jnana*.  Apabila pikiran itu bersih dan suci  tidak dihinggapi kekacauan,  tidak dibelenggu oleh  nafsu  serta  berbagai kecemaran *Satvika Vidya*, itulah sebenarnya hakekat Kedamaian dalam agama Hindu *Medharma Santih*  landasan  menuju  kebebasan sejati *Kamoksan* nantinya.

Proses kehidupan  dalam Suka maupun duhka yang dialami , pangkalnya adalah kebodohan, kebodohan ditimbulkan oleh kelobaan dan kelobaan itu asal dari kebodohan oleh karenanya kebodohanlah asal mula kesengsaraan.

*Oleh karena itu*,  sebagai umat Hindu  bangun kualitas diri dengan menghilangkan kebodohan dan melenyapkan  kelobaan atau kerakusan   *Ahangkara jnana* yang  menjadi sumber dari kesengsaraan. *Niscaya*,  akan dapat terbangunnya umat Hindu yang Tenang dan Damai  serta bebas   dari penderitaan &  kesengsaraan baik dalam  proses kelahiran maupun kematian nantinya. *Prasiddhamentas ing bhawarnawa*
( SS.399-402)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Krtavidya

*Mutiara Weda*
05 /05/2023

*Krtavidya*

*Umat sedharma*, Jika direnungkan  dalam sebuah paribasa , pengetahuan yang tidak digunakan sesungguhnya adalah racun, begitu pula makanan  akan menjadi racun tatkala pencernaannya yang kurang baik, Demikian juga halnya  dalam berdiskusi *Tarkawada*  ibaratkan racun bagi orang yang miskin ilmunya atau kurang ilmunya .

Orang yang tahu, tetapi tidak tahu bahwa dirinya tahu paribasa ini mencerminkan  prilaku   pemalas  ibaratkan orang lagi  tertidur yang harus dibangunkan, diingatkan lagi  agar mempergunakan ilmu pengetahuannya  dengan baik *Sarva Jnana* dan memancarkannya atau mengaplikasikannya *Sarva Karya*  agar  tidak menjadi racun.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu bangun kekuatan dalam diri , tumbuhkan sifat bijak sebagaimana tertuang  dalam Pustaka suci Weda atau *Krtawidya* tampilkan pribadi yang berbudhi luhur *priyamwada*. Niscaya akan mencapai kelegaan yang maha sempurna dan terhindar dari kesedihan atau  ketidaklegaan.
(MDS.hal.215 & Slokantara,10)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Berlakulah seperti Pepohonan

*Mutiara Weda*
06/05/2023

*Berlakulah  Seperti Pepohonan*

*Umat Sedharma*, Dalam susastra  Hindu ada mengungkapkan  *Atthiti ca pavadi ca dwawete mamabandhawah...dst*.
Para  Tamu  maupun orang  yang suka mencaci  keduanya sesunguhnya dia adalah  kawan penyelamat atau kawan  penolong.  Orang yang  suka mencaci dan menghina sesungguhnya dia membersihkn noda dan  dosa kita sedangkan  para tamu yang baik sesungguhnya  akan membawa kita kealam sorga atau kebahagiaan nantinya.

 Orang Bijak pernah mengungkapkan ; Dalam mengarungi  kehidupan ini  *Berlakulah seperti Pepohonan*,  yang dapat  memberi keteduhan dan  kenyamanan bagi setiap umat manusia  bahkan terhadap  orang  orang yang mau memotong dahannya sekalipun.  Jangan balas pukulan dengan  pukulan, juga jangan balas cacian dengan cacian pun jangan melawan daya upaya nista dengan  nista akan tetapi hujanilah dengan doa dan restu.

*Oleh karena itu*, sebagai  umat Hindu untuk selalu melatih kesabaran dan  berbuat kebajikan serta bersikap dewasa dalam beragama  dengan menampakkan  sendi sendi dasar ajaran Tata Susila atau ethika  Hindu. 
*Niscaya*  dengan demikian akan dapat  terbangunnya umat Hindu yang  Bahagia, Sabar, Damai/ Santih,  kuat dan kokoh akan  sradha maupun Bhaktinya.
(Slokantara Sloka 83.77. hal.293)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Krodah Cermin Lunturnya Nilai Kesabaran

*Mutiara Weda*
07 / 05 /2023

*Krodha  Cermin  Lunturnya nilai Kesabaran*

*Umat se-dharma*, Kesabaran  merupakan kekayaan yang  paling mulia dan tak ternilai harganya,  ibaratkan emas dan permata yang mampu memerangi kekuatan hawa nafsu  tiada yang melebihi kemuliaannya.

Tatkala kurangnya  Kesabaran dan ketenangan hati  tidak akan pernah ada yang namanya kepastian akan adanya persahabatan melainkan *jiwa murka* akan menyelubunginya karenanya pasti  akan bertengkar satu sama lainnya berujung pada perkelahian dan permusuhan serta saling membenci.

*Oleh karena itu* sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk menumbuhkan nilai kesabaran dalam diri dengan mengkikis habis   serta menghilangkan sifat sifat *amarah  / kroda*,  ibaratkan keadaan ular yang meninggalkan kulit luarnya ( kulesnya) dan tidak akan kembali lagi. mengingat  orang yang dikuasai oleh nafsu  kemarahan segala rupa barang  dan Tapa serta persembahan  yang dilakukannya  tidak akan pernah  mendapatkan hasil dan  pahala. Niscaya  akan dapat menampakkan Kesabaran dalam hati  sehingga dapat menampilkan karakter umat Hindu yang Berbudhi Luhur. (SS 104-114)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Judi dalam perspektif Hindu

*Mutiara Weda*
07/05/2023

*JUDI dalam Perspektif Hindu*

*Umat Sedharma*, Dalam Pusataka suci Weda ada mengungkapkan  bahwa *Aksair ma divya simit  krsasva...dst* Jauhkan diri dari kegiatan Judi apapun bentuknya.  Menghindarkan  atau menjauhkan diri dari Permainan  Judi  merupakan suatu keharusan  bagi setiap umat Hindu  dalam membangun tatanan kehidupan keluarga Hindu  yang damai, harmonis dan bahagia *Kulawarga sukhino*

Berjudi  dapat merusak seluruh sendi sendi  kehidupan umat manusia, merusak keharmonisan  keluarga begitu pula dapat  mengganggu ketenteraman  serta kedamaian  hidup masyarakat. 

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu untuk menjauhkan diri dari kegiatan Judi apapun bentuknya.  Judi hanya  mengakibatkan   penderitraan dan menjerumuskan manusia kejurang kehancuran  bahkan malapetaka  yang mendalam  bagi  suatu keluarga. *Niscaya*, dengan demikian  akan dapat terbangunnya keluarga Hindu yang damai, rukun  dan Harmonis.
(Reg Veda X.34.13 hal.341)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Yadnya Tiang Penyangga Pura

*Mutiara Weda*
10/05/2023

*Yadnya Tiang Penyangga Pura*

*Umat Sedharma*, dalam susastra ada tersurat *Yasyam sadoha virdhane yupo yasyam nimiyate...dst*
dimana tempat suci  / Pura dipancangkannya Yupa atau upacara yadnya disanalah Ida SangHyang Widhi Wasa akan turun  menganugerahkan keselamatan jiwa dan ketenangan bathin.

Melaksanakan Yadnya suci *Panca Maha Yadnya* sarana bagi umat Hindu  guna menumbuhkan jiwa  yang selaras dengan  nilai ajaran agama serta  sebagai bentuk rasa bhakti dan  angayubagya atas  Anugerah  dari Ida SangHyang Widhi  Wasa telah  menciptakan alam semesta beserta isinya.

*Oleh karena itu*  sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban  untuk  menggelar  upacara Yadnya  sehingga terbangunnya kesucian jiwa serta bersthananya Tuhan dalam diri  *soma rarandhi no hrdhi gavo na....dst*. Niscaya   umat  sedharma  Eling akan jati dirinya sehingga mendapatkan  kesucian  Pikiran, Perkataan dan Perbuatan sehingga meningkatnya  kualitas rohani menuju kedamaian hati. 
(Athara Veda. XII.1.38 hal.244)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta



Rahasyajnana

*Mutiara Weda*
12/05/2023

*Rahasyajnana*

*Umat sedharma*,  Pustaka suci Weda yang menjadi  pegangan, pedoman  dan Tuntunan bagi umat Hindu  sering juga di sebut  dengan nama Kitab Rahasia karena didalamnya banyak mengandung ajaran  yang bersifat  rahasia *rahasyajnana*  dan   Untuk  memudahkan memahami isi kandungan dari pustaka suci Weda,  Maha Rsi Walmiki  melalui   karya sastra *Ramayana*  dan Maha Rsi Vyasa menghimpun epos besar Itihasa guna  memahami isi  kandungan pustaka suci Weda  yang semuanya  sebagai sumber sejarah.

Itihasa ramayana maupun Mahabrata bukanlah cerita dongeng  atau cerita fiktif melainkan cerita yang benar benar terjadi *Akhyayikopalabdhartha*  yang memang  pada mulanya  cerita atau peristiwa sejarah yang disampaikan secara lisan dari generasi ke generasi secara turun temurun dan lama kelamaan setelah ada tulisan atau mengenal  huruf barulah ditulis kembali yang dikenal dengan kitab *Amarakosa* yang ditulis olah pujangga besar bernama *Amarasingha* yang mengatakan nama lain dari Itihasa  yaitu  *Akhyayika*.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu berkewajiban untuk memahami isi pustka suci  Weda secara  Utuh secara  bertahap, berjenjang dan komprehensif. mengingat isi pustaka suci weda bersifat rahasia atau *rahasyajnana* atau *Adhyatmika*  sehingga membutuhkan seorang guru rohani dalam mempelajarinya .   Niscaya sraddha dan Bhakti umat sedharma  akan semakin kuat dan kokoh.
(Weda sabda suci hal 6)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Satukan Pikiran Menuju Persatuan Umat

*Mutiara Weda*
13/05/2023

*Satukan Pikiran Menuju Persatuan Umat*

*Umat Sedharma*, dalam pustaka suci Weda ada mengungkapkan ;   Wahai Umat Manusia Berhimpunlah, duduklah bersama sama, pikirkan  bersama sama   dan rumuskan  sesuatu  untuk tujuan bersama,  mengajarkan kepada kita umat sedharma untuk selalu  bersinergis dan bersatu  guna mencapai tujuan bersama.  *Sahrdayam sammanasyam, avidvesam krnomi vah...dst*   Ida SangHyang Widhi  Wasa memberikan  sifat sifat ketulusikhlasan, mentalitas atau kejiwaan yang sama dan perasaan bersahabat yang tanpa kebencian seperti halnya  induk sapi yang mencintai anaknya begitulah seharusnya tat kala kita membangun persahabatan dalam persatuan.

Rasa persatuan akan dapat dibangun dan tumbuh  manakala terwujudnya keserasian, sinergisitas , kebersamaan terutama dalam pikiran.  Bila pikiran sinergis akan tumbuh dan berkembangnya cinta kasih serta terbangunnya persatuan Umat Hindu .

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu mari  bangun kebersamaan & Persatuan, bersinergi satu sama lainnya,   satupun pikiran, satukan tujuan serta bangun keserasian  *sam vo manamsi sam vrata*. Niscaya dengan Keserasian akan dapat terbangunnya kerukunan menuju Persatuan *Medharma santi*  nantinya.
(Reg Veda X.191.2)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta