Senin, 15 April 2019

Bangun Kesadaran Diri

*Mutiara Weda*
16 / 04 /2019

*Bangun Kesadaran Diri*

*Umat se-dharma*, Tatkala Orang  telah memiliki tingkatan kesadaran akan sang  diri dapat dipastikan   hidupnya akan selalu terkontrol dan dapat melakukan perbuatan baik *Subha Karma*  serta mampu memancarkan ajaran Dharma dalam kesehariannya / *Dharma Vahini*.

Selama badan masih kuat dan sehat, demikian juga selama kematian masih jauh, lakukanlah suatu kebaikan  yang berguna bagi diri sendiri serta berguna bagi orang lain *kesadaran diri* dan Pengekangan serta Pengendalian diri / *Karma Patha*

*Untuk itu*, tumbuhkan kesadaran  diri dengan menampakkan nilai keindahan dan  keluhuran budhi *Sundaram* di dalam alam Maya Pada ini. Niscaya akan  dapat mewujudkan tujuan Hidup menjelma menjadi manusia yang sebenarnya *Catur Purusartha*, Moksartham jagadhita ya ca iti Dharma atau *Bhumi Kertha*, yang suka tanpa wali dukha akan terwujud.
(Cautilya Nitisastra. IV.24 & SS.2-7)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Dosa Penyebab Samsara

Mutiara Weda*
15/04/2019

*Dosa Penyebab Samsara*

*Umat se-dharma,  Dalam ajaran agama Hindu proses kehidupan yang selalu berputar  putar / berulang ulang  lahir (utpeti) hidup (sthiti) dan mati (pralina) tiada henti di sebut Samsara. Samsara pada dasarnya  adalah suatu  penderitaan.  menderita disebabkan karena Dosa.

Hidup dalam alam Samsara / punarbhawa ibarat seperti ulat ataupun lintah yang berjalan pada seuntai dedaunan, yang setelah mencapai ujungnya, akan melekukan badannya kearah batang baru, demikian juga halnya sang atman setelah meninggalkan badan kasar /badan wadag akan melekukan badannya kedalam tubuh yang lain  atau yang baru dengan disertai karma wesana sebagai pengikutnya setianya.

*Untuk itu*, sebagai umat Hindu harus paham betul bahwa samsara itu terjadi akibat dari pahala atau karma yang belum sempurna semasa manusia hidup dan ketidaksempurnaan  karma bersumber pada unsur *maya* yang mengikat sang atman dalam bentuk kenikmatan duniawi,  lepaskan diri dari samsara dengan penguatan pada pengendalian Indria serta memahami bahwa atman adalah Brahman dan tercapainya tingkatan pengetahuan yang sejati /*Jnana* jalan menuju alam kamoksan.
(Brhadaranyaka Upanisad, IV.4.6)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha
Sasmitha-Yogyakarta

Kebenaran itu Kekal

*Mutiara Weda*
14/ 04 /2018

*Kebenaran itu  Kekal*

*Umat se-dharma,  kalau kita renung renungkan Dharma/ kebajikan dan  kebenaran ;  ibaratkan  Emas, walaupun dia dipanasi berkali kali dia akan tetap cemerlang dan mengeluarkan sinar / cahaya,  begitu pula kayu Cendana, walaupun dia di gosok gosok berulang kali, dia akan tetap mengeluarkan bau harumnya.

Demikian juga halnya dengan kebenaran dan kebajikan dia tidak akan pernah luntur dan berubah walaupun sampai akhir jaman.

*Untuk itu*, sebagai umat manusia untuk selalu  berpegang teguh  pada ajaran  Dharma/ kebaikan  dan kebenaran *Satya* dengan sungguh sungguh serta  taat & patuh pada tuntunan kitab Suci Weda, Niscaya akan tercapainya tujuan hidup *Catur Purusaartha*  &  dilindungi oleh Sang maha Pencipta.
(Slokantara, 12. 75 )

Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Jumat, 12 April 2019

Catur Bekal Numadi

Muriara Weda*
12/04/2019

*Catur Bekal Dumadi*
[ empat bekal kita hidup]

*Umat se-dharma, Dalam ajaran agama Hindu, lahir menjelma menjadi manusia sangatlah mulia, sangatlah  utama dan sangatlah sulit untuk diperolehnya,  karena dengan menjelma menjadi manusia dapat  menimbang nimbang  mana yang baik dan mana  yang buruk / *Wiweka*  Demikian pula halnya dalam hidup ini, sebenarnya  sudah dibekali dengan empat bekal hidup yang di sebut  *Catur Bekal Dumadi* antara lain  :

*Suka* : perasaan  yang selalu senang, suka dan bahagia

*Dukha* :  Rasa sedih ataupun rasa  dukha selalu menyelimuti setiap umat manusia.

*lara*,  Tak seorangpun manusia dapat terhindar dari Kesengsaraan  karena hidup pada dasarnya adalah menderita.

*Pati*, setiap umat manusia  tak luput dari  Siklus kematian  atau Pralina.

*Untuk itu*, sebagai  umat Hindu jalankan proses  hidup dengan rasa Angayubagya, pergunakan kesempatan menjelma  menjadi manusia  untuk selalu berbuat Kebajikan / *Subha Karma*,  serta  sadar bahwa  proses kehidupan akan mengalami siklus perputaran *Tri Kona*  : *Utpeti*, stithi,  Pralina dengan rwa bhineda selalu mendampinginya.   Jangan terlalu berbangga dan berbesar hati manakala mendapatkan  kebahagiaan dan jangan pula terlalu bersedih hati tatkala mendapatkan  rasa dukha dan penderitaan,  jalankan hidup ini dengan landasan  Lascarya, Citta sudhi / Pikiran yang bersih, Nirahamkara/kendalikan emosi emosi gelap, laksanakan dhyana yoga/samadhi. Niscaya akan dapat menuju  target Utama menjelma menjadi manusia yaitu *Kesadaran  sejati*,  memutus siklus samsara menuju *Moksa*.
( SS.3-6. & SS.473-474)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Panca Nrta

*Mutiara Weda*
13/04/2019

*Panca Nrta*

*Umat se-dharma, Dalam ajaran agama Hindu tertuang  bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna karena dibekali dengan akal/ pikiran / idep untuk menjalankan *wiweka jnana* dan menempatkan kejujuran/ satya pada posisi yang paling  penting dan utama. Namun demikian, disisi lain  dalam ajaran agama Hindu ada lima kebohongan yang diperbolehkan dan dibenarkan   yang disebut  *Panca Nrta*

*Berbohong  pada anak kecil*, melakukan kebohongan pada anak kecil untuk mengajarkan ajaran ajaran Etika agama.

*Berbohong kepada musuh*, Untuk menjaga keselamatan diri serta  menyelamatkan  bansa dan negara.

*Berbohong pada Pasangan* dalam usaha untuk menjaga kedamaian , kerukunan dan keharonisan dalam sebuah rumah tangga.

*Berbohong kepada orang sakit*, berbohong pada orang sakit juga diperbolehkan untuk kepentingan diri dari yang bersangkutan.

*Untuk itu*, sebagai umat Hindu dalam menjalankan ajaran  panca Nrta dengan  tetap berpegang teguh pada ajaran  Tri Kaya Pari suda  guna  menyelamatkan jiwa, membangun kedamaian, kerukunan dan keharmonisan  keluarga Hindu yang *Saha Dharmani* dan Bumi Kerta.
(Canakya Niti Sastra, VII.12 dan Slokantara 69)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Kamis, 11 April 2019

Rurub Kaiang

*Mutiara Weda*
11/04/2019

*Rurub Kajang*

*Umat se-dharma*, Umat Hindu dalam melaksanakan upacara Pitra Yadnya tidak bisa lepas  dengan penggunaan rurub kajang atau kerudung kajang sebagai salah satu *Upa rengga*   yang sangat penting  dan menentukan dalam proses upacara Pitra Yadnya atau  pengabenan / perabuan yang dibuat  oleh Sang Sulinggih / sang Dwijati.

Rurub kajang sebagai simbol perjalanan dari  sang Atman akan menemui para leluhurnya untuk menuju alam Swarga atau alam Kamoksan agar tidak mendapat rintangan atau halangan dalam perjalanannya  yang dilukiskan dengan berbagai Aksara suci  baik *Panca aksara*, *Panca Brahma* maupun aksara *Dasa Bayu* dan akasara suci  lainnya  yang penggunaannya diletakkan diatas jenasah atau peti jenasah sebagai perlambang adanya restu dari sanak keluarga, sang sulinggih dan Betari Kawitan/leluhurnya terhadap kepergian Sang Palatra  manunggal dengan Sang Maha Pencipta.

*Untuk itu*,  sebagai umat Hindu dalam setiap penyelenggaraan upacara Pitra Yadnya atau Perabuan atau Ngaben tetap memperhatikan penggunaan rurub Kajang atau kerudung kajang dengan menggunakan aksara suci sebagai *Sandhi*  dari angga sarira sang Palatra *Sarira Kosha* dengan harapan kesucian dan kebahagiaan abadi dapat tercapai dalam wujud alam Kalepasan atau  alam Kamoksan. ( kitab Pitra Puja dan kitab Sawa Wedana)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Catur Dharma

*Mutiara Weda*
10/04/2019

*Catur Dharma*

*Umat se-dharma*, Dalam ajaran agama Hindu  memiliki empat macam tugas yang patut dilaksanakan setiap umat Hindu dalam  mengarungi kehidupan di dunia  ini sebagai suatu Dharma bhakti baik untuk kepentingan diri sendiri maupun untuk kepentingan umum yang di sebut *Catur Dharma*.

Keempat tugas dan kewajiban atau *Catur Dharma* tersebut antara lain :

*Dharma Krya*, setiap umat manusia harus bekerja,berbuat, berusaha dan beraktifitas untuk kebajagiaan baik keluarga maupun dalam bermasyarakat.

*Dharma Sentosa*, setiap umat manusia berusaha untuk mencapai kedamaian lahir maupun bathin dalam diri dalam mewujudkan kedamaian dan kesantosaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

*Dharma Jati*, setiap umat manusia selalu berusaha dan berkewajiban mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.

*Dharma Putus*, setiap umat manusia berkewajiban melakukan sesuatu secara tulus dan ikhlas, mengutamakan prilaku  baik atau Subha karma sesuai dengan ajaran Dharma.

*Untuk itu*, sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk menjalankan ajaran Catur Dharma dengan baik guna mewujudkan manusia yang Harmoni,  bahagia , baik lahir maupun bathin, Manah santih maupun Parama santih dalam mewujudkan tujuan hidup beragama yang di sebut  Catur Purusa Artha. ( Krti Pandawa  27a & BG. III.35)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Senin, 08 April 2019

Sandhya Vandanam

Mutiara Weda*
09/04/2019

*Sandhya Vandanam*

*Umat se-dharma*,  umat Hindu dalam melakukan pemujaan dengan menggunakan tiga waktu atau Tri Kala yaitu pada pagi hari, siang hari dan malam hari yang di sebut *Sandya Vandhanam* atau *Tri Sandhya*.

Waktu Sandhya Vandanam dilaksanakan pada :

*Brahma Muhurta*/ Pratah Sevanam, dilaksanakan pada menjelang Matahari terbit guna menguatkan unsur satwam dalam mengarungi kehidupan dari pagi hingga siang hari.

*Madhya Sevanam*, dilaksanakan pada siang hari dengan tujuan mengendalikan unsur Rajas agar tidak menjurus ke hal hal yang negatif.

*Sandhya sevanam*, dilaksanakan pada sore hari sebelum matahari terbenam guna mengendalikan unsur tamas, malas dan bodoh dan sejenisnya.

*Untuk itu*, sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk melaksanakan Sandhya Vandanam atau  Tri Sandhya  dengan baik sehingga  proses penyucian diri yaitu hilangnya sifat sifat negatif akibat pengaruh Guna dan meningkatkan sifat sifat positif /Satwam. Niscaya akan terwujudnya kehidupan yang lebih baik, damai, seimbang dan Harmonis bagi umat manusia dan alam semesta ini , mikrokosmos maupun  makrokosmos.
( Siva purana, vidyaswara samhita, XI. 63-64)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha
Sasmitha-Yogyakarta

Sad Dharma

*Mutiara Weda*
08/04/2019

*Sad Dharma*

*Umat se-dharma*, Umat Hindu Dalam memantapkan Sradha & Bhakti dengan memancarkan isi kandungan kitab suci weda Samhita pada seluruh umat sedharma /*Dharma Vahini* dengan enam cara  dan menjadi kewajiban umat Hindu  yang di sebut dengan  *Sad Dharma*.

Keenam  kewajiban / Sad Dharma tersebut antara Lain :

*Dharma Wecana* : memberikan siraman rohani atau isi kitab suci Weda.

*Dharma Tula* : Diskusi diskuai agama

*Dharma Githa* : Melantunkan lagu lagu rohani, baik sekar alit,sekar madya dan sekar agung.

*Dharma Sadhana* : Mempraktekan atau merealisasikan ajaran agama dalam kehidupan sehari hari.

*Dharma Yatra* : Perjalanan suci agama.

*Dharma Santi* : membangun  Pesimakraman ,saling Amulatsarira dalam mewujudkan kedamain hidup.

*Untuk itu*, Bagi seluruh umat Hindu dan  lembaga lembaga  keagaamaan Hindu dalam memperkokoh Sradha dan Bhakti dengan selalu menggunakan keenam cara/ Sad Dharma dengan baik dan benar. Niscaya kualitas rohani akan semakin meningkat guna mewujudkan umat Hindu yang *Satyam* / Taat beragama, *Sivam* /memiliki rasa cinta kasih dan sayang,
*Sundaram* / bahagia, sejahtera lahir dan bathin.
( kitab Tatwa Jnana)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha
Sasmitha-Yogyakarta

Pustaka suci Weda

*Mutiara Weda*
07/ 04/2019

*Pustaka Suci Weda*
(Bersifat Sanatana Dharma)

*Umat se-dharma*, ilmu Pengetahuan  suci  *Jnana* merupakan kecantikan manusia yang paling agung dan merupakan Artha yang tersembunyi serta menjadi sumber dari kemashyuran dan kebahagiaan umat manusia.

Ilmu Pengetahuan suci  *Jnana* adalah guru serta menjadi sahabat terdekat dalam menyelesaikan setiap persoalan hidup, bagaikan dewa yang dapat mengabulkan segala keinginan.

*Untuk itu*, sebagai umat Hindu jangan pernah ragu dengan kitab suci  agama yang bersifat Sanatana Dharma / kekal abadi, demikian juga,  jangan pernah berhenti untuk belajar tentang ilmu pengetahuan suci  *weda Samhita* karena Weda Bersifat Anandi-anantha, tidak berawal dan tidak berakhir. Niscaya Busana dari ilmu  Pengetahuan suci berupa  *Kedamaian* akan terwujud. ( Kitab Nitisatakam)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha
Sasmitha-Yogyakarta

Dhyana

*Mutiara Weda*
06 / 04/ 2019

*Dhyana*

*Umat se-dharma*, sumber kebocoran energi yang paling besar dan sangat berbahaya bagi umat Manusia terletak pada tak terkendalinya Manah /  alam pikiran sehingga cenderung liar, berakibat rendahnya tingkatan rohani berujung  rapuhnya  spiritualitas seseorang. Pusatkan pikiran / *Dhyana*.

Tidak terpusatnya alam pkiran dan tak terkendalinya Indrya secara otomatis  akan menyebabkan   sulitnya  dalam mengatasi gangguan,  godaan dan cobaan  hidup.

*Untuk itu*, sebagai umat Hindu, pegang teguh ajaran agama secara benar, perkokoh kualitas Rohani melalui pusatkan pikiran *Dhyana* dengan selalu menjaga kestabilan tiga komponen dasar yang ada dalam diri sitiap umat manusia;
*Vihara* : kualitas Intelektual
*Ahara* : Kualitas Mental, moral dan.budhi pekerti
*Ausadha* : Postur dan kesehatan lahiriahnya. Niscaya akan selalu dapat mengendalikan Indrya   dari pengaruh Sad Ripu.
[Kitab Wraspati Tatwa]

*Made Worda Negara*
BINROH  HINDU TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Buka Mata Bathin

Mutiara Weda*
05/04/2018

*Buka Mata Bathin*

*Umat se-dharma,, setiap umat manusia haruslah menyadari bahwa orang yang selalu  membuka *mata bathinnya* akan  mendapatkan Cahaya  yang sebenarnya dalam hidup ini dan mampu memandang ke dalam dirinya. *Pancarkan mata bathin*

Rahasia rahasia kehidupan akan  diperlihatkan  kepada orang yang pikirannya selalu  *waspada*, *terang* dan *bersinar* serta Menampakkan nyala cahaya api suci sehingga bathin  menjadi terang dan bercahaya, mata bathin akan terbuka,  mengingat dalam tubuh setiap manusia pada hakekatnya adalah *bangunan suci *Pura*, sedangkan *sang Jiwa* adalah wujud Hyang Widhi yang berstana  dalam diri setiap umat manusia.

*Untuk itu*,  sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat manusia untuk membuka mata bathinnya dan  pancarkan  cahaya api suci yang ada dalam diri sehingga bathin menjadi tetap terang dan bersinar  melalui penyucian bathin dengan membersihkan Badan dengan air, pikiran disucikan Kebenaran, jiwa manusia dibersihkan dengan pelajaran suci, tapa, Brata serta kecerdasan dengan pengetahuan spiritual. Niscaya bathin akan tetap bercahaya dan terpancar.
(Reg Veda, VIII,44.15, M.DS V.109)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Jangan abaikan anugerah Tuhan

Mutiara Weda*
04 / 04 /2019

*Jangan abaikan  Anugerah Tuhan*

*Umat se-dharma*,  Menjaga dan merawat  anugerah Tuhan merupakan kewajiban setiap umat manusia.  Begitu pula, Kebenaran dan kebajikan kita jaga dengan perilaku yang baik.  Demikian pula halnya dengan Sastra-sastra suci kita jaga
dengan keteguhan hati dan kesucian pikiran.

Kelahiran menjadi manusia mulia  dan bijak dapat dijaga dengan tutur agama dan budi pekerti,  etika serta tata susila yang baik dalam bentuk cara berpikir, bertutur kata dan cara berbuat.

*Untuk itu*,  sebagai umat manusia jangan pernah mengabaikan anugrah Tuhan dengan  selalu *Bersyukur* dan *Angayubagya* , jaga dan rawatlah dengan sebaik- baiknya apa yang telah dianugerahkan-Nya dengan landasan petunjuk pustaka suci  *Weda Samhita* , Tatwa, Susila dan Acara agama secara terintegrasi *Tri Jnana Sandhi* niscaya kebahagiaan lahir maupun batin, sekala dan niskala akan dapat terwujud .
(Kitab Swastika Rana)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Panca Vida

Mutiara Weda*
03/04/2019

*Panca Vida*

*Umat se-dharma*, setiap keluarga Hindu mendambakan  akan kelahiran Putra yang Suputra yaitu anak yang berbudi luhur, bijaksana dan cerdas serta berbhakti pada kedua orang tuanya. Putra  yang suputra dalam keluarga Hindu memiliki  kewajiban utama  Berbhakti pada kedua orang tuanya mengingat kedua  orang tua ibaratkan dewa sekala atau Tuhan di dunia ini karena orang tualah menyebabkan  sang anak terlahirkan, sehingga   wajib berbhakti kepada orang tuanya.  Ada empat penyebab Anak wajib untuk berbhakti pada kedua orang tuanya yang di sebut dengan *Catur Vida*.

Keempat Catur Vida tersebut antara lain :

*Sang Ametvaken* orang yang melahirkan sang anak.

*Sang Nitya Maweh Bhinojana*, orang yang memberikan makanan, susu sehingga anak tumbuh sehat.

*Sang Mangupadyaya*, orang yang membimbing, memberikan pendidikan pertama dan utama.

*Sang Anyangaskara*,  orang yang menyelenggarakan Panca Maha Yadnya dalam keluarga.

*Sang Matulung Urip Rikalaning Baya*, orang yang menjadi pembela bagi sang anak.manakala menghadapi mara bahaya.

*Untuk itu*, sebagai anak yang Suputra dalam keluarga Hindu betul betul memahami tugas dan kewajiban seorang anak terhadap kedua orang tuanya yaitu Berbhakti.pada kedua orang tuanya sehingga mendapatkan Pahala berupa :
*Kerti*, Mendapatkan kerahayuan dan kebajagiaan hidup.

Ayusa :  berumur panjang dan sehat.

*Bala* : memiliki kekuatan

*Yasa Patinggal Rahayu* : Menjadi panutan bagi keturunan selanjutnya.
(Kitab Nitisastra, VIII.3 & MDS. IX.138).

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Senin, 01 April 2019

Cuntaka : Sebel/kotor

*Mutiara Weda*
02/04/2019

*Cuntaka* :  Sebel / kotor

*Umat se-dharma*  jika di lihat dalam ajaran agama Hindu dan berdasarkan hasil pesamuan Agung PHDI Pusat  no 15/Tap/PA/PHDI P/1984, suatu keadaan tidak suci,  leteh, sebel dan hal hal lain yang dipandang kotor di sebut *Cuntaka* , baik cuntaka karena diri sendiri maupun  dikarenakan orang lain. Sehingga Orang Cuntaka tidak diperbolehkan /di larang memasuki tempat tempat suci  atau *Pura* serta tidak diperbolehkan melakukan kegiatan kegiatan suci keagamaan dan semacamnya.

Jika di renungkan , Apapun yang terjadi di dunia ini karena adanya hubungan sebab dan akibat yang sangat berpengaruh terhadap seluruh tatanan kehidupan di alam semesta / maya pada ini.Demikian juga halnya dengan Cuntaka ada penyebabnya dan ada masanya.
Ada beberapa faktor penyebab dan batasan masa  dari Cuntaka antara lain :

*Cuntaka akibat Kematian* , disesuaikan desa,kala dan Patra setempat.

*Cuntaka karena Haids/datang bulan*,  sampai dengan berhenti mengalirnya darah haidnya.

*Cuntaka akibat  Bersalin atau melahirkan*, sekurang kurangnya 42 hari atau setelah mendapatkan Tirta Pabersihan sedangkan suaminya sampai kepus tali puser sang bayinya.

*Cuntaka akibat Keguguran Kandungan*, sekurang kurangnya 42 hari dan berakhir setelah mendapatkan tirta pabersihan.

*Cuntaka akibat Perkawinan* yang belum dibersihkan dengan upacara pensucian atau sampai tirta pabyakaonan.

*Cuntaka karena Gamyagamana* (Melakukan hubungan dengan orang tua/saudara) disesuaikan dengan desa,kala dan patra.

*Untuk itu*,  sebagai umat Hindu setelah mengalami kacuntakan, Kasebelan atau kaletehan segera melakukan upacara pensucian sebagai suatu usaha pengembalian keadaan tidak suci /kotor  menjadi bersih dan suci kembali sehingga dapat melakukan kegitan dan praktek keagamaan secara selaras, seimbang, tertib dan aman. Niscaya terhindar dari Bencana dan Malapetaka.
(Lontar Siwa Sasana dan  Yama Tattwa)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .