Peranan
dan Kedudukan wanita Hindu
Pendahuluan
Dalam kehidupan bermasyarkat seperti sekarang
ini terasa memprihatinkan, perkelahian terjadi di mana-mana, manusia
seolah-olah kehilangan rasa cinta kasih sayangnya, kebohongan, kecurangan,
penipuan, pengkianatan, pembunuhan dan pemerkosaan serta pemakaian obat
terlarang semakin merajalela sehingga
situasi kini semakin komplek, baik terhadap kehidupan pribadi, keluarga
dan masyarakat di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Karena itu,perlu
diciptakan ketahanan keluarga sebagai antisipasi terhadap dampak negatif
modernisasi dan globalisasi merupakan tuntutan yang mutlak yang tidak dapat
ditawar-tawar lagi,lebih-lebih dalam menghadapi tatanan dunia baru yang
modern,teknologis,konsumtif,rasional dan materialistis.
Dalam kerangka berpikir
Hindu,menciptakan ketahanan keluarga merupakan inti amanat yang mendapat
perhatian utama dalam tugas dan tanggung jawab dalam suatu keluarga. Institusi
keluarga adalah cermin dan kwalitas budaya atau peradaban manusia,moralitas dan
integritas serta sumber daya manusia terbentuk dan terbina dalam menciptakan
rumah tangga atau keluarga adiguna tak lepas dari nilai-nilai agama dan peranan
serta kedudukan wanita dalam suatu rumah tangga.
Dalam harkat
kehidupan,wanita memang memiliki harkat yang dominan.Wanita hindu mengemban tiga
kerepotan yang esensial yang bersifat kodrati yang mengaju ke masalah intern
dan ektern.haid,kehamilan serta melahirkan termasuk hal yang kodrati,kemudian
mengasuh anak,mengurus rumah tangga adalah merupakan tanggung jawab intern,
sedangkan membantu suami mencari nafkah,mendampingi suami,merawat anak,dalam
dunia spiritual merupakan tanggung jawab Ektern.
Dalam menciptakan dan
meningkatkan ketahanan keluarga dan berbagai macam ancaman,gangguan,hambatan
dan tantangan dalam kehidupan bermasyrakat,berbangsa dan bernegara haruslah
dilandasi dengan nilai-nilai dharma seperti :
·
Sila artinya kebajikan dan kesusilaan
·
Yadnya artinya melakukan
persembahan,pengorbanan dan amal untuk orang banyak
·
Tapa artinya pemupukan rasa disiplin
hidup dan tahan uji dalam segala keadaan
·
Brata artinya menghindari kehidupan
duniawi yang berlebihan
·
Yoga artinya selalu memusatkan perhatian
dan pikiran kepada Ida sangHyang Widhi Wasa.
·
Samadi artinya melakukan renungan suci
Keutamaan ajaran dharma
menghantarkan seseorang mencapai sorga atau moksa sebagai yang diwedarkan oleh
Begawan Katyayana dalam kitab suci sarasamuscaya sloka 14 sebagai berikut :
“Ikang dharma
ngaranya,hetuning mara ring swarga ika,kadi gatining prahu banyaga nentasing
tasik” artinya
Yang disebut dharma
adalah merupakan jalan untuk pergi ke sorga,seperti halnya perahu,sesungguhnya
merupakan alat bagi pedagang untuk mengarungi lautan.
Dengan
demikian,keluarga merupakan konsep keselamatan yang dalam terminologi hindu
disebut mencapai moksa atau kebebasan
yang kekal abadi”
Moksa adalah bagian
dari Catur Purusa Artha yaitu empat tujuan hidup manusia menjelma lahir ke
dunia yaitu :
·
Dharma
artinya kebajikan atau kebenaran
·
Artha artinya kekayaan atau material
·
Kama artinya nafsu atau keinginan
·
Moksa artinya kelepasan
Berdasarkan hakekat
tujuan hidup manusia yang disebut Catur Purusa Artha itu hindu ingin membentuk
keluarga berdasarkan atas perkawinan yang sah,yang mampu memnuhi kebutuhan
spiritual dan material yang layak,bertakwa kepada Hyang Widhi Wasa,memiliki
hubungan yang serasi,selaras dan seimbang antara :
·
Anggota keluarga dengan anggota keluarga
·
Antara anggota keluarga dengan
masyarakat sekitar
·
Antara anggota keluarga dengan Ida
sangHyang widhi wasa
Peranan
dan Kedudukan wanita Hindu
Dalam kitab suci Kutara Manawa III 56 ada
disebutkan, “di mana wanita dihormati,disanalah para dewa merasa senang,tapi
dimana mereka tidak dihormati tidak ada upacara suci apapun yang akan berpahala“
Masyarakat hindu dalam mencapai tujuan hidupnya yang
disebut Catur Purusa Artha yaitu Dharma,Artha,Kama dan Moksa,ada empat tahapan
yang harus dilalui yang di sebut catur Asrama.
Untuk terciptanya
ketahanan keluarga, wanita hindu mempunyai empat kedudukan dalam membina rumah
ta ngga antara lain :
a. Wanita sebagai Ardha Anggani
Dalam masa-masa
kehidupan manusia masih memiliki prilaku yang biadab terhadap faktor seks
sangatlah menonjo; sehingga timbul raksasa wiwaha,Paisaca wiwaha yang merupakan
bentuk-bentuk perkawinan secara paksa dengan obat-obatan atau jenis lainnya
seperti guna-guna lainnya. Namun setelah kehidupan manusia semakin
beradab,manusia tidak lagi memakai kekerasan dan mulai menyadari arti dari
sebuah perkawinan,yang diterima baik oleh masyarakat. Tujuan utama perkawinan
itu adalah untuk mendapatkan keturunan,kedudukan,atau peranan istri tidak lagi
pemuas nafsu sek suami saja tetapi yang penting adalah sebagai partner yang
harmonis yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.wanita adalah sebagai ardha anggani bagi suami yaitu
wanita adalah belahan yang tidak bisa dipisahkan dari badan atau badan
suaminya.
Dalam pustaka suci
Satapata brahmana bab IV ayat 2 disebutkan “Selama pria itu tidak mempunyai
istri,ia tidak akan mendapatkan keturunan,selama itu pula ia tidak sempurna”
Lebih lanjut kitab Satapata Bab I ayat 2 menyebutkan “Dalam hal peranan wanita
terhadap kehidupan suami,sang suami merasakan dirinya lebih sempurna sejak ia
mendapatkan seorang istri”.
Konsep Ardha Anggani
ini adalah cetusan perasaan umat hindu yang mengakui kebenaran hidup bahwa
tidak ada pria yang sempurna dengan dirinya sendiri tanpa didampingi oleh
seorang wanita.
Pria itu mempunyai
watak untuk mencegah hilangnya kehidupan manusia dan rangsangan seks dalam
suatu perkawinan adalah merupakan suatu usaha untk mempertahankan keseimbangan
hidup di dunia,ia merasa puas akan dapat hidup di dunia,ia merasa puas akan
dapat menyambung kehidupan manusia sebagai keturunannya.
Konsep ardha Anggani
merupakan pengakuan bahwa peranan dan kedudukan wanita dan suami itu sama dan
sejajar sehingga tidak ada tempat dan waktu untuk adanya perpisahan keduanya
setelah mereka diikat dalam suatu perkawinan.
b. Wanita sebagai “Jaya”
Kata jaya dengan huruf
a pendek berarti menang,tapi kata jaya dengan huruf a panjang berarti wanita
yang melahirkan,kalau hanya melahirkan anak sudahlah lumrah bagi seorang wanita
atau istri.
Tetapi dalam agama
Hindu istilah “Jaya “ mempunyai arti
yang lebih dari itu yaitu melahirkan dirinya sendiri bersama suaminya dalam
bentuk anak yang dia lahirkan.
Dalam kitab suci
Aetaria brahmana ayat 33 mengatakan “Tad jaya-jaya brahwati tad asyam jayate
punah” artinya ia yang melahirkan menjadi jaya karena ia melahirkan dirinya
sendiri kembali ,semua orang tahu bahwa anak yang lahir itu akibat pertemuan
sperma sang suami dengan ovom sang istri jadi logislah dikatakan bahwa suami -
istri lahir kembali dalam diri anaknya. Sang suami merasa bahwa dirinya
sendirilah yang dilahirkan oleh istrinya.
Dalam pustaka suci Reg
Weda V 4.5 ada diungkapkan permohonan kepada Ida SangHyang Widhi Wasa yang mengandung maksud : “mudah-mudahan saya mengalami hidup langgeng melalui
keturunan saya “
Hanya istilah yang
memenuhi keinginan badaniah dan permohonan rohaniah sang suami,dalam melahirkan
seorang anak yang tidak lain adalah percampuran dirinya dengan suaminya. Hal
inilah yang melatar belakangi tata kehidupan keluarga Hindu agar suami
menghormati istrinya sebagaimana dia menghormati sirinya sendiri dan inilah
sebabnya kenapa istri itu diangkat sebagai “Jaya”
c. Wanita sebagai Saha Dharmani
Wanita itu ternyata
mempunyai peranan yang sangat penting dalam sebuah keluarga,karena ia tidak
dapat dipisahkan dengan suaminya,dia harus memegang teguh peranan yang sama
dalam kewajiban sosial dan keagamaan.Wanita adalah pemegang peranan terpenting
dalam pemujaan dan persembahan kehadapan Hyang Widhi.Rumah tangga tanpa istri
tidak punya arti dalam kehidupan rumah tangga. Para suami – Istri harus secara
bersama-sama menjalankan kewajiban Dharma/agama.
d. Wanita sebagai Dharma Patni
Konsep Saha Dharmani menuntun keluarga menuju konsep
wanita sebagai Dharma Patni,wanita atau istri di namai Patni karena ia
merupakan pemegang peranan penting dalam melaksanakan agama, melaksanakan
pemujaan kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa. Peranan wanita sangat penting dan
haruslah dikembangkan tanpa mengorbankan nilai-nilai moral atau kesucian.
Sedemikian tinggi pengakuan keluarga Hindu terhadap keberadaan wanita,sehingga
dalam mewujudkan keluarga yang damai,rukun dan harmonis dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sangat tergantung pada tingkat ketahanan
mental dalam sebuah keluarga.
Penutup
Demikian makna dan
kedudukan wanita Hindu memegang peranan.yang sangat penting dalam keluarga,
masyarakat, bangsa dan Negara dalam membentuk karakter dan anak dalam rumah
ttangga sebagai Ardha anggani , Dharma Patni, jaya dan Saha Dharmani.