Sabtu, 29 Agustus 2020

Dharma itu Kekal

*Mutiara Weda*
30/08/2020

*Dharma itu Kekal*

*Umat Se-dharma* , jika di renung renungkan  dalam sebuah Paribhasa :   *Gajah Mati meninggalkan Gading*,  *Harimau mati meninggalkan Belang* sedangkan  *Manusia mati Meninggalkan Nama* , kebaikan maupun hal hal buruk.

Demikian pula halnya dalam menapaki kehidupan   menjelma menjadi manusia tidaklah kekal / tidaklah langgeng, penuh dengan kesemuan ;  Ketampanan/Kecantikan itu juga tidaklah langeng, begitu pula materi yang melimpah/ kekayaanpun tidaklah langgeng, demikian juga halnya dalam hubungan dengan yang dicintai tidaklah langgeng, yang langgeng hanyalah *Dharma atau kebenaran*.

*Oleh karena itu*, marilah  sebagai umat Hindu  menyadari hakekat hidup yang sebenarnya adalah membenahi diri  dalam menjalankan  ajaran Tri Kaya Parisudha untuk selalu berpijak pada ajaran Dharma sehingga melahirkan Perbuatan Subhakarma dalam menuju tujuan hidup yaitu *Catur Purusartha*. *Niscaya*,  akan memahami essensi hidup dan keberadaan diri menuju kesadaran yang sempurna yaitu kebahagian lahir maupun bathin , manah santih maupun parama santih dapat diwujudkan.
(Slokantara, 4.9)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Jumat, 28 Agustus 2020

Hindu Bhineka Tunggal Ika

*Mutiara Weda*
29/08/2020

*Hindu  Bhineka Tunggal Ika*

*Umat se dharma*,  dalam Pustaka suci ada menyebutkan ;
*Šrutistu vedo vijñeyo dharmaṡāstram tu vai smṛtiá
te sarvātheṣva mimāmsye tābhyāṁ dharmohi nirBabhau*

Artinya :
Yang dimaksud dengan Sruti, ialah Veda dan dengan Smrti adalah Dharmasastram, kedua  pustaka suci ini tak boleh diragukan kebenaran ajarannya, karena keduanya sumber Dharma.

Hindu  yang Bhineka Tunggal Ika bukan berarti  memiliki kitab suci yang berbeda beda dan bukan pula   suatu kebebasan atau perbedaan tanpa batas melainkan tetap mengacu  pada Kitab Suci  agama Hindu yaitu Weda. Pustaka Suci Weda menjadi Identitas dan Karakter agama Hindu sebagai  Kitab suci, baik *Weda Sruti* maupun *Weda Smerthinya*  sebagai suatu *kebenaran mutlak* dan menjadi *kitab Agama*. Demikian pula,  dasar keyakinan yaitu *Panca Sradha* dan *pokok pokok ajaranya Tiga Kerangka Dasar* sebagai  pedoman dalam Beragama Hindu.

*Oleh karena itu*   sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk meningkatkan kualitas  *Sradhanya* dan pokok pokok ajaranya dengan  berfalsafahkan *Bhineka Tunggal Ika* ;' berbeda suku, berbeda budaya, berbeda adat ataupun Tradisi  tetapi tetap satu pegangannya yaitu *Kitab Suci Weda*.  Sebagai umat Hindu memiliki kewajiaban suci yaitu  *memahami*,  *mempelajari* dan *mengamalkan* serta *mengamankan* ajaran agama Hindu dengan pustaka Wedanya. Niscaya akan dapat terwujudnya Umat Hindu yang Damai, rukun dan Harmonis. ( MDS. II.10)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Trigunatattwa dalam Citta

*Mutiara weda*
28/08/2020

*Trigunatattwa dalam Citta*

*Umat Se-dharma*, Pikiran atau Citta merupakan sang penentu kelangsungan kehidupan umat Manusia. Pikiran atau Citta yang menyebabkan sang Atman menikmati kalepasan atau kamoksan, pikiran pula menyebabkan sang Atman masuk Neraka dan karena pikiran pula sang atman mengalami  proses reinkarnasi menjadi binatang ataupun lainnya.

Pikiran sangat dipengaruhi oleh unsur *TrigunaTatwa*.  Pikiran yang terang dan jernih di sebut *Satwam*, Pikiran yang selalu berubah ubah di sebut *Rajas* dan pikiran yang berat dan keruh disebut *Tamas*.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu kendalikan pikiran  dengan *Jnana atau pengetahuan suci* dengan landasan  *Tri Pramana*  ; Pratyaksa,  Anumana dan  Agama Premana. Niscaya  Pikiran akan selalu terkendali dengan pengetahuan sejati  *Samyag-jnana* sebagai Bingkainya. (Wrhaspati Tattwa.15-17)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .


Dana Bhagana

*Mutiara Weda*
27/08/2020

*Dana Bhagana*

*Umat Se-dharma*,  Salah satu kewajiban suci dari  umat Hindu adalah menghaturkan Dana Suci /Mapunia sesuai dengan kemampuan masing masing  atau   Panca Maha Yadnya.  medana Punia  yang dilakukan tanpa ketulusan/ Lascarya, lebih lebih  diperciki oleh perasaan  marah, unsur pamer ataupun prilaku kotor lainnya dalam susastra Hindu  disebut *Danabhagana*.

Secara umum Ada tiga jenis Dana Punia  antara lain:

*Artha Dana* : Pemberian berupa  harta benda atau materi

*Abhaya Dana* : Pemberian berupa perlindungan rasa aman.

*Brahma Dana* : Pemberian berupa Ilmu Pengetahuan.

*Oleh karena itu*,  Sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk   melakukan *Dana suci / Mapunia* dengan landasan ketulusan dan menghindari pemberian dana suci yang  bersifat *Rajasika* maupun *Tamasika*  atau  *Danabhagana*. *Niscaya* dengan ketulusan & keluhuran budhi  akan.dapat menumbuhkan sifat Kedewataan atau Daivi sampad dalam sang diri.
(S.S  205 & Slokantara, 20.5)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Tiga Penyebab Kemabukan

*Mutiara Weda*
26/08/2020

*Tiga Penyebab  Kemabukan*

*Umat Se-dharma*, Jika kita lihat dalam.susastra Hindu  bahwa *Kemabukan / Mada*  merupakan salah satu musuh yang ada dalam diri manusia  yang wajib dikendalikan yang disebabkan oleh kegelapan pikiran  *Sapta Timira* sehingga tidak terkendalinya Indrya Indrya Berakibat pada hilangnya Kesadaran diri.

Ada tiga penyebab kemabukan  manakala tidak mampu mengendalikan diri :

*Sura*:  Meminum Minuman Keras ,yang beralkohol

*Saraswati*: Terlalu bangga dengan Kepandaian atau merasa diri paling pintar.

*Laksmi* : Terlalu bangga dengan kekayaan yang dimilikinya.

*Oleh karena itu*. Sebagai umat hindu marilah kita  selalu mengendalikan diri *Tapah*  dan pusatkan Pikiran  *Dhyana*  bangun wawasan dalam berpikir dan  Mantafkan kualitas bhakti, dengan cara selalu mendekatkan diri kepada Ida SangHyang Widhi Wasa baik  melalui sembahyang secara sendiri  *Ekantha* maupun sembahyang secara bersama sama *Sam-Kirtanam*. Niscaya umat Hindu  tidak akan jatuh kejurang kebodohan & kesengsaraan, terwujudnya kebijaksanaan *Satyam*,  *Siwam* dan *Sundaram*. ( Slokantara 68.21)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .


Senin, 24 Agustus 2020

Tri Dharma Sandhi

*Mutiara Weda*
24/08/2020

*Tri Dharma Sandhi*

*Umat Se-dharma*, setiap umat Hindu haruslah menyadari bahwa  kitab suci *Weda Sruti* merupakan Catur Weda, menjadi *Weda Inti* atau *Weda Sirah* dan *Smerthi* merupakan *Dharma Sastra*, keduanya harus diyakini, dituruti ajaran ajarannya sehingga  tindakan dalam bidang Dharma menjadi sempurna.

Apa yang diajarkan oleh *Sruti* disebut Dharma, semua yang diajarkan dalam *Smerthi* pun dharma pula namanya, demikian pula tingkah laku sang *Sistacara* yang memberikan ajaran Kebenaran & kesucian  Dharma pula namanya sehingga di sebut *Tri Dharma Sandhi*

*Oleh Karena itu*, sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk meyakini dan menjalankan Tri Dharma  atau tiga Dharma ; Sruti, Smerthi dan Sistacara secara sinergis dan seimbang *Tri Dharma Sandhi*. *Niscaya* seluruh Indrya dan hawa nafsu akan dapat dikendalikan begitu pula segala tindakan akan selalu berlandaskan Dharma atau  *Dharma Laksana* ( S.S.40-42)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Sabtu, 22 Agustus 2020

Berkarma Susuai Swadharma

*Mutiara Weda*
23/08/2020

*Berkarma Sesuai Swadharma*

*Umat se-dharma*,  Setiap umat manusia pastilah menyadari bahwa hidup menjelma menjadi  manusia sangatlah pendek dan sesungguhnya  hidup sebenarnya  adalah untuk Berkarma sesuai dengan *Swadharma* masing masing,  tak seorangpun  luput  dari kuasa Tuhan ini.

Tat kala kuasa Tuhan menjemputnya, jiwa  manusia terasa  memberontak dan menjerit dalam hatinya, namun apa daya, yang pasti  manusia harus bekerja dan bekerja dalam hidup ini. Tanpa kerja manusia tak akan pernah mencapai kebebasan, tanpa kerja tak akan pernah mencapai kesempurnaan.

*Oleh karena itu*, sudah menjadi kewajiban setiap umat  manusia  untuk selalu  *Berkarma manut Swadharma*, mau tidak mau, suka tidak suka, dipaksa untuk bekerja tanpa kerja 
hiduppun tak akan mungkin, mengingat seluruh  *Karma Wesana* sebagai jalan menuju alam kebebasan yang abadi  *Bhukti Mukti Pada* 
( BG.III.4,5 / SS.33)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Rabu, 12 Agustus 2020

Semua Yang Terjadi atas Anugerah-Nya

*Mutiara Weda*
13/08/2020

*Semua yang terjadi atas Anugerah-Nya*

*Umat Se-dharma*, jika kita renung renungkan  dalam proses kehidupan ini,   tidak ada sesuatu yang  terjadi  terlalu cepat pun tidak ada sesuatu yang terlambat demikian pula  tak ada suatu kejadian secara tiba tiba  atau secara kebetulan, semua terjadi tepat pada waktunya dan semuanya atas Anugerah dari Ida SangHyang Widhi Wasa,  begitu juga halnya dalam mengarungi kehidupan ada suka pun juga ada Duka, begitu pula ada bahagia pasti juga ada penderitaan atau sengsara mengikutinya / *rwa bhineda*

Kedukaan datang  setelah kesukaan, kesukaan mengikuti kedukaan, hidup didunia ini selalu mengalami perputaran ibarat Cakra Manggilingan selalu berputar putar silih berganti.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu mari jalankan proses kehidupan ini dengan sebaik baiknya selalu berkarma Baik *Subha Karma*  baik dalam kondisi bahagia maupun disaat mendapatkan cobaan, Penderitaan atau kesengsaraan, mengingat semua hasilnya ditentukan oleh dirinya sendiri *Bhoga Svatantrya* berdasarkan atas Perbuatannya sendiri *Karma Svatantrya*.  Niscaya akan selalu menjadi orang yang bahagia dan mengerti akan arti suatu kehidupan.
(Kitab Slokantara, 84)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta




Minggu, 09 Agustus 2020

Wanita Hindu Ardhanareswari

*Mutiara Weda*
10/08/2020

*Wanita Hindu Ardhanareswari*

*Umat Se-dharma*, jika kita lihat dalam ajaran Siwa tattwa  mengenal konsep *Ardhanareswari* yaitu simbol Tuhan dalam manifestasi sebagai setengah *Purusa* dan  setengah *Predana*, Kedudukan dan peranan purusa disimbulkan dengan *Siwa* sedangkan Predana disimbolkan dengan *Dewi Uma*, Dewa Siwa memerankan fungsi maskulin sedangkan Dewi Uma memerankan fungsi feminim,  kedua fungsi ini menyatu  sehingga melahirkan kehidupan. Demikian pula  Wanita Hindu memiliki Peranan dan Kedudukan yang Sangat  Suci & Mulia dikenal Ardhanareswari. Di mana wanita dihormati, disanalah para dewa merasa senang, tetapi dimana wanita tidak dihormati upacara suci apapun tidak akan berpahala.

Betapa pentingnya kedudukan Wanita Hindu dalam keluarga Hindu, wanita Hindu diciptakan Ida SangHyang Widhi Wasa dalam fungsinya sebagai Predana di simbolkan dalam bentuk *Yoni* sedangkan Laki laki diciptakan Ida SangHyang Widhi Wasa dalam Fungsi Purusa yang disimbolkan dalam bentuk *Lingga*, sehingga penyatuan kedua unsur itu melahirkan adanya kehidupan dan memberikan *Vayu* bagi terciptanya makhluk hidup beserta Isinya.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu  dalam membangun keluarga Hindu yang damai, sejahtra / *Sukhino* dengan menempatkan wanita Hindu  sebagai seorang *Ibu* ( Jaya)  Ji : yang melahirkan anak yg memiliki kewajiban sekala maupun Niskala dalam pembentukan kualitas rohani sang Anak  *Dharmapatni* maupun *Sahadharmani*. Niscaya akan dapat terwujudnya keluarga Hindu Yang Damai dan Sejahtera menuju  keluarga Hindu yang  *Sukhino*.
(MDS, III, 56 & Yajur Veda, XIV, 21)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta


Jumat, 07 Agustus 2020

Bija / Ganda Aksata

*Mutiara Weda*
08/08/2020

*Bija / Ganda aksata : Benih Ke-Siwa-an*

*Umat Se-dharma*, Umat Hindu dalam melakukan persembahyangan  tidak bisa lepas dari penggunaan *Bija* atau butiran Beras. *Mawija* atau *mabija* merupakan rangkaian akhir dari setiap  persembahyangan  setelah usai mathirta  dalam bentuk butiran-butiran beras
yang sering di sebut *Bija* atau *Ganda Aksata*

*Ganda* : biji bijian yang utuh dan *Aksata*: berbau wangi digunakan atau dilekatkan pada *Kening /Lelata*, *dada/ pangkal tenggorokan* dan di *Telan* serta disertai dengan doa masing masing .

*Doa Mebija yang Dilekatkan pada lelata (Dahi tengah)*
Om Criyam bhawantu. Artinya: Semoga kebahagiaan meliputi hamba.

*Dilekatkan pada Dada / pangkal tenggorokan*: 
Om Sukham bhawantu, Artinya: Semoga kesenangan selalu datang pada hamba.

*Doa mebija yang ditelan(tanpa dikunyah)*:
Om Purnam Bhawantu, Om Ksama sampurna ya namah swaha

Artinya: Semoga segala kesempurnaan menjadi bertambah sempurna.

Mebija  perlambang dari *dewa Kumara*  simbol dari munculnya  benih *Ke-Siwa-an* atau *Dewi Sri* yang  bertujuan agar para penerima Bija memperoleh *kebajikan*, *kemuliaan* dan *kemakmuran* serta terhindar dari bencana /malapetaka dengan menampakkan sifat Kedewataan *Daivi Vak*

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu tumbuhkan dan kembangkan sifat kedewataan *Daivi Vak* atau benih Ke-Siwa-an itu dalam pikiran serta hati  masing-masing dan hilangkan sifat sifat keraksasaan *Asuri Sampad*. Niscaya Umat Hindu yang Damai, Harmonis dan Bahagia akan terwujud.
 (Siva Samhita, 96 & Sanatana Hindu )

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Kamis, 06 Agustus 2020

Kuatkan Sradha dengan Penguatan Tattwa Agama

*Mutiara Weda*
07/08/2020

*Kuatkan  Sradha dengan Penguatan Tattwa Agama*

*Umat Se-dharma*, Bagi  setiap umat Hindu *Sradha* merupakan keyakinan atau kepercayaan & menjadi cikal bakal  penguatan  beragama bagi umat Hindu,  manakala dalam  beragama tidak memiliki keyakinan atau kepercayaan ataupun ragu akan  agamanya dapat dipastikan  rapuhnya pondasi agama berdampak rapuhnya terhadap pemahaman  inti sari dari ajaran agama sehingga perlu pemurnian akan pemahaman ajaran agama melalui tatwa tatwa agama ataupun *sumber sumber Dharma*  untuk menghindari  munculnya berbagai penafsiran yang keliru dan menyimpang yang dapat  menimbulkan berbagai kerawanan justru mendiskriditkan Aspek tertentu akibat dari kurangnya pemahaman terhadap *Tatwa Tattwa agamanya*. 

*Tattwa*, *Etika*,  dan *Acara agama*  sebagai inti ajaran Hindu dan menjadi  Inti  dari Tiga kerangka dasar  atau pokok ajaran agama Hindu dan menjadi roh atau jiwa  ajaran Hindu Dharma yang wajib dilaksanakan secara sinergis *Tri Jnana Sandhi* bagi umat Hindu.

*Oleh karena itu*, marilah kita sebagai Umat Hindu untuk mempelajari kembali  Pustaka suci Weda secara benar, utuh dan sempurna baik *Weda Sruti* maupun *Weda Smerthi* dengan cara  belajar Weda secara  bertahap berjenjang dan komprehensif dan Hindari belajar Weda dengan Dalih praktis, simpel, mudah, sederhana  cenderung menggunakan jalan pintas yang justru dapat menyesatkan. Niscaya umat Hindu akan Ajeg dengan Sradhanya dan kokoh dalam ajaran Hindu Dharma *Sanatana Dharma* dalam mewujudkan umat Hindu yang *Jagadhita & Kamoksan*.
( kitab Swastika Rana & Weda Sabda Suci Tuhan)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .