Minggu, 18 April 2021

Memetik Buah Perbuatan

*Mutiara Weda*
16/04/2021

*Memetik Buah Perbuatan*

*Umat Se-dharma*, jika kita renung renungkan dalam pustaka Weda ada Sesanti  mengatakan
Apa yang kita  tanam itulah yang akan kita petik nantinya, jagung yang ditanam maka jagung  pulalah yang akan dipetiknya ,  Padi yang ditanam maka padi pulalah yang akan dituainya demikian juga halnya dalam perbuatan  jika  tidak pernah berbuat kebajikan pada orang lain mana mungkin  akan mendapat kebaikan dari orang lain pula dan setiap umat manusia akan memetik hasil dari semua perbuatannya  dalam bentuk karma baik maupun karma buruk dikelahirannya yang akan datang pada tingkat umur yang sama.

Perbuatan baik yang diperbuatnya dimasa kanak kanak akan dinikmati  juga hasilnya nanti manakala lahir menjadi anak anak kembali begitu pula sebaliknya manakala berbuat jahat maka buah dari kejahatan itu pun akan diterima nantinya pada umur yang sama.

*Oleh karena itu* sebagai umat Hindu dalam mengarungi kehidupan menjelma menjadi manusia sudah semestinya untuk berbuat kebajikan dari sejak kanak sampai umur tua. *Niscaya* akan dapat  tercapainya tujuan hidup menjelma menjadi manusia yaitu Catur Purusa artha, Jagadhita lan Kamoksan ataupun  kelahiran Sorga .
(Slokantara, 14.hal.47)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Svatantra Katah

*Mutiara Weda*
18/04/2021

*Svatantra Katah*

*Umat Se-dharma*, dalam pustaka suci Weda menyebutkan ;
Sesungguhnya  semua umat manusia memiliki kebebasan, bebas menentukan kehendaknya  dan sepenuhnya pula bertanggung jawab atas semua perbuatannya sendiri *Svatantra Katah*. Demikian pula, tak satupun manusia bisa
 luput dari kerja walaupun hanya sesaat,  oleh hukum alam  manusia dibuat tidak berdaya  untuk selalu bekerja.

 Kualitas perbuatan  menentukan kehidupan sekarang maupun kehidupan dimasa yang akan datang,  begitu juga  se- kecil apapun perbuatan yang dilakukan jika dilandasi dengan hati yang tulus, lascarya akan membawa kebaikan yang luar biasa seperti  *Sebutir Biji pohon Beringin* yang jika tumbuh, dirawat dengan baik setelah besar akan dapat menjadi tempat berteduh bagi semua umat manusia. 

*Oleh karena itu*,  sebagai umat Hindu  mantafkan kualitas *Sradha* dan *Bhakti* dengan  melakukan kerja tanpa ikatan *Visudha Karma* sehingga terwujudnya *Pencapain tertinggi* yaitu *Kamoksan* atau *Kelepasan*, terbebas dari keterikatan,  bekerja sebagai suatu kewajiban, dengan pijakan Bekerja  untuk semua  *Sarvodaya*. Niscaya, akan terhindar dari Karma buruk /  Karma Jahat *Wikarma*.
( Slokantara Sloka 19 ,4 & BG V.10)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Pancarkan selalu Kedamaian

*Mutiara Weda*
17/04/2021

*Pancarkan selalu Kedamaian*
[Manah santih lan Parama santih]

*Umat se-dharma*, jika direnungkan sebuah  Sesanthi Hindu menyebutkan, Diantara semua permata yang ada, yang paling bercahaya itu sesungguhnya adalah *rasa  hati yang indah* dan Diantara semua  bebungaan yang pernah mekar, harum dan wangi, juga sebetulnya  yang paling  tersentuh adalah  *rasa   hati yang indah* pula.

Sulit rasanya akan mendapatkan sentuhan rasa Hati yang nyaman dan  Indah tatkala dalam hatinya selalu bergejolak, penuh dengan sifat irihati, dengki,  praduga dan prasangka.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu  tanamkan selalu rasa   hati yang  *indah*  dan *Nyaman* agar memiliki  sentuhan  rasa Damai  & kehalusan budhi  dengan cara menanamkan ajaran Budhi pekerti  luhur.  Niscaya  rasa hati yang penuh  dengan kedamaian  akan selalu tetap tertanam dalam diri  selama-lamanya, baik lahir maupun bathin, manah santih lan Paramasantih.
(SS. 135-148 & Dharma Samhita)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Beragama yang Benar

*Mutiara Weda*
19/04/2021

*Beragama yang  Benar*

*Umat se-dharma*, Jika   dipahami bahwa beragama itu  sebenarnya  bukanlah alat untuk menyakiti orang lain dan bukan pula  alat untuk menjatuhkan orang lain, melainkan sebagai  suatu pegangan, pedoman  dan tuntunan hidup dalam memperhalus jiwa dan memperkokoh  Budhi sebagai landasan mencapai Tujuan hidup *Catur Purusaartha*. Mari  beragama yang  baik &  Benar

Manakala  dalam penerapan ajaran agama  mengakibatkan sakit dan menderitanya  orang lain, dapat dipastikan adanya kesalahan dan kekeliruan  dalam pemahaman serta  Pengimplementasian  nilai nilai  ajaran agama  sebagai cermin rendahnya tingkatan  rohani yang berujung pada malapetaka dan bahkan kehancuran.

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu  sudah menjadi kewajiban untuk belajar  agama dengan baik dan benar dengan penguatan pada Pondasi dasar  ajaran agama,  guna memperhalus jiwa dan memperkokoh budhi. Niscaya akan terhindar dari Kerapuhan akan nilai nilai dasar ajaran agama  sehingga terbangunnya  Kedamaian , kenyamanan  dan keharmonisan dalam hidup akan dapat terwujud. ( kitab Panca Siskanya  Angaji)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta