Rabu, 19 April 2017

Bersihkan diri & pikiran : Tuhan akan selalu ada dalam diri

*Mutiara Weda*
19/04/2017

*Bersihkan diri & Pikiran : Tuhan akan selalu ada dalam diri*

Setiap umat manusia haruslah memahami  bahwa,Tuhan baru bisa direalisasikan dan berkomunikasi dengan-Nya  bila seseorang telah membersihkan diri dan pikirannya,  tidak lagi berada dalam kegelapan, bebas dari segala jenis ikatan dan  mengabdikan hidupnya untuk mencari Tuhan melalui Tapa, Brata,yoga dan samàdhi.

Mengetahui Tuhan berarti mengetahui segala jenis pengetahuan dan dunia ini. Setelah mengetahui Tuhan, manusia akan menjadi *jivan mukti* atau tidak berpengaruh terhadap duka sebesar apapun, karena yang dirasakan hanyalah kebahagiaan sempurna.

*Untuk itu*, bersihkan  pikiran,
kendalikan  *Indrya* dengan selalu *mulat sarira* dan *sadar akan diri* Serta  mantapkan pengetahuan  rohani  *Jnana* dan  Pengetahuan tentang kehidupan *Vidya* . Niscaya  Hyang Widhi akan selalu dekat dan ada dalam diri kita.
(Kitab Yajurveda: 17.31)

*astungkara swaha*

*Made Worda Negara*
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

*Mantapkan Sradha-Bhakti*
*Ngwangun pasawitran  sejati*

Selasa, 18 April 2017

Galungan sebagai penyatuan rohani & pikiran

*Mutiara Weda*
05/04/2017

*Galungan Sebagai  Penyatuan Rohani & Pikiran*

Setiap umat Hindu haruslah memahami bahwa hari raya
Galungan sebagai perlambang perjuangan antara yang benar (Dharma) melawan yang tidak benar (Adharma),  dan juga merupakan perayaan peringatan kemenangan Dharma melawan Adharma.

Di samping itu, Galungan juga sebagai  *penyatuan rohani* & *pikiran* supaya mendapatkan pandangan yang terang untuk melenyapkan segala kekacauan dan kegelapan pikiran *Sapta Timira*.  Bersatunya *rohani* dan *pikiran* yang terang inilah wujud *dharma dalam diri*. Sedangkan segala kekacauan pikiran itu (byaparaning idep) adalah wujud *Adharma*.

*Untuk itu*  hilangkan  kegelapan pikiran dengan pemusatan pikiran *Dhyana* dan pegang teguh Kebenaran *Satya* serta kendalikan Indrya *Tapa*. Niscaya, jiwa setiap umat manusia akan  dipenuhi oleh sifat-sifat Kebijaksanaan *Daivi  sampad*  dalam mewujudkan kemenangan *Dharma*,  tak ada kewajiban suci yang lebih tinggi dari Kebenaran *Satya*
*Nāsti satyā paro dharmo*
(  Slokantara & Sunarigama)

"RAHAJENG  HARI RAYA GALUNGAN"

*astungkara swaha*

*Made Worda Negara*
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

*Mantapkan Sradha-Bhakti*
*Ngwangun Pasawitrayan Sejati*

Kereta tanpa Kusir

*Mutiara Weda*
06/04/2017

*Kereta  tanpa Kusir*

Setiap  umat manusia haruslah  menyadari bahwa,  menjelma menjadi manusia   Jangan sekali kali hidup  Ibarat *Kereta kuda yg berlari kencang tanpa Kusir* yang  tak tentu arah dan tak tentu tujuannya.

Menjalankan Tahapan Hidup dan mencapai  tujuan  hidup, tidak bisa lepas dari  yg namanya  *Samasthi Sadhana* dan "Vyasthi Sadhana* yaitu bagaimana  tingkat pencapaian Spiritual  untuk  orang banyak dan bagaimana tingkat pencapaian Spiritual secara pribadi / individu.

*Untuk itu*,  sebagai umat manusia   bangun  kesadaran Spiritual  masing masing  sebagai landasan dalam mencapai tujuan  hidup yang sesungguhnya  *Catur Purusartha*  atau *Moksartham Jagadhita ya Ca iti Dharma*.
( Brahma  Purana 228.45)

*astungkara swaha*

*Made Worda Negara*
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

*Mantapkan Sradha-Bhakti*
*Ngwangun Pasawitrayan Sejati*

Pikiran sumber perbuatan

*Mutiara Weda*
08/04/2017

"Pikiran sumber Perbuatan*

Bagi setiap umat manusia haruslah memahami bahwa,  Pikiran *Manah*sumber dari  seluruh perbuatan dalam kehidupan ini. Pikiran pula, menentukan hasil suka  maupun  duka dalam *berkarma*.

Pikiran yang dilandasi  dgn *kesucian* dan *ketulusan*  serta *kemuliaan* maka akan membuahkan karma yang baik , demikian juga  sebaliknya , perbuatan yang dilandasi  dgn pikiran yg kotor dan hina, niscaya akan membuahkan karma  buruk, kotor dan hina pula. Karma yang baik , mulia menuntun manusia pada kehidupan yang baik  "Moksartham jagadhita" sedangkan karma yang kotor, hina akan menjerumuskan manusia pada jurang  *kehancuran / Neraka*

*Oleh karena itu*, kendalikan  Indrya *Yama* dan pusatkan pikiran *Dharana* dalam mengontrol dan mengendalikan jalan fikiran kita, agar tidak bergerak kearah yang tidak baik.Hendaknya kita menyadari bahwa mula-mula fikiran kita itu bergerak setelah ada perangsang dari luar melalui alat-alat pancaindra kita,sehingga kita mengetahui segala sesuatu diluar tubuh kita yang baik atau buruk.Setelah itu baru timbul nafsu atau keinginan untuk memiliki apa yang dirasakan baik, dan menolak apa yang dirasakan tak baik. (Sarasamuscaya,73-87)

*astungkara swaha*

*Made Worda Negara*
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

*Mantapkan Sradha-Bhakti*
*Ngwangun Pasawitran Sejat

Doa/mantram : kawaca Gaib

*Mutiara Weda*
11/04/2017

*Doa / Mantram :  Kavaca Gaib*

Setiap umat Hindu haruslah menyadari bahwa, menguncarkan  *doa / Mantram* sesungguhnya adalah *Kavaca Gaib* yang menjadi Benteng diri dalam mengarungi kehidupan serta berpasrah diri pada Hyang widhi, Baik dalam fungsi  stuti, stava, stotra  maupun puja.

Mantram-mantram berfungsi sebagai stuti, stava, stotra maupun puja bermakna   mengagungkan kebesaran  Hyang Widhi dan memohon perlindungan diri, sehingga mantram  dapat berfungsi sebagai Kavaca (baju gaib) yang melindungi tubuh dan pikiran kita dari kekuatan-kekuatan negatif.

*Untuk itu*,  ucapkan doa / mantram  dgn sungguh sungguh dan pahami dgn benar arti dan makna sebuah mantram dan menguncarkanya dengan  baik melalui
*Vaikari* (ucapan mantram terdengar oleh orang lain).
*Upamsu* (berbisik-bisik, bibir bergerak, namun suara tidak terdengar).
*Manasika* (terucap hanya di dalam hati, mulut tertutup rapat).
*Seha*,*japa* dan *Mantram*
(Weda Samhita & Nirukta, 1.13)

*astungkara swaha*

*Made Worda Negara*
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

*Mantapkan Sradha-Bhakti*
*Ngwangun pasawitran  sejati*

Dana Mada

*Mutiara Weda*
13/04/2017

*Dhana Mada*

Setiap umat manusia haruslah menyadari bahwa, ''Manusia  hidup di bumi ini  penuh diselimuti oleh rasa keangkuhan  *mada* yang dapat menghancurkan  jiwa setiap umat  manusia.

*Vidya mada* ; angkuh karena pengetahuan,  *dhanamada*;  keangkuhan karena kekayaan, *kulamada* ;  keangkuhan karena kelahiran. Keangkuhan yang paling berbahaya adalah keangkuhan yang lahir dari *sri* atau kekayaan *Dhana Mada*

*Untuk itu*, kendalikan  keangkuhan itu dengan selalu *mulat sarira* dan sadar akan diri Serta  mantapkan pengetahuan  rohani  *Jnana* dan  Pengetahuan tentang kehidupan *Vidya* . Niscaya akan terlepas dari pengaruh *Mada*
( Vreti sasana II b.78 & Wedanta)

*astungkara swaha*

*Made Worda Negara*
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

*Mantapkan Sradha-Bhakti*
*Ngwangun pasawitran  sejati*

Kuningan benteng diri dan perkokoh kawitan

*Mutiara Weda*
15/04/2017

*Kuningan : Benteng diri dan Perkokoh Kawitan*

Setiap umat Hindu haruslah menyadari bahwa Hari Raya Kuningan atau sering disebut Tumpek Kuningan jatuh pada hari Sabtu, Kliwon, wuku Kuningan. Pada hari ini umat Hindu melakukan pemujaan kepada para Dewa,  Sanghyang Pitara untuk memohon keselamatan, kedirgayusan, perlindungan dan tuntunan lahir-bathin dan memperkokoh diri terhadap keberadaan *KAWITAN*

Pada hari raya  Kuningan umat Hindu, tidak bisa lepas dari penggunaan sarana   *Endongan* sebagai simbol persembahan kepada Hyang Widhi. *Tamyang* sebagai simbol  Benteng diri / penolak marabahaya.
*Untuk itu* , sebagai umat Hindu pada hari raya Kuningan untuk memohon keselamatan, kedirgayusan, perlindungan dan tuntunan lahir-bathin kepada para Dewa, Bhatara, dan para Pitara / *KAWITAN* dengan landasan keharmonisan dan kedamaian dalam berpikir.
(Kitab Kusuma dewa)

*astungkara swaha*

"SELAMAT HARI RAYA KUNINGAN"

*Made Worda Negara*
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

*Mantapkan Sradha-Bhakti*
*Ngwangun pasawitran  sejati*

Catur asrama:Tahapan hidup

*Mutiara Weda*
16/04/2017

*Catur Asrama :Tahapan hidup*

Setiap umat manusia haruslah memahami bahwa, ada empat tahapan hidup yang wajib dilalui oleh umat manusia dalam mencapai tujuan hidupnya  yaitu masa Brahmacari, Grehastha, Wanaprastha dan Bhiksuka/ Sunyasin *Catur Asrama*.

Keempat Tahapan hidup wajib dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan runtutannya. Manakala keempat tahapan hidup  Dilanggar, Niscaya akan mengalami kehancuran  bagi  kehidupan  umat manusia.

*Untuk itu*. Bagi setiap umat manusia sudah menjadi kewajiban dari kitab suci Weda untuk melaksanakan keempat Tahapan hidup  *Catur Asrama*,Jalan Hidup *Catur Marga* dan Tujuan Hidup *Catur Purusa Artha*  secara teratur. Niscaya  tujuan hidup yang  *Moksartham Jagadhita ya Ca Iti dharma*  akan terwujud. _(Kitab Swastika Rana,139,143)_

*Astungkara swaha*

*Made Worda Negara*
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Bersihkan pikiran dari Prasangka

*Mutiara Weda*
17/04/2017

*Bersihkan Pikiran dari Prasangka*

Setiap Umat manusia harus memahami bahwa  tutur kata yang sopan & Santun yang menyejukkan,  takkan pernah mampu keluar dari hati nurani  yg penuh dengan Iri Hati,   kedengkian & keserakahan  dan diselimuti rasa *krodha*

begitu pula halnya dengan  Keindahan, ketenangan  dan rasa aman  serta kedamaian  hidup, takkan pernah mampu terlihat dari pikiran yang penuh dengan *Prasangka* dan *Praduga*.

Betapa keringnya perasaan  manakala  *anggapan benar* tidak lagi dikaji oleh yang namanya  *hati nurani*.

Ketaatan dan kepatuhan itu sebenarnya hanyalah sebuah *tempat ataupun wadah* ,
Rasa cinta kasih,  saling Asah, Asih, Asuh dan  kepedulian serta  saling menghargai & menghormati  satu sama lainnya adalah isinya.

Untuk itu, bersihkan hati nurani dan sucikan  pikiran  dengan jalan mengendalikan *Sad ripu* dan membuang jauh -jauh kegelapan Pikiran *Sapta Timira*  dan sifat kejam / bengis lainnya yg ada dalam dalam diri setiap umat manusia *Sadatatayi*
(SS. 79-81).
*astungkara swaha*

*Made Worda Negara*
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

*Mantapkan Sradha-Bhakti*
*Ngwangun Pasawitran Sejati

Moral & etika benteng diri

Mutiara Weda*
18/04/2017

*Moral  dan Etika :  Benteng Diri*

Setiap umat Hindu haruslah menyadari bahwa, munculnya multikrisis yang dimensional menempatkan  pendidikan moral, budi pekerti atau pendidikan karakter  sangatlah strategis dan menjadi Benteng diri  bagi generasi muda sebagai suatu keharusan yang tdk bisa ditawar tawar lagi.

Pentingnya  pendidikan budi pekerti atau pendidikan moral, yang didasarkan atas tiga faktor: (1) Melemahnya ikatan keluarga; (2) Kecenderungan negatif di dalam kehidupan remaja dewasa ini; (3) Suatu kebangkitan kembali dari perlunya nilai-nilai etika, moral dan budi pekerti  ditanamkan saat ini.

*Untuk itu*, mantapkan ajaran Etika, Bhudhi Pekerti dan moral  melalui pemahaman kitab suci
Weda samhita, mengingat Weda  sumber dari segala dharma, yakni *Weda Sruti* *catur Weda*/*Weda Sirah* maupun *Weda Smerti*, *Wedangga* dan *Upaweda* (Yajurveda XXVI.2)

*astungkara swaha*

*Made Worda Negara*
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

*Mantapkan Sradha-Bhakti*
*Ngwangun Pasawitrayan Sejati*

Senin, 03 April 2017

Penampahan : Menghilangkan sifat serakah

*Mutiara Weda*
04/04/2017

*PENAMPAHAN : Menghilangkan  sifat Serakah*

Setiap umat manusia haruslah memahami  bahwa, penyembelihan ayam dan babi pada hari  *PENAMPAHAN* itu sesungguhnya sebagai simbol untuk menyembelih sifat-sifat *serakah* yang  ada pada diri manusia seperti sifat buruk dari ayam dan sifat-sifat malas/ pengotor seperti babi  yang semuanya itu sebagai sumber dari *Dosa* dan Untuk kembali pada jalan *Dharma*

*DOSA* timbul dari akibat tindakan *Pendurhakaan* kepada Hyang  Widhi akibat melencengnya dari jalur *Dharma*.  Padahal Tuhan telah memberikan kebebasan berkehendak kepada umat manusia, dan menjalankan sastra-sastra Veda sebagai  tuntunan agar kita bisa hidup di jalan *Dharma*.

Dengan melaksanakan ajaran Dharma secara benar  dapat dipastikan dapat melebur dosa jagat tiga *Tri Loka*  _mantasakenikang triloka_

*Untuk itu*, sebagai umat manusia laksanakan  ajaran Dharma sehingga dapat memusnahkan segala macam bentuk dosa. Manakala  melanggar Dharma dapat dipastikan  akan dihukum dengan *siklus kelahiran* dan *kematian* (punarbhava) yang tidak jelas kapan berakhirnya. Semasih hukum Karma dan Punarbhawa mengikat,  maka selama itu pula kebebasan (moksha) tidak akan pernah tercapai.
(Rgveda VII.89.5 & SS.18)

"RAHAJENG PENAMPAHAN HARI RAYA GALUNGAN"

*astungkara swaha*

*Made Worda Negara*
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

*Mantapkan Sradha-Bhakti*
*Ngwangun Pasawitran Sejati*

Hilangkan kekotoran Pikiran

*Mutiara Weda*
24/03/2017

*Hilangkan Kekotoran  Pikiran*

Setiap umat manusia haruslah menyadari bahwa "Berbaik hatilah pada orang-orang yang suka menjelekkan. Tatkala ada orang menjelekkan, sesungguhnya dia sedang bercerita  dan memperlihatkan kekurangan diri di dalam hatinya  yg  selalu tersimpan secara terselubung".

cerita-cerita buruk dan perilaku buruk yang dia tampilkan adalah cara jiwa mereka untuk minta tolong secara ke dalam.

*Untuk itu*, Bangunlah Hati yg bersih  dgn membuang jauh jauh kekotoran pikiran dan  berburuk sangka *Sapta Timira* dengan memantapkan ajaran *Tri Kaya Parisudha* dlm keseharian dan implementasikan ajaran kasih sayang *Catur Paramitha* dlm kehidupan sosial  dalam bermasyarakat,  berbangsa dan bernegara.( Canakya Upanisad)

*astungkara swaha*

*Made Worda Negara*
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

*Mantapkan Sradha-Bhakti*
Ngwangun pasawitran  sejati

Karma Pengikut yg setia

Mutiara Weda*
02/03/2017

*Karma  : Pengikut yg setia*

Setiap umat manusia haruslah menyadari bahwa  *kekayaan* yang kita miliki  dan kita timbun  bertahun tahun  akan tertinggal di rumah manakala meninggal nantinya, begitu pula halnya dengan teman teman dan sanak keluarga hanya mengikuti  sampai  *dikuburan* dan hanya  *Karmalah* yang akan menyertai  dan menghantarkan sampai kealam sana nantinya.

Karma baik maupun karma buruk *Karma Wesana*  akan selalu mengikat dan mengikuti manusia kemanapun  pergi dan menentukan  proses reinkarnasi/ lahir kembali  nantinya *Hukum Karma*. manusia bisa kita bohongi tapi  Tuhan tidak akan pernah tertidur sekejappun dan akan mencatat segala  apa yang telah kita perbuat di masa kini.

*Untuk itu*, dalam  hidup ini  berbuatlah yang baik *Subha karma* dan buang jauh jauh sifat *asubha karma* dengan jalan selalu memegang teguh nilai nilai  ajaran Dharma.
(Slokantara, 13.10)

*astungkara swaha*

*Made Worda Negara*
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

*Mantapkan Sradha-Bhakti*
*Ngwangun Pasawitran Sejati*

Wiweka memilah milah

*Mutiara Weda*
03/04/2017

*Wiweka : Memilah milah*

Bagi setiap umat manusia  haruslah menyadari bahwa,  pada kehidupan ini harus cerdas *memilih* dan *memilah* dengan menggunakan *Wiweka* dalam  berpikir, bertutur kata dan berbuat pada kehidupan sehari hari

Pilihlah sikap *pengampun* dari pada *pendendam*.
Pilihlah  *senyum* ketimbang *amarah / krodha*.
Pilihlah sikap *sabarrr* ketimbang  *angkuh  dan sombong*.

*Untuk itu*, sebagai umat manusia  pegang teguh ajaran *Etika/Susila* dan tinggalkan jauh- jauh  prilaku yang bertentangan dengan  ajaran *Budhi Pekerti*,  bangun  kesadaran, kedamaian dan keharmonisan  di dalam hati,  dengan  menjalankan *Tiga pola dasar* umat manusia : *Wihara*, *ahara* dan "Ausadha*  secara sinergis & *Terintegrasi*.
(Kitab Wrhaspati Tattwa)_

*astungkara swaha*

*Made Worda Negara*
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

*Mantapkan Sradha-Bhakti*
*Ngwangun pasawitran  sejati*