*Mutiara Weda*
12/09/2018
*Kelabang* : Uparengga dalam Meyadnya.
*Umat se-dharma*, dalam pelaksanaan praktek-praktek keagamaan, umat Hindu tidak pernah lepas dengan penggunaan *Kelabang* sebagai *uparengga* dalam meyadnya,baik yang terbuat dari bambu maupun dari daun selepahan mengandung makna kekuatan dari Ida SangHyang Widhi Wasa yang menitik beratkan pada aspek Asurisampad atau keraksaan serta Kelabang diyakini sebagai perpaduan antara kekuatan Asuri sampad dengan kekuatan Brahma ( Kala dan abang).
Ada beberapa jenis Kelabang yang lumrah digunakan.oleh umat Hindu seperti :
*Kelabang Wong wongan*, simbol dari sang kala Badeg digunakan pada saat upacara pewiwahan /pesakapan.
*Kelabang Dangap dangap*, sebagai alas dari Caru simbol kekuatan bhuta kala yang di dalamnya tersirat unsur penyupatan.
*Kelabang Taring*, sarana peneduh sebagai lambang agar pikiran umat selalu bersih dan suci.
*Kelabang Mantri* atau kelabang sakti yang berfungsi untuk menghilangkan sarwa leteh dalam pelaksanan yadnya, kelabang mantri biasanya diletakan pada pagar tembok penyengker atau tembok payadnyan.dan
*Sengkui*,digunakan pada ritual pecaruan dengan ulatan disesuaikan dengan jumlah penguripannya.
*Kelabang losok*,bermakna menghilangkan energi negatif dalam upacara yadnya.
*Untuk itu* ,sebagai umat Hindu berkewajiban untuk memahami hakekat penggunaan Kelabang sebagai Uparengga dalam pelaksanaan Panca Maha Yadnya, guna menjaga kesucian serta menberikan perlindungan baik secara sekala maupun Niskala dari Pelaksanaan panca Maha Yadnya ( Yadnya Prakerti & Dewi Tapini)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pesantian Widya Sabha
Sasmitha-Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar