Kamis, 31 Agustus 2017
Falsafah Tri Hita Karana Sarana Membangun Karakter dan Budi Pekerti Luhur
Hukum Karma Phala
Kamis, 24 Agustus 2017
Tri Rna : Jalan menuju kelepasan
*Mutiara Weda*
10/08/2017
*Tri Rna*: Jalan Menuju Kelepasan
Setiap umat Hindu haruslah menyadari bahwa, pada hakekatnya setiap *Karma* perbuatan pasti memiliki tujuan, tanpa tujuan setiap perbuatan akan mengambang, tak menentu dan pastilah terombang ambing nantinya, ibarat perahu tanpa nahkoda, ibarat kereta tanpa kendali.
Demikian pula halnya dalam melakukan *Yadnya* memiliki tujuan yang pasti yaitu membayar tiga hutang yang kita bawa dari sejak lahir *Tri Rna*, untuk menuju kelepasan *Moksartham Jagadhita ya ca iti dharmah* nantinya.
*Untuk itu*, sebagai umat Hindu. Janganlah ragu dalam melakukan *Yadnya*, sebagai *Swadharma* membayar ke tiga hutang ; hutang moral kepada Ida Hyang Widhi Wasa (Dewa Rna), hutang pada orang tua/leluhur (Pitra Rna) dan hutang pada para Rsi ( rsi Rna). Tatkala ketiga hutang tersebut sudah terpenuhi barulah kita akan dapat menuju *Kelepasan* Moksartham Jagadhita ya ca iti dharmah*
(MDS. VI.35 & BG.III.10).
*astungkara swaha*
*Made Worda Negara*
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta
*Mantapkan Sradha-Bhakti*
*Ngwangun pasawitran sejati*
Nyasa -Rupa
*Mutiara Weda*
11/08/2017
*Nyasa-Rupa*
Setiap umat Hindu haruslah menyadari bahwa dalam melakukan pemujaan berhubungan dengan Ida Sanghyang Widhi Wasa memiliki berbagai keterbatasan, sehingga untuk mempermudah pikiran berkonsentrasi diperlukan adanya *Nyasa- Rupa*.
Penggunaan *Nyasa -Rupa* dalam melakukan hubungan bagi umat Hindu merupakan suatu medianya dalam menggunakan bentuk atau simbol yang disebut dengan *Yatra atau Rekha* baik dalam bentuk *Arca* maupun dalam bentuk *Aksara Suci*.
*Untuk itu*, sebagai umat Hindu untuk mempermudah konsentrasi dalam melakukan pemujaan selalu menggunakan sarana *Rupa* pikiran manusia dalam berkonsentrasinya sedangkan sifat Tuhan diwujudkan dalam bentuk *Nyasa* berupa mantram ataupun aksara suci *Kirtanam*, *Smaranam* maupun *Arcanam* dalam mencapai tujuan hidup beragama.
(Weda Parikrama)
*astungkara swaha*
*Made Worda Negara*
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta
*Mantapkan Sradha-Bhakti*
*Ngwangun pasawitran sejati*
Perbuatan Nawa Sanga
*Mutiara Weda*
13/08/2017
*Perbuatan Nawa Sanga*
Setiap umat manusia haruslah menyadari bahwa, dalam kehidupan ini, setiap manusia wajib untuk memahami dan menguasai ajaran- ajaran Dharma, memahami berbagai ilmu pengetahuan yang di sebut dengan *Andrayuga* sebagai bagian dari perbuatan *Nawa Sanga* serta tahu akan apa yang baik dan apa yang buruk *Wiweka* dalam mewujudkan kebahagiaan hidup.
Dalam mengamalkan perbuatan *Nawa Sanga* tidak bisa lepas dari sangkut paut dan teropongan dari ajaran *Sesana* dan ajaran *Niti*
*Untuk itu*, sebagai umat manusia wajib untuk memahami dan mengamalkan ajaran *Purwa Sesana* dengan memegang teguh ajaran Etika *Susila* dan ajaran Kebenaran *Dharma* serta taat & patuh pada aturan pemerintah *Niti*. Niscaya kebahagiaan hidup akan dapat diwujudkan.
( Slokantara, 34 dan 84)
*astungkara swaha*
*Made Worda Negara*
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta
*Mantapkan Sradha-Bhakti*
*Ngwangun Pasawitrayan Sejati*
Bersihkan Pikiran
*Mutiara Weda*
12/08/2017
*Bersihkan Pikiran*
Setiap umat manusia haruslah menyadari bahwa "Berbaik baik hatilah pada semua orang. Tatkala ada orang yang menjelek jelekan, sesungguhnya dia sedang bercerita dan memperlihatkan kekurangan diri di dalam hatinya yang selalu tersimpan secara terselubung".
Orang yang suka bercerita keburukan orang lain pada dasarnya dia menampilkan karakter dari jiwanya untuk minta tolong secara ke dalam.
*Untuk itu*, Bangunlah Hati yg bersih dengan membuang jauh jauh kekotoran pikiran dan berburuk sangka *Sapta Timira* dengan memantapkan ajaran *Tri Kaya sandi* dlm keseharian dan implementasikan ajaran kasih sayang *Catur Paramitha* dalam kehidupan sosial dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.( Canakya Upanisad)
*astungkara swaha*
*Made Worda Negara*
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta
*Mantapkan Sradha-Bhakti*
*Ngwangun pasawitran sejati*
Pengendalian nafsu: kunci kebahagiaan rohani
*Mutiara Weda*
14/08/2017
*Pengendalian Nafsu : Kunci Kebahagiaan Rohani*
Setiap umat manusia haruslah menyadari bahwa mengendalikan nafsu merupakan kunci untuk mencapai Kebahagiaan Rohani dan terbangunnya pengetahuan diri yang sejati *Atma Jnana*
Tatkala orang mampu menjauhkan diri dari keinginan keinginan duniawi dan ketidakterikatannya sebagai cermin sudah terbangunnya *Atma Jnana* dalam diri untuk menuju kebahagiaan yang paling dalam *Brahmananda*
*Untuk itu*, bangunlah kebahagiaan yang paling dalam *Brahmananda* dengan membangkitkan Sinar suci yang ada dalam diri *Atma jyothir* melalui pengendalian diri baik lahir maupun batin *Yama* dan *Nyama*. Niscaya kebahagiaan yang paling dalam *Brahmananda* akan terwujud.
(BG.Percakapan ke XIX).
*astungkara swaha*
*Made Worda Negara*
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta
*Mantapkan Sradha-Bhakti*
*Ngwangun Pasawitrayan Sejati*