Kamis, 31 Oktober 2019
satvika Vidya
karakteristik kitab suci weda
satyam Nasti Paro Dharma
Senin, 28 Oktober 2019
swatantra Katah
Sabtu, 26 Oktober 2019
tri Bhoga
Jumat, 25 Oktober 2019
sifat satvika
Kamis, 24 Oktober 2019
Tri Sakti
Selasa, 22 Oktober 2019
Dharma Raksatah raksitah
Senin, 21 Oktober 2019
yadnya sbg kewajiban dari kitab suci Weda
Kamis, 17 Oktober 2019
Tumbuhkan sikap saling memaafkan
Rabu, 16 Oktober 2019
aparoksa anubhuti
Selasa, 15 Oktober 2019
yadnya patni
Kroda
Senin, 14 Oktober 2019
Kirtanam
*Mutiara Weda*
15/10/2019
*Kirtanam*
*Umat se-dharma, umat Hindu dalam melakukan pemujaan kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa dengan jalan menyanyikan lagu lagu pujaan atau doa doa pujaan di sebut dengan *Kirtanam* sebagai bagian dari *Nava Vida Bhakti*
Melalui Kirtanam umat Hindu melaksanakan *bhakti* guna membuka pintu *Padma Hrdaya* untuk menstanakan Tuhan di dalam diri yang diucapkan dengan tiga cara yaitu :
*Vaikhari*, dengan cara suara yang jelas dan dapat di dengar
*Upamsu*, dengan gerakan lidah tanpa suara.
*Manasika*, diucapakan dalam hati yang paling dalam.
*Untuk itu*, Sebagai umat Hindu lakukan Kirtanam sebagai wujud rasa Bhakti sehingga sang jiwa dapat menguasai Budhi, Budhi menguasai Manah serta Manah menguasai Indrya. Niscaya setiap manusia akan mampu mengendalikan diri sehingga sadar serta selalu berbuat yang baik dan benar.
(Bhagavata Purana, VII, 5.23)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .
Sabtu, 12 Oktober 2019
Meyadnya sbg kewaajiban suci
*Mutiara Weda*
13/10/ 2019
*Yadnya sebagai Kewajiban Suci*
*Umat se-dharma*, Dalam kitab suci Weda Samhita mengajarkan umat Hindu untuk selalu Angayubagya & mewujudkan rasa Bhakti kehadapan sang maha Pencipta dengan jalan *meyadnya* sebagai suatu kewajiban suci dalam bentuk bahasa *Mona*
Di samping bahasa Mona, dalam meyadnya juga mengenal bahasa tulis yaitu kitab suci *Weda Samhita* serta menggunakan bahasa sehari-hari *Seha*
*Oleh karena itu*, sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk melakukan Yadnya sebagai kewajiban dari kitab suci Weda, dengan landasan pemikiran yang lengkap, bulat, *dilaksanakan sesuaikan dengan Kemampuan* yang dilandasi hati yang tulus dan suci *Ikang yadnya Ingaranan Pakahyunan sane hening suci, tulus tur jangkep*
( Lontar Yadnya prakerti)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta
Jumat, 11 Oktober 2019
Purwa Karma
*Mutiara Weda*
12/ 10 /2019
*Purwa Karma*
*Umat se-dharma*, perbuatan perbuatan terdahulu menentukan kehidupan kita yang sekarang. Begitu pula pahala baik atau buruk yang diperolehnya saat ini berdasarkan pada perbuatan baik atau buruk pada masa yang lalu *Purwa Karma*.
Semua bekas bekas perbuatan terdahulu *Karma Wesana* akan dikecap hasilnya oleh yang berbuat, tak akan pernah keliru dan tak akan mungkin menyimpang dari pelakunya.
*Oleh karena itu*, gunakan kesempatan menjelma menjadi manusia dengan baik untuk melakukan kerja baik *Subhakarma* . Dengan menggunakan akal & pikiran untuk membedakan antara perbuatan baik dan buruk dengan memegang teguh *Dharma* sebagai sumber ajaran moralitas *tata susila* tentang keutamaan perbuatan baik, mengingat perbuatan sekarang menentukan kehidupan di akhirat nantinya. (Kitab Agni Purana & SS. 7-11)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta
Kamis, 10 Oktober 2019
Tri Agni
*Mutiara Weda*
11/ 10/ 2019
*Tri Agni*
*Umat se-dharma*, Umat Hindu dalam melakukan kegiatan keagamaan tidak bisa lepas dari unsur *api* sebagai sarana yang sangat penting, diwujudkan dalam bentuk *dupa*, *Dipa* dan *obor* yang berasal dari tiga sumber/benih *Tri Agni*: Api suci, api pawamana dan api pawaka.
Api di dalam Veda disebut dengan *Agni*. Benih api yang bersumber dari matahari namanya *Api suci*, benih api yang bersumber dari dalam kandungan air *Api pawamana* sedangkan api berasal dari benih kandungan Ibu Pertiwi/ tanah disebut *api pawaka*
*Untuk itu*, sebagai umat Hindu harus menyadari begitu besar makna dan fungsi api bagi umat Hindu dalam melakukan kegiatan keagamaan yang dapat berfungsi sebagai *pendeta* pemimpin dalam upacara, begitu juga sebagai perantara yg menghubungkan antara pemuja dengan yang dipuja, serta sebagai *saksi* upacara keagamaan yang dalam pelaksanaannya sesuai dengan sastra, drsta dan loka drsta atau Desa, kala, Patra dan guna.
(Kitab Agastya Parwa dan Rgveda 1.1.1)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta
Rabu, 09 Oktober 2019
Panca Maya Kosha
Mutiara Weda*
10/10/2019
*Panca Maya Kosha*
(Lima lapisan badan spiritual)
*Umat se-dharma*, jika kita renungkan renungkan tubuh manusia ini tersusun atas lapisan badan sebagai wahana sang Atma menjalankan.siklus reinkarnasi, baik sebagai maklhuk Biologis maupun sebagai makhluk spiritual. Secara Biologis susunan tubuh manusia terdiri dari kulit, rambut, tulang dll, sedangkan Susunan tubuh manusia secara spiritual sesuai dengan falsafah Hindu terdiri atas badan kasar / stula sarira dan badan halus /suksme sarira.
Badan halus /suksme sarira, tubuh manusia dilapisi lima lapisan badan spiritual yang di sebut *Panca Maya Kosha* diantaranya :
*Annamaya Kosha*, lapisan paling luar dari tubuh yang terbentuk dari sat makanan.
*Pranamaya Kosha*, lapisan badan yang tersusun dari pembentuk kehidupan yang ada di alam semesta berupa *energi Prana*.
*Manomaya Kosha*, lapisan yang terbentuk dari energi pikiran biasa yang berupa *suksme sarira* dan *karana sarira*
*Vijnana maya Kosha*, lapisan badan yang terbentuk dari energi pikiran yang halus dan dengan kesadaran.
*Ananda maya Kosha*, lapisan badan yang tersusun dari energi pikiran yang yransenden yg lebur dalam parama santih dan kedamaian yang sempurna.
*Untuk itu*, sebagai umat Hindu mantapkan kualitas rohani dalam mencapai kebahagian hidup baik manah santih maupun parama santih, Moksartham - jagadhita dengan landasan pengetahuan Panca Maya Kosha dalam praktek praktek ajaran kerohanian bagi umat Hindu secara Universal.
( weda Samhita dan Upanisad)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .
Selasa, 08 Oktober 2019
Anyekung Jnana
*Mutiara Weda*
09/ 10 /2019
*Anyekung Jnana*
*Umat se-dharma*, betapapun indahnya sebuah taman pasti masih ada sampah yang tersisa didalamnya, demikian juga halnya dengan hati nurani, sebersih dan seindah apapun, masih akan Ada benih benih kekotoran tertinggal didalamnya, *Tak Ada gading yang Tak Retak* tak ada manusia sempurna.
Setiap manusia pastilah memiliki keterbatasan, kekurangan dan kelemahan serta ketidak sempurnaan. jangan pernah bermimpi merasa diri paling *kuat* dan paling sempurna.
*Untuk itu*, sebagai umat manusia selalu *rendah hati*, *mulatsarira* dan Anyekung jnana serta *sadar akan diri* , demikian juga, untuk selalu menjaga keseimbangan kualitas diri antara : Wihara /mental, ahara/Intelektual dan Ausadha/Kesehatan sehingga terwujudnya umat manusia yang memiliki kemantapan kualitas mental rohani yang kokoh.
(Kitab Wrhaspati Tattwa)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .
Senin, 07 Oktober 2019
Swa dharma
*Mutiara Weda*
08/10/2019
*Swa Dharma* & *Para Dharma*
*Umat se-dharma*, Melakukan tugas, kewajiban dan tanggung jawab sendiri *Swadharma* walaupun tidak sempurna lebih mulia daripada melaksanakan tugas orang lain *Para Dharma*. Lebih mulia mati menjalankan tugas sendiri *Drewya Yadnya* daripada mati dalam menjalankan dan melaksanakan kewajiban orang lain / para dharma. *JANGAN PERNAH RAGU DALAM MENJALANKAN SWA DHARMA*
Melaksanakan tugas dan kewajiban diri sendiri sesuai dengan ajaran agama di sebut *Swadharma* sedangkan melaksanakan tugas dan kewajiban orang lain di sebut *Para Dharma*
*Untuk itu*, sebagai umat Hindu pegang teguh dan sadar akan tugas dan kewajiban masing masing *Swadharma* dalam menjalankan *Dharma agama* serta mengembangkan tatanan kehidupan umat Hindu yang baik dan benar melalui: *cara* / marga, *ukuran* : Pramana, *Tujuan* : Artha , *karakter* : Guna, *pola kehidupan* : Ashrama, *persembahan* :Yadnya, *keyakinan* : Sradha, *kemuliaan* : Paramartha, *citta*:budhi, *keharmonisan* :Sundaram. Niscaya akan dapat mengetahui hakekat kerja/ *karma* yang sebenarnya dan menjalankan *swa dharma* dan *para dharma* dengan baik dan benar.
( BG. III.35 & Weda Samhita)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta
Minggu, 06 Oktober 2019
Matsarya
Mutiara Weda*
07/10/2019
*Matsarya : Iri hati*
*Umat se dharma*, jika direnung renungkan Dalam mengarungi kehidupan di dunia maya pada ini, menjauhkan diri dari rasa dengki dan rasa iri hati *Matsarya* sebagai suatu kewajiban dasar dalam membangun tatanan kehidupan umat Hindu yang Satyam, Sivam dan Sundaram. Kuatkan perbuatan, perasaan hati, cinta kasih pada sesama.
Manakala bathin diselimuti oleh rasa iri hati, dengki *Matsarya* pada sesama jika melihat kelebihan orang lain, dapat dipastikan keadaan orang seperti inilah sesungguhnya orang yang paling menderita dan sengsara di muka bumi ini yang teramat sulit untuk disembuhkannya.
*Untuk itu*, setiap umat manusia, jauhkan.diri dari sifat Iri hati dan jangan melakukan tindakan yang terlarang, tercela dan sukar untuk di capai, dengan jalan melakukan Pengekangan diri *Tapa* dan Pengendalian diri *Yama dan Nyama Brata* terhadap *Panca Indrya* dan Pikiran / *Manah*.
(S.S.89-91)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .
Jumat, 04 Oktober 2019
Tri kala
*Mutiara Weda*
05/10/2019
*Tri Kala* : Tiga Waktu
*Umat se-dharma*, umat Hindu dalam melakukan pemujaan dengan menggunakan tiga waktu atau Tri Kala yaitu pada pagi hari, siang hari dan malam hari yang di sebut *Sandya Vandhanam* atau *Tri Sandhya*.
Waktu Sandhya Vandanam dilaksanakan pada :
*Brahma Muhurta*/ Pratah Sevanam, dilaksanakan pada menjelang Matahari terbit guna menguatkan unsur satwam dalam mengarungi kehidupan dari pagi hingga siang hari.
*Madhya Sevanam*, dilaksanakan pada siang hari dengan tujuan mengendalikan unsur Rajas agar tidak menjurus ke hal hal yang negatif.
*Sandhya sevanam*, dilaksanakan pada sore hari sebelum matahari terbenam guna mengendalikan unsur tamas, malas dan bodoh dan sejenisnya.
*Untuk itu*, sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk melaksanakan Sandhya Vandanam atau Tri Sandhya dengan baik sehingga proses penyucian diri yaitu hilangnya sifat sifat negatif akibat pengaruh Guna dan meningkatkan sifat sifat positif /Satwam. Niscaya akan terwujudnya kehidupan yang lebih baik, damai, seimbang dan Harmonis bagi umat manusia dan alam semesta ini , mikrokosmos maupun makrokosmos.
( Siva purana, vidyaswara samhita, XI. 63-64)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha
Sasmitha-Yogyakarta