Rabu, 11 Desember 2019

bersihkan Padma Hrdaya

Mutiara weda*
12/12/2019

*Bersihkan Padma hrdaya*

*Umat se-dharma*, jika kita renungkan cabang pohon itu akan merunduk manakala dipenuhi dengan buah, begitu pula halnya dengan awan akan merendah tatkala penuh dengan uap , demikian juga halnya dengan orang orang yang baik dan bijaksana  akan berhati lembut karena pengetahuan sucinya *Samyagjnana*.

Mantapnya Kualitas rohani akan menjauhkan diri dari tindakan kejahatan  dan menuju sifat yang penuh  kebajikan. Demikian juga, manakala  setiap manusia memiliki sifat kebaikan dapat dipastikan sifat irihati, dengki , serakah ,rakus, rasa benci dan sejenisnya akan meninggalkannya serta bersahabat dengan semua umat manusia *Vasudhaiva Kutumbakam*

*Untuk itu*, sebagai umat manusia tingkatkan kualitas rohani dengan membersihkan hati atau bathin *Padma Hrdaya* dengan menampakan persaudaraan sejati *Vasudhaiva Kutumbakam* dengan hati yang penuh rasa cinta kasih sayang *Prema*.  Niscaya akan mendapatkan kebahagiaan hidup yang sebenarnya *Sukha tan pawali duhka* dan menuju alam kesempurnaan sejati *Kamoksan* .(Kitab Atharva Veda, 10.6’1& Niti Satakam)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha 
Sasmitha-Yogyakarta

Selasa, 10 Desember 2019

Hari raya Saraswati : Turunya ilmu Pengetahuan suci

Saraswati : turunnya Ilmu Pengetahuan suci

 

 

Om Swastyastu,

Om avighnam astu namo siddham

 

 

Umat sedharma, jika kita camkan dan kita renungkan  pengetahuan suci atau Jnana pada hakekatnya  merupakan kecantikan dari setiap umat manusia yang paling agung  dan merupakan artha / kekayaan yang tersembunyi dan menjadi sumber dari kemasyuran dan kebahagiaan seseorang. Dan pada perayaan hari suci Saraswati umat Hindu meyakini  sebagai hari turunnya ilmu pengetahuan suci Weda dan menjadi guru serta menjadi sahabat terdekat dalam menyelesaikan setiap persoalan hidup bagaikan dewa yang dapat mengabulkan segalakeinginanmanusia.
            Umat se-dharma  yang berbahagia, seperti yang telah kita ketahui bersama, bahwa setiap enam bulan sekali (210) sekali,  tepatnya pada hari Sabtu (Saniscara) Umanis wuku Watugunung, dirayakan sebagai hari pawedalan SangHyang Aji Saraswati sebagai simbol  hari turunnya ilmu pengetahuan suci. Perayaan ini dilaksanakan sebagai ungkapan rasa angayubagya, puji syukur kepadanya-Nya atas diturunkannya ilmu pengetahuan suci bagi umat manusia; disamping itu  memohon kelanggengan ilmu pengetahuan atasu Samyagjana. Pada malam harinya, dilaksanakan "sambang samadhi" dan pembacaan lontar, pustaka, kitab-kitab suci dengan harapan dapat menemukan Saraswati di dalam diri.

 

Makna Hari Raya Saraswati Bagi Umat Hindu, Hari raya Saraswati adalah hari yang sangat  penting bagi umat hindu, khususnya bagi para brahmancarin / penggelut dunia pendidikan karena Umat Hindu mempercayai hari Saraswati adalah turunnya ilmu pengetahuan yang suci kepada umat manusia untuk kemakmuran, kemajuan, perdamaian, dan meningkatkan keberadaban umat manusia.

Dewi Saraswati  adalah Dewi/ lstri Brahma. Saraswati adalah Dewi pelindung/ pelimpah pengetahuan, kesadaran (widya), dan sastra. Berkat anugerah dewi Saraswati, kita menjadi manusia yang beradab dan berkebudayaan.

Beliau disimbolkan sebagai seorang dewi yang duduk diatas teratai dengan berwahanakan se-ekor angsa (Hamsa) atau seekor merak, berlengan empat dengan membawa sitar/vina dan ganatri di kedua tangan kanan, tangan kiri membawa pustaka dan tangan kiri satunya ikut memainkan gitar membawa sitar/vina dan ganatri di kedua tangan kanan, tangan kanan  membawa pustaka dan tangan kiri satunya ikut memainkan vina atau bermudra memberkahi.

 

Ilmu pengetahuan merupakan salah satu unsur untuk meningkatkan tarap hidup manusia. Betapa pentingnya ilmu pengetahuan itu bagi manusia sehingga di dalam ajaran Agama Hindu diabadikan dalam bentuk simbolis Dewi Sarasvati. Sarasvati adalah sebuah nama suci untuk menyebutkan sosok Dewi Ilmu Pengetahuan. Kata Sarasvati berasal dari kata “saras” dan “vati”. Saras memiliki arti mata air, terus menerus atau sesuatu yang terus menerus mengalir. Sedangkan kata vati berarti memiliki. Dengan demikian Sarasvati berarti sesuatu yang memiliki atau mempunyai sifat mengalirkan secara terus menerus.

Berkaca dari sejarah turunnya ilmu pengetahuan ini, sudah seyogyanya, segenap generasi muda Hindu dan umat se-dharma, memaknainya dengan lebih meningkatkan pengetahuan diri terhadap berbagai bidang pelajaran yang diikutinya. Perayaan Saraswati hendaknya tidak berhenti pada ritualitas belaka, namun sudah barang tentu, harus diikuti dengan  praktek nyata peningkatan kemampuan sang diri / masing-masing individu pada bidang ilmunya dengan swa dharmanya masing-masing.

 

Kenapa Ilmu Pengetahuan dilambangkan dengan wanita cantik? Ilmu pengetahuan diibaratkan demikian karena memang ilmu pengetahuan sangatlah  menarik umat manusia sehingga selalu untuk mendekat, mempelajarinya. Dewi Saraswati sejatinya adalah “Sakti” dari Dewa Brahma, simbul pencipta alam semesta. Secara filosofis, segala macam bentuk penciptaan semuanya bersumber pada ilmu pengetahuan. Dengan dilambangkan dengan kecantikan diharapkan umat manusia yang masih diliputi awidya, atau kegelapan, mampu melepaskan diri untuk bangkit mencapai pencerahan dan penerangan lahir dan bathin.

Penampilan dewi yang cantik dengan busana putih bersih berkilauan, melambangkan ilmu pengetahuuan itu sangat mulia, selalu menarik untuk dipelajari oleh siapapun. Alat musik gitar (wina) melambangkan unsur mutlak ilmu pengetahuan berasal dari hukum alam yang tercipta melalui melodi alami dan citarasa seni Sang Pencipta. Kitab suci (kropak) melambangkan tempat tertuangnya berbagai petunjuk ajaran suci sebagai sumber ilmu pengetahuan material maupun spiritual. Genitri (aksamala/tasbih) melambangkan ilmu pengetahuan bersifat kekal, tidak terbatas, tidak akan ada akhirnya dan habis-habisnya untuk dipelajari. Bunga Teratai, melambangkan kesucian ilmu pengetahuan yang murni, tidak tercela. Burung Merak, melambangkan sifat ilmu pengetahuan itu memberikan suatu kewibawaan bagi yang telah memahami dan menguasainya. Angsa putih, melambangkan ilmu pengetahuan itu dapat memberikan petunjuk untuk bersikap bijaksana dalam membedakan antara yang baik dan yang buruk.

Dalam kekawin Saraswati bait paling terahir di sebutkan:

Apan kita ka wekasin karajani dewi

Ahim kita sih anuraga paweka dewi

Apan kita gunawan panewakanin dewi

Kita pemastu winuwus kita wasta dewi,

 

Artinya:

Beliau Sang Hayng Aji Saraswati yang menganugrahkan semua ilmu Pengetahuan.

Beliau  yang memberikan kesejahtraan dan kebahagian

Beliau yang   paling utama,

Beliau yang menciptakan semua yang ada

 

Makna dari Perayaan Hari Saraswati :

 

  • Kita harus bersyukur kepada Tuhan atas kemurahan-Nya yang telah menganugrahkan vidya (ilmu pengetahuan) dan kecerdasan kepada kita semua.

 

  • Dengan vidya kita harus terbebas dari avidya (kebodohan) dan menuju ke pencerahan, kebenaran sejati (sat) dan kebahagiaan abadi.

 

  • Selama ini secara spiritual kita masih tertidur lelap dan diselimuti oleh sang maya (ketidak-benaran) dan avidyam (kebodohan). Dengan vidya ini mari kita berusaha untuk melek/eling/bangun dan tidur kita, hilangkan selimut maya, sadarilah bahwa kita adalah atma, dan akhirnya tercapailah nirwana.

 

  • Kita belajar untuk menjadi orang yang lebih bijaksana seperti  binatang Angsa. Angsa bisa menyaring air, memisahkan makanan dan kotoran walaupun di air yang keruh/kotor atau lumpur. Juga jadilah orang baik, seperti buruk merak yang berbulu cantik, indah dan cemerlang walaupun hidupnya di hutan.

 

Rangkaian hari raya Saraswati dilanjutkan Besoknya pada hari Radite (Minggu) Paing wuku Sinta di-langsungkan upacara Banyu Pinaruh. Kata Banyu Pinaruh artinya air ilmu pengetahuan. Upacara yang dilakukan yakni menghaturkan laban nasi pradnyam dan air kumkuman. Hari redite paing wuku sita/banyu pinaruh merupakan hari pembersihan diri dalam mempejari ilmu pengetahuan.

 

 

Dalam lontar silakrama halaman 90 di sebtutkan:

Abdhir Gatrani suddhayanti,

Manah satyena sudhayanti,

Widyatapobhyam bhrtatma,

Buddhir Jnannena sudhayanti.

Artinya :

Tubuh dibersihkan dengan air,

pikiran di bersihkan dengan kejujuran,

Roh/atman di bersihkan dengan ilmu dan tapa,

akal di bersikan dengan kebikaksanaan.

 

Marilah kita sebagai umat Hindu dalam situasi dan kondisi apapun kita jadikan  perayaan hari raya Sarswati sebagai media perenungan terhadap hakekat sang diri, dalam memaknai ilmu pengetahuan itu sendiri. Proses penggalian pengetahuan itu hendaknya dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan. Niscaya, temuan-temuan baru yang berguna bagi kehidupan umat manusia.

Selamat Hari Raya Saraswati, Semoga Pikiran yang baik datang dari segala Penjuru.

 

Om Shanti, Shanti, Shanti, Om


Senin, 09 Desember 2019

karmasaya

*Mutiara Weda*
10/12/2019

*Karmasaya*

*Umat se-dharma*, Terakumulasikannya perbuatan Dharma dan perbuatan adharma pada  Karma seseorang di sebut *Karmasaya*.

Kemudian dari Karmasaya ini tumbuh tiga ( 3 ) hasil perbuatan atau pahala Karma berupa Jati, Ayu dan Bhoga :
*Jati* : kelahiran baik atau buruk
*Ayu* : umur panjang atau pendek
*Bhoga* : kenikmatan atau penderitaan yang dialaminya.

*Untuk itu*,  sebagai umat Hindu dalam kehidupan ini betul - betul menggunakan *Wiweka* dan menimbang nimbang mana  perbuatan Dharma yang wajib dilakukan dan  mana  perbuatan yang tergolong adharma sebagai perbuatan terlarang agar mendapatkan karma yang baik [Subha Karma] dalam menjalankan Dharma Agama dan Dharma Negara.
[Santi parwa, VII.7,9]

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta