Kamis, 14 Desember 2017

Tidak Membunuh

Mutiara Weda
29/11/2017

Tidak Membunuh: Ahimsa paro Dharmah
(Ahimsaya paro Dharma)

Setiap umat Hindu hendaknya memahami bahwa   melakukan pembunuhan adalah perbuatan yang terlarang dan melakukan perbuatan tanpa pembunuhan  adalah Dharma yang teringgi

Namun pembunuhan dapat dilakukan dan dibenarkan dalam ajaran Hindu manakala untuk kepentingan Dewa Puja, Pitra Puja, Atiti puja dan Dharma Wigata serta dalam menjalankan Dharma Sentosa menjaga

Untuk itu, sebagai umat Hindu melakukan pembunuhan  demi membela kepentingan bangsa dan negara  Dan pembunuhan binatang dan tumbuhan dalam Dewa Yadnya ada unsur penyupatan agar kualitasnya dalam lahir kembali meningkqt. Serta untuk kepentingan dan mewujudkan Dharma Sentosa serta berdasar pada Dharma.
(MDS.V.40 dan Lontar Wrtti sasana)

Umat Sedharma : Pancarkan Doa Pujaan

*Mutiara Weda*
29/11/2017

*Umat Sedharma : Pancarkan Doa Pujaan*

Setiap umat Hindu  hendaklah menyadari bahwa,  Gunung Agung yang kita sucikan dan menjadi pancernya pulau Dewata sedang mengalami erupsi dan membutuhkan kesabaran dan ketabahan dari umat sedharma dengan menggunakan *suara bathin /manasika* memancarkan  doa - doa pujaan.

Memanjatkan Doa atau mantram mohon  kekuatan kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa dalam wujud beliau sebagai sangHyang Manik Gni dengan  memancarkan  doa / Mantram, mejapa,  baik melalui stuti, stava, stotra maupun lagu pujaan ,  agar  terhindar dari Malapetaka dan Bencana.

*Untuk itu*,  sebagai umat sedharma dimanapun  berada,  dalam situasi dan kondisi  apapun jangan pernah untuk tidak berdoa, pancarkan  *doa / Mantram* sebagai  *Kavaca Gaib*  mohon Perlindungan-Nya mohon agar dianugerahkan kedamaian dan keamanan  dengan memanjatkan doa *secara bersama sama* melalui
*Vaikari*, *Upamsu* maupun *Manasika*. Niscaya umat sedharma  terhindar dari Bencana dan  Malapetaka dan selalu  berada dalam lindungan-Nya.
(Weda Samhita & Nirukta, 1.13)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Weda:Petunjuk Spiritual sejati

*Mutiara Weda*
28/11/2017

*Weda:  Petunjuk Spiritual sejati*
(Sumber dari segala ajaran Dharma)

Setiap umat Hindu hendaklah  menyadari bahwa Segala aktifitas yang berkaitan dengan spiritual  tak lepas dari pemahaman dan penerapan dari isi  kandungan kitab suci  Catur Weda samhita  sebagai Weda Sirah yang semuanya bersumber dari  Sang Maha Pencipta  dan pada masanya akan kembali kepada-Nya.

Manakala seseorang telah maju kehidupan spiritualnya dengan mentaati ketentuan yang benar akan mudah merealisasikan sang atman dalam dirinya, dengan ditandai  berseminya rasa cinta kasih  yang sejati *Prema* dan yakin semua makhluk adalah bersaudara Vasudhaiva kutumbakam Dengan demikian  akan mampu merealisasikan "maha vakya" *aham Brahma asmi* aku adalah perwujudan Brahman dan  segala sesuatu  bersumber dari-Nya *Sarvam Idham Kalu Brahman*

*Untuk itu*, sebagai umat Hindu dalam memantapkan spiritual  dengan jalan yakin akan kebenaran ajaran kitab suci Weda mengingat Weda adalah sumber dari segala Dharma, Sruti,  smerti, sila, acara dan Atmanastuti)  yang menyebabkan manusia dapat berpikir, bertutur kata dan bertindak, dengan landasan Satya (Kebenaran), Rta (hukum), Diksa( pensucian), Tapa (Pengendalian) dan Brahma/Yadnya (Pemujaan). Niscaya Weda menjadi petunjuk Spiritual sejati.   (Brhadaranyaka Upanisad,  I.4.10 & Chandogya Upanisad, III.14.3)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Jangan Berhenti Menebarkan Kebajikan

*Mutiara Weda*
30/11/2017

*Jangan Berhenti Menebarkan Kebajikan*

Setiap Umat Hindu hendaknya  menyadari bahwa Ketika orang selalu menyebarkan kebencian dan Dendam *Dwesa* itu pertanda bahwa dia hanya memiliki kebencian, akan tetapi orang  yang memiliki kebajikan *Dharma*  maka dia hanya akan memancarkan ajaran Dharma/kebajikan dalam hidupnya.

Hanya orang yang sejuk di dalam hatinya yang bisa menemukan kesejukan,  kedamaian dan keharmonisan di luar. Sulit membayangkan ada orang yang hidupnya menyejukan, menentramkan & damai kalau di dalam hatinya selalu terbakar.

*Untuk itu*,   setiap umat manusia wajib membangun *kesejukan* dan *kedamaian* dalam  hati dengan  menjalankan ajaran  *Yama* dan *Nyama*  serta mengendalikan   *Sad ripu* dan *Sapta Timira*.Niscaya hidup yang *Santih* , Manah Santih dan Parama Santih  dapat terwujud.
(kitab Panca Siskanya Angaji)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pikiran : Mencerminkan Karakter

*Mutiara Weda*
01/12/2017

*Pikiran : Mencerminkan  Karakter*

Setiap Umat manusia harus menyadari bahwa  tutur kata yang menyejukkan, sopan & Santun takkan pernah mampu keluar dari hati nurani  yg penuh dengan Iri Hati, kedengkian & keserakahan 

Begitu pula halnya dengan  Keindahan, ketenangan  dan rasa aman  serta kedamaian  hidup, takkan pernah mampu terlihat dari pikiran yang penuh dengan *Prasangka* dan *Praduga*. Betapa keringnya perasaan  manakala  *anggapan benar* tidak lagi dikaji oleh yang namanya  *hati nurani*.
Ketaatan dan kepatuhan itu sebenarnya hanyalah sebuah *tempat ataupun wadah* ,
Rasa cinta kasih,  saling Asah, Asih, Asuh dan  kepedulian serta  saling menghargai & saling  menghormati  satu sama lainnya adalah isinya yang patut ditampakkan  dalam kehidupan sehari hari dalam bermasyarakat,  berbangsa dan bernegara.

*Untuk itu*, bersihkan hati nurani dan sucikan  pikiran  dengan membuang jauh -jauh kegelapan Pikiran *Sapta Timira* dan sifat Tirani / sifat bengis dan berbagai sifat kejam  lainnya *Sadatatayi* dan *Sapata Timira* (SS. 79-81).

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Proses Pendidikan Hindu Mulai Dalam Kandungan

*Mutiara Weda*
02/12/2017

*Proses Pendidikan Hindu Mulai Dalam Kandungan*

Setiap umat Hindu hendaknya memahami bahwa sesungguhnya konsep pedidikan dalam ajaran agama Hindu  telah berlangsung  saat mulai adanya benih bayi  dalam kandungan , melalui upacara Sarira samskara ; *Garbhadana Samskara*, *Pumsavana Samskara* dan *Simantonaya samskara*.

Upacara *Garbhadana samskara* dilaksanakan  saat mulai  adanya pembuahan benih bayi dalam kandungan, sedangkan upacara *Pumsavana Samskara* dilaksanakan saat benih bayi berumur tiga bulanan,  sedangkan upacara *Simantonaya samskara* dilaksanakan saat bayi  dalam kandungan berumur  lima sampai enam bulan yang lumrah di kenal dengan  upacara pagedong gedongan.

*Untuk itu* , sudah menjadi kewajiban setiap umat Hindu untuk  melaksanakan seluruh rangkain  upacara *sarira samskara*   dalam membentuk karakter, moral  dan  Budhi pekerti luhur  anak,  agar terlahir  sehat dan menjadi   anak yang  baik serta  suputra.
( yajur Veda XII,4 dan reg Veda II.32.4)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Swastika :Lambang suci agama Hindu

*Mutiara Weda*
03/12/2017

Swastika : Lambang suci Agama Hindu

Setiap umat Hindu hendaknya memahami bahwa simbol agama Hindu *Swastika* sebuah simbul suci yang  mengandung makna  kedamaian dan keharmonisan jagad dalam menjalankan ajaran "Catur Dharma"

Dalam mewujudkan kedamaian dan Keharmonusan di dasari  pada Empat kewajiban yang tertuang dalam  *Catur Dharma* *Dharma krya*; melaksanakan  Swadharma dengan tekun berbuat berdasarkan pelayanan dan pengabdian *Seva*. *Dharma Santosa*; melaksanakan Dharma dengan berusaha mencari kedamaian lahir dan bathin dan kesentausaan keluarga. *Dharma Jati*; laksanakan tugas untuk mendapatkan kesejahteraan dan ketenangan hidup dan mengutamakan kepentingan umum.
*Dharma putus*; melaksanakan kewajiban dengan penuh keikhlasan dalam berkorban mengutamakan perbuatan *Subha Karma*

*Untuk itu* ,sebagai umat Hindu bangun keharmonisan jagad dengan falsafah Tri Hita Karana sehingga terwujudnya kedamaian & Keharmonisan hidup serta keseimbangan buana agung dan Bhuana Alit.
(Brihadaranyaka Upanisad)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Tiga Kerangka dasar ajaran Hindu

*Mutiara Weda*
04//12/2017

*Tiga Kerangka Dasar Ajaran Hindu*

Bagi setiap umat Hindu hendaklah memahami bahwa, di Dalam Pustaka suci Weda  tertuang  tiga kerangka dasar dalam berpikir agama Hindu yang terintegrasi  menjadi  satu kesatuan utuh  yang dikenal dengan nama *TRI JNANA SANDI*

Tiga Kerangka Dasar Ajaran Hindu tersebut  *Tatwa*  menjadi  landasan teologi dari semua bentuk pelaksanaan  keagamaan Hindu .
*SUSILA*,  menjadi landasan Etika dari semua perilaku umat Hindu dalam hubungan dengan *Tri Hita Karana*
*ACARA*,  menjadi landasan perilaku keagamaan, tradisi dan kebudayaan religius sebagai Implementasi  dari tatwa dan susila dlm  wujud keberagaman yg lebih nyata. Acara juga sbg perilaku, adat dan aturan yg mantap  bersumber pada pustaka suci Weda dlm pelaksanaan menjadi agama Hindu.

*Untuk itu*,sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk melaksanakan ketiga kerangka dasar tersebut secara terintegrasi *Tri Jnana Sandi* sehingga pemahaman dan pengamalan ajaran agama menjadi Utuh dan sempurna.
( Kitab Swastika Rana)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Kendalikan Citta :Alam pikiran

*Mutiara Weda*
05/12/2017

*Kendalikan Citta : Alam Pikiran*

Setiap umat Manusia hendaklah menyadari  bahwa, Hyang Widhi baru bisa kita realisasikan  tatkala  seseorang telah membersihkan diri dan pikirannya  *Citta*,  tidak lagi berada dalam kegelapan, terbebas dari segala jenis ikatan dan mampu mengendalikan diri dari  keadaan alam pikiran.

Ada Lima jenis keadaan alam pikiran manusia yang sering mempengaruhi  kehidupan umat manusia meliputi : *Ksipa*  tidak mau berdiam, *Mudha* Lamban dan Malas, *Wiksipta*, bingung dan Kacau, *Ekagra*,Terpusat, *Niruddha* , terkendali,

*Untuk itu*, bersihkan  pikiran,
kendalikan  *Indrya* dengan selalu *mulat sarira* dan *sadar akan adanya keadaan alam pikiran *Citta* Serta  mantapkan pengetahuan  rohani  *Jnana* dan  Pengetahuan tentang kehidupan *Vidya* . Niscaya  Hyang Widhi akan selalu dekat dan ada dalam diri.
(Kitab Yajurveda: 17.31 & Dharma Samhita)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Catur Asrama : Empat Tahapan Hidup

*Mutiara Weda*
06/12/2017

*Catur Asrama : Empat Tahapan Hidup*

Setiap umat Hindu hendaklah memahami bahwa, ada empat tahapan hidup yang wajib dilalui oleh setiap umat Hindu dalam mencapai tujuan hidupnya  Catur Asrama*;; masa Brahmacari, Grehastha, Wanaprastha dan Bhiksuka/ Sunyasin.

Keempat Tahapan hidup wajib dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan runtutannya. Manakala keempat tahapan hidup  tersebut dilanggar dapat dipastikan  akan menemukan kegagalan, penderitaan yang  berujung  pada kehancuran.

*Untuk itu*. Bagi setiap umat Hindu sudah menjadi kewajiban dari kitab suci Weda untuk melaksanakan keempat Tahapan hidup  tersebut secara teratur *Catur Asrama*, Jalan Hidup *Catur Marga* dan Tujuan Hidup *Catur Purusa Artha*. Niscaya   umat Hindu  yang  *Moksartham Jagadhita ya Ca Iti dharma*  akan terwujud.
(Kitab Swastika Rana,139,143)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Lima Pilar Utama Umat Hindu

*Mutiara Weda*
07/12/2017

*Lima Pilar Utama Umat Hindu*

Setiap umat Hindu hendaknya menyadari bahwa jika direnungkan di dalam diri setiap umat manusia sudah terpendam dan tersimpan  nilai nilai dasar kemanusiaan yang membentuk jiwa ,karakter dan Budhi pekerti luhur umat manusia yang disebut *Lima Pilar Utama*

Kelima pilar kemanusiaan yang terpendam dalam diri  yang perlu dibangkitkan  tersebut meliputi : *Satya*: Kebenaran, *Dharma* : Kebajikan,  *Prema* : rasa kasih sayang, *Shanti* : Damai dan *Ahimsa* : Tanpa kekerasan.

*Untuk itu*, sebagai umat Hindu Bangun dan  Bangkitkan  kelima  pilar utama  tersebut yang terpendam dalam diri setiap manusia   dengan menumbuhkan  sifat sifat  kedewataan  *Daivi Vak* sehingga terbangunnya umat Hindu yang kuat, kokoh dan berbudhi pekerti luhur.Niscaya akan mewujudkan umat Hindu yang Santih, Manah Santih dan Parama Santih.
(Atharva Veda X.6.1. & Dharma Samhita.34)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Tanamkan rasa hati yang Indah

*Mutiara Weda*
08/12/2017

*Tanamkan Rasa hati yang Indah*

Setiap umat manusia hendaklah memahami bahwa, Diantara semua permata yang ada, yang paling bercahaya itu sebenarnya adalah *rasa  hati yang indah* dan Diantara semua bunga yang pernah mekar,harum dan wangi, juga sebetulnya  yang paling  tersentuh adalah  *rasa   hati yang indah* pula.

Sulit rasanya akan mendapatkan sentuhan rasa Hati yang nyaman dan  Indah tatkala dalam hatinya selalu bergejolak, penuh dengan praduga dan prasangka.

*Untuk itu*, sebagai umat manusia  tanamkan rasa   hati yang  *indah*  dan *Nyaman* agar memiliki  sentuhan  & kehalusan budhi  dengan cara menanamkan ajaran Budhi pekerti  luhur. niscaya  rasa hati yang indah akan selalu tetap tertanam selama-lamanya".
(SS. 135-148 & Dharma Samhita)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Pupuklah rasa tenang dan rasa damai

*Mutiara Weda*
12/12/2017

*Pupuklah rasa tenang dan rasa  damai di dalam hati*

Setiap umat Hindu hendaklah  menyadari bahwa hakekat hidup yang sebenarnya adalah pengabdian dan pengorbanan, pergunakan kesempatan menjelma menjadi manusia dengan baik , menjalankan Swadharma  bekerja dan berbuat   sesuai dengan kemampuan masing masing.

Pada dasarnya hidup menjelma menjadi manusia di dunia ini amatlah  pendek, singkat dan hanya sekejap,  sekejap cahaya kilat , Demikian pula halnya dalam hidup ini  tidaklah mudah dan amat sulit untuk didapatkannya, penuh dengan kesemuan, ketidakpastian,  ketidak sempurnaan dan bahkan  penuh dengan cobaan.

*Untuk itu*,  sebagai umat manusia jangan hiasi hidup yang pendek dan singkat ini  dengan *menebar rasa  benci* &  *menabur  sikap antipati* pada  orang  lain, pupuklah rasa damai, rasa tenang dan rasa tentram di dalam hati masing masing. Niscaya kenyamanan, kedamaian & ketentraman  hidup, baik lahir maupun batin  akan dapat terwujud.
( _Yajur Veda ,XI.6_ )

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta.

Meyadnya

*Mutiara Weda*
11/12/2017

*Meyadnya*

Setiap umat Hindu hendaklah  menyadari bahwa  salah satu kewajiban suci  umat Hindu sesuai pustaka suci  adalah *Meyadnya*  ataupun *Panca  Yadnya*  dalam bentuk persembahan/ pelayanan yang diwujudkan berupa hasil kegiatan kerja,  materi yang dipersembahkan   secara tulus sesuai dengan kemampuan masing masing.

Dalam  pelaksanaan  Panca Yadnya mengandung unsur : moral, etika, kepribadian dan spiritual yang sarananya semuanya  bersumber dari ciptaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa  dalam berbagai jenis: *Mataya*, *mantiga* dan *maharya*.
*Mataya* : sesuatu yang tumbuh dari tumbuh-tumbuhan yang dipakai sarana upakara  daun,bunga dan buah-buahan.
*Mantiga* : sesuatu yang lahir dua kali ; telur itik, ayam, angsa dan lainnya.
*Maharya* : sesuatu yang lahir sekali langsung menjadi binatang ; binatang-binatang berkaki empat misalnya sapi,babi,kerbau dan lain sejenisnya.

*Untuk itu*, sudah menjadi kewajiban setiap umat Hindu  untuk melakukan persembahan *panca yadnya*  dengan sarana upakaranya sebagai wahana pemeliharaan hubungan antara manusia dengan Sang Maha Pencipta,  hubungan antara rasa subhakti manusia dengan anugrah/ sweca Ida Hyang Widhi Wasa, tetap dipelihara dengan dasar falsafah *Tri Hita Karana*  dan *Tat twam Asi*.
(MDS.III.68-69 & yadnya prakerti)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta.

Hidup: Memegang Teguh Nilai kebenaran

*Mutiara Weda*
10/12/2017

*Hidup :  Memegang Teguh Nilai Kebenaran*

Setiap Umat Manusia hendaknya menyadari  bahwa Sesungguhnya miskin akan  nilai - nilai kebenaran dan miskin akan  nilai - nilai kebajikan  sama nilainya  dengan orang yang sudah "mati " tiada guna.

Hidup yang tanpa  Guna adalah hidup tanpa nilai kebajikan  ibaratkan padi tanpa isi dan bagaikan upacara keagamaan tanpa doa - doa pujaan.

*Untuk itu*, mantapkan nilai - nilai kebenaran dan kebajikan dalam setiap kehidupan dengan selalu  berpikir, bertutur kata dan bertindak yang baik dan benar serta memegang teguh nilai - nilai agama / Dharma dalam keseharian  " Sura Dira Jayengningrat lebur dening Pangastuti ".
(  M.DS .138/ SS.280 )

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta.

Kesadaran Diri

*Mutiara Weda*
09/12/2017

*Kesadaran Diri*

Setiap Umat manusia hendaknya  menyadari bahwa orang  yang  memiliki  tingkat kesadaran diri dapat dipastikan akan  melakukan perbuatan baik *Subha Karma*  serta mampu  memancarkan ajaran Dharma dalam hidupnya.

Selama badan masih kuat dan sehat dan selama kematian masih jauh, lakukanlah suatu kebaikan  yang berguna  bagi diri sendiri dan  berguna bagi orang lain *kesadaran diri*.

*Untuk itu*, mantapkan kesadaran  diri  dengan penuh keindahan dan  keluhuran  budhi di dalam alam Maya Pada ini. Niscaya akan  dapat mewujudkan tujuan Hidup menjelma menjadi manusia.
(Cautilya Nitisastra. IV.24)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta.

Tanamkan rasa hati yang Indah

*Mutiara Weda*
08/12/2017

*Tanamkan Rasa hati yang Indah*

Setiap umat manusia hendaklah memahami bahwa, Diantara semua permata yang ada, yang paling bercahaya itu sebenarnya adalah *rasa  hati yang indah* dan Diantara semua bunga yang pernah mekar,harum dan wangi, juga sebetulnya  yang paling  tersentuh adalah  *rasa   hati yang indah* pula.

Sulit rasanya akan mendapatkan sentuhan rasa Hati yang nyaman dan  Indah tatkala dalam hatinya selalu bergejolak, penuh dengan praduga dan prasangka.

*Untuk itu*, sebagai umat manusia  tanamkan rasa   hati yang  *indah*  dan *Nyaman* agar memiliki  sentuhan  & kehalusan budhi  dengan cara menanamkan ajaran Budhi pekerti  luhur. niscaya  rasa hati yang indah akan selalu tetap tertanam selama-lamanya".
(SS. 135-148 & Dharma Samhita)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Jnana : Artha tersembunyi

*Mutiara Weda*
13/12/2017

*Jnana*: Artha tersembunyi

Setiap umat manusia haruslah menyadari bahwa, Ilmu Pengetahuan  suci  *Jnana* merupakan kecantikan manusia yang paling agung dan merupakan Artha yang tersembunyi dan menjadi sumber dari kemasyhuran dan kebahagiaan.

Ilmu Pengetahuan suci  *Jnana* adalah guru serta menjadi sahabat terdekat dalam menyelesaikan setiap persoalan, bagaikan dewa yang dapat mengabulkan segala keinginan.

*Untuk itu*, sebagai umat manusia jangan pernah berhenti untuk belajar tentang ilmu pengetahuan suci  *weda* karena Weda Bersifat Anandi-anantha, tidak berawal dan tidak berakhir. Niscaya Busana dari ilmu  Pengetahuan suci berupa  *Kedamaian* akan terwujud.
(Kitab Nitisatakam).

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Tri Agni : tiga api suci

*Mutiara Weda*
14/12/2017

*Tiga api suci dalam Hindu : Tri Agni*

Umat Hindu dalam melakukan kegiatan keagamaan tidak bisa lepas dari unsur *api* sebagai sarana yang sangat penting,  diwujudkan dalam bentuk *dupa*, *Dipa* dan *obor*  yang berasal dari tiga sumber/benih *Tri Agni*: Api suci,  api pawamana dan api pawaka.

Api di dalam Veda disebut dengan *Agni*. Benih api yang bersumber dari matahari  namanya *Api suci*, benih api yang bersumber dari   dalam kandungan air *Api pawamana* sedangkan api berasal dari benih kandungan Ibu Pertiwi/ tanah disebut  *api pawaka*

*Untuk itu*, sebagai umat Hindu harus menyadari begitu besar makna dan fungsi api bagi umat Hindu dalam melakukan kegiatan keagamaan yang dapat berfungsi  sebagai *pendeta* pemimpin dalam upacara,  begitu juga  sebagai perantara yg menghubungkan antara pemuja dengan yang dipuja, serta sebagai *saksi* upacara keagamaan yang dalam pelaksanaannya sesuai dengan sastra, drsta dan loka drsta atau Desa, kala, Patra dan guna.
(Kitab Agastya Parwa  dan Rgveda 1.1.1)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Jnana Marga yoga

*Mutiara Weda*
15/12/2017

*Jnana Marga Yoga*

Setiap umat Hindu hendaklah menyadari bahwa beryadnya dengan jalan memberikan   ilmu pengetahuan  *Jnana marga Yoga* sangatlah  mulia karena segala kegiatan kerja tak akan pernah lepas dengan pengetahuan begitu pula dalam menerapkan  ajaran *Wiweka* dalam menimbang nimbang antara yang baik dan buruk, benar dan salah.

Jnana Marga merupakan cara atau jalan untuk mencapai tujuan hidup *Moksartham Jagadhita* berdasarkan atas penguasaan ilmu pengetahuan, baik duniawi *Apara Vidya* maupun pengetahuan tentang rohani/ Brahman* para Vidya*

*Oleh karena itu*, mantapkan pengetahuan suci *jnana* dengan mengamalkan ajaran *Tri Pramana Telu* berusaha dengan benar-benar untuk berbuat  berdasarkan kebenaran *dharma* untuk mewujudkan tujuan hidup *Catur Purusaartha*
(BG.IV.33 & SS II-14)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta.