Minggu, 31 Mei 2020

Karma Patha

*Mutiara Weda*
01 / 06/2020

*Karma Patha*

*Umat se-dharma*, jika diamati dalam kehidupan sehari hari, Kesadaran akan Sang Diri merupakan inti hakekat dari ajaran rohani agama Hindu.  manakala  setiap umat manusia  telah memiliki  kesadaran,  dapat dipastikan   hidupnya akan selalu terkontrol , nilai nilai kebajikan *Daivi'Sampad* akan selalu terpancarkan, dan  mampu memutar    roda kehidupan  *Cakra Dharma*/ *roda Dharma* dengan sempurna  *Satyam*, *Sivam* dan *Sundaram*.

Selama badan masih kuat  & sehat,  selama kematian masih jauh, lakukanlah suatu kebajikan  yang berguna bagi diri sendiri serta berguna bagi orang lain  dengan landasan  kesadaran akan sang diri, Pengekangan dan  Pengendalian diri / *Karma Patha*

*Oleh karena itu*,  sebagai umat Hindu, tingkatkan kesadaran  akan sang diri dengan penguatan  nilai keindahan dan  keluhuran budhi *Sundaram*., terpncarnya selalu ajaran Dharma dalam   kehidupan sehari hari / *Dharma Vahini*.  *Niscaya*,  akan  dapat mewujudkan tujuan Hidup menjelma menjadi manusia  *Catur Purusartha*, Moksartham jagadhita ya ca iti Dharma atau *Bhumi Kertha*,  kebahagiaan yang suka tanpa wali dukha.
(Cautilya Nitisastra. IV.24 & SS.2-7)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Dharma Sang Pelindung & Pengayom

*Mutiara Weda* 
31/05/2020

*Dharma  Sang Pelindung & Pengayom*

*Umat se-dharma*, di dalam susastra Hindu  ada menyebutkan seluruh  alam semesta beserta isinya  diatur oleh Dharma *Dharanad Dharma Ityahur Dharmena Vidrtah Prajah*. Dharma penyangga, Pelindung dan pengayom jagad raya, Bhuana Agung maupun  Bhuana Alit.

Manakala Dharma dilanggar dapat dipastikan akan digilas oleh Dharma, demikian pula sebaliknya tatkala umat manusia memegang teguh ajaran Dharma dia  akan di jaga dan dilindungi oleh Dharma pula.

*Oleh karena itu*, Sebagai umat Hindu Jalankan Swadharma dengan baik, pegang teguh  sumber sumber Dharma untuk dijadikan pedoman & tuntunan hidup secara terintegrasi : *Sruti*,  *Smerti*, *Sila*,  *Sistacara*  dan *Atmanastuti* serta  dijadikan tolok ukur dalam mencapai  tujuan hidup kebahagiaan dan kesempurnaan,  *Weda pramanakah Sreyah sadhanam Dharmah*. *Niscaya*  akan dapat terwujudnya Kebahagiaan sekala -Niskala,  lahir maupun bathin, Jagadhita dan Kamoksan.
( Santi Parwa 167.10)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Jumat, 29 Mei 2020

Hidup Tanpa Guna Ibaratkan Padi Tanpa Isi

*Mutiara Weda*
30/05/2020

*Hidup Tanpa Guna  Ibaratkan Padi Tanpa Isi*

*Umat Se-dharma*, jika di lihat dalam Susastra Hindu,  hidup  menjelma menjadi manusia di dunia ini  sangatlah *mulia*,  *utama* &  *sempurna* karena dibekali dengan *Tri Premana*  :  *Sabda* , *Bayu* dan *Idep*.
*Sabda* :  kemampuan berbicara,  *Bayu*   :  kemampuan bergerak *Idep*     :  kemampuan untuk  berpikir.  Dengan PIKIRAN  setiap umat manusia dapat menjalankan *Wiweka* dengan  ajaran Dharma  sebagai penuntunnya sehingga menjadikan manusia  lebih bijaksana dan sempurna.

Manakala manusia dalam hidup ini  miskin akan  nilai - nilai kebenaran dan miskin akan  nilai - nilai kebajikan  sama nilainya  dengan orang yang sudah  *mati* tiada guna. Hidup yang tanpa  Guna adalah hidup tanpa nilai kebajikan  ibaratkan padi tanpa isi dan bagaikan upacara keagamaan tanpa doa - doa pujaan.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu  pergunakanlah kesempatan  hidup menjelma menjadi  manusia dengan baik dan benar  untuk  berbuat kebajikan  *Subha karma*  sesuai sengan Swadharma masing masing  dan menghindarkan diri dari tindakan kejahatan  *Asubha Karma*. *Niscaya*,  akan menjadi orang yang  bermanfaat  bagi  diri sendiri,  berguna bagi keluarga dan Orang Banyak dalam  menuju tujuan hidup  *Catur Purusa Artha* akan dapat terwujud.
(  M.DS .138/ SS.280 )

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Kawaca & Bhusana dalam Diri

*Mutiara Weda*
29/05/2020

*Kawaca  & Bhusana dalam diri*

*Umat se-dharma*,  Membangun *Kecerdasan* merupakan faktor penting bagi keberhasilan setiap umat manusia dalam menapaki kehidupan masa depan yang lebih baik dengan *kecerdasan Rasional* sebagai inti dasarnya, yang diperhalus oleh *kecerdasan emosional* dan *kecerdasan spiritual*. Kesemuanya sebagai  *Busana/Kawaca*  dalam diri.

*Busana kekayaan* adalah keramahan, *Busana orang kuat* adalah ucapan halus, 
*Busana Pengetahuan* adalah Kedamaian, 
*Busana orang yang belajar agama* adalah Kerendahan hati sebagai *Kawaca Dharmanya* dan *Busana bagi orang Besar* adalah sifat pemaaf & pengampun.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu dalam situasi dan kondisi apapun Gunakan  *Kavaca Dharma dan bangun *Bhusana* yang ada dalam diri dengan dasar kecerdasan rasional, Emosional dan Kecerdasan Spiritual secara seimbang. Niscaya akan mampu menapaki hidup yang rendah hati, bijak dan mampu mengendalikan serta mengelola emosi dengan Baik.(kitab Nitisatakam)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha
Sasmitha-Yogyakarta

Rabu, 27 Mei 2020

ajaran Hindu Sanatana Dharma

*Mutiara Weda
28/05/2020

*Ajaran Hindu Sanatana Dharma*

*Umat sedharma*, jika kita renungkan Ajaran agama Hindu sangatlah sempurna, luas, universal dan flesibel serta kekal abadi *Sanatana Dharma*.  Agama Hindu bukanlah agama missi dan bukan pula agama  Doktrin melainkan agama yang memberikan keleluasaan kepada umatnya  untuk mendekatkan diri kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa  melalui empat jalan yang disebut *Catur Marga Yoga*

*Satyam* [Kebenaran] , *Sivam* [ Kesucian] &  [ kemuliaan] dan *Sundaram* [ keharmonisan] sebagai  *keluhuran*  ajaran agama Hindu menjadikan sebagai Karakteristiknya.
Ibaratkan  Kolam  yang airnya bersih dan bening,  bunga teratainya harum, maka kodok kodok dan kumbang kumbangpun akan berdatangan karena kebeningan, keindahan dan kesuciannya, demikian pula, sebaliknya belatung belatung pasti akan menjauh karena dia tidak suka akan kebeningan air dan keindahan,  keharuman akan kolam.

*Oleh karena itu*,sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk memahami  Pustaka  suci Weda  secara  bertahap , berjejang dan komprehensif dengan penguatan pada pondasi dasar dasar agamanya dan dijadikan tiang penyangga  seisi alam semesta dengan enam prisip dasar yang wajib silaksanakan : Satya, Rta, diksa, tapa, brahma dan Yadnya  serta menampakkan keluhuran ajaran Hindu
"Yathemam vacam kalyanim avadani  janebhyah* untuk dijadikan pegangan dan pedoman Hidupnya. *Niscaya*, akan dapat terbangunnya umat yang berbudi luhur dan  ajaran agama Hindu akan tetap kuat dan ajeg sepanjang Jaman *Sanatana Dharma*.
( Yajur Veda XXVI.2)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha 
Sasmitha-Yogyakarta.

Selasa, 26 Mei 2020

Karma Wesana Sang Pengikut setia

*Mutiara Weda*
27/ 05 /2020

*Karma Wesana Sang Pengikut Setia*

*Umat Se-dharma*, Setiap perbuatan yang dilakukan  bersifat   mengikat dan selalu mengikuti  langkah  kemanapun pergi. Perbuatan di masa lalu dipertanggungjawabkan pada saat  ini dan perbuatan sekarang akan membentuk atau mempola masa depan, tak ada sesuatu yang terputar balik di dunia ini, manusia menjadi baik oleh perbuatan  baiknya  dan menjadi buruk karena perbuatan jahatnya *Hukum Karma phala*

*Karma Wesana*  akan selalu mengikat dan mengikuti manusia kemanapun  pergi dan menentukan  proses reinkarnasi/ lahir kembali  nantinya.  manusia bisa kita bohongi tapi  Tuhan tidak akan pernah tertidur dalam sekejappun dan akan mencatat segala  apa yang telah kita perbuat di masa kini.

*Oleh karena  itu*, dalam kehidupan ini  selalu berbuat yang baik *Subha karma* dan membuang jauh jauh sifat *Asubha karma* dengan jalan selalu memegang teguh nilai nilai  ajaran Dharma.  Niscaya Karma baik akan selalu mengikutinya sampai.menuju alam Kamoksan nantinya. (Arjuna Wiwaha & Slokantara, 13.10)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha 
Sasmitha-Yogyakarta .

Senin, 25 Mei 2020

Penguatan Sradha & Bhakti

*Mutiara Weda*
26/05/2020

*Penguatan Sradha & Bhakti*

*Umat se-dharma*,  Cikal bakal dari penguatan beragama sebenarnya adalah Keyakinan, manakala   dalam keyakinan mengalami keraguan dan bimbang  maka akan terjadi kerapuhan akan inti sari dari ajaran agamanya. Sedangkan  Karakter dalam beragama Hindu  adalah  adanya Sradha & Bhakti . Hakekat bhakti sebenarnya adalah membangun keseimbangan hidup baik jiwa maupun Raga.

Dalam melakukan pemujaan sebagai Wujud  rasa Bhakti,  manusialah sebenarnya  yang membutuhkannya.  Ibaratkan  matahari bersinar yang tanpa henti dan tetap tinggal serta berputar putar  di tempat, inilah yang di sebut   dengan *hukum Rta* atau *hukum alam* yang ditetapkan Tuhan pada Matahari serta manusia membutuhkan sinar dan unsur unsur alam lainnya itu.

*Oleh karena itu*,  sebagai umat Hindu tingkatkan  kualitas Sradha & bhakti dengan  penguatan pada ajaran agama dengan menjalankan ajaran  Prawerti Marga dan Niwerti Marga  serta. menjaga kemurnian ajaran agama dengan Panca Sradha  dan  Tri Kerangka dasar sebagai bingkainya.  Niscaya Sradha dan bhakti akan semakin kuat dan kokoh.
[ Reg Veda X.121.2]

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Minggu, 24 Mei 2020

Bersahabat dengan Kesabaran

*Mutiara Weda*
25/ 05 /2020

*Bersahabat  dengan Kesabaran*

*Umat se-dharma*, jika dicamkan  hidup  menjelma menjadi manusia di dunia ini  Ibaratkan *Cakramanggilingan* yang selalu berputar  putar, silih berganti, terkadang diatas pun terkadang dibawah selalu bergantian dan  penuh  dengan berbagai cobaan dan tantangan Hidup.
Tanpa adanya  ombak yang Ganas, tak akan pernah tahu kemahirannya dalam bermain peselancar. Begitu pula, Tanpa adanya  cobaan, tantangan dan godaan hidup ,  tidak akan pernah tahu kualitas kedewasaan  dan tingkat kesabaran yang  dimilikinya. 

 Cobaan dan Godaan hidup bisa datang setiap saat dan setiap waktu,  umat manusia perlu bersahabat dengan ketenangan dan Kesabaran tersebut,   belajar  bercermin dari layang-layang yang dibuat  naik oleh angin yang kencang, demikian pula,  hanya kolam yang tenang yang bisa membuat lotus menjadi mekar. 

*Oleh karena itu* , sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk membangun  kesucian diri baik lahir maupun  bathin dengan landasan ketenangan,  kesabaran dan kedamaian  hati.  Niscaya kehidupan yang *Satyam*, *Sivam* dan *Sundaram*, Manah santih maupun Parama santih  akan dapat terwujud. (Wrhaspati Tattwa & SS.92-95)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Sabtu, 23 Mei 2020

Sembahyang Tiga Waktu

*Mutiara Weda*
24/05/2020

*Sembahyang Tiga Waktu*

*Umat Se-dharma*,  jika kita perhatikan dalam Sastra Veda, umat Hindu dalam melakukan pemujaan Kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa dilakukan setiap hari / *Nitya Karma*   dan pada hari hari tertentu  *Naimitika Karma*,  dengan menggunakan tiga waktu atau *Tri Kala* yaitu pada pagi hari, siang hari dan malam hari yang di sebut *Sandya Vandhanam* atau *Tri Sandhya*.

Waktu Sandhya Vandanam dilaksanakan pada :

*Brahma Muhurta*/ Pratah Sevanam, dilaksanakan pada saat menjelang Matahari terbit guna menguatkan unsur *satwam* dalam mengarungi kehidupan dari pagi hingga siang hari.

*Madhya Sevanam*, dilaksanakan pada siang hari dengan tujuan mengendalikan unsur *Rajas* agar tidak menjurus ke hal hal yang negatif.

*Sandhya sevanam*, dilaksanakan pada sore hari sebelum matahari terbenam guna mengendalikan unsur *tamas*, malas dan bodoh dan sejenisnya.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk melaksanakan Sandhya Vandanam atau  Tri Sandhya  dengan baik sehingga  proses penyucian diri yaitu hilangnya sifat sifat negatif akibat pengaruh Tri Guna dan meningkatkan sifat sifat positif /Satwam. Niscaya akan terwujudnya kehidupan yang lebih baik, damai, seimbang dan Harmonis bagi umat manusia dan alam semesta ini , mikrokosmos maupun  makrokosmos.
( Siva purana, vidyaswara samhita, XI. 63-64)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha 
Sasmitha-Yogyakarta

Jumat, 22 Mei 2020

Ketulusan & Kerendahan Hati

*Mutiara Weda*
23/ 05 /2020

*Ketulusan dan Kerendahan Hati*

*Umat se-dharma*,  jika di renung renungkan  dalam sebuah Sesanthi  ;
*Tangan Kanan memberi*  & *tangan Kiri tidak perlu tahu*. mengajarkan kepada kita bagaimana seharusnya tatkala akan melakukan *Punia bhakti*.  Demikian pula dalam dinamika kehidupan di alam semesta ini, sebagai umat manusia  ternyata harus dan harus  banyak  belajar tentang arti  *ketulusan*, *pengabdian* dan *kerendahan hati* dari sebuah akar Pohon. 

 Akar  pohon itu teramat kuat, dan tidaklah mudah untuk dicabutnya. Kuat , Gigih dan  Kokoh.
*AKAR* itu amatlah *GIGIH* mencari air, *MENEMBUS*  tanah, batu karang yang begitu *KERAS* , *TEBAL*dan *KOKOH*, demi  untuk sebatang pohon. Begitulah kerja dan pengabdian dari *AKAR*, tak kenal lelah, tak pernah mengeluh, tak butuh pujian, tetap tak mau menampakan dirinya selalu bersembunyi di dasar  tanah.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu,  jangan pernah berhenti untuk Belajar.   Belajar tentang arti  Ketulusan ,  Pengabdian  dan kerendahan hati dari akar Pohon.  Bentengi dan perokoh jati diri dengan pondasi ajaran  agama yang benar  dengan  *ketulusan Budhi* dan *kerendahan hati* sebagai bingkainya. Niscaya  kualitas mental rohani dan spiritualitas akan kuat dan kokoh serta menjadi Pondasi dasar dalam mengarungi kehidupan.
(SS.88-91 & Slokantara)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Kamis, 21 Mei 2020

Sesana dan Niti

Mutiara Weda*
22/05/2020

*SESANA dan  NITI*

*Umat Se-dharma*,  Umat Hindu dalam menjalankan *Dharmaning hidup*  memiliki kewajiban suci  yang di sebut *Dharmaning Agama* yaitu berkewajiban untuk  mempelajari,  memahami dan memancarkan isi kitab suci Weda  *Dharma Vahini*  serta memahami berbagai ilmu pengetahuan suci *Andrayuga* atau *Vruh ring sarva Jnana*  sehingga dapat menjalankan *Wiweka* dengan baik.

Umat Hindu dalam mempraktekan dan  mengamalkan setiap  tindakan dan aktifitasnya  tidak bisa lepas dari  sangkut paut  serta teropongan  dari  ajaran *Sesana* dan  ajaran *Niti*

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu dalam membangun
keluhuran dan kemuliaan budhi [*paramita*]  dan  keharmonisan dalam hidup [*sundaram*] dengan jalan  memahami dan mengamalkan seluruh  ajaran Kesucian *Purwa  Sesana* dengan memegang teguh ajaran Etika *Susila* dan ajaran  kebenaran *Sesana*  serta taat  & patuh pada  aturan pemerintah  *Niti*. Niscaya kebahagiaan hidup akan dapat diwujudkan.
( Slokantara, 34 dan 84 & Wrhaspati Tattwa)

Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Rabu, 20 Mei 2020

Bersihkan Tri Mandala

*Mutiara Weda*
21/ 05/2020

*Bersihkan Tri Mandala*

*Umat Se-dharma*,  jika kita selami dalam kehidupan beragama umat Hindu,  tutur  tutur kata yang sopan & Santun yang menyejukkan sangatlah sulit untuk keluar  dari hati nurani yang  selalu diselimuti oleh rasa  *Iri Hati* dan  *Dengki* atau  *Matsarya*.  Begitu pula halnya dengan  Keindahan, ketenangan  dan rasa aman  serta kedamaian  hidup, takkan pernah mampu terlihat dari pikiran yang selalu di penuh oleh *Prasangka* dan *Praduga*.

Betapa keringnya perasaan  manakala  *anggapan benar* tidak lagi dikaji oleh yang namanya  *hati nurani* Ketaatan dan kepatuhan itu sebenarnya hanyalah sebuah *tempat ataupun wadah* , 
Rasa cinta kasih,  saling Asah, Asih dan Asuh serta  saling menghargai & menghormati  satu sama lainnya adalah *isinya*

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk membangun *manah Santih* dengan cara  membersihkan hati nurani dengan menjaga kesucian  *Tri Mandala* ;  menjaga kesucian *diri pribadi*,  menjaga kesucian *keluarga / rumah*, kesucian *lingkungan*, melalui penerapan konsep, *Tri Hita Karana* dan memanusiakan alam dan lingkungan  .  Niscaya Kedamaian, Ketenangan bathin akan terwujud.
(SS. 79-81 & Weda Samhita)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha 
Sasmitha-Yogyakarta .

Selasa, 19 Mei 2020

lobha,,Rakus & Serakah

*Mutiara Weda*
20/ 05 /2020

*Lobha, Rakus & Serakah*

*Umat Se-dharma*, jika kita  renung renungkan dalam  kehidupan ini menjelma menjadi manusia tidak bisa luput dari Dualisme -rwabhineda yaitu Baik maupun buruk selalu berdampingan.  Demikian juga terhadap  sifat lobha, rakus dan serakah yang terselubung di dalam hati sebagai penyebab kegelisahan dan keresahan  berakibat  kalutnya pikiran sehingga timbulnya kemarahan *Krodha* yang dapat menjauhkan diri  dari rasa bahagia *Paramasantih*.

 Dari *serakah*, *rakus* dan *lobha* akan melahirkan berbagai bentuk kejahatan. Demikian pula  dari kejahatan akan mengakibatkan kesengsaraan - penderitaan yang berujung pada *_malapetaka_*. Mengelola sifat Serakah, rakus dan lobha yang ada dalam diri  menjadi suatu keharusan bagi setiap umat manusia yang selalu dihadapkan oleh *dualisme - Rwa bhineda* sebagai satu satunya jalan  dalam mengarungi kehidupan.

*Oleh karena itu*,  sebagai umat  Hindu, sudah menjadi kewajiban untuk mengendalikan diri dari  sifat sifat serakah, rakus  dan Lobha, dengan jalan selalu menumbuhkan rasa sadar "Eling" akan diri  & selalu melihat sisi indah setiap kejadian dengan rasa Angayubagya serta mantafkan akan   keyakinan adanya hukum Karma Phala.  Niscaya  dalam mengarungi kehidupan ini akan terarah menuju tujuan yaitu bahagia  lahir & bhatin  *Manah Santih maupun Paramasantih akan tetcapai. (SS.458 & Weda Samhita)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta.









Senin, 18 Mei 2020

Mari Belajar Melihat Sisi Baik dari Orang Lain

*Mutiara Weda*
19 / 05 /2020

*Mari Belajar Melihat  Sisi Baik dari Orang Lain*

*Umat Se- dharma*, Dalam Susastra Hindu banyak tertuang bahwa setiap umat manusia  diwajibkan untuk selalu berbuat tentang  *Kebajikan*.  Mencari dan menemukan kebahagiaan serta kesenangan  bathin dengan cara mencari cari kekurangan  dan kelemahan orang lain, ibaratkan menuai  racun ke dalam jiwa yang bersemayam di dalam tubuh.

Sebagai  umat manusia sudah semestinya untuk   selalu belajar  melihat sisi-sisi  baik dari orang lain dan menghindari  untuk mencari cari kelemahan serta kekurangan  dari orang lain.

*Maka dari  itu*,  sebagai umat Hindu, mari  Endapkan selalu di dalam hati, jiwa-jiwa yang indah, manakala kita selalu melihat sisi indah  & sisi baik orang lain, suatu ketika akan berjumpa dengan bagian dari diri kita yang terindah" dengan menampakkan   kesadaran rohani melalui peningkatan kualitas spiritual  *Samyag Jnana*  dengan cara selalu melihat ke dalam diri masing masing  *Mulatsarira* & *Anyekung Jnana*. (SS.341-345)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Minggu, 17 Mei 2020

Catur Weda Sunber Ajaran Hindu

*Mutiara Weda*
18/05/2020

*CATUR WEDA* : sumber Ajaran Hindu

*Umat Se-dharma*, 
sumber ajaran agama  Hindu adalah *Catur Weda* dan menjadi Weda Inti atau *weda Sirah*  yang di kenal dengan nama   *Weda Sruti* dan dari sana  mengalir nilai-nilai kebenaran yang kemudian dikembangkan dalam *kitab-kitab Smrti* seperti *Itihasa*, *Purana*, *Tantra*, *Darsana* dan *Tattwa-tattwa agama*.  Pustaka suci Weda merupakan   sabda Brahman  yang bersifat *Ananta Veda* yaitu ajaran yang bersifat kekal abadi,  relevan dengan perkembangan jaman dan menjadi tuntunan bagi setiap umat manusia serta menjadi  jaminan terhadap keselamatan makhluk hidup dialam semesta ini baik pada masa sekarang maupun dimasa yang akan datang.

Ada beberapa Karakteriatik dari ajaran pustaka suci Weda :

*Universal* :  dikarenakan weda  berlaku untuk  seisi alam semesta, siapapun dan tidak akan memandang terhadap apapun.

*Sanatana Dharma* :  kitab suci Weda bersifat kekal abadi

*Anandi anantha* : Weda tidak berawal dan tidak  berakhir mengingat ajarannya berlaku sepanjang jaman.

*Apauruseyam* : kitab suci Weda bukan.buatan manusia, melainkan wahyu langsung dari Hyang Widhi yang diterima oleh Sapta Rsi penerima wahyu.

*Sebagai Kitab Agama* :  Kitab suci Weda menunjukkan bahwa kebenaran Weda adalah mutlak dan harus diyakini kebenarannya.

*Oleh karena itu*,  sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk memegang teguh  Pustaka suci Weda sebagai pegangan, pedoman dan tuntunan hidup serta memahami  isi kitab suci Weda secara utuh dan sempurna sehingga pikiran menjadi bersih dan suci menuju pada tingkatan spiritualitas.  Niscaya  Umat se dharma tidak akan mengalami keragu raguan dan yakin  akan kebenaran Weda dalam mewujudkan tujuan hidup *Catur Purusartha*.
( Weda Samhita & Vayu Purana)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha 
Sasmitha-Yogyakarta .

Sabtu, 16 Mei 2020

Bhakti Dengan Kirtanam

*Mutiara Weda*
17 / 05/2020

*Bhakti dengan Kirtanam*

*Umat se-dharma, umat Hindu dalam melakukan pemujaan kehadapan  Ida SangHyang Widhi Wasa dengan jalan menyanyikan lagu lagu  pujaan atau doa doa pujaan di sebut dengan *Kirtanam* sebagai bagian dari *Nava Vida Bhakti*

Melalui Kirtanam umat Hindu melaksanakan   *Bhakti* guna membuka pintu *Padma Hrdaya* untuk menstanakan Tuhan di dalam diri yang diucapkan dengan tiga cara yaitu :

*Vaikhari*, dengan cara suara yang jelas dan dapat di dengar

*Upamsu*, dengan gerakan lidah  tanpa suara.

*Manasika*, diucapakan dalam hati yang paling dalam.

*Oleh karena itu*, Sebagai umat Hindu Tingkatkan *Sradha*  & mantafkan kualitas *Bhakti* melalui  *Kirtanam* sehingga *sang jiwa* dapat menguasai *Budhi*, *Budhi* menguasai *Manah*  serta *Manah* menguasai *Indrya*.  Niscaya setiap manusia akan mampu mengendalikan diri sehingga sadar serta selalu berbuat yang baik dan benar.
(Bhagavata Purana, VII, 5.23)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Jumat, 15 Mei 2020

Sarvika Vidya : Berpikir Positif

*Mutiara Weda*
16/ 05/2020

*Satvika Vidya :  berpikir Positif*

*Umat Se-dharma*, Tingkatan getaran pikiran /Instuisi  menentukan  kualitas  spiritual seseorang dan menempatkan pikiran atau *Citta* sebagai pemeran utamanya, yang dapat membawanya ke alam  kelahiran kembali, ke alam roda samsara maupun dalam mencapai kamoksan atau kelepasan.
"Manah Eva manushyanam Karanam bandha mokhsayoh".
Hati hati memasukkan sesuatu kedalam pikiran / selalu berpikiran Positif atau *Satwika Vidya*.

Tatkala menggunakan pikiran pikiran positif  atau kaca mata dewa  maka akan terlihat adanya kebaikan, keindahan, kedamaian dan kebahagiaan/ *Dharma*, demikian  pula sebaliknya, manakala  selalu  pikiran negatif atau *kaca mata raksasa*,  maka akan terlihat dunia ini  dipenuhi oleh penderitaan, rasa benci, permusuhan dan ketidakadilan/ Adharma.

*Oleh karena  itu*,  sebagai umat Hindu dalam meningkatkan  kualitas  rohaninya tak  bisa melepaskan diri dari   lingkaran rwa Bhineda, jalankan Japa dan Mantram sebagai Benteng diri atau Kavaca Gaibnya, serta  melatih diri untuk selalu berpikiran positif *Satvika Vidya*. Niscaya akan terselamatkan dari samsara, roda kebencian atau  Karma buruk serta terhindar dari kelahiran alam bawah ( bhur loka). ( Upanisad & SS.79-87)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Kamis, 14 Mei 2020

Citta Vrtti Nirodha

Mutiara Weda*
15 / 05 / 2020

*Citta Vrtti Nirodha*

*Umat Se-dharma*, Jika kita cermati dari sisi ajaran Ethika Hindu ada tiga sifat  *buruk* atau *kotor* yang selalu melekat dalam diri umat manusia sebagai  akibat dari pengaruh buruk   *Indrya/ Nafsu*  yang tak terkendalikan dan bertentangan dengan nilai nilai Dharma. Pengendalian gerak pikiran menjadi faktor penting  dan  penentu bagi kehidupan setiap  umat manusia  *Citta Vrtti Nirodha*.

Ketiga sifat buruk dan  kotor tersebut 
*Mithia Hrdaya* :  sifat yang selalu berprasangka buruk terhadap orang lain
*Mithia Wecana*  :  selalu bersifat sombong dan angkuh
*Mithia Laksana*  :  berprilaku kasar dan tidak sopan.

*Oleh karena itu*, Marilah sebagai umat Hindu  untuk selalu mengendalikan  gerak  Laju pikiran
*Citta Vrtti Nirodha*, tempatkan dan pancarkan *Gayatri mantram* sebagai ibu dari *Weda*
*Gayatri Chandasam Matha” serta gunakan  Ethika Agama setiap melakukan tindakan sehingga terhindar dari pengaruh *Tri Mala Paksa* [ *Kasmala* : perbuatan kotor, *Mada*: Perkataan yang kotor dan *Moha*: berpikiran Kotor].  Niscaya tidak akan menemui hambatan dalam menjalankan  *Tri Kaya Sandhi* sehingga  hidup akan  Nyaman, aman,  Damai dan Harmonis.
(Kitab Widhi Sastra & Manu Smrthi.IV.256)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Rabu, 13 Mei 2020

Namadeya Samskara

*Mutiara Weda*
14/05/2020

*Namadeya Samskara*

*Umat Se-dharma*, Dalam membangun Keluarga Hindu yang *Sukhino*   pemberian Nama  kepada sang anak oleh para orang tuanya    memegang peranan yang sangat penting dalam Acara agama Hindu dan mengandung nilai spiritual  yang sangat sakral  melalui proses upacara  *Namakarana Samskara* atau *Namadeya Samskara*, merupakan bagian dari upacara *Sarira Samskara*.

*Upacara Namakarana samskara*  dilaksanakan di saat hari ke 10, ke 12, ataupun pada hari ke 100 atau paling lama setelah setahun kelahiran dan dapat juga dilaksanakan pada saat upacara *tiga bulanan*, mengandung makna  mesthanakan SangHyang Atma secara formal menjadikan badan sebagai sthana sucinya.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu dalam membentuk kualitas  anak yang Suputra,   berkarakter dan berbudhi pekerti luhur  diawali dengan jalan  melaksanakan salah satu upacara *Sarira Samskara* dalam bentuk upacara *Namakarana  atau Namadeya Samskara* sangatlah penting dan wajib untuk  menjaga kehormatan dari nama yang diberikannya karena mengandung nilai nilai spiritual . Niscaya nantinya sang anak akan tumbuh menjadi anak yang baik, Subudhi, berkarakter dan *Suputra*.( Grhyasutra & Yajur Weda,VII.29

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

*Rahajeng Hari Suci Kajeng Kliwon*

Selasa, 12 Mei 2020

Kusala Kamma

*Mutiara Weda*
13/ 05 /2020

*Kusala Kamma*

*Umat Se-dharma*, jika kita lihat dalam susastra  Hindu  ada tersirat : Betapapun indahnya sebuah taman  pasti masih ada sampah yang tersisa didalamnya, demikian juga halnya dengan hati nurani, sebersih dan  seindah apapun, masih akan Ada benih benih kekotoran  tertinggal didalamnya. Bangun sifat sifat kebajikan dalam diri *Kusala Kamma*

Di dalam Sesanti  Hindu  dianjurkan untuk selalu  Sadar  &  Mulatsarira ;   *tan hana wwang swasta anulus*.  Setiap manusia  pastilah memiliki keterbatasan, kekurangan dan kelemahan serta ketidak sempurnaan, wujud *Kerendahan Hati* dan menjadi pegangan serta pedoman bagi umat Hindu  dalam penerapan ajaran  Ethika.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu marilah kita selalu  belajar dan belajar memperbaiki dan membenahi  diri, tanamkan sikap *rendah hati* dan tumbuhkan sifat  sifat kebajikan yang ada dalam diri  *Kusala Kamma* serta  selalu menjaga keseimbangan  kualitas  diri antara : *Vihara* : mental,  *Ahara* :  Intelektual dan *Ausadha* : Kesehatan. Niscaya akan  terwujudnya umat manusia yang memiliki kemantapan kualitas mental rohani  yang kokoh.
(Kitab Wrhaspati Tattwa)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Senin, 11 Mei 2020

Tri Sarira

Mutiara Weda*
12/05/2020

*Tri Sarira*

*Umat Se-dharma*, jika kita renungkan  dalam susastra  Hindu, tubuh manusia ini sebenarnya  dibentuk oleh tiga Lapisan unsur  dan memiliki fungsi serta kualitas  berbeda beda yang  di sebut :  *Tri Sarira*

Tiga lapisan unsur dalam diri manusia  *Tri Sarira* meliputi :

A. *STHULA SARIRA/RAGA SARIRA*: adalah badan kasar yaitu jasmani yang terbentuk dari unsur *Panca Maha Bhuta* dan *Panca Maya kosa*

B. *SUKHSMA SARIRA/LINGGA SARIRA*: adalah badan halus  yang di bentuk  *Tri Anta karana*  atau tiga penyebab akhir yang terdiri dari unsur ;

*Budhi*,  fungsinya untuk menentukan keputusan.

*Manah*,  fungsinya untuk berpikir dan menjalankan *Wiweka*

*Ahamkara*,  fungsinya untuk merasakan dan bertindak.

C. *ANTAH KARANA SARIRA*: adalah badan penyebab  sebagai lapisan yang paling halus / Atman yaitu Jiwatman sebagai hidupnya hidup.

*Oleh karena itu*,  sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk memahami akan  inti hakekat  dari  *Tri Sarira*  yang  menentukan kehidupan umat  manusia di dunia ini yang selalu dibayangi unsur  *Tri Guna*.  Tubuh manusia / *Sthula Sarira* adalah alat dari pikiran  *Sukhsma Sarira*,  Sedangkan  *Antah Karana Sarira* / Atman yang menentukan gerak pikiran manusia.  *Manakala*,  ingatan dipengaruhi oleh *Satwam*, maka seseorang akan menjadi bijaksana, pandai, pemaaf. Apabila ingatan dipengaruhi oleh guna *Rajas* maka seseorang menjadi pemarah, pendendam, Ambisi dan Agresif.  Begitu juga manakala ingatan dipengaruhi oleh unsur *Tamas*, maka seseorang akan menjadi  pemalas, loba dan rakus.
(MDS I. 6 & Kitab Weda Samhita)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Minggu, 10 Mei 2020

Udana Vayu

*Mutiara Weda*
11/05/2020

*Udana Vayu*

*Umat se-dharma*, setiap umat manusia tidak akan pernah luput dari Siklus   *Lahir*, *Hidup* dan akhirnya menuju  *Kematian* / kembali ke asal  sebagai kemahakuasaan dari Ida SangHyang Widhi Wasa dalam bentuk *Tri Kona* [ *Utpeti*, *Sthiti* dan *Pralina*].

Setiap Manusia hidup kedunia ini memiliki tenaga  atau kekuatan yang di sebut *Udana Vayu* atau *Prana halus*.
Udana Vayu inilah yang menyebabkan manusia dapat melihat, merasakan, berpikir, berbuat dan bernafas dalam menjalankan *Tri Kaya Parisudha*
(Kayika, Wacika da Manacika).

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk menjaga kesempatan hidup menjelma menjadi manusia untuk selalu berbuat kebajikan, dengan jalan  bersihkan dan sucikan  *Udana Vayu* melalui peningkatan  kualitas rohani, jaga kesucian diri,  baik lahir maupun bathin  *Yama & Nyama*, mengingat seluruh Udana Wayu adalah *Hiranyagarbha* / *Brahman* di dalam diri  *Aham Brahma Asmi* demikian juga di saat akan kembali ke asal, meninggal atau Pralina, berkewajiban *membisikan* nama nama dari Ida SangHyang Widhi Wasa atau *Nama Smaranam* , aksara aksara suci Tuhan pada telinga orang yang meninggal sangat menentukan kehidupan yang akan datang dalam proses lahir kembali  *reinkarnasi/ punarbhawa* sebagai sifat sifat dasar yang paling kuat. Niscaya *Moksa* dan *Jiwan Mukti* akan dapat dicapai. ( Kitab Sanatana Hindu Dharma hal.37-41)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Sabtu, 09 Mei 2020

Dharma Vahini

*Mutiara Weda*
10/05/2020

*Dharma Vahini* 

*Umat se-dharma*, Jika di renung renungkan,,Tidak ada Dharma yang lebih tinggi dari kebenaran, tidak ada dosa yang lebih rendah dari *Fitnah & Dusta*, Dharma harus ditegakkan.*Satyam Nasti Paro Dharma*
kuatnya  *Sradha* menjadi inti hakekat   ajaran  Hindu,  jalankan ajaran Dharma dengan benar, penuh keyakinan dan kemantapan hati  tanpa dibayang  bayangi oleh  keragu raguan.

Manakala beragama dilandasi dengan perasaan ragu ,  dapat dipastikan akan rapuhnya pondasi dasar agamanya *sangatlah berbahaya*,  siapa yang melaksanakan Dharma dia pasti akan dilindungi oleh Dharma itu sendiri *Dharma Raksatah  Raksitah*

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu Mantapkan  & Perkokoh keyakinan akan agama *Sradha*, jalankan Dharma, hilangkan perasaan  ragu, Pancarkan isi kitab suci Weda *Dharma Vahini* baik   *Weda Sruti* maupun *Weda Smerthi* sebagai pedoman dasar  dan pegangan Hidup masing masing secara bertahap, berjenjang dan berkelanjutan. Mengingat kitab suci Weda / kitab agama sebagai  kebenaran Mutlak. Niscaya tujuan hidup menjelma menjadi manusia tercapainya *Kebahagiaan* atau  *Catur purusaartha* akan dapat terwujud. 
[ Slokantara ,3.7 ]

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Jumat, 08 Mei 2020

Subhasita

*Mutiara Weda*
09/ 05 /2020

*Subhasita* 

*Umat Se-dharma*, Umat Hindu dalam  berserah diri  secara total dengan landasan cinta kasih yang suci dan tulus kehadapan  Ida SangHyang Widhi Wasa dikenal dengan nama *Bhakti* baik pada tataran  *Para Bhakti* maupun *Apara Bhakti* yang  dalam doa mantram dikenal dengan *Subhasita*

Bentuk *Bhakti* atau *Bhavabhakti* secara mendalam, suci  dan sejati  dalam ajaran Hindu dikenal dengan nama *Maduryabhawa* sebagai bentuk bhakti yang paling utama  dan tertinggi.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu mantapkan kualitas bhakti dengan meningkatkan kualitas rohani berupa penyerahan diri secara tulus dan sejati kepada-Nya dengan jalan selalu  ingat dan menyebut kebesaran-Nya/ *Namasmaranam*, mengulang ulang secara konstan terus menerus *Berjapa* ataupun mengucapkan doa/ lagu pujaan *mantram* serta melantunkan Dharma gita atau *Bhujana*.
(Reg Veda,VIII. & BG XVIII.65)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha 
Sasmitha-Yogyakarta .

Kamis, 07 Mei 2020

Vasu Daiva Kutumbakam

*Mutiara Weda*
08/05/2020

*Vasu Daiva Kutumbakam*

*Umat Se-dharma*,  jika kita  Camkan, Hidup  ini  akan terasa indah &  Nyaman  manakala   setiap  umat manusia memiliki sikap saling memaafkan &  rasa cinta kasih pada sesama umat  manusia.Tumbuhkan rasa Persahabatan & persaudaraan  *Vasu Daiva Kutumbakam*

Sifat dendam & Membenci orang lain sama nilainya dengan meminum racun, membuat hidup   akan terbebani secara  terus menerus, selama  belum bisa  memaafkannya dan akan terus menempati ruang di dalam hati secara gratis.  Sulit rasanya  orang bisa memaafkan orang lain secara sempurna  manakala dia belum bisa memaafkan dirinya sendiri

*Oleh karena  itu*,  sebagai umat Hindu Bangun  sikap saling memaafkan, kendalikan diri dari sifat  EGO  dan  selalu  berada dijalan *Dharma* serta  tampilkan sifat *Daivi Sampad* sifat Kedewaan, Kebajikan dan Pemaaf  begitu pula singkirkan  jauh jauh sifat sifat Negatif  *Asuri Sampad* dan gunakan *Wiweka* dalam keseharian. Niscaya akan dapat timbulnya Kesadaran  Diri dengan pijakan  berpikir dan bertutur kata yang santun  *Pryavacana* .
(Wrhaspati Tattwa & SS.92-95)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Rabu, 06 Mei 2020

Visudha Karma

*Mutiara Weda*
07/05/2020

*Visudha Karma*

*Umat Se-dharma*, dalam pustaka suci Weda menyebutkan ;
Sesungguhnya  semua umat manusia memiliki kebebasan, bebas menentukan kehendaknya  dan sepenuhnya pula bertanggung jawab atas semua perbuatannya sendiri *Svatantra Katah*. Demikian pula, tak satupun manusia bisa
 luput dari kerja walaupun hanya sesaat,  oleh hukum alam  manusia dibuat tidak berdaya  untuk selalu bekerja.

 Kualitas perbuatan  menentukan kehidupan sekarang maupun kehidupan dimasa yang akan datang,  begitu juga  se- kecil apapun perbuatan yang dilakukan jika dilandasi dengan hati yang tulus, lascarya akan membawa kebaikan yang luar biasa seperti  *Sebutir Biji pohon Beringin* yang jika tumbuh, dirawat dengan baik setelah besar akan dapat menjadi tempat berteduh bagi semua umat manusia. 

*Oleh karena itu*,  sebagai umat Hindu  mantafkan kualitas *Sradha* dan *Bhakti* dengan  melakukan kerja tanpa ikatan *Visudha Karma* sehingga terwujudnya *Pencapain tertinggi* yaitu *Kamoksan* atau *Kelepasan*, terbebas dari keterikatan,  bekerja sebagai suatu kewajiban, dengan pijakan Bekerja  untuk semua  *Sarvodaya*. Niscaya, akan terhindar dari Karma buruk /  Karma Jahat *Wikarma*.
( Slokantara Sloka 19 ,4 & BG V.10)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Selasa, 05 Mei 2020

Panca Maya Kosha

*Mutiara Weda*
06/05/2020

*Panca Maya Kosha*
[Lima lapisan badan spiritual]

*Umat se-dharma*, jika kita renungkan  renungkan tubuh manusia ini tersusun atas lapisan badan sebagai wahana sang Atma menjalankan.siklus reinkarnasi, baik sebagai maklhuk Biologis maupun  sebagai makhluk spiritual. Secara Biologis susunan tubuh manusia  terdiri dari kulit, rambut, tulang, darah,sum sum,  dll. sedangkan Susunan tubuh manusia secara  spiritual  sesuai dalam filsafat Hindu  terdiri atas badan kasar [stula sarira] dan badan halus  ]suksme sarira].

Badan halus  [suksme sarira], tubuh manusia dilapisi  lima lapisan badan spiritual yang di sebut  *Panca Maya Kosha* diantaranya :

*Annamaya Kosha*, lapisan paling luar dari tubuh yang terbentuk dari sat makanan.

*Pranamaya Kosha*,  lapisan badan yang tersusun dari pembentuk kehidupan yang ada di alam semesta  berupa *energi Prana*.

*Manomaya Kosha*, lapisan yang terbentuk dari energi pikiran biasa yang berupa *suksme sarira* dan *karana sarira*

*Vijnana maya Kosha*,  lapisan badan yang terbentuk dari energi pikiran yang halus dan dengan kesadaran.

*Ananda maya Kosha*, lapisan badan yang tersusun dari energi pikiran yang yransenden yg lebur dalam parama santih dan kedamaian yang sempurna.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu  mantapkan kualitas rohani  dengan menjalankan praktek praktek ajaran kerohanian  secara universal  dalam mencapai kebahagiaan yang Trancenden : Tapa, Brata, Yoga dan Samadhi. Niscaya  kebahagian hidup lahir -bathin, baik manah santih maupun parama santih, *Yama & Nyama*,  Moksartham - jagadhita .akan dapat terwujud dengan landasan pengetahuan  suci *Jnana* sehingga memiliki kualitas rohani menuju  Spiritualitas yang dapat menambah Nalar umat manusia secara Universal.
( Weda Samhita dan Upanisad)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Senin, 04 Mei 2020

Sesarining Dharma

*Mutiara Weda*
05/05/2020

*Sesarining Dharma*

*Umat se-dharma*,  Menurut keyakinan umat Hindu dalam mengarungi  kehidupan yang sempurna  *Krtakrtya*, penuh dengan limpahan kesenangan dan kebahagiaan  *Atmarati* tidak bisa lepas dari Penerapan  nilai nilai ajaran Dharma.  Mengamalkan  & mengaplikasikasi  ajaran Agama  pada diri  seseorang untuk  menuju sang maha Pencipta  disebut  *Dharma Sadhana* atau *Catur Dharma  Sadhana  sebagai  *_Sesarining Dharma_*.

Empat  bentuk pengamalan ajaran agama yang tergolong *Catur Dharma Sadhana* antara lain  :

*Jnana kanda*  :'pikiran yang terbebas dari dualitas, 

*Bhakti Kanda*  :' sikap welas asih dan kebaikan yang tak terbatas pada semua makhluk,

 *Yoga Kanda* :  pikiran yang terbebas dari  pengaruh Sad ripu,

 *Karma Kanda*  :' Dapat  melaksanakan swadharma dengan baik.

*oleh karena itu*, sebagai umat Hindu wujudkan dan  realisasikan serta amalkan ajaran  kesucian atau  Dharma  dalam diri masing masing  melalui latihan latihan rohani dengan tahapan  *Astangga yoga*  secara sistematis dan praktis sehingga terbina, terpupuk Budhi pekerti dan kesucian bathin. Niscaya akan mampu mengamalkan nilai nilai Dharma dengan baik sehingga menjadi seorang *Sadhaka* dan mencapai *Jiwan Mukti* atau kebahagian di dunia serta Kesempurnaan dalam kehidupan *KrtaKertya*
(reg Weda VIII.69.8 & SS.12)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Minggu, 03 Mei 2020

Citta Vrtti Nirodha

*Mutiara Weda*
05/05/2020

*Citta Vrtti Nirodha* 

*Umat Se-dharma*,  Setiap umat Hindu haruslah menyadari bahwa  hidup menjelma menjadi manusia di mayapada ini akan selalu dihadapkan dan dibayang bayangi oleh kemegahan dan  kenikmatan duniawi yang dapat menjerumuskan & menghancurkan umat manusia manakala tanpa pengendalian gerak pikiran  *Citta Vrtti Nirodha* dan tanpa  *Pijakan Dharma*  yang di sebut *Panca Bahya Tusti*.

Lima kemegahan dan Kenikmatan duniawi *Panca Bahya Tusti*  yang dapat menjerumuskan umat manusia antara lain  :

*Aryana*, senang mengumpulkan harta kekayaan tanpa menghitung baik  maupun buruk dan dosa yang diakibatkannya.

*Raksasa*, melindungi harta dengan jalan segala macam upaya yang tidak baik.

*Ksaya*, takut akan berkurangnya harta benda dan kesenangannya sehingga sifatnya sering menjadi kikir.

*Sangga*,  melakukan perbuatan Asusila.

*Hingsa*,  suka membunuh dan menyakiti hati makhluk lain.

*Oleh karena  itu*,  sebagai umat Hindu Jauhkan diri dari perbuatan perbuatan buruk  *Asubha Karma* atau *Panca Bahya Tusti* yang  hanya mementingkan kepentingan Pribadi,  kepuasan & Kenikmatan duniawi dengan  jalan menempatkan *ajaran Dharma* sebagai landasannya serta menggunakan  *Wiweka* dalam pelaksanaannya,  *Dharma Raksatah Raksitah* , barang siapa yang berbuat kebajikan, maka ia akan dilindungi oleh Dharma itu sendiri. *Niscaya*, gerak alam pikiran akan terkendali  *Citta Wrtti Nirodha* dan terhindar dari perbuatan buruk   sehingga tujuan hidup *Catur Purusartha* akan dapat terwujud.
(Kitab Weda Samhita)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha 
Sasmitha-Yogyakarta.

Sabtu, 02 Mei 2020

Lima Unsur Penting dalam meyadnya

*Mutiara Weda*
03 / 05 /2020

*Lima unsur penting dalam Meyadnya*

*Umat Se-dharma*, melaksanakan Panca Maha Yadnya merupakan kewajiban suci dari  petunjuk  Pustaka  suci Weda Samhita sebagai penyangga Bumi, alam semesta beserta isinya, karena alam dan manusia diciptakan Ida SangHyang Widhi Wasa melalui *Yadnya*

Ada lima unsur penting dalam *Meyadnya* :

*Mantra* : doa doa yang harus diucapkan oleh umat, pinandita sesuai dengan tingkatannya.

*Yantra* : simbol simbol keagamaan yang diyakini mempunyai kekuatan spiritual untuk meningkatkan kesuciannya.

*Tantra* : kekuatan suci yang ada dalam diri dibangkitkan dengan cara yang ditetapkan dalam kitab suci Weda.

*Yadnya* : pengorbanan dan pengabdian yang tulus atas dasar kesadaran dalam persembahan sesuai dengan kemampuan.

*Yoga* : Mengendalikan gelombang pikiran dalam alam pikiran untuk berhubungan dengan Ida SangHyang Widhi Wasa.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu mantapkan sradha dan bhakti dengan berkeyakinan bahwa demi kepentingan hidup,  kesempurnaan dan kebahagian,   umat Hindu melaksanakan panca Maha Yadnya dengan landasan Tri Premana (sastratah, Gurutah dan Svatah) dengan memperhatikan Catur Drstha :  Kuna Drstah, Sastra Drstha, Loka Drstha dan Desa Drstha. Niscaya akan terwujudnya  tujuan hidup umat manusia yaitu kebahagiaan sekala dan niskala.
(Agastya  Parwa & BG.III.10)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Jumat, 01 Mei 2020

Kecerdasan & Kesadaran Sejati

*Mutiara Weda*
30/ 04/2020

*Kecerdasan & Kesadaran Sejati*

*Umat Se-dharma*,  Jika kita renungkan,  Tatkala kesadaran Diri melebur dengan kesadaran Sejati / Yang Maha Agung , maka yang tersisa hanyalah kebahagiaan yang tanpa batas. Membangun *Kecerdasan* sangatlah penting bagi setiap umat manusia dalam mengarungi kehidupan di mayapada ini, dengan menempatkan *kecerdasan Intelektual* sebagai inti dasarnya, yang diperhalus  *Kecerdasan Emosional* dan *Kecerdasan Spiritual* menuju  pada  *Kesadaran sejati* dengan *Bhusana* atau  *Kavaca* sebagai Pengikatnya.

Sebagai *Busana kekayaan* adalah Keramahan, dan  *Busana orang Kuat* adalah Ucapan atau Perkataan yang  halus,  serta sebagai *Busana Pengetahuan* adalah Kedamaian,  sedangkan sebagai *Busana orang yang belajar Agama* adalah Kerendahan hati  sebagai Kavaca Dharmanya, demikian pula sebagai  *Busana bagi orang Besar* adalah sifat pemaaf &  pengampun.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu dalam situasi dan kondisi apapun Gunakan  *Kavaca Dharma dan bangkitkan *Bhusana* yang ada dalam diri dengan membangun Kesadaran  diri dan ketika kesadaran sudah melewati kesadaran materi dengan Kecerdasan Intelektual ( IQ) dan Kecerdasan Emosional ( EQ) maka akan dapat  menuju pada kesadaran Jiwa melalui Kecerdasan Spiritual ( SQ) menuju pada kesadaran yang paling hakiki, bersemayam & berwujudnya  Tuhan dalam diri dengan landasan Pengendalian diri lahir maupun bathin.  Niscaya akan mampu menapaki hidup yang rendah hati, bijak dan mampu mengendalikan serta mengelola emosi menuju pada Kesadaran Sejati.
(kitab Nitisatakam)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Hukum Karma Phala

*Mutiara Weda*
02/ 05 /2020

*Hukum Karma Phala*

*Umat Se-dharma*, Hukum Karma Phala merupakan salah satu dari lima dasar keyakinan umat Hindu sebagai hukum sebab akibat yang bersifat *universal*  berlaku untuk semua makhluk hidup di alam semesta ini dan keberadaannya bersifat *kekal abadi* berlaku mulai saat alam semesta ini diciptakan dan berakhir di saat  pralaya serta tak seorangpun tahu kapan penciptaan dan kapan berakhirnya   menjadi rahasya Tuhan.

Setiap Karma meninggalkan bekas perbuatan dalam bentuk *Karma wesana* yang akan menentukan  proses kehidupan selanjutnya menuju  kelahiran sorga atau kelahiran Neraka dalam penjelmaan nantinya. 

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk memegang teguh ajaran Dharma dan menjadikan Pustaka suci Weda sebagai pedoman hidup dalam mencapai tujuan hidup 
*Veda  pramanakah Sryah sadhanam dharma* ,  selalu berbuat  Kebajikan *Subha Karma*  dan menghindari perbuatan Asubha Karma yangg bersifat memuaskan nafsu Duniawi. Niscaya akan terhindar dari Karma buruk yang dapat menjerumuskan dan menhancurkan dalam membangun umat Hindu yang *Satyam*, *Sivam* dan *Sundaram* menuju kesucian bathin sehingga Tuhan  dapat besemayam dalam diri *Aham Brahma Asmi*

(SS.XI.12 & Arjuna Wiwaha)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha 
Sasmitha-Yogyakarta