Minggu, 04 Desember 2022

Vairagya : Berlatih Menghilangkan keterikatan

*Mutiara Weda*
04/ 12 /2022

*Vairagya* :  berlatih menghilangkan akan keterikatan

*Umat se-dharma*, Umat Hindu Dalam mencapai tujuan   hidupnya   yaitu bersatunya sang  atman dengan Paramatma ,  Manunggaling Kawula lan Gusti  atau Kamoksan, baik *jiwan mukti* maupun  *Purna mukti*  dengan  menggunakan   tiga jalan yang disebut *Tri sadhana* atau *Tri Karana*.

Tri Sadhana atau Tri Karana  sebagai  tiga  jalan yang wajib ditempuh dalam mencapai tujuan akhirnya yaitu :

*Jnanabhyudreka* : memahami seluruh tattwa agama atau hakekat akan ilmu pengetahuan dan filsafat rohani.

*Indrya yoga marga* : tidak terikat akan kenikmatan duniawi dan dapat mengendalikan seluruh indrya ataupun emosi.

*Tresna dosaksaya*: mengurangi dosa dan pererat rasa cinta kasih prema serta hilangkan rasa terikat akan pahala, baik terhadap hasil yang baik maupun yang buruk.

*Oleh karena itu*, sudah menjadi kewajiban bagi setiap  umat Hindu dalam mewujudkan tujuan rohani  Jagadhita dan kamoksan / kelepasan, bersatunya atman dengan Brahman baik  dalam bentuk *jiwan mukti* , *wideha mukti*  maupun *Purna mukti* dengan selalu berlatih  menghilangkan keterikatan akan keduniawian *Vairagya* serta  menggunakan jalan Tri sadhana / Tri Karana dengan benar sebagai pijakannya. Niscaya akan dapat tercapainya  kebebasan dari keterikatan menuju Jagadhita dan Kamoksan nantinya.
(Wrhaspati Tattwa)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jumat, 02 Desember 2022

Mulut Satu, lidah Bertopang

*Mutiara Weda*
03 / 12 /2022

*Mulut Satu, Lidah Bertopang*

*Umat Sedharma*.  Lidah merupakan  bagian tubuh  manusia  yang memiliki  fungsi Ganda yaitu kemampuan bicara dan  kemampuan   cita rasa.

Dalam sebuah Paribhasa ada Ungkapan ;
*Mulut satu,  lidah Bertopang* atau Ibaratkan *Lidah Tanpa Tulang*, Begitu mudah  dan  leluasanya  menggerakan  fungsi Lidah  akan  sangat membahayakan tatkala tidak dikendalikan  sehingga  menempatkan  unsur *Pengendalian*  sebagai faktor penting   serta menjadikan  Pintu utama dalam mendekatkan diri kehadapan Ida  SangHyang Widhi Wasa.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu untuk mengendalikan fungsi  lidah baik dalam berbicara maupun dalam menikmati cita rasa,  dengan menjalankan *Wiweka* dan  mengembangkan  *Cita Budhi* untuk membedakannya mana yg kekal dan mana yang tidak  kekal serta  mana yang punya rasa dan mana  yang tidak  punya rasa. *Niscaya*,  umat Hindu dalam menjalankan praktek keagamaan akan  selalu dapat menggunakan wiwekanya dengan landasan *Tri Jnana Sandhi* ( Kayika, Wacika & Manacika)  dalam berhubungan  dengan-Nya *Bhakti  Marga*
(Jalan menuju Tuhan.hal.64)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta



Membangun Kualitas Karma

*Mutiara Weda*
02 / 12 /2022

*Membangun Kualitas Karma*

*Umat se-dharma*,  Bila cinta kasih  mengisi pikiran  manusia maka akan menjelma menjadi kebenaran *Satya*, tat kala cinta kasih menyatakan dirinya dalam bentuk kegiatan maka ia menjadi *Dharma* atau kebajikan demikian pula bila perasaan diliputi oleh cinta kasih maka ia akan menjadi perwujudan kedamaian *Santih*

Pada hakekatnya melaksanakan  cinta kasih itu  adalah perbuatan  *Dharma*,  berpikir cinta kasih sesungguhnya adalah *satya*, merasakan cinta kasih adalah *Santih*.

*Oleh karena  itu*,  sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk membangun  Karakter  diri dengan memperhatikan kualitas Karma :

*Karma Mental* ; yang menggunakan pikiran dalam aktifitasnya

*Karma spiritual*  ; menggunakan suksme sebagai pemeran utamanya serta

*Sat Karma* ;  dengan melakukan aktifitas dengan dominasi kadar kandungan *Panca Pilar*  yaitu : *Satya* ; kejujuran, *Dharma* ; kebajikan, *Prema* ; cinta kasih,*Santih* ; damai dan *ahimsa*; tidak menyakiti. Niscaya akan.dapat terbangunnya umat Hindu  terbentuknya manusia yang   berbudi pekerti luhur.
(Wrhaspati Tattwa,15-19 & weda Samhita)

*Made Worda Negara*
BINROH  HINDU TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Membangun Kualitas Karma

*Mutiara Weda*
02 / 12 /2022

*Membangun Kualitas Karma*

*Umat se-dharma*,  Bila cinta kasih  mengisi pikiran  manusia maka akan menjelma menjadi kebenaran *Satya*, tat kala cinta kasih menyatakan dirinya dalam bentuk kegiatan maka ia menjadi *Dharma* atau kebajikan demikian pula bila perasaan diliputi oleh cinta kasih maka ia akan menjadi perwujudan kedamaian *Santih*

Pada hakekatnya melaksanakan  cinta kasih itu  adalah perbuatan  *Dharma*,  berpikir cinta kasih sesungguhnya adalah *satya*, merasakan cinta kasih adalah *Santih*.

*Oleh karena  itu*,  sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk membangun  Karakter  diri dengan memperhatikan kualitas Karma :

*Karma Mental* ; yang menggunakan pikiran dalam aktifitasnya

*Karma spiritual*  ; menggunakan suksme sebagai pemeran utamanya serta

*Sat Karma* ;  dengan melakukan aktifitas dengan dominasi kadar kandungan *Panca Pilar*  yaitu : *Satya* ; kejujuran, *Dharma* ; kebajikan, *Prema* ; cinta kasih,*Santih* ; damai dan *ahimsa*; tidak menyakiti. Niscaya akan.dapat terbangunnya umat Hindu  terbentuknya manusia yang   berbudi pekerti luhur.
(Wrhaspati Tattwa,15-19 & weda Samhita)

*Made Worda Negara*
BINROH  HINDU TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kelapa :Anda Bhuana

*Mutiara  Weda*
01 / 12 /2022

*Kelapa : Andha Bhuana*

*Umat Sedharma*, Umat Hindu dalam  menggelar upacara  Panca  Yadnya  tidak pernah lepas dari penggunaan kelapa sebagai unsur pentingnya sebagai  perlambang Tirta Pawitra / air keabadian / amertha ataupun simbol alam semesta sapta petala, sapta Loka atau  *Andha Bhuana*

Kelapa memiliki tujuh lapisan kedalam dan tujuh lapisan keluar.

Lapisan  *Kedalam*  pada kelapa bermakna *sapta Petala*   yaitu :

*Air*,   lambang  mahatala

*isi lembutnya*,   lambang  tala tala,

Isi  kelapanya,  lambang  Tala

*lapisan pada isinya*,   lambang atala

*lapisan  isi yang keras*,  lambang *sutala*,

*lapisan tipis paling dalam*,  lambang  vitala.

*Batoknya*,  lambang  rasa tala

Sedangkan *lapisan keluar* bermakna *sapta Loka*  pada kelapa yaitu :

*Bulu Batok* kelapa lambang Bhur Loka.

*serat saluran*,  lambang  Bvah loka

*serat serabut yg basah*,  lambang  svah loka.

*serabut basah*, lambang  maha loka.

*serabut kering*,   lambang Janah loka

*kulit serat kering*,  lambang Tapah Loka

*kulit kering*,  lambang  satya loka.

*Oleh karena  itu*, sebagai umat Hindu dalam menggunakan kelapa  sebagai Pedaksinan dikupas dengan bersih  sebagai lambang Bhuana agung sthana dari Ida Sanhyang Widhi Wasa yang tentunya harus bersih dari unsur pengikat indrya/ serabut kelapa.Sehingga kelapa yang digunakan mengikuti proses upacara dan memiliki kekuatan dewata atau energi postif dalam penyucian, penyupatan dan pasupati. Niscaya umat Hindu secara bertahap  akan memiliki kesadaran   tentang tatwa jnana  dan Hakekat dari Uparengga dari  pelaksanaan upakara Yadnya. (kitab tegesing sarva Banten dan Yadnya Prakerti)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta