Jumat, 29 Januari 2021

SangHyang Aji Saraswati

*Mutiara Weda*
30/ 01 /2021

*SangHyang Aji Saraswati*

*Umat se-dharma*, Ilmu Pengetahuan  suci *Jnana* merupakan kecantikan manusia yang paling agung dan merupakan Artha yang tersembunyi dan menjadi sumber dari kemahsyuran 
dan kebahagiaan.

pada hari suci Saraswati umat Hindu  melakukan pemujaan kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa dalam manifestasi sebagai SangHyang Aji Saraswati  sebagai hari turunnya Ilmu Pengetahua suci atau Pustaka suci Weda Samhita begitu pula,  Ilmu Pengetahuan suci  *Jnana* adalah guru serta menjadi sahabat terdekat dalam menyelesaikan setiap persoalan, bagaikan dewa yang dapat mengabulkan segala keinginan.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu  jangan pernah berhenti untuk belajar tentang ilmu pengetahuan suci  Weda karena Weda Bersifat  *Sanatana Dharma* dan  *Anandi-anantha*, bersifat kekal,, tidak berawal pun tidak berakhir. Niscaya Busana dari ilmu  Pengetahuan suci berupa *Kedamaian* akan terwujud.
(Kitab Nitisatakam)

*Rahajeng hari Suci Saraswati*

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Selasa, 26 Januari 2021

Ageng Yasa-ageng Goda

Mutiara Weda*
27/01/2021

*Ageng Yasa - Ageng Goda*

*Umat se-dharma*,  dalam sebuah Paribhasa ada mengungkapkan ; 
semakin tinggi pohon, maka akan semakin kencang angin menerpanya . Demikian pula dalam hal perbuatan,  semakin banyak  melakukan tindakan atau perbuatan maka akan terasa semakin banyak pula godaan & cobaan yang akan  dihadapi *Ageng Yase  Ageng Goda* 

Ketaatan & kepatuhan terhadap ajaran agama menjadi satu satunya Benteng dan pelindung diri. Barang siapa yang taat dan patuh akan ajaran  Dharma, maka Dharma itu pulalah yang akan melindunginya. *Dharma Raksatah Raksitah*. Orang yang taat akan ajaran Dharma tidak akan pernah merasa takut, manakala menghadapi segala bentuk cobaan, godaan, ancaman  dan tantangan sekalipun.

*Oleh karena itu*, sudah menjadi suatu kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk selalu berjalan  pada jalan kebenaran/ Dharma  dan jangan sekali kali meninggalkan Dharma yang menyebabkan  Dharmapun akan  semakin menjauh,  dengan Dharma semua makhluk diatur *Dharmena Vidrtah prajah*,  Dharma  mengantarkan umat manusia  untuk mendapatkan   kebahagiaan lahir & bathin sedangkan  *Adharma* mengakibatkan  kesengsaraan  & penderitaan yang berujung pada penderitaan & Bencana.
(Santi Parwa ,109.11)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Tumbuhkan Sifat Daivi Sampad

Mutiara Weda*
11/01 /2021

*Tumbuhkan sifat Daivi Sampad*

*Umat se-dharma*,  jika di renung renungkan, manakala  Membenci orang lain sama nilainya dengan  meminum racun, membuat hidup   akan terbebani secara  terus menerus selama  belum bisa  memaafkannya dan akan terus menempati ruang di hati kita secara gratis.  tumbuhkan sifat Daivi Sampad    saling memaafkan.

Sulit rasanya  orang bisa memaafkan orang lain secara sempurna  manakala dia belum bisa memaafkan dirinya sendiri
Tumbuhkan sikap saling mengampuni, bangun rasa cinta kasih *Prema* ,tanamkan  kedamaian dalam hati * Manah Santih*

*Oleh karena  itu*, sudah menjadi kewajiban bagi  setiap umat Hindu untuk membangun sifat *Daivi sampad*, sifat yang penuh kebajikan,, tumbuhkan sifat saling memaafkan,   serta  belajar  melatih *kesabaran* dengan landasan berpikir dan tutur kata yang santun *Pryavacana* serta menghindari sifat *Asuri sampad* sebagai sifat yang penuh dengan unsur negatif atau sifat sifat  keraksasaan.
(Wrhaspati Tattwa & SS.92-95)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Ngewangun Yadnya

*Mutiara Weda*
23/ 01 /2021

*Ngewangun  Yadnya*

*Umat Se-dharma*,  salah satu karakter  dalam beragama bagi umat Hindu adalah  Ngewangun *Yadnya*  menjadi  suatu kewajiban suci dalam bentuk   Panca Maha Yadnya  petunjuk   Pustaka  suci Weda Samhita sebagai penyangga Bumi dan alam semesta beserta isinya.

Ada lima unsur penting dalam *Meyadnya* :

*Mantra* : doa doa yang harus diucapkan oleh umat, pinandita sesuai dengan tingkatannya.

*Yantra* : simbol simbol keagamaan yang diyakini mempunyai kekuatan spiritual untuk meningkatkan kesuciannya.

*Tantra* : kekuatan suci yang ada dalam diri dibangkitkan dengan cara yang ditetapkan dalam kitab suci Weda.

*Yadnya* : pengorbanan dan pengabdian yang tulus atas dasar kesadaran dalam persembahan sesuai dengan kemampuan.

*Yoga* : Mengendalikan gelombang pikiran dalam alam pikiran untuk berhubungan dengan Ida SangHyang Widhi Wasa.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu mantapkan sradha dan bhakti dengan berkeyakinan bahwa demi kepentingan hidup,  kesempurnaan dan kebahagian,   umat Hindu melaksanakan panca Maha Yadnya dengan landasan Tri Premana (sastratah, Gurutah dan Svatah) dengan memperhatikan Catur Drstha :  Kuna Drstah, Sastra Drstha, Loka Drstha dan Desa Drstha. Niscaya akan terwujudnya  tujuan hidup umat manusia yaitu kebahagiaan sekala dan niskala.
(Agastya  Parwa & BG.III.10)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Metode dalam Belajar Weda

*Mutiara Weda*
21/ 01/2021

*Metode dalam Belajar Weda*

*Umat se-dharma*, jika kita renung renungkan sulit rasanya  kita  bisa memahami  isi Pustaka suci  Weda  Samhita secara  sempurna   manakala tidak mempelajari dan memahami  isinya  secara utuh,  menyeluruh dan seimbang  ; Tattwa agama, Susila agama dan Acara agama  secara sinergis dan seimbang  *Tri Jnana Sandhi*.

Demikian juga,  Sulit dibayangkan   bisa mempraktekan ajaran  agama tanpa memahami isi dari ilmu  agamanya secara benar, begitu pula  amatlah Mustahil rasanya  bisa memahami isi dari kandungan  ajaran agama tanpa mempelajari teori agamanya ataupun  Ilmu agamanya secara benar.

*Oleh karena itu*,  sudah menjadi kewajiban  bagi  setiap umat Hindu untuk mempelajari & memahami  isi kitab suci Weda Samhita secara benar dan Sinergis *TRI JNANA SANDHI*  sesuai petunjuk kitab suci  Weda  Samhita dengan belajar  secara bertahap, berjenjang dan berlanjut. Niscaya ajaran Dharma akan dapat terpancarkan kepada seluruh umat se-dharma *Dharma Vahini*.
(Kitab Swastika Rana & Weda Samhita)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Senin, 25 Januari 2021

Tulya Ninda Stuti

Mutiara Weda*
25/01/2021

*Tulya Ninda Stuti*

*Umat se-dharma*, Jika direnung renungkan tujuan utama berbhakti kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa sesungguhnya adalah untuk mendapatkan rasa cinta kasih sayang  dari-Nya  yang selalu terpancar  pada seluruh ciptaannya.

Pancaran rasa kasih sayang  dari Ida SangHyang Widhi Wasa,  bagaikan sinar matahari  yang menyinari bhumi   kepada seluruh alam semesta beserta Isinya dan mereka yang merasa tidak pernah menerima pancaran rasa kasih sayang dari-Nya  akibat  dari tak terkendalinya  pengaruh Indrya  & gelapnya pikiran *Sapta Timira*  sehingga pikiran menjadi  tertutup serta  sulit  mendapatkan sentuhan sinar suci-Nya.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu  sudah menjadi kewajiban  untuk mengendalikan Indrya dan  menjauhkan diri dari kegelapan pikiran dengan jalan menjaga keseimbangan  dalam menjalankan proses kehidupan,  tidak terlalu  berbangga hati manakala mendapatkan kebahagiaan dan tidak terlalu bersedih hati tatkala mendapatkan cobaan ataupun penderitaan  dalam kehidupan *Tulya Ninda Stuti*. Niscaya akan mendapatkan sentuhan sinar suci dari -Nya dan terhindarkan dari kegelapan pikiran. (Swastika Rana.hal.273)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Minggu, 24 Januari 2021

Hukum Karma Phala

*Mutiara Weda*
24 / 01 /2021

*Hukum Karma Phala*

*Umat se-dharma*, dalam sesanti Hindu ada menyebutkan, burung murai itu dihargai karena suaranya, begitu pula jika dilihat  Dalam semua ajaran , Gurulah yang paling berharga. Demikian juga  dalam hal memaafkan,  ketinggian dan keluhuran budilah yang paling dikagumi.

Orang yang mendalami ajaran  kerohanian atau kedyatmikan pastilah memahami isi  ajaran agama yang sebenarnya dan orang yang mendalami ajaran Dharma dapat  dipastikan berkeyakinan bahwa dalam proses kehidupan ini selalu dibayang bayangi oleh Hukum Karma Phala serta pahala dari  prilaku jahat  itu akan berbalik kepada  asalnya atau si pelakunya *Pratikara* atau *Ngunduh Wohing Pakarti*

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu mantapkan kualitas rohani *Samyagjanana* dengan perkuatan pada pondasi dasar ajaran agama dengan  selalu memancarkan ajaran Kebajikan *Satyam*  serta membuang jauh jauh prilaku jahat .Niscaya dalam menjalankan proses Samsara menjalankan  kehidupan dengan Nyaman  & Damai,  manah Santih maupun parama santih dapat terwujud.
( Nitisastra, II.6 & Slokantara 7.17)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Ngewangun Yadnya

*Mutiara Weda*
23/ 01 /2021

*Ngewangun  Yadnya*

*Umat Se-dharma*,  salah satu karakter  dalam beragama bagi umat Hindu adalah  Ngewangun *Yadnya*  menjadi  suatu kewajiban suci dalam bentuk   Panca Maha Yadnya  petunjuk   Pustaka  suci Weda Samhita sebagai penyangga Bumi dan alam semesta beserta isinya.

Ada lima unsur penting dalam *Meyadnya* :

*Mantra* : doa doa yang harus diucapkan oleh umat, pinandita sesuai dengan tingkatannya.

*Yantra* : simbol simbol keagamaan yang diyakini mempunyai kekuatan spiritual untuk meningkatkan kesuciannya.

*Tantra* : kekuatan suci yang ada dalam diri dibangkitkan dengan cara yang ditetapkan dalam kitab suci Weda.

*Yadnya* : pengorbanan dan pengabdian yang tulus atas dasar kesadaran dalam persembahan sesuai dengan kemampuan.

*Yoga* : Mengendalikan gelombang pikiran dalam alam pikiran untuk berhubungan dengan Ida SangHyang Widhi Wasa.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu mantapkan sradha dan bhakti dengan berkeyakinan bahwa demi kepentingan hidup,  kesempurnaan dan kebahagian,   umat Hindu melaksanakan panca Maha Yadnya dengan landasan Tri Premana (sastratah, Gurutah dan Svatah) dengan memperhatikan Catur Drstha :  Kuna Drstah, Sastra Drstha, Loka Drstha dan Desa Drstha. Niscaya akan terwujudnya  tujuan hidup umat manusia yaitu kebahagiaan sekala dan niskala.
(Agastya  Parwa & BG.III.10)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Kamis, 14 Januari 2021

Bahasa dalam Meyadnya

*Mutiara Weda*
13/ 01 / 2021

*Bahasa dalam Meyadnya*

*Umat se-dharma*, dalam Pustaka  suci Weda Samhita mengajarkan untuk selalu memanjatkan rasa syukur & angayubagya   dengan landasan ketulusan hati sebagai  wujud Bhakti dengan berbagai cara,  salah satunya dalam bentuk *meyadnya* sebagai bahasa mona dalam melakukan praktek praktek  keagamaan.

Dalam melakukan persembahan / Yadnya  menggunakan  berbagai  bentuk  bahasa seperti :

*Bahasa tulis*  :   dalam menyampaikan  Banten/ yadnya sesuai dengan kitab  suci *Weda Samhita*  dan

*Bahasa lisan* : dalam menyampaikan  dengan menggunakan bahasa sehari hari *Seha*.
 
*Bahasa  Mona* yaitu menggunakan  sarana dalam bentuk  Banten/ Yadnya. 

*Oleh karena itu*,  sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban dari pustaka suci Weda untuk melaksanakan Panca Maha Yadnya atau Banten dengan landasan pikian.yang tulus, suci, bulat dan jangkep. *Ikang yadnya Ingaranan Pakahyunan sane hening suci, tulus tur jangkep. Niscaya hakekat meyadnya akan bisa diwujudkan yaitu terwujudnya kedamaian, ketentraman Bhuana Agung dan Bhuana Alit.
(qQ Yadnya prakerti)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Rabu, 13 Januari 2021

Bahasa dalam Meyadnya

*Mutiara Weda*
13/ 01 / 2021

*Bahasa dalam Meyadnya*

*Umat se-dharma*, dalam Pustaka  suci Weda Samhita mengajarkan untuk selalu memanjatkan rasa syukur & angayubagya   dengan landasan ketulusan hati sebagai  wujud Bhakti dengan berbagai cara,  salah satunya dalam bentuk *meyadnya* sebagai bahasa mona dalam melakukan praktek praktek  keagamaan.

Dalam melakukan persembahan / Yadnya  menggunakan  berbagai  bentuk  bahasa seperti :

*Bahasa tulis*  :   dalam menyampaikan  Banten/ yadnya sesuai dengan kitab  suci *Weda Samhita*  dan

*Bahasa lisan* : dalam menyampaikan  dengan menggunakan bahasa sehari hari *Seha*.
 
*Bahasa  Mona* yaitu menggunakan  sarana dalam bentuk  Banten/ Yadnya. 

*Oleh karena itu*,  sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban dari pustaka suci Weda untuk melaksanakan Panca Maha Yadnya atau Banten dengan landasan pikian.yang tulus, suci, bulat dan jangkep. *Ikang yadnya Ingaranan Pakahyunan sane hening suci, tulus tur jangkep. Niscaya hakekat meyadnya akan bisa diwujudkan yaitu terwujudnya kedamaian, ketentraman Bhuana Agung dan Bhuana Alit.
(kitab Yadnya prakerti)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Ajaran Hindu Bukanlah Doktrin

*Mutiara Weda
14/01/2021

*Ajaran Hindu Bukanlah Doktrin*

*Umat sedharma*, Ajaran agama Hindu sangatlah sempurna, luas, universal dan flesibel serta kekal abadi *Sanatana Dharma*.  Agama Hindu bukanlah agama missi dan bukan pula agama  Doktrin melainkan agama yang memberikan keleluasaan kepada umatnya  untuk mendekatkan diri kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa  melalui empat jalan yang disebut *Catur Marga Yoga*

*Satyam* [Kebenaran] , *Sivam* [ Kesucian] &  [ kemuliaan] dan *Sundaram* [ keharmonisan] sebagai  *keluhuran*  ajaran agama Hindu menjadikan sebagai Karakteristiknya.
Ibaratkan  Kolam  yang airnya bersih dan bening,  bunga teratainya harum, maka kodok kodok dan kumbang kumbangpun akan berdatangan karena kebeningan, keindahan dan kesuciannya, demikian pula, sebaliknya belatung belatung pasti akan menjauh karena dia tidak suka akan kebeningan air dan keindahan serta  keharuman akan kolam.

*Oleh karena itu*,sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk memahami  Pustaka  suci Weda  secara  bertahap , berjejang dan komprehensif dengan penguatan pada pondasi dasar dasar agamanya *Tri Kerangka Dasar*  dan dijadikan tiang penyangga  seisi alam semesta dengan enam prisip dasar yang wajib silaksanakan : Satya, Rta, diksa, tapa, brahma dan Yadnya  serta menampakkan keluhuran ajaran Hindu
"Yathemam vacam kalyanim avadani  janebhyah* untuk dijadikan pegangan dan pedoman Hidupnya. *Niscaya*, akan dapat terbangunnya umat  Hindu yang penuh Kedamaian,   berbudhi luhur dan  ajaran agama Hindu akan tetap kuat serta ajeg sepanjang Jaman *Sanatana Dharma*.
( kitab Swastika Rana)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha 
Sasmitha-Yogyakarta

Bahasa dalam Meyadnya

*Mutiara Weda*
13/ 01 / 2021

*Bahasa dalam Meyadnya*

*Umat se-dharma*, dalam Pustaka  suci Weda Samhita mengajarkan untuk selalu memanjatkan rasa syukur & angayubagya   dengan landasan ketulusan hati sebagai  wujud Bhakti dengan berbagai cara,  salah satunya dalam bentuk *meyadnya* sebagai bahasa mona dalam melakukan praktek praktek  keagamaan.

Dalam melakukan persembahan / Yadnya  menggunakan  berbagai  bentuk  bahasa seperti :

*Bahasa tulis*  :   dalam menyampaikan  Banten/ yadnya sesuai dengan kitab  suci *Weda Samhita*  dan

*Bahasa lisan* : dalam menyampaikan  dengan menggunakan bahasa sehari hari *Seha*.
 
*Bahasa  Mona* yaitu menggunakan  sarana dalam bentuk  Banten/ Yadnya. 

*Oleh karena itu*,  sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban dari pustaka suci Weda untuk melaksanakan Panca Maha Yadnya atau Banten dengan landasan pikian.yang tulus, suci, bulat dan jangkep. *Ikang yadnya Ingaranan Pakahyunan sane hening suci, tulus tur jangkep. Niscaya hakekat meyadnya akan bisa diwujudkan yaitu terwujudnya kedamaian, ketentraman Bhuana Agung dan Bhuana Alit.
(kitab Yadnya prakerti)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Tumbuhkan Sifat Daivi Sampad

Mutiara Weda*
11/01 /2021

*Tumbuhkan sifat Daivi Sampad*

*Umat se-dharma*,  jika di renung renungkan, manakala  Membenci orang lain sama nilainya dengan  meminum racun, membuat hidup   akan terbebani secara  terus menerus selama  belum bisa  memaafkannya dan akan terus menempati ruang di hati kita secara gratis.  tumbuhkan sifat Daivi Sampad    saling memaafkan.

Sulit rasanya  orang bisa memaafkan orang lain secara sempurna  manakala dia belum bisa memaafkan dirinya sendiri
Tumbuhkan sikap saling mengampuni, bangun rasa cinta kasih *Prema* ,tanamkan  kedamaian dalam hati * Manah Santih*

*Oleh karena  itu*, sudah menjadi kewajiban bagi  setiap umat Hindu untuk membangun sifat *Daivi sampad*, sifat yang penuh kebajikan,, tumbuhkan sifat saling memaafkan,   serta  belajar  melatih *kesabaran* dengan landasan berpikir dan tutur kata yang santun *Pryavacana* serta menghindari sifat *Asuri sampad* sebagai sifat yang penuh dengan unsur negatif atau sifat sifat  keraksasaan.
(Wrhaspati Tattwa & SS.92-95)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Bangkitkan Bhusana dalam.Diri

*Mutiara Weda*
12/ 01/2021

*Bangkitkan Bhusana dalam Diri*

*Umat Se-dharma*,  Jika kita renungkan,  Tatkala kesadaran Diri melebur dengan kesadaran Sejati / Yang Maha Agung , maka yang tersisa hanyalah kebahagiaan yang tanpa batas. Membangun *Kecerdasan* sangatlah penting bagi setiap umat manusia  dengan menempatkan *kecerdasan Intelektual* sebagai inti dasarnya, yang diperhalus  *Kecerdasan Emosional* dan *Kecerdasan Spiritual* menuju  pada  *Kesadaran sejati* dengan *Bhusana Bhusana*  sebagai Pengikatnya.

*Busana kekayaan* berupa Keramahan, dan  *Busana orang Kuat* dalam bentuk Ucapan atau Perkataan yang  halus,  serta  *Busana Pengetahuan* dalam wujud  Kedamaian,  sedangkan sebagai *Busana orang yang belajar Agama* adalah Kerendahan hati  sebagai Kavaca Dharmanya, demikian pula  halnya  *Busana bagi orang Besar*  berupa sifat pemaaf &  pengampun.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu dalam situasi dan kondisi apapun Gunakan  *Kavaca Dharma dan bangkitkan *Bhusana* yang ada dalam diri dengan membangun Kesadaran  diri dan ketika kesadaran sudah melewati kesadaran materi dengan Kecerdasan Intelektual ( IQ) dan Kecerdasan Emosional ( EQ) maka akan dapat  menuju pada kesadaran Jiwa melalui Kecerdasan Spiritual ( SQ) menuju pada kesadaran yang paling hakiki, bersemayam & berwujudnya  Tuhan dalam diri dengan landasan Pengendalian diri lahir maupun bathin.  Niscaya akan mampu menapaki hidup yang rendah hati, bijak dan mampu mengendalikan serta mengelola emosi menuju pada Kesadaran Sejati.
(kitab Nitisatakam)

*Rahajeng hari Suci Siwaratri Dumogi Kita semua dapat mengendalikan Diri / Suluh Ikang Prabha*

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Tri Sandhya : Sandhya Vandhanam

Mutiara Weda*
10/01/2021

*Tri Sandhya : Sandhya Vandhanam*

*Umat se-dharma*,  umat Hindu dalam melakukan pemujaan dengan menggunakan tiga waktu atau Tri Kala yaitu pada pagi hari, siang hari dan malam hari yang di sebut *Sandya Vandhanam* atau *Tri Sandhya*.

Waktu Sandhya Vandhanam dilaksanakan pada :

*Brahma Muhurta*/ Pratah Sevanam, dilaksanakan pada menjelang Matahari terbit guna menguatkan unsur satwam dalam mengarungi kehidupan dari pagi hingga siang hari.

*Madhya Sevanam*, dilaksanakan pada siang hari dengan tujuan mengendalikan unsur Rajas agar tidak menjurus ke hal hal yang negatif.

*Sandhya sevanam*, dilaksanakan pada sore hari sebelum matahari terbenam guna mengendalikan unsur tamas, malas dan bodoh dan sejenisnya.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk melaksanakan Sandhya Vandanam atau  Tri Sandhya  dengan baik sehingga  proses penyucian diri yaitu hilangnya sifat sifat negatif akibat pengaruh Guna dan meningkatkan sifat sifat positif /Satwam. Niscaya akan terwujudnya kehidupan yang lebih baik, damai, seimbang dan Harmonis bagi umat manusia dan alam semesta ini , mikrokosmos maupun  makrokosmos.
( Siva purana, vidyaswara samhita, XI. 63-64)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha 
Sasmitha-Yogyakarta

Sabtu, 09 Januari 2021

Kebenaran itu Kekal

*Mutiara Weda*
09/ 01 / 2021

*Kebenaran itu Kekal*

*Umat se-dharma*, Jika kita renung renungkan  dalam sebuah;  emas itu walaupun dipanasi dan ditimpa berkali kali  dia tetap mengeluarkan cahaya atau sinarnya,  demikian juga Kayu Cendana walaupun di gosok gosok berulang kali dia tetap mengeluarkan bau harumnya, begitu juga  kebajikan/kebenaran  tidak akan pernah luntur dan tak akan berubah sepanjang jaman.

Tidak ada kewajiban suci yang lebih tinggi dari kebenaran *Satya* dan tidak ada neraka yang lebih menyeramkan dari kawah *Candradimuka*, memegang teguh kebenaran dan Ajegnya  Dharma walaupun ajal menantangnya.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu selalu memegang teguh ajaran Dharma dalam kehidupan sehari hari dengan  baik dan benar agar tidak terjerumus dalam Bencana dan terhindar dari kelahiran rendah atau Neraka ,*Maharorawa* dan menjauhkan diri dari dari ketidak mengertian akan ajaran Dharma /  *Niraya*. Niscaya akan mengerti hakekat menjelma menjadi manusia menuju  kehidupan yang yang bahagia  menuju *Swarga Cyuta* nantinya.  (Slokantara,01 & 12.75)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta


Kamis, 07 Januari 2021

Ngiring Berdoa Bersama

*Mutiara Weda*
08/01/2021

*Ngiring Berdoa Bersama*

*Umat  Sedharma*,  melibatkan Ida SangHyang Widhi Wasa pada setiap kegiatan menjadi suatu keharusan  bagi umat Hindu dengan selalu Memanjatkan Doa atau Mantram kehadapan-Nya  sebagai suatu  kewajiban dan kebutuhan pokok  serta menjadi faktor penentu serta penyelamat  kehidupan umat manusia  menjadi Benteng dalam diri atau kawaca Gaib.

Wabah Virus Covid' 19 masih melanda bhumi dan seisi alam semesta.

Marilah kita sebagai umat Hindu   dimanapun berada selalu  memanjatkan doa doa atau Mantram  mohon kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa dalam manifestasi beliau sebagai  SangHyang Surya dengan kekuatan SangHyang Indra   agar Wabah Virus Covid' 19 dan Virus menular lainnya  sirna dan kageseng oleh kekuatan Beliau  sehingga seluruh umat manusia terhindar dari  wabah Virus  Covid'19,  sehat, selamat dan Rahayu.  

Om Swastyastu,
Om Avighnamastu Namo Siddham

*Om Drstan ca ghnam adrstan ca,
sarvan ca pramrnam krimin* (Atharva Weda V.23.6)

*Indrah Suryasya rasmibhir nyarasanam osati*  (Reg Veda VIII.12.9)

Om Santih,Santih Santih Om
Dumogi Sami Sehat lan Rahayu

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .


Rabu, 06 Januari 2021

Suluh Kehidupan

*Mutiara Weda*
07/01/2021

*Suluh  Kehidupan*

*Umat Se-dharma*,  Jika di lihat dalam Pustaka suci Weda ada tersurat bahwa  Tidak ada sahabat yang lebih tinggi  dari pada pengetahuan dan tidak ada musuh yang lebih berbahaya daripada nafsu jahat  demikian pula  tidak ada kekuatan yang melebihi kekuatan nasib karena nasib tidak tertahankan oleh siapapun.

Melakukan perbuatan baik *Subha Karma* dan mensinergiskan antara Pikiran, Perkataan dan perbuatan serta mengerti akan hakekat ajaran Dharma  sebagai  obor atau penerang Kehidupan bagi setiap umat Manusia  menuju  kehidupan yang Satyam, Sivam dan Sundaram.

*Oleh karena itu* ,  sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban  untuk melaksanakan ajaran Dharma   dijadikan Cahaya dalam Kehidupan *Suluh Ikang Prabha*.  Manakala Perkataan, Perbuatan dan Pikiran yang tidak menyenangkan  dan  menyakitkan bagi diri sendiri   hendaknya jangan dilakukan terhadap orang lain. Niscaya akan dapat mengendalikan seluruh Indrya sehingga  terbangunnya prilaku yang penuh  Kedamaian  menuju Dharma Laksana.
(Slokantara 29 & SS.hal 41-42)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Selasa, 05 Januari 2021

Hidup Yang Meguna

*Mutiara Weda*
06/01/2021

*Hidup Yang Meguna*

*Umat Se-dharma*, jika di lihat dalam Susastra Hindu,  sesungguhnya hidup  menjelma menjadi manusia di dunia ini  sangatlah *mulia*,  *utama* &  *sempurna* karena dibekali dengan *Tri Premana*  :  *Sabda* , *Bayu* dan *Idep*.
*Sabda* :  kemampuan berbicara,  *Bayu*   :  kemampuan bergerak *Idep*     :  kemampuan untuk  berpikir.  Dengan PIKIRAN  setiap umat manusia dapat menjalankan *Wiweka* dengan  ajaran Dharma  sebagai penuntunnya sehingga menjadikan manusia  lebih bijaksana dan sempurna.

Manakala manusia dalam hidup ini  miskin akan  nilai - nilai kebenaran dan miskin akan  nilai - nilai kebajikan  sama nilainya  dengan orang yang sudah  *mati* tiada guna. Hidup yang tanpa  Guna adalah hidup tanpa nilai kebajikan  ibaratkan padi tanpa isi dan bagaikan upacara keagamaan tanpa doa - doa pujaan.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu  pergunakanlah kesempatan  hidup menjelma menjadi  manusia dengan baik dan benar  untuk  berbuat kebajikan  *Subha karma*  sesuai sengan Swadharma masing masing  dan menghindarkan diri dari tindakan kejahatan  *Asubha Karma*. *Niscaya*,  akan menjadi orang yang  bermanfaat  bagi  diri sendiri,  berguna bagi keluarga dan Orang Banyak dalam  menuju tujuan hidup  *Catur Purusa Artha* akan dapat terwujud.
(  M.DS .138/ SS.280 )

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Senin, 04 Januari 2021

Hukum Karma

Mutiara Weda
05/01/2021

*Hukum Karma*

*Umat se-dharma*, setiap perbuatan yang dilakukan oleh umat manusia bersifat   mengikat dan selalu mengikuti  langkah  kemanapun pergi. 
Perbuatan di masa lalu dipertanggungjawabkan pada saat  ini dan perbuatan sekarang akan membentuk atau mempola masa depan, tak ada sesuatu yang berputar terbalik di dunia ini, manusia menjadi baik oleh perbuatan  baiknya  dan menjadi buruk karena perbuatan jahatnya *Hukum Karma*

*Karma Wesana*  akan selalu mengikat dan mengikuti manusia kemanapun  pergi dan menentukan  proses reinkarnasi/ lahir kembali  nantinya.  manusia bisa kita bohongi tapi  Tuhan tidak akan pernah tertidur dalam sekejappun dan akan mencatat segala  apa yang telah kita perbuat di masa kini.

*Untuk itu*, sebagai umat Hindu dalam kehidupan ini  selalu berbuat yang baik *Subha karma* dan membuang jauh jauh sifat buruk *asubha karma* dengan jalan selalu memegang teguh nilai nilai  kebenaran /Dharma. Niscaya hidup yang bahagia baik lahir dan bathin atau Bhumi Kerta  akan dapat terwujud.(Arjuna Wiwaha & Slokantara, 13.10)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Minggu, 03 Januari 2021

Sradha Inti Dalam Beragama

*Mutiara Weda*
04/01/2021

*Sradha Inti  dalam Beragama*

*Umat se-dharma,  jika kita renungkan  dalam sebuah  sesanti ;  seekor kumbang itu  tidak akan pernah meninggalkan Madu dari  bunga seroja walaupun sayapnya dicabut, demikian pula halnya orang bijak dan kuat Sradhanya tidak akan melakukan perbuatan menyimpang atau  melanggar Dharma walaupun hidupnya sedang dalam kesusahan dan penuh dengan cobaan.

Memahami ajaran Dharma secara utuh  & benar menjadi suatu keharusan   tanpa dibayang bayangi oleh  perasaan bimbang & ragu dalam memantapkan kualitas Sradha. Manakala beragama dengan landasan ragu  &  bimbang apalagi acuh  sangatlah berbahaya, siapa yang melaksanakan Dharma dia pasti akan dilindungi oleh Dharma itu sendiri *Dharma raksatah raksitah*  serta menempatkan Keyakinan sebagai Faktor Inti dalam beragama.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu  sudah menjadi keharusan untuk menguatkan keyakinan akan agama *Sradha*, jalankan swadharma masing masing tanpa  perasaan  ragu dengan  memancarkan isi kitab suci Weda *Dharma Vahini*, sebagai pedoman Hidup mengingat kitab suci Weda  sebagai kitab agama dan menjadi kebenaran Mutlak. Niscaya tujuan hidup menjelma menjadi manusia *Catur Purusaartha* akan dapat diwujudkan. 
(Slokantara 9.83)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Sabtu, 02 Januari 2021

Mrtyu-Tuha-Pati

Mutiara Weda*
23/11/2020

*Mrtyu - Tuha -  Pati*

*Umat se-dharma*,   Jika direnung renungkan hidup menjelma menjadi manusia  ibaratkan sinarnya kilat,  singkat  &  sangat pendek. Begitu pula, dalam menjalani kehidupan  dapat  dipastikan akan  mengalami yang namanya ;  Sakit,  Masa tua,  kemudian Mati  ( *Mrtyu*,  *Tuha* &  *Pati*),   tak akan pernah luput dari siklus : *Utpeti*, *Sthiti* dan *Pralina* / Tri Kona sehingga  mengerti akan hakekat kehidupan menjadi suatu keharusan bagi setiap umat Hindu.

Dalam sebuah sesanthi ada menguraikan ;  bagi seekor kijang akan sangat berbahagia saat dapat memakan rumput sedangkan perhiasan tak berguna baginya.  Demikian pula halnya bagi  setiap umat Manusia menjalankan Dharma/ berbuat kebajikan / Subhakarma menjadi suatu kebahagiaan walaupun teramat sulit dan terkadang tidak mengenakan di saat menjalankannya.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu  gunakan wiweka dan jalankan Swadharma serta  Karma Patha ; mengendalikan seluruh Indrya yang bersumber dari gerak Pikiran, Perkataam dan Perbuatan Tri Kaya Sandhi. Niscaya Umat Hindu akan mendapatkan kebahagiaan sekala maupun Niskala, lahir maupun bathin.
(Slokantara, 5.36  &  SS.365-377)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Manusia di jaga dengan Tutur Agama

*Mutiara Weda*
24 / 12 /2020

*Manusia dijaga dengan Tutur agama*

*Umat se-dharma*,  jika dilihat dalam Sesantih Hindu, Menjaga dan merawat  anugerah Tuhan merupakan suatu kewajiban  bagi setiap umat manusia.  Kebenaran dan kebajikan dijaga dengan perilaku yang baik.  Sastra-sastra suci  dijaga  dengan keteguhan hati dan kesucian pikiran.  Ketampanan dan  Kecantikan  di rawat dengan kebersihannya.

Demikian pula halnya dalam  kelahiran menjelma  menjadi manusia dapat dijaga dengan tutur agama,  budi pekerti dan  etika  yang baik  serta sinergisitas dalam  berpikir, bertutur kata  begitu pula  dalam bertindak  *Tri Kaya Sandhi*

*Oleh karena itu*,  marilah sebagai umat Hindu  jangan pernah mengabaikan anugrah Tuhan untuk  selalu menjaga dan  merawatnya dengan   *Bersyukur* atau *Angayubagya.   Niscaya kebahagiaan lahir maupun batin, sekala dan niskala,  manah Santih maupun parama santih akan dapat diwujudkan.
(Kitab Swastika Rana)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Rwa Bhineda dalam Siklus Samsara

*Mutiara Weda*
28/12/ 2020

*Rwa Bhineda Dalam Siklus Samsara*

*Umat se-dharma* , bagi setiap umat Hindu haruslah menyadari  bahwa  Orang yang memahami akan arti hidup yang sebenarnya pastilah tak akan pernah mengeluh pun tak akan pernah menyesal dengan  apa yang sedang dialaminya, melainkan menerimanya sebagai suatu Anugerah dari Ida SangHyang Widhi Wasa, yang wajib dijalankannya dengan landasan ketulusan *Lascarya* dan rwa bhineda akan selalu membayang bayangu dalam  menjalankan siklus samsara.

Demikian pula,  hidup menjelma menjadi manusia, tak akan pernah  lepas  dari konsep *rwa bhineda*, dua hal yang selalu  berbeda yang selalu berdampingan ; *kebaikan & keburukan*, *suka & duka* selalu  silih berganti ,begitu juga halnya dengan lahir- hidup dan  kematian hanya bersumber dari- Nya dan Tuhan ada pada setiap makhluk *Iswarah Sarva Bhutanam*.

*Oleh karena itu* , sebagai umat Hindu, jangan pernah ragu dalam menjalankan Swadharma,  yakin  bahwa Ida SangHyang Widhi Wasa melihat apa yang dilakukannya, Ida SangHyang Widhi Wasa ada di mana mana *Wyapi Wyapaka Nirwikara*, dan segala galanya adalah Tuhan di alam semesta ini *Sarva Idam Kalu Brahman*
(BG. sloka 18.61 & Vedanta Sutra 1.1.4 )

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Tapa Manasa dalam.Prayascita

*Mutiara Weda*
03/01/2021

 *Tapa Manasa dalam Prayascita*

*Umat se-dharma*,  jika dicermati Banten prayascita yang menyertai setiap pelaksanaan  upakara Yadnya merupakan suatu bahasa Mona  bermakna  *Pensucian Pikiran* atau *Tapa Manasa* dari  unsur unsur  kekotoran yang ada dalam diri  dalam wujud  *Panca Mala* sebagai sarana pensucian Tri Bhuwana dalam  alam Svah Loka pada Tri Mandhala  di utama mandhala, dalam bentuk Tri Premana yaitu Pikiran.

Pensucian  Pikiran / *Tapa Manasa*  dari  *Panca Mala*  berbagai kekotoran yaitu :

*Sarwa rogha* : segala penyakit.
*Sarwa vighna* : segala halangan.
*Sarwa Satru" : segala musuh. *papa Klesa* : mengotori hidup. dan *Sarwa dusta* :  berbagai bencana dari orang jahat.

*Oleh Karena itu*,  sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk memahami hakekat Banten Prayascita  sebagai sarana membersihkan   pikiran *Tapa Manasa* sehingga dapat menjalankan *Wiweka*  dengan sempurna  berlandaskan ajaran ajaran Dharma sehingga terhindar dari  berbagai macam kekotoran *Panca Mala*.  Niscaya   umat sedharma  akan dapat menetralisir  *Sehananing sebel kandel*  dalam melakukan  suatu aktivitas yang bersih &  suci. ( Kitab Taru Pramana)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta
madewordanegara.blogspot.com
*Mutiara Weda*
02/01/2021

*Avatara dalam Hindu*

*Umat se-dharma*, Dalam ajaran agama Hindu, adanya keyakinan bahwa  Penampakan dan perwujudan Ida SangHyang Widhi Wasa dari keadaan yang tidak berwujud menjadi berwujud dengan mengambil sebuah bentuk dengan tujuan melindungi  dan menegakkan Dharma di alam semesta ini di sebut *Avatara*

Tuhan / Ida SangHyang Widhi Wasa Dalam menampakkan perwujudan dengan bermacam macam latar belakang dari  avatara yaitu : 

*Amsavatara* : Penjelmaan sebagian dari kemahakuasaan /daya sakti Brahman.

 *Avesavatara* :Penjelmaan dengan sakti-Nya yang tidak permanen  dan 

*Purnamavatara*  : penjelmaan dan perwujudan yang secara penuh atau total dari Brahman

*Untuk itu*, sebagai umat Hindu mantapkan keyakinan akan munculnya *avatara* Turun ke dunia guna menyelamatkan dan menegakkan Dharma di alam semesta ini dengan mengambil berbagai perwujudan dalam bentuk *Dasa avatara* guna melepaskan beban dunia dengan jalan melindungi mereka yang berbuat kebajikan dan memusnahkan kejahatan.*Satyam Evam Jayate nanrtham*
(Asvameda Parva,53-55 )

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .
madewordanegara.blogspot.com

Bersihkan Hati

*Mutiara weda*
01/01/2021

*Bersihkan Hati*

*Umat se-dharma*, Dalam memasuki Tahun Baru 2021 mari kita belajar dari sebuah sesanti dari pepohonan  bahwa ; cabang pohon itu akan merunduk manakala dipenuhi dengan buah, begitu pula halnya dengan awan akan merendah tatkala penuh dengan uap , demikian juga halnya dengan orang orang yang baik dan bijaksana  akan berhati lembut karena pengetahuan sucinya *Samyagjnana*.

Mantapnya Kualitas rohani akan menjauhkan diri dari tindakan kejahatan  dan menuju sifat yang penuh  kebajikan. Demikian juga, manakala  setiap manusia memiliki sifat kebaikan dapat dipastikan sifat irihati, dengki , serakah ,rakus, rasa benci dan sejenisnya akan meninggalkannya serta bersahabat dengan semua umat manusia *Vasudhaiva Kutumbakam*

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu dalam.memasuki tahun baru 2021' tingkatkan kualitas rohani dengan membersihkan hati atau bathin *Padma Hrdaya* dengan menampakan persaudaraan sejati *Vasudhaiva Kutumbakam* dengan hati yang penuh rasa cinta kasih sayang *Prema*.  Niscaya akan mendapatkan kebahagiaan hidup yang sebenarnya *Sukha tan pawali duhka* dan menuju alam kesempurnaan sejati *Kamoksan* .(Kitab Atharva Veda, 10.6’1& Niti Satakam)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha 
Sasmitha-Yogyakarta
madewordanegara.blogspot.com

Roda Dharma

*Mutiara Weda*
31 / 12 /2020

*Roda Dharma*

*Umat se-dharma*, Tatkala Orang  telah memiliki tingkatan kesadaran akan sang  diri dapat dipastikan   hidupnya akan selalu terkontrol dan dapat melakukan perbuatan baik *Subha Karma*  serta akan mampu memutar  jalannya *Roda dharma* atau  *Cakra Dharma* dengan baik  Satyam, Sivam dan Sundaram (Kebenaran, Keindahan dan Kebajikan) ,demikian pula  mampu memancarkan ajaran Dharma dalam kesehariannya  *Dharma Vahini*.

Selama badan masih kuat dan sehat, demikian juga selama kematian masih jauh, lakukanlah suatu kebaikan  yang berguna bagi diri sendiri serta berguna bagi orang lain *kesadaran diri* dan Pengekangan serta Pengendalian diri / *Karma Patha*

*Oleh karena itu*, tumbuhkan kesadaran  diri dengan menampakkan nilai keindahan dan  keluhuran budhi *Sundaram* di dalam alam Maya Pada ini. Niscaya akan  dapat mewujudkan tujuan Hidup menjelma menjadi manusia yang sebenarnya *Catur Purusartha*, Moksartham jagadhita ya ca iti Dharma atau *Bhumi Kertha*, yang suka tanpa wali dukha akan terwujud.
(Cautilya Nitisastra. IV.24 & SS.2-7)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta
madewordanegara.blogspot.com

Tei Rnam & Tri Parartha

*Mutiara Weda*
30/12/2020

*Tri Rnam & Tri Parartha*

*Umat Se-dharma*,  Jika  dilihat dalam susastra Hindu bahwa  *Tri jnana Sandhi* merupakan Tiga  Pokok ajaran agama Hindu yang terintegrasi menjadi satu kesatuan yang utuh. *Tatwa*  menjadi landasan teologis dari semua bentuk pelaksanaan ajaran Dharma, *Susila* menjadi landasan etis dari semua prilaku umat Hindu dalam hubungannya dengan Ida SangHyang Widhi Wasa, sesama manusia dan dengan alam Lingkungannya , sedangkan *Acara agama* sebagai implementasi  dari tatwa dan susila dalam wujud tata keagamaan yang dalam tindakan pelaksanaan Yadnya lebih dikenal dengan nama *Upakara yadnya*.

*Tri Rnam*  dan *Tri Parartha*  menjadi dasar dilaksanakannya  *Yadnya* bagi Umat Hindu.
 Tri Rnam merupakan tiga hutang  menjadi bekal hidup setiap umat Hindu yang wajib dibayar selama hidupnya  melalui pelaksanaan Yadnya yaitu *Dewa Rnam*,  *Rsi Rnam* dan *Pitra Rnam*

*Tri Parartha* yaitu  tiga yang menyebabkan kedamaian, ketentraman dan kebahagiaan umat Hindu yaitu Asih,  Punia dan Bhakti.

*Asih* : melakukan pemeliharaan terhadap alam dan Sarvaprani dengan penuh rasa asih sebagai Yadnya.

*Punia* : Yadnya pada sesama umag manusia berupa pelayanan agar umat termotivasi secara spiritual melayani *Svanam* dan manusa Yadnya.

*Bhakti* : Pemujaan kehadapan Ida  SangHyang Widhi  Wasa agar memiliki daya spiritual.

*Oleh karena itu*, sudah menjadi kewajiban bagi Umat Hindu untuk melaksanakan Panca Yadnya sebagai bentuk pembayaran hutang Tri Rnam dan sebagai bentuk kewajiban & pengamalan ajaran pustaka suci Weda. Niscaya
Akan dapat  terwujudnya kehidupan yang, damai, sejahtera dan bahagia.Satyam, Sivam dan Sundaram.
(Kitab Swastika rana, hal.157-161)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .