Selasa, 23 November 2021

Tutur Agama Menjaga Manusia

*Mutiara Weda*
15 / 01 /2022

*Manusia Dijaga Tutur agama*

*Umat se-dharma*,  jika dilihat dalam Sesantih Hindu, Menjaga dan merawat  anugerah Tuhan merupakan suatu kewajiban  bagi setiap umat manusia.  Kebenaran dan kebajikan dijaga dengan perilaku yang baik.  Sastra-sastra suci  dijaga  dengan keteguhan hati dan kesucian pikiran.  Ketampanan dan  Kecantikan  di rawat dengan kebersihannya.

Demikian pula halnya dalam  kelahiran menjelma  menjadi manusia dapat dijaga dengan tutur agama,  budi pekerti dan  etika  yang baik  serta sinergisitas dalam  berpikir, bertutur kata  begitu pula  dalam bertindak  *Tri Kaya Sandhi*

*Oleh karena itu*,  marilah sebagai umat Hindu  jangan pernah mengabaikan anugrah Tuhan untuk  selalu menjaga dan  merawatnya dengan  selalu *Bersyukur* atau *Angayubagya.   Niscaya kebahagiaan lahir maupun batin, sekala dan niskala,  manah Santih maupun parama santih akan dapat diwujudkan.
(Kitab Swastika Rana)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Tutur Agama Menjaga Manusia

*Mutiara Weda*
11 / 11 /2021

*Tutur agama Menjaga Manusia*

*Umat se-dharma*,  jika dilihat dalam Sesantih Hindu, Menjaga dan merawat  anugerah Tuhan merupakan suatu kewajiban  bagi setiap umat manusia.  Kebenaran dan kebajikan dijaga dengan perilaku yang baik.  Sastra-sastra suci  dijaga  dengan keteguhan hati dan kesucian pikiran.  Ketampanan dan  Kecantikan  di rawat dengan kebersihannya.

Demikian pula halnya dalam  kelahiran menjelma  menjadi manusia dapat dijaga dengan tutur agama,  budi pekerti dan  etika  yang baik  serta sinergisitas dalam  berpikir, bertutur kata  begitu pula  dalam bertindak  *Tri Kaya Sandhi*

*Oleh karena itu*,  marilah sebagai umat Hindu  jangan pernah mengabaikan anugrah Tuhan untuk  selalu menjaga dan  merawatnya dengan  selalu *Bersyukur* atau *Angayubagya.   Niscaya kebahagiaan lahir maupun batin, sekala dan niskala,  manah Santih maupun parama santih akan dapat diwujudkan.
(Kitab Swastika Rana)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Ke Angkuhan

*Mutiara Weda*
12 /11/ 2021

*Ke-Angkuhan*

*Umat se-dharma*,  Jika direnungkan  hidup menjelma menjadi manusia akan selalu  dibayang bayangi  oleh  rasa angkuh / *mada*  sebagai salah satu  bagian dari enam musuh yang ada dalam diri setiap umat manusia  *Sad Ripu* yang dapat  membelenggu & menghancurkan  jiwa  manakala tidak  mampu untuk mengendalikannya.

Keangkuhan atau Kesombongan itu disebabkan oleh :

*Vidya mada* ; angkuh atau sombong  karena pengetahuan atau kecerdasannya.

*Dhana mada*;  Keangkuhan atau mabuk  karena kekayaan,

*Kula mada* ;  keangkuhan karena merasa kelahiran mulia. Keangkuhan yang paling berbahaya adalah keangkuhan yang lahir dari *sri* atau kekayaan *Dhana Mada*

*Oleh karena itu*, kendalikan  keangkuhan itu dengan selalu *mulat sarira* dan sadar akan diri *Anyekung Jnana* dengan   memantapkan pengetahuan  rohani  *Jnana* dan  Pengetahuan tentang kehidupan *Vidya* . Niscaya akan terkendalinya Indrya dan  dapat terlepas dari pengaruh *Mada* menuju suatu kebahagiaan *Satyam, Sivam & Sundaram*
( Vreti sasana II b.78 )

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha
Sasmitha-Yogyakarta

Damaikan Pikiran Dari Kegelapan

*Mutiara Weda*
13/11/2021

*Damaikan Pikiran dari Kegelapan*

*Umat se-dharma*, Jika direnungkan dalam sesanti ada menyebutkan  manusia sangat ditentukan oleh  pikirannya *Rajendrya*,  Sementara binatang adalah instingnya. Insting binatang bergerak ketika dibutuhkan. Jika perutnya lapar maka dia akan mencari makan, Sedangkan umat manusia,  selama belum selesai berurusan dengan pikirannya, maka selama itu pula hidupnya tidak akan pernah Nyaman & tenang karenanya agama diturunkan untuk mengatur dan mendamaikan pikirannya dari Kegelapan *Sapta Timira*

Kegelapan  pikiran itulah, yang mempunyai *indrya mata* yang disebut  *mata  nafsu*. Pikiran yang bermata-nafsu tidak mampu melihat kenyataan hidup yang sebenarnya sehingga cenderung  menggunakan   *KeAkuan* Sebagai  jalan penyelesaiannya.

*Oleh Karena itu*, sebagai umat Hindu  hilangkan  kekotoran & kegelapan pikiran dengan  meningkatkan pengetahuan  rohani  *Jnana* dan  Pengetahuan tentang kehidupan *Vidya* serta   mengingatkan  pikiran yang selalu  akan dibayang bayangi   kegelapan. Niscaya, Pikiran akan selalu terpusat sehingga dapat menjalankan *Wiweka* dengan sempurna.
(Vrti sasana II b.78 /1)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Ageman dalam Beragama

*Mutiara Weda*
14/11/2021

*Ageman dalam Beragama*

*Umat Se-dharma*,   faktor yang sangat penting & menjadi  benih atau cikal bakal dalam penguatan  beragama bagi umat Hindu adalah agem ageman dalam bentuk *Sradha*,  manakala kurangnya akan keyakinan, bingung bahkan  ragu akan  agamanya dapat dipastikan rapuhnya pondasi agama yang  berdampak akan rapuhnya  pemahaman  inti sari dari ajaran agama.

Pemahaman ajaran agama secara benar menjadi suatu keharusan dan bersifat mutlak  melalui tatwa tatwa agama, Ethika agama maupun Acara agama  dengan berpegang teguh pada *sumber sumber Dharma*  serta  pokok pokok  Dasar  ajaran  sebagai inti dari Tiga kerangka dasar  ajaran  serta  menjadi roh atau jiwa  ajaran Hindu Dharma yang wajib dilaksanakan secara sinergis  *Tri Jnana Sandhi*  bagi  umat Hindu.

*Oleh karena itu*,  marilah kita sebagai Umat Hindu  untuk memegang teguh Agem ageman  dalam beragama dengan mempelajari kembali  Pustaka suci Weda secara benar, utuh dan sempurna baik  melalui *Weda Sruti* maupun *Weda Smerthi* dengan cara  belajar Weda secara  bertahap berjenjang dan komprehensif dan tidak dibenarkan belajar Weda menggunakan jalur  jalan pintas  berdalihkan praktis, simpel, mudah, sederhana  dan sejenisnya yang cenderung menyesatkan. Niscaya umat Hindu akan Ajeg dengan  Dharmanya, kuatnya Sradha  serta  kokoh akan ajarannya yang  *Sanatana Dharma* dalam mewujudkan umat Hindu yang  Jagadhita & Kamoksan nantinya.
( kitab Swastika Rana & Weda Sabda Suci Tuhan)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Pentingnya Mengendalikan Emosi

*Mutiara Weda*
15/11/2021

*Pentingnya Mengendalikan Emosi*

 *Umat se-dharma*, EMOSI yang tidak terkendali melahirkan tindakan yang membabi buta berakibat timbulnya  Kemarahan atau Krodha. Demikian pula,  Kemarahan /*Kroda*  merupakan  energi yang ada pada diri setiap umat manusia yang dapat *menghancurkan*  segala galanya  manakala tidak mampu untuk   mengendalikannya. tatkala pikiran *Citta* terpusat, sang jiwa bisa  *tersenyum* dapat dipastikan akan terbebas dari rasa amarah  / *Krodha* tersebut.Jangan Menghumbar sifat sifat Emosi.

Pelayanan  yang paling mudah untuk dilakukan adalah  dengan senyuman  karena senyuman itu adalah karunia Hyang Widhi yang  bernilai tinggi sebagai  jembatan yang menghubungkan dua jiwa, jembatan yang menghubungkan jiwa dengan sang keberadaan. Di samping itu  juga memiliki manfaat yang sangat besar untuk kesehatan tubuh dan jiwa.

*Oleh Karena itu*, sebagai umat Hindu   *pancarkan* selalu rasa kasih sayang yang tinggi * Parama Prema*, Kendalikan Emosi, hilangkan rasa benci  dan dendam *Dwesa* niscaya tujuan hidup akan terwujud yaitu *KEBAHAGIAAN*  baik  *Manah Santih* maupun *Parama Santih*.
(Veda Smerthi & BG.XVI.21)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .


Bhoga Swatantrya

*Mutiara Weda*
16/11/2021

*Bhoga-Swatantrya*

*Umat se-dharma*, Jika direnungkan, Pada hakekatnya  setiap manusia adalah  *penguasa*. Penguasa dari nasibnya dirinya sendiri dan menjadi  Arsitek dari keberuntungannya  sendiri, demikian  pula bertanggungjawab atas derita maupun  bahagia yang diterimanya saat ini.

Manusia tidak memiliki kebebasan untuk menentukan hasil dari perbuatannya *Bhoga Swatantrya* tapi setiap manusia memiliki kebebasan untuk menentukan penyebab dari perbuatan itu sendiri *Karma-Swatantrya*.

*Oleh karena itu*, sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu berbuat dan bekerja *Mekarma* sebagai suatu kewajiban *Swadharma* dan jangan terikat pada hasil. Niscaya kebahagiaan sekala maupun niskala, Manah Santih maupun Parama Santih akan dapat diwujudkan.
(BGIII.19 & kitab Arjuna Wiwaha)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha
Sasmitha-Yogyakarta

Penguatan dalam Beragama

*Mutiara Weda*
16/11/2021

*Penguatan dalam  Beragama*

*Umat se-dharma*,   jika direnungkan, Cikal bakal dari penguatan beragama sebenarnya  terletak pada  Keyakinan /Sradha dan Kebenaran ajarannya / *Satya dharma*,  manakala   dalam keyakinan mengalami keraguan bahkan  bimbang  maka akan terjadi kerapuhan  pada pemahaman  inti sari dari ajaran  dharma. Sedangkan  Karakter dalam beragama Hindu adanya Sradha & Bhakti . Hakekat bhakti sebenarnya adalah membangun keseimbangan hidup,  baik  Jasmani -  rohani  maupun  jiwa  dan Raga.

Dalam melakukan pemujaan sebagai wujud  rasa Bhakti,  manusialah sebenarnya  yang membutuhkannya.  Ibaratkan  matahari selalu bersinar  tanpa henti dan tetap tinggal serta berputar putar  di tempat, inilah yang di sebut   dengan *hukum Rta* atau *hukum alam* yang ditetapkan Tuhan pada Matahari dan setiap  manusia membutuhkan sinar serta unsur unsur alam lainnya itu.

*Oleh karena itu*,  sebagai umat Hindu tingkatkan  kualitas Sradha & Bhakti dengan  penguatan pada ajaran agama dengan menjalankan  Prawerti Marga dan Niwerti Marga  serta  menjaga kemurnian ajaran agama dengan Panca Sradha  &  Tri Kerangka dasar sebagai bingkainya.  Niscaya Sradha dan bhakti akan semakin kuat dan kokoh *Sanatana Dharma*
[ Kitab Swastika Rana]

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Gayatri Chandasam Matha

Dharma Bunga Aisvarya

*Mutiara Weda*
17/11/2021

*Dharma Bunga Aisvarya*

*Umat Se-dharma*, Aisvarya merupakan kebahagiaan, kenikmatan & kesenangan yang penuh  tanpa gangguan sehingga  sang atman akan dapat mencapai kebahagiaan sejati  menuju pada  kelahiran  yang di sebut sebagai kelahiran  *Deva Yoni* & Menjadikan Dharma sebagai Bunga Aisvarya.

Demikian pula  sebaliknya manakala pikiran yang selalu diselimuti oleh benih benih Adharma / kejahatan dan menentang  kebenaran / dharma apalagi  tidak mengerti akan Tattva Jnana  *Avairagya*  dapat dipastikan hidupnya akan mendapatkan penderitaan begitu pula akan dapat mengalami proses reinkarnasi / lahir  kembali menjadi  makhluk rendahan ataupun binatang.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu  sudah menjadi kewajiban untuk membangkitkan  buah buah Dharma / *Aisvarya* karena dengan ajaran Dharma  akan dapat mencapai kebahagiaan dengan penguatan pada buah Jnana berupa pengetahuan suci Weda. *Niscaya*,  nantinya akan  dapat tercapainya kebahagiaan sejati  kelepasan atau kamoksan yang sering disebut  *Janma Vasana*
(Wrhaspati tattwa, 29 -32)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta


Gayatri Chandasam Matha

*Mutiara Weda*
18 / 11 / 2021

*Gayatri Chandasam Matha*

*Umat Se-dharma*, Jika kita lihat dari sisi ajaran Ethika Hindu ada tiga sifat  *buruk* atau *kotor* yang selalu melekat dalam diri umat manusia akibat dari pengaruh buruk   *Indrya/ Nafsu*  yang tak terkendalikan yang  bertentangan dengan nilai nilai Dharma. Pengendalian gerak pikiran menjadi faktor penting  dan  penentu bagi kehidupan setiap  umat manusia  *Citta Vrtti Nirodha* dengan menempatkan dan memancarkan  Gayatri mantram  sebagai ibu dari Weda *Gayatri Chandasam Matha*

Ketiga sifat buruk dan  kotor tersebut
*Mithia Hrdaya* :  sifat yang selalu berprasangka buruk terhadap orang lain
*Mithia Wecana*  :  selalu bersifat sombong dan angkuh
*Mithia Laksana*  :  berprilaku kasar dan tidak sopan.

*Oleh karena itu*, Sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu   untuk selalu mengendalikan  gerak  Laju pikiran
*Citta Vrtti Nirodha*  serta menempatkan  *Gayatri mantram* sebagai ibu dari Weda *Gayatri Chandasam Matha* dengan   Ethika Agama sebagai pijakan dalam pengejewantahannya.   Niscaya tidak akan menemui hambatan dalam menjalankan  *Tri Kaya Sandhi* sehingga  hidup akan  Nyaman, aman,  Damai dan Harmonis.
(Kitab Widhi Sastra & Manu Smrthi.IV.256)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Jnana Sakti

*Mutiara Weda*
19/11/2021

*Jnana Sakti*

*Umat se-dharma*, di dalam susastra  ada mengungkapkan tak akan ada orang yang Dalam  menjalani  proses kehidupan selalu  berbuat   kebajikan  akan mendapatkan kesengsaraan & Penderitaan, begitu pula tidak ada orang yang bijak yang menemui ajalnya dengan jalan yang Buruk,Tuhan maha Tahu dan maha mengetahui   kelemahan  serta  usaha usaha yang telah dilakukannya dalam mengatasi  kehidupan di mayapada ini  *Jnana Sakti*

Berbuat kebajikan dan bermanfaat untuk orang banyak menjadi suatu kewajiban  bagi setiap umat manusia di alam samsara ini.

*Oleh karena itu*, sudah menjadi suatu kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk  selalu berbuat kebajikan  berlandaskan *Dharma* serta  meyakini dan menuruti  tuntunan ajaran ajaran pustaka suci Weda Samhita  baik Weda *Sruti*  yaitu *Catur Weda* maupun Weda *Smerti* atau *Dhamasastra* begitu pula tidak  mudah berputus asa tat kala kegagalan menghampirinya dan itupun sejatinya merupakan keberhasilan serta berkeyakinan  tak ada usaha yang tulus akan berlalu tanpa berpahala. Niscaya akan mengetahui hakekat hidup menjelma menjadi manusia yaitu   selalu belajar dan membenahi diri. ( Gde Puja BG.IV.40 & SS. 37)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Kuningan

*Mutiara Weda*
20 /11 /2021

*Kuningan* : Peningkatan Kualitas Rohani

*Umat se-dharma*, Pada  hari  ini Sabtu, Kliwon wuku Kuningan Umat Hindu merayakan hari Raya Kuningan sebagai bagian dari rangkaian Hari Raya Galungan  yang jatuh pada hari ke 10  setelah Galungan mengandung makna tercapainya peningkatan spiritual melalui pengendalian dan introspeksi diri agar terhindar dari mara bahaya .Pada saat Hari raya Kuningan umat  Hindu melakukan persembahan dan pemujaan  kehadapan  SangHyang pitara /para leluhur, memohon kemakmuran, perlindungan, keselamatan dan juga tuntunan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Sehari setelah Kuningan disebut Umanis Kuningan dan sebagai rentetan perayaan paling akhir di sebut hari Pegat Tuwakan, yaitu 32 hari setelah Kuningan tepatnya pada hari Buda (Rabu) Kliwon, wuku Pahang.

Pelaksanaan upacara ataupun persembahyangan hari raya Kuningan hanya dilakukan  pada pagi hari  sebelum jam 12 siang sebagai perlambang energi alam semesta seperti kekuatan pertiwi, akasa, apah, teja dan bayu  ( unsur Panca Mahabutha) mencapai klimaknya, dan setelah siang hari  berlalu memasuki *masa pralina*  energi tersebut sudah kembali ke asalnya, dan juga para Pitara, Bhatara dan Dewa sudah kembali ke Svah loka.

*Oleh karena itu*, Bagi setiap umat Hindu dalam perayaan hari raya Kuningan betul betul dapat memantapkan kualitas rohani, meningkatkan spiritualitas, *Angelus Vimoha*  dengan memperbanyak   introspeksi dan pengendalian diri *Anyekung Jnana*. Niscaya akan dapat  terbangun kecerdasan spitritual (SQ) dalam mengembangkan jati diri.

*Tityang  Sekeluarga Mengucapkan Rahajeng Hari Suci Kuningan Dumogi Rahayu Sareng Sami*

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha
Sasmitha-Yogyakarta .

Dharmaning Hidup

*Mutiara Weda*
21/11/2021

*Dharmaning Hidup*

*Umat Se-dharma*,  Umat Hindu dalam menjalankan *Dharmaning hidup*  memiliki kewajiban suci  yang di sebut *Dharmaning Agama* yaitu berkewajiban untuk  mempelajari,  memahami dan memancarkan isi kitab suci Weda  *Dharma Vahini*  serta memahami berbagai ilmu pengetahuan suci *Andrayuga* atau *Vruh ring sarva Jnana*  sehingga dapat menjalankan *Wiweka* dengan baik.

Umat Hindu dalam  Berpikir, bertutur kata serta berbuat dalam menjalankan aktifitasnya  tidak bisa lepas dari  sangkut paut  serta teropongan  dari  ajaran kebajikan *Sesana* dan  kepatuhan terhadap guru Wisesa  yaitu *Niti*

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu dalam membangun
keluhuran dan kemuliaan budhi *paramita*  dan  keharmonisan dalam hidup *sundaram* dengan jalan  memahami dan mengamalkan seluruh  ajaran Kesucian *Purwa  Sesana* dengan memegang teguh ajaran Etika *Susila* dan ajaran  kebenaran *Sesana*  serta taat  & patuh pada  aturan pemerintah  *Niti*. Niscaya kebahagiaan hidup akan dapat diwujudkan.
( Slokantara, 34 dan 84 )

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Menabur Benih Benih Dharma

*Mutiara Weda*
22 / 11 /2021

*Menabur Benih  Benih Dharma*

*Umat se-dharma*, Jika di  renung renungkan, Orang  yang memiliki kebajikan / *Dharma* dalam dirinya  dapat dipastikan dia akan selalu  memancarkan ajaran kebenaran  dalam hidupnya *Dharma Vahini*.

Hanya orang yang sejuk di dalam hatinya yang bisa menemukan kesejukkan,  kedamaian dan keharmonisan di luar. Sulit membayangkan ada orang yang hidupnya menyejukan, menentramkan & damai kalau di dalam hatinya selalu bergejolak rasa irihati, benci dan Amarah/ Krodha.

*Oleh karena itu*,   sebagai umat Hindu jangan pernah berhenti  menabur  kebajikan  *Benih Dharma*,  membangun *kesejukan* dan *kedamaian* dalam  hati  *Manah Santih maupun Parama Santih* dengan  memperkokoh Dasar Keyakinan Hindu *Panca Sradha* serta Penguatan pokok  ajaran agama Hindu *Tri Kerangka Dasar* (Tatwa, Susila & Acara Agama) secara sinergis / seimbang *Tri Jnana Sandhi*.  Niscaya  Kebahagiaan dalam hidup ini akan dapat terwujud.
(kitab Swastikarana)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Tyaga

*Mutiara Weda*
23/11/2021

*Tyaga*

*Umat Se-dharma*, jika di lihat dalam Susastra Hindu ada menguraikan : *Nasti jnanasamam drawyam, nasti krodhasamo ripuh...* 
Tidak ada kekayaan yang menyamai pengetahuan, tidak ada musuh sejahat kemarahan *Krodah*,  tidak ada kesengsaraan yang menyamai kelobaan, tidak ada kebahagiaan yang menyamai kemampuan dalam  melepaskan diri dari nafsu /*tyaga*.

jika nafsu atau  Indrya sudah dapat dikendalikan secara otomatis hidup akan Bahagia, begitu pula manakala kemarahan sudah dapat dikendalikan maka hilanglah musuh yang ada dalam diri.

*Oleh karena itu*,  marilah kita sebagai umat Hindu untuk  selalu  Berlatih mengendalikan Diri ,  Bersihkan pikiran dengan kebenaran atau *Manah satyena sudhyanti*,  karena pikiran merupakan unsur penentu dari perasaan kata hati  *Padma Hrdaya*. Niscaya akan mampu mengendalian Indrya *Dharana* serta  terpusatnya pikiran *Dhyana*.
(Slokantara 39.54 & SS  79-87)

*Made Worda Negara*
BINROH  HINDU TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .