Kamis, 13 Juli 2023
Dama - Danta
Rabu, 12 Juli 2023
Dama - Danta
Senin, 10 Juli 2023
Ahning Maneb Manah Nira
*Mutiara Weda*
07/07/2023
*Ahning Maneb Manah Nira*
*Umat Sedharma*, Dalam susastra ada menyebutkan *Dve karmani narah kurvaniha loke mahiyate* ; ada dua macam perbuatan yang menyebabkan seseorang menjadi Bijak & Mulia yaitu Tidak sekali - kali mengucapkan perkataan yang kasar *tan ujar ahala* pun tidak sekali kali berpikiran untuk melakukan perbuatan jahat & Tercela .
Perbuatan & Perkataan yang mengandung niat jahat tiada bedanya dengan membidik dan melepaskan anak panah, setiap orang yang terkena pasti akan merasa sakit yang teramat Dalam. Perkataan jika maksudnya baik dan secara baik- baik pula diucapkannya maka hanyalah kesenangan yang ditimbulkannya, namun apabila maksudnya baik, jika tidak secara baik - baik diucapkannya akan dapat menimbulkan rasa duka.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu, untuk selalu berhati hati dalam Perbuatan serta dalam mengeluarkan perkataan selalu menampakkan nilai kebajikan, kedamaian serta berjiwa meneduhkan, menjaga kesucian Pikiran *ahning maneb manah nira* dan berjanji atas diri untuk selalu berpegang teguh pada kebenaran. *Niscaya*, akan dapat terbangunnya umat Hindu yang Damai dan Bahagia serta mendapatkan Amertha dalam kehidupannya.
( SS. 117-124)
*Made Worda Negara*
BINROH HINDU TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Bunga Dharma
Beragama Jangan Lepas Dari Ageman
*Mutiara Weda*
09/07 /2023
*Beragama Jangan Lepas dari Ageman*
*Umat Se-dharma*, faktor yang sangat penting & menjadi benih atau cikal bakal dalam penguatan beragama bagi umat Hindu sesungguhnya bagi3 jadalah *agem ageman* dalam bentuk *Sradha*, manakala kurangnya akan keyakinan, bingung bahkan ragu akan agamanya dapat dipastikan rapuhnya pondasi agama yang berdampak pula pada rapuhnya pemahaman inti sari dari ajaran agama.
Pemahaman ajaran agama secara benar menjadi suatu keharusan dan bersifat mutlak melalui *Tattwa Tattwa agama, Ethika agama maupun Upakara agama* dengan berpegang teguh pada *sumber sumber Dharma* serta pokok pokok Dasar ajaran Tiga kerangka dasar serta menjadi roh atau jiwa ajaran Hindu Dharma yang wajib dilaksanakan secara sinergis *Tri Jnana Sandhi* bagi umat Hindu.
*Oleh karena itu*, marilah kita sebagai Umat Hindu untuk memegang teguh *Agem ageman * dalam beragama dengan mempelajari kembali Pustaka suci Weda secara benar, utuh dan sempurna baik melalui *Weda Sruti* maupun *Weda Smertih* dengan cara belajar Weda secara bertahap berjenjang dan komprehensif serta tidak dibenarkan belajar Weda menggunakan jalur jalan pintas dengan berdalihkan praktis, simpel, mudah, sederhana dan sejenisnya yang cenderung menyesatkan. Niscaya umat Hindu akan Ajeg dengan Dharmanya, kuatnya Sradha serta kokoh akan ajarannya yang *Sanatana Dharma* dalam mewujudkan umat Hindu yang Bahagia, Sekala maupun Niskala, Jagadhita & Kamoksan nantinya.
( kitab Swastika Rana & Weda Sabda Suci Tuhan)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Visudha karma
Jumat, 07 Juli 2023
Rabu, 05 Juli 2023
Berlakulah seperti Pepohonan
Tri Parartha Landasan Dalam Mekarma
*Mutiara Weda*
30 /06/2023
*Tri Parartha landasan dalam Mekarma*
*Umat Se-dharma*, Tiga Kerangka dasar ajaran agama Hindu atau Tri Jnana Sandhi merupakan Tiga Pokok ajaran agama Hindu yang terintegrasi menjadi satu kesatuan yang utuh. *Tatwa* menjadi landasan Teologis dari semua bentuk pelaksanaan ajaran Dharma, *Susila / Ethika* menjadi landasan etis dari semua prilaku umat Hindu dalam hubungannya dengan Ida SangHyang Widhi Wasa, sesama manusia dan dengan alam Lingkungannya sesuai falsafah Tri Hita Karana sedangkan *Acara agama* sebagai implementasi dari tatwa dan susila dalam wujud tata keagamaan yang dalam tindakan pelaksanaan Yadnya lebih dikenal dengan nama *Upakara yadnya*.
Tri Rnam dan Tri Parartha menjadi dasar Mekarma menjalankan praktek agama dalam *Meyadnya* bagi Umat Hindu. Tri Rnam merupakan tiga hutang menjadi bekal hidup setiap umat Hindu yang wajib dibayar selama hidupnya melalui pelaksanaan Yadnya yaitu *Dewa Rnam*, *Rsi Rnam* dan *Pitra Rnam*
*Tri Parartha* yaitu tiga yang menyebabkan kedamaian, ketentraman dan kebahagiaan umat Hindu yaitu Asih, Punia dan Bhakti.
*Asih* : melakukan pemeliharaan terhadap alam dan Sarvaprani dengan penuh rasa asih sebagai Yadnya.
*Punia* : Yadnya pada sesama umag manusia berupa pelayanan agar umat termotivasi secara spiritual melayani *Svanam* dan manusa Yadnya.
*Bhakti* : Pemujaan kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa agar memiliki daya spiritual.
*Oleh karena itu*, sudah menjadi kewajiban bagi Umat Hindu untuk melaksanakan Panca Yadnya sebagai bentuk pembayaran hutang Tri Rnam dan sebagai bentuk kewajiban & pengamalan ajaran pustaka suci Weda. Niscaya
Akan dapat terwujudnya kehidupan yang, damai, sejahtera dan bahagia.Satyam, Sivam dan Sundaram.
(Kitab Swastika rana, hal.157-161)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Himsa Karma & Unsur Penyupatan
*Mutiara Weda*
28 / 06/ 2023
*Himsa Karma & Unsur Penyupatan*
*Umat Sedharma*, dalam susastra ada Mengajarkan *Ahimsa Ngaranya Tanpa mati mati* ; menyakiti dan membunuh makhluk hidup dengan semena mena, tidak dibenarkan dalam ajaran agama Hindu. Namun Melakukan *Himsa Karma* perbuatan membunuh dengan tujuan hal hal kesucian sebagai suatu kewajiban dari pustaka suci Weda.
Dalam kitab suci *Vrti sasana* tersurat bahwa; melakukan perbuatan Himsa Karma atau membunuh makhluk hidup dengan tujuan tertentu dan Niat kesucian dapat dilakukan dalam bentuk :
*Dewa puja* : untuk Persembahan, Pemujaan terhadap Ida SangHyang Widhi Wasa.
*Atithipuja* : untuk Perjamuan para Tamu atau Nara Yadnya.
*Walikramapuja* : Untuk Pecaruan.
Di samping itu, melakukan tindakan pembunuhan guna
Mempertahankan dan menyelamatkan diri atau Menbela Negara dari berbagai ancaman, gangguan dan tantangan sebagai suatu kewajiban suci ; *Sang sura amenangi rananggana mamukti sukha wibawa bhoga wiryawan...dst*
*Oleh Karena itu*, Marilah sebagai umat Hindu, dalam melakukan korban suci *Himsa Karma* benar benar dilandasi dengan niat suci & ketulusan bathin agar mendapatkan kualitas Yadnya yang *Satvika* serta dengan unsur unsur *Penyupatan* didalamnya. *Niscaya*, Kualitas dalam melakukan Yadnya atau korban suci akan dapat terwujud serta terbangunnya umat Hindu yang Damai, rukun dan Harmonis.
(Nitisastra.IV.2 & Slokantara hal.195)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Sat, Cit Ananda Brahman
*Mutiara Weda*
16 / 01 / 2023
*Sat, Cit, Ananda Brahman*
*Umat se-dharma*, Dalam Pustaka suci Weda mengajarkan untuk selalu Setia, Jujur dan memegang teguh Kebenaran dalam menuju ketenangan dan kedamaian Bathin *Parama Santih*
Satyam Eva jayate Nanrtham, Sura Dira Jayengningrat Lebur dening pangastute
Kebenaran dan kejujuran menjadi sifat dan hakekat ke-Tuhanan *Sat, Cit, Ananda Brahman* sebagai bagian dari dasar keyakinan atau Sraddha Dalam ajaran agama Hindu. Kesetiaan dan kejujuran itu timbul bukan dari orang lain melainkan tumbuh dari dalam diri masing masing.
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk membangun & memupuk kesetiaan , kejujuran dan rasa tanggungjawab akan kebenaran melalui pengamalan ajaran *Panca Satya* : Satya Wecana, Satya Hrdaya, Satya Mitra, satya Samaya dan satya Laksana serta membuang jauh jauh sifat angkuh & sombong *wak Purusya*. *Niscaya* akan dapat menumbuhkan sifat sifat kedewataan *Daivi Vak* yang ada dalam diri, sehingga terwujudnya *Lalita Hita Karana* jalan menuju kamoksan/kebebasan yang abadi.
(Sarasamuscaya ,130-131)
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta
Purwa Sasana
*Mutiara Weda*
29 /06 / 2023
*Purwa Sesana*
*Umat Se-dharma*, Umat Hindu dalam menjalankan *Dharmaning hidup* memiliki kewajiban suci yang di sebut *Dharmaning Agama* yaitu berkewajiban untuk mempelajari, memahami dan memancarkan isi kitab suci Weda *Dharma Vahini* serta memahami berbagai ilmu pengetahuan suci *Andrayuga* atau *Vruh ring sarva Jnana* sehingga dapat menjalankan *Wiweka* dengan baik.
Umat Hindu dalam Berpikir, bertutur kata serta berbuat dalam menjalankan aktifitasnya tidak bisa lepas dari sangkut paut serta teropongan dari ajaran kebajikan *Sesana* dan kepatuhan terhadap guru Wisesa yaitu *Niti*
*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu dalam membangun
keluhuran dan kemuliaan budhi *paramita* dan keharmonisan dalam hidup *sundaram* dengan jalan memahami dan mengamalkan seluruh ajaran Kesucian *Purwa Sesana* dengan memegang teguh ajaran Etika *Susila* dan ajaran kebenaran *Sesana* serta taat & patuh pada aturan pemerintah *Niti*. Niscaya kebahagiaan hidup akan dapat diwujudkan.
( Slokantara, 34 dan 84 )
*Made Worda Negara*
BINROH Hindu TNI AU.
Pinandita Sanggraha Nusantara
Daerah Istimewa Yogyakarta