*Mutiara Weda*
12 / 09 / 2020
*Bahasa dalam Meyadnya*
*Umat se-dharma*, dalam Pustaka suci Weda Samhita mengajarkan untuk selalu memanjatkan rasa syukur & angayubagya sebagai wujud Bhakti dengan berbagai cara, salah satunya caranya dalam bentuk *meyadnya* sebagai bahasa mona dalam melakukan praktek praktek keagamaan.
Dalam mempersembahkan Banten/ Yadnya menggunakan berbagai bentuk bahasa seperti :
*Bahasa tulis* yaitu dalam menyampaikan Banten/ yadnya sesuai dengan kitab suci *Weda Samhita* dan
*bahasa lisan* yaitu dalam menyampaikan dengan menggunakan bahasa sehari hari / Seha.
*Bahasa Mona* yaitu menggunakan sarana dalam bentuk Banten/ Yadnya.
*Oleh Karena itu*, sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban dari pustaka suci Weda untuk melaksanakan Panca Maha Yadnya atau Banten dengan landasan pikian.yang tulus, suci, bulat dan jangkep. *Ikang yadnya Ingaranan Pakahyunan sane hening suci, tulus tur jangkep*. Niscaya hakekat meyadnya akan bisa diwujudkan yaitu kedamaian, keharmonisan dan ketentraman lahir - bathin, Sekala maupun Niskala, Bhuana Agung (Makrokosmos) dan Umat Manusia (Bhuana Alit).
( Kitab Yadnya prakerti)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar