Senin, 08 Maret 2021

Dharmasastra

*Mutiara Weda*
08/03/2021

*Dharmasastra*

*Umat Se-dharma*,   ada sebuah sesanti dalam susastra  Hindu  menyebutkan ;  *Madhu Wisakusemebhyo jayate pathyametat....dst* ,   Madu yang  sering  dipake Obat asalnya  atau sumbernya dari binatang lebah yang berbisa. Begitu pula halnya susu,  minuman yang sangat berguna  bagi tubuh manusia datangnya dari daging dan darah sapi , demikian juga  bunga seroja yang demikian harum tumbuhnya dari Lumpur.

Begitu pula halnya manusia memiliki karakter serta budhi pekerti luhur yang dapat memancarkan nilai kebajikan *Dharma Vahini* sumbernya bukanlah berasal dari faktor  kelahirannya melainkan suatu proses pembelajaran  akan  nilai nilai ajaran Dharma atau  *Dharma Sastra*

*Oleh karena itu*,   Sudah menjadi kewajiban  bagi setiap umat Hindu untuk selalu berusaha mencari kebenaran serta menjalankan ajaran  Dharma dengan baik *Dharma Sastra* .  Niscaya akan mampu menolong dirinya tatkala mendapatkan cobaan dan godaan hidup  dalam kedukaan maupun  kenestapaan dengan landasan  perbuatan yang baik  *Subha Karma*
( Slokantara, 55.25)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

I R S Y A

*Mutiara Weda*
07/03/2021

*I r s y a* 

*Umat Se-dharma*, Jika direnungkan ;  setiap umat manusia tidak bisa lepas dari yang namanya tabiat. terhadap tabiat yang menginginkan atau menghendaki milik orang lain, menaruh rasa dengki / iri hati akan kebahagiaan orang lain  sebagai suatu tindakan kejahatan *atatayi*.

Orang yang memiliki sifat *Irsya /iri hati* tidak akan pernah merasakan kenyamanan & kedamaian dalam hidupannya karena di dalam hatinya akan  selalu bergejolak unsur Rajas & tamas. Meninggalkan tabiat iri hati dan dengki  sebagai salah satu pilihan menuju  kebahagiaan sejati.

*Oleh karena itu*,  sudah menjadi suatu kewajiban bagi setiap umat Hindu  untuk selalu berkarma/  berbuat dengan penguatan pada rasa cinta kasih kepada sesama  dengan dominasi unsur *Satvam*, membuang jauh jauh sifat iri hati dan dengki melalui pengendalian pikiran dengan mengikat *Panca Indrya* sehingga  pikiran tidak terlekati oleh penderitaan yang tidak terobati *Sada samahitam citta naro bhutesu dharayet*. Niscaya akan terhindar dari Kesengsaraan dan penderitaan menuju kebahagiaan lahir maupun bathin,  Manah Santih  ataupun  Parama Santih.
(SS.88-91)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Satyam - Dharmah

*Mutiara Weda*
06/03/2021

*Satyam-dharmah*

*Umat Se-dharma*, Dalam susastra Hindu  ada menyebutkan  :  *Satyam nasti paro dharmo, Nanrtam patakam param* : tidak ada *Dharma*   kewajiban suci yang lebih tinggi dari kebenaran  *Satya*,  tidak ada dosa yang lebih rendah dari Dusta. Dimana ada *Satya* disana pasti ada *Dharma*,  Kebenaran dan Kebajikan tidak dapat dipisahkan *Satya-Dharma*

Hilang & lenyapnya  kedamaian dan keharmonisan dalam kehidupan umat  manusia akibat diabaikannya kebenaran / *satya* dan kebajikan / *Dharma*.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk  selalu *sadar* dan memegang teguh ajaran Dharma dalam kesehariannya, mengingat ; dari Dharma datangnya sukses, dari Dharma  pula datangnya bahagia, dengan Dharma memberikan segalanya dan Dharma adalah Inti sari dunia. *Niscaya*,  kebahagiaan lahir maupun bathin, *manah santih* maupun  *Parama santih*, Jagadhita dan Kamoksan atau *Catur Purusa Artha* akan dapat diwujudkan.
(Slokantara 2.6)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Krodha - sasmitha

*Mutiara Weda*
05/03 /2021

*Krodha  -  Sasmitha*

 *Umat se-dharma*, Jika direnungkan  di dalam diri setiap umat manusia telah bersemayam tiga unsur *Tri Guna*  : Satvam, Rajas dan Tamas, yang berpengaruh terhadap tingkatan  kualitas seseorang termasuk  tingkatan Emosional seseorang. sesungguhnya  emosi  itu merupakan kondisi budhi rohani yang menampakkan diri dalam wujud  perasaan dan prilaku.

EMOSI yang tidak terkendali melahirkan tindakan yang membabi buta berakibat timbulnya  Kemarahan atau Krodha. Demikian pula,  Kemarahan /*Kroda*  merupakan  energi yang ada pada diri setiap umat manusia yang dapat *menghancurkan*  segala galanya  manakala tidak mampu   mengendalikannya. tatkala pikiran *Citta* terpusat, sang jiwa bisa  *tersenyum* dapat dipastikan akan terbebas dari rasa amarah  / *Krodha* , atasi Krodha dengan Sasmitha.

Pelayanan *Seva*  yang paling mudah untuk dilakukan adalah  *SASMITHA / SENYUM* karena senyum itu adalah karunia Hyang Widhi yang  bernilai tinggi, 
Senyuman tidak saja sebagai  jembatan yang menghubungkan dua jiwa, tapi juga jembatan yang menghubungkan jiwa dengan sang keberadaan.
Senyuman  juga memiliki manfaat yang sangat besar untuk kesehatan tubuh dan jiwa, Jangan  pelit dengan senyuman. 

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu   *pancarkan* selalu rasa kasih sayang * Parama Prema*, Kendalikan Emosi, hilangkan rasa benci  dan dendam *Dwesa*.  Niscaya tujuan hidup menjelma menjadi manusia akan terwujud  *KEBAHAGIAAN*  dalam bentuk  *Manah Santih* maupun *Parama Santih*.
(SS. 96-109  & BG.XVI.21)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Hidup Untuk Memperbaiki diri

*Mutiara Weda*  
04/03/2021

*Hidup  Untuk Memperbaiki Diri*

*Umat se-dharma*, Hakekat hidup menjelma menjadi  manusia di Mayapada ini  adalah belajar  memperbaiki diri.

Belajar untuk membenahi diri walaupun dalam kondisi  teramat berat, Belajar  untuk Mensyukuri walaupun   tidak rela.  Belajar sabar walaupun di hujat dan di.maki,  belajar  memberikan doa & restu walaupun di benci dan  di sakiti.

 *Oleh karena itu*,  sebagai umat Hindu dalam mengarungi kehidupan untuk  selalu bersyukur , berlapang dada *Lascarya* dan berpasrah kepada Sang Maha  Pencipta  *Bhakti*  dengan  dengan menjalankan *swadharma* dengan pijakan ajaran Dharma.  Niscaya akan menemukan arti hidup yang sebenarnya dan terhindar dari Bencana dan godaan hidup.
(Kitab SS. 1-2)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Rabu, 03 Maret 2021

Tri Bhoga

*Mutiara Weda*
03/ 03/2021

*Tri Bhoga*

*Umat se-dharma*, dalam mewujudkan umat Hindu yang Jagadhita, bahagia lahir dan bathin tidak bisa lepas dari  terpenuhinya tiga kebutuhan yang paling mendasar  bagi setiap umat Hindu dalam ajaran agama Hindu yang di sebut   *Tri Bhoga*

Tri Bhoga  meliputi :

*Bhoga* : makanan  yang sehat dan.bergisi  sangat diperlukan oleh tubuh setiap umat manusia begitu memasuki alam  maya pada ini.

*Pari bhoga* : rumah  tempat tinggal sebagai tempat melangsungkan kehidupannya.

*Upa bhoga* : bhusana atau pakaian juga sebagai kebutuhan primer dan pokok  umat manusia beserta etikanya dalam berbhusana.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu bangunlah keluarga yang bahagia / *Sukino Bhavantu*, keluarga yang Jagadhita dengan terpenuhinya  Tri bhoga sebagai penunjangnya. Niscaya umat Hindu yang damai, Jagadhita  menuju umat Hindu yang  santih ,bahagia lahir dan bathin , Bhumi kerta bisa terwujud. ( Maitri Upanisad VI.41)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Catur Dharma

Mutiara Weda*
02/03/2021

*Catur Dharma*

*Umat se-dharma*,  umat Hindu dalam mewujudkan tujuan hidupnya    *moksartham  & Jagadhita ya ca Iti Dharma*/  *Catur Purusa Artha*,  tidak bisa lepas dari pelaksanaan *Catur Dharma* yaitu  Empat  kewajiban atau swadharma  yang wajib dijalankan oleh setiap umat Hindu   dengan baik dan benar.

Keempat Catur Dharma itu antara lain :

*Rama Desa* : kewajiban untuk berbhakti dan taat pada pemerintah dan bisa memberikan pertolongan kepada orang yang patut di tolong

*Rama Tantu* : Tahu tentang asal usul kelahiran dirinya /kawitannya.

*Rama Punta* : Tahu tentang adat istiadat dan selalu berbuat kebajikan  kepada setiap orang.

*Rama Bahu*: berani beryadnya, menolong sang Wiku /pinandita dan dapat membedakan baik maupun yang buruk  serta menjalankan *Wiweka*

*Oleh karena itu, sebagai umat Hindu dalam mewujudkan tujuan hidup *Bahagia lahir & bathin,  moksartham & jagadhita / Catur Purusa artha dengan menjalankan ajaran Catur Dharma dengan baik. Niscaya  tujuan hidup menjelma menjadi manusia  bahagia lahir- bathin, manah santih maupun parama santih akan dapat terwujud.
(Kitab tutur Kamoksan & Sundarigama)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Tunggalang Idep

*Mutiara Weda*
01/03/ 2021

*Tunggalang Idep*

*Umat se -dharma*, Menyatukan semua tattwa yang ada di bawah Buddhi di sebut  *Eka Citta* atau Eka Buddhi atau Nunggalang Idep. Tattwa yang ada di bawah Buddhi adalah  *Ego* / Ahangkara tattwa, *Pikiran* / Raja Indrya tattwa dan Dasendrya tattwa.

Ketika semua tattwa  itu menyatu maka seluruh obyek tidak akan kelihatan lagi, sehingga Citta atau pikiran bisa disatukan dan terpusat *Dhyana*
Pikiran  sebagai sang Penentu  kehidupan umat manusia, pikiran yang menyebabkan sang pribadi mendapatkan sorga maupun neraka, pikiran menyebabkan menjadi binatang ataupun manusia, pikiran juga  menyebabkan mendapat kemenangan, pikiran pulalah  yang menyebabkan  kelepasan.atau Kamoksan

*Oleh karena itu*, sudah menjadi suatu kewajiban bagi setiap umat Hindu  untuk  membersihkan citta atau  pikiran,  mengendalikan  *Indrya* dengan selalu *mulat sarira* dan *sadar akan adanya keadaan alam pikiran *Citta* Serta  mantapkan pengetahuan  rohani  *Jnana* dan  Pengetahuan tentang kehidupan *Vidya* . Niscaya  Hyang Widhi akan selalu dekat dan ada dalam diri kita masing masing sehingga terwujudnya alam citta yang maha tinggi  atau *Purusha*.
(Kitab Yajurveda: 17.31 & wrhaspati tattwa. 16)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha 
Sasmitha-Yogyakarta

Tri Dharma Sandhi

*Mutiara Weda*
28/02/2021

*Tri Dharma Sandhi*

*Umat Se-dharma*, setiap umat Hindu haruslah menyadari bahwa  kitab suci *Weda Sruti* merupakan Catur Weda, menjadi *Weda Inti* atau *Weda Sirah* dan *Smerthi* merupakan *Dharma Sastra*, keduanya harus diyakini, dituruti ajaran ajarannya sehingga  tindakan dalam bidang Dharma menjadi sempurna.

Apa yang diajarkan oleh *Sruti* disebut Dharma, semua yang diajarkan dalam *Smerthi* pun dharma pula namanya, demikian pula tingkah laku sang *Sistacara* yang memberikan ajaran Kebenaran & kesucian  Dharma pula namanya sehingga di sebut *Tri Dharma Sandhi*

*Oleh Karena itu*, sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk meyakini dan menjalankan Tri Dharma  atau tiga Dharma ; Sruti, Smerthi dan Sistacara secara sinergis dan seimbang *Tri Dharma Sandhi*. *Niscaya* seluruh Indrya dan hawa nafsu akan dapat dikendalikan begitu pula segala tindakan akan selalu berlandaskan Dharma atau  *Dharma Laksana* ( S.S.40-42)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Jangan Biarkan sifat Iri hati Bersemayam dalam diri

*Mutiara Weda*
28/02/2021

*Jangan Biarkan Sifat Iri hati Bersemayam dalam Diri*

*Umat se dharma*,  jika direnung renungkan  Dalam mengarungi kehidupan  di  dunia maya pada  ini,  menjauhkan diri dari rasa dengki  dan  rasa iri hati *Matsarya* sebagai suatu kewajiban dasar  dalam membangun tatanan kehidupan umat Hindu yang Satyam, Sivam dan Sundaram. Kuatkan perbuatan, perasaan hati, cinta kasih pada sesama.Jangan biarkan sifat iri hati & dengki bersemayam dalam diri.

Manakala bathin diselimuti oleh rasa iri hati & dengki *Matsarya* pada sesama  jika melihat kelebihan orang lain, dapat dipastikan keadaan  orang seperti inilah sesungguhnya  orang yang paling menderita dan sengsara di muka bumi ini  yang teramat sulit untuk  disembuhkannya.

*Oleh karena itu*, sudah menjadi kewajiban bagi Umat Hindu untuk  menjauhkan diri dari sifat  sifat Iri hati dan Dengki *Matsarya* sebagai bagian dari tujuh macam kegelapan *Sapta Timira* yang wajib dikendalikan  dengan jalan melakukan Pengekangan diri *Tapa* dan Pengendalian diri *Yama dan Nyama Brata* terhadap *Panca Indrya* dan Pikiran / *Manah*. Niscaya akan dapat terciptanya tatanan kehidupan yang Satyam, Sivam dan Sundaram.
(Saramuscaya 89-91)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Bhakti , Parama Bhakti dan Prapatti Bhakti

*Mutiara Weda*
27/02/2021

*Bhakti, Parama Prema Bhakti dan Prapatti Bhakti*

*Umat se-dharma*, Setiap umat Hindu hendaknya menyadari bahwa jalan   Bhakti  marga yaitu  penyerahan diri secara tulus sebagai salah satu sarana atau jalan untuk mendekatkan diri kehadapan Sang Maha Pencipta.

Jalan Bhakti yang dilandasi dengan rasa kasih sayang yang mendalam , total dan sepenuhnya disebut *Parama Prema Bhakti*. Sedangkan rasa Bhakti kehadapan Hyang Widhi dengan cara  membuat simbol simbol / *Nyasa* di sebut  *Prapatti Bhakti*.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu dalam  berhubungan  dengan-Nya  dengan landasan penyerahan diri  melalui pemantapan kualitas  rohani *Bhakti*,  *Parama Prema Bhakti* dan Prapatti Bhakti*, serta  selalu berpegang teguh pada nilai nilai *Dharma*, *Etika*, *moral* dan *spiritual*. Niscaya dalam hidup ini akan terhindar dari bencana dan Malapetaka. ( BG.XVI.21)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Cara Belajar Kitab suci Weda

*Mutiara Weda*
25/ 02/ 2021

*Cara   Belajar  kitab suci Weda*

*Umat se-dharma*, akan terasa sulit   bisa memahami  isi Pustaka suci  Weda  Samhita secara  sempurna   manakala tidak mempelajari dan memahami  isinya  secara utuh,  menyeluruh dan seimbang  ; Tattwa agama, Susila agama dan Acara agama  secara sinergis dan seimbang  *Tri Jnana Sandhi*.

Demikian juga,  Sulit dibayangkan   bisa mempraktekan ajaran  agama tanpa memahami isi dari ilmu  agamanya secara benar, begitu pula  amatlah Mustahil rasanya  bisa memahami isi dari kandungan  ajaran agama tanpa mempelajari teori agamanya ataupun  Ilmu agamanya secara benar.

*Oleh karena itu*,  sudah menjadi kewajiban  bagi  setiap umat Hindu untuk mempelajari & memahami  isi kitab suci Weda Samhita secara benar dan Sinergis *TRI JNANA SANDHI*  sesuai petunjuk kitab suci  Weda  Samhita dengan belajar  secara bertahap, berjenjang dan berlanjut. Niscaya ajaran Dharma akan dapat terpancarkan kepada seluruh umat se-dharma *Dharma Vahini*.
(Kitab Swastika Rana & Weda Samhita)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta