Falsafah
Tri Hita Karana sarana Membangun
Karakter
dan Budi Pekerti Luhur.
Made
Worda Negara
Pendahuluan
Bangsa
Indonesia merupakan bangsa yang besar, bangsa yang beradab, bangsa majemuk, bangsa
yang masyarakatnya menganut agama yang mnjadi pegangan dan pegoman hidupnya. ,bangsa
yang terdiri dari ribuan pulau besar dan kecil yang terbentang dari sabang
sampai merauke ini sebagai cermin bahwa Kemajemukan ,Pluralisme dan kebinekaan
adalah suatu hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi keberadaannya di muka bumi
Indosenia dan ini harus dijaga secara bersama-sama dalam satu wadah
Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI.
Max
Muller seorang ahli filsafat barat mengatakan bahwa Manusia Hindu sangat
dikenal memiliki sikap yang tabah, polos, jujur, tenang, damai dan harmonis
serta memiliki sikap gotong royong dan kebersamaan yang sangat tinggi dan
semuanya itu ditopang dengan krakter,
budhi pekerti luhur.
Namun
dalam kenyataannya kalau kita lihat dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara seperti sekarang ini terasa
memprihatinkan. Perkelahian, pertengkaran dan konflik berkepanjangan sampai
terjadinya pertumpahan darah , umat manusia seolah-olah sudah kehilangan rasa
kasih dan sayangnya, etika,tata krama, sopan santun dan budhi pekerti yang
diwariskan nenek moyang kita jaman dahulu sudah dilupakan , tradisi dan
ceritra - cerita para orang tua diabaikan begitu saja, begitu pula dalam menyampaikan pendapat /
saran-saran seolah-olah tidak memiliki etika, tata krama, sopan santun, susila.
penggunaan kekerasan telah menjadi satu satunya pilihan dalam menyelesaikan
setiap permasalahan. Dalam mengantisifasi hal tersebut penanaman terhadap Budhi
pekrti luhu dalam membentuk karakter masyrakat yang berbudaya salah satu
jalannyah adalah menerapkan Konsep Tri
Hita Karana perlu ditanamkan kembali melalui pemantapan awig-awig desa adat
atau desa Pekraman.
kita bertanya- tanya dalam hati kita yang paling
dalam,mengapa hal ini dapat terjadi,barangkali akibat dari sebagaian umat
manusia belum siap menerima perubahan jaman yang disebut dengan jaman Kaliyuga/
kali sengara atau orang sering menyebut dengan jaman edan. Di dalam kitab suci Roga Sengara Bumi disebutkan
bahwa semua kejadian diatas merupakan ciri-ciri atau tanda tanda dari dari
jaman kali yuga tersebut. Umat Hindu harus memahami jaman ini dan
seharusnya tahu apa yang harus dilakukan dalam jaman ini, sehingga tidak
larut dalam jaman kaliyuga. sebagai umat Hindu dimanapun berada,dan dalam
kondisi apapun harus mampu mengimplementasikan falsafah Tri Hita karana
dalam hati nurani masing-masing dalam upaya membentuk budhi pekerti luhur,
membangun karakter dalam upaya meningkatkan kualitas moral,mental sehingga
memiliki ketahanan mental yang kuat, sehingga betul-betul menjadi benteng bagi
diri masing-masing umat Hindu sehingga dapat berperan dalam
bermasyarakat,berbangsa dan bernegara dalam menjaga keutuhan umat dan NKRI.
Dalam
kitab suci Bhagawadgitha percakapan X, hal. 97 menyebutkan: Bila cinta
kasih dan kasih sayang dikaitkan dengan pikiran,ia menjadi kebenaran, bila rasa
kasih sayang dijadikan dasar perbuatan maka perbuatan akan menjadi dharma, bila
perasaanmu dijiwai oleh cinta kasih sayang maka hatimu akan penuh
dengan kedamaian yan g tertinggi dan bila engkau menjadikan cinta kasih dan
sayang sebagai penuntun pengertian dan cara berpikirmu maka akal budhimu akan
dijiwai oleh sikap tanpa kekerasan.Karena itu cinta kasih dan rasa kasih sayang
adalah kebenaran.Jika cinta kasih tidak menjiwai perbuatanmu tidak akan
ada dharma.jika engkau tidak merasakan cinta kasih dalam hatimu tidak akan ada
kedamaian.dan jika engkau tidak melandasi pikiranmu dengan cinta kasih,tanpa
kekerasan tidak akan menetap dalam akal budimu.demikian juga cinta kasih adalah
bahan pokok untuk satya”Kebenaran”, Dharma “Kebajikan”,Santhi ”Kedamaian”
dan Ahimsa “tanpa Kekerasan”. Dengan cinta kasih kita akan dapat dengan
mudah mengalahkan kebencian dan kemarahan.Karena itu hiduplah dengan cinta
kasih dan kedamaian.
Lebih
lanjut dalam kitab suci Agastya Parwa disebutkan : Kunang ikang marin swarga
mwan manjadma manusa wisesa manke sila nika nuni :tapo yajna
surambharyam,akarot su va janmani,aho svargam avapnuyat... artinya orang akan
dapat masuk sorga dan menjelma menjadi manusia utama,perbuatannya dulu adala
sebagai berikut,ada tiga macam perbuatan yang menyebabkan surga yaitu Tapa,Yadnya
dan Meyase kerti.
Tri Hita karana
Konsep
Tri Hita Karana merupakan falsafah hidup
yang sangat tangguh. Falsafah dalam membangun kedamaian, keharmosisan hidup umat
manusia dan berjiwa toleransi yang tingggi ditengah hantaman globalisasi dan
homogenisasi yang demikian deras. Ajaran Tri Hita Karana menekankan membangun hubungan yang harmonis pada;
Manusia dengan Sang Maha Pencipta atau Parhyangan, antara manusia
dengan sesame Pawongan dan manusia
dengan alam lingkungannya Palemahan.
Tri Hita Karana sebaga landasan yang paling mendasar bagi Umat Hindu dalam bergaul dalam kehidupan sehari-hari baik dalam
berpikir, bertutur kata maupun dalam perbuatan yang realisasi
pelaksanaannya lebih kepada Panca Yadnya : dewa Yadnya, Manusa
Yadnya, Rsi Yadnya, Pitra Yadnya dan Bhuta Yadnya.
Konsep ajaran Tri Hita Karana yang diterapkan dibali mengarah
kepada termanifestasikan dalam budaya
dan tradisi bali, yang tentunya tidak semata-mata timbul karena pemahamannya
pada atas ajaran hindu, tapi juga karena tantangan jaman. Umat hindu harus
mampu mengimplementasikan dan mengamalkan konsep Tri Hita Karana secara total
dan dalam semua aspek kehidupan sampai pada unsur terkecil dalam bentukn
keluarga yaitu konsep Palemahan yaitu yang membuat umat Hindu mencintai
tanah kelahirannya, Pawongan yaitu moral,etika dan tatar krama umat
hindu dan taat pada hukum adat dan dresta dan Parhyangan yaitu selalu
mendekatkan diri kehadapan Ida sanghyang Widhi Wasa dalam membangun masyarakat
yang memiliki karakter dan berbudi pekerti luhur.
Tat Twam asi
Dalam
pengertiannya ajaran Tat Twam Asi “ itu adalah kamu juga” Merupakan filsafat
Hindu yang mengajarkan kesosialan dan keharmonian yang tanpa batas karena
diketahui bahwa “Ia adalah kamu” saya dalah Kamu dan segala mahluk adalah
sama,sehingga menolong orang lain berarti menolong diri sendiri dan menyakiti
orang lain juga berarti menyakiti diri sendiri. Antara saya dan kamu
sesungguhnya bersaudara. Hakekat atman yang menjadikan hidup diantara saya dan
kamu berasal dari satu sumber yaitu Tuhan. Atman yang menghidupkan tubuh
makhluk hidup merupakan percikan terkecil dari Tuhan. Kita sama-sama makhluk
ciptaaan Tuhan. Sesungguhnya filsafat tattwam asi ini mengandung makna yang
sangat dalam. Tatwam asi mengajarkan agar kita senantiasa mengasihi orang lain
atau menyayangi makhluk lainnya. Bila diri kita sendiri tidak merasa senang
disakiti apa bedanya dengan orang lain. Maka dari itu janganlah sekali-kali
menyakiti hati orang lain. Dan sebaliknya bantulah orang lain sedapat mungkin
kamu membantunya, karena sebenarnya semua tindakan kita juga untuk kita
sendiri. Bila dihayati dan diamalkan dengan baik, maka akan terwujud suatu
kerukunan. Dalam upanisad dikatakan: “Brahma atma aikhyam”, yang artinya
Brahman (Tuhan) dan atman adalah tunggal.Filsapat hidup Tat Twam Asi juga
merupakan dasar susila hindu,yaitu tingkah laku baik dan mulia ya ng selaras
dengan ketentuan-ketentuan dharma dan yadnya.Makna Tat Twam Asi mengajak kita
semua untuk lebih menahan diri dan mengendalikan diri.dengan menyadari filsafat
tat Twam Asi diharapkan setiap langkah,gerak yang dilakukan sudah melalui pertimbangan
yang cermat dan berhati-hati demi kebaikan bersama dan untuk mencapai tujuan
yang luhur.
Menyame Mebraya
Menyame
mebraye mengandung makna Memiliki ikatan persaudaraan yang kuat, memperlakukan orang lain yang bukan saudara
seperti saudara sendiri. Penerapan ajaran Tri HIta Karana menjadi sangat
penting dalam melakukan Pendidikan agama Hindu bagi masyarakat Hindu dalam
menghadapi perkembangan jaman yang modern, pluralistik dan turbulent.
Dalam
menumbuhkan dan membangun karakter bagi Masyarakat Hindu khususnya bagi para generasi muda dalam mengimplementasi Tri Hita sangatlah
penting dengan menggunakan pendekatan yang tepat guna dan tepat sasaran. Ada
beberapa pendekatan yang digunakan seperti : Pendekatan Keagamaan, Satya/Jujur,
Toleransi,Disiplin, dan Kreatif dan
Mandiri.
Keagamaan/religeus, sikap dan peilaku yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah
agama lain,
Satya/Jujur, perilaku
yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan;
Toleransi,
sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,
sikap, dan tidakan orang lain yang berbeda dari dirinya;
Disiplin, tindakan
yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan
dan peraturan; Kerja Keras; perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh
dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas
dengan sebaik-baiknya
Kreatif, berpikir dan
melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang
telah dimiliki.
Mandiri, sikap dan
perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam dalam menyelesaikan
tugas-tugas.
Kesimpulan
·
Marilah kita sebagai umat Hindu
selalu Introspeksi diri, mengendalikan diri,dan Implementasikan nilai –
nilai yang terkandung dalam Konsep Tri Hita Karana,Tatwam Asi, konsep
menyama mebraya, dalam membangun umat Hindu yang memiliki Budhi pekerti
luhur,berkarakter dalam berprilaku dalam kehidupan sehari hari bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara , sehingga terwujudnya masyarakat yang sejahtra lahir dan bhatin,
Manah santih dan Parama Santih “Moksartham Jagadhita ya Ca iti dharma”
·
Menjadikan diri sebagai insan yang
memiliki sradha dan bhakti yang kuat, insan sosial yang baik dalam
bernasyarakat, berbangsa dan bernegara serta selalu berusaha melaksanakan
petunjuk ajaran Dharma Tapa,Yadnya dan mekerti dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga dapat terwujudnya umat Hindu yang harmonis,
damai/santih,beretika,bermoral serta bermartabat memiliki mental yang Prima.
Daftar Pustaka
Sarasamuscaya,I NYoman Kajeng
dkk,paramita, 1997
Lontar Tutur Tapeni Yadnya, 72-73).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar