Senin, 30 September 2019

Vyapaka Sauca

Mutiara Weda*
01/10/2019

*Vyapaka Sauca*

*Umat Se-dharma*,  membersihkan diri ataupun mengatur suhu badan *Vyapaka Saoca* sebagai salah satu dari tahapan awal  yang sangat penting dalam berhubungan dengan sang maha Pencipta.

*Vyapaka Sauca* merupakan  Mandi membersihkan badan dan menjaga kestabilan pisik / lahiriah  yang dapat mengakibatkan timbulnya berbagai rangsangan keinginan dan dapat kehilangan keseimbangan mental ataupun kualitas mental rohani.

*Untuk itu* sebagai umat Hindu selalu melakukan pensucian diri baik lahir maupun bathin *Yama maupun Nyama*, dengan jalan membersihkan diri atau *Vyapaka Sauca* sebelum melakukan Hubungan dengan Sang maha Pencipta/ Hyang Widhi  baik dalam Semadhi maupun dalam melakukan Asanas. termasuk mengatur suhu tubuh atau Angga sarira (Weda Samhita)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Minggu, 29 September 2019

Hakekat Hidup Untuk Bekerja

Mutiara Weda*
30/ 09 /2019

*Hakekat Hidup Untuk Bekerja*

*Umat  se -dharma*, Hidup menjelma menjadi  manusia sangatlah pendek dan sesungguhnya  hidup ini adalah untuk Berkarma sesuai dengan Swadharma masing masing,  tak seorangpun luput dari kuasa Tuhan ini.

Tat kala kuasa Tuhan menjemputnya, jiwa  manusia terasa memberontak dan menjerit dalam hatinya, namun apalah daya, yang pasti  manusia harus bekerja dan bekerja dalam hidup ini. Tanpa kerja manusia tak akan pernah mencapai kebebasan, tanpa kerja tak akan pernah mencapai kesempurnaan.

*Untuk itu*, sudah menjadi kewajiban setiap umat  manusia untuk selalu *Berkarma*, Tak seorangpun luput dari kerja,setiap manusia dibuat tidak berdaya oleh hukum alam yang mewajibkan untuk bekerja,  mau tidak mau, suka tidak suka, dipaksa untuk bekerja tanpa kerja hiduppun tak akan mungkin, mengingat seluruh *Karma* dengan *Karma Wesana* sebagai jalan menuju alam kebebasan yang abadi  *Bhukti Mukti pada*
( BG.III.4,5 / SS. 31-33)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Jumat, 20 September 2019

Dharma Vahini

*Mutiara Weda*
21/09/2019

*Dharma Vahini* : Pancarkan Isi Kitab suci Veda

*Umat se-dharma*, Tidak ada dharma yang lebih tinggi dari kebenaran, tidak ada dosa yang lebih rendah dari Dusta, Dharma harus ditegakkan.*satyam nasti paro dharma*
kuatnya  *Sradha* menjadi inti hakekat   ajaran  Hindu,  jalankan ajaran Dharma dengan benar, penuh keyakinan dan kemantapan hati  tanpa dibayang  bayangi oleh  keragu raguan.

Manakala beragama dilandasi dengan perasaan ragu ,  dapat dipastikan akan rapuhnya pondasi dasar agamanya *sangatlah berbahaya*,  siapa yang melaksanakan Dharma dia pasti akan dilindungi oleh Dharma itu sendiri *Dharma raksatah, Dharma raksitah*

*Untuk itu*, sebagai umat Hindu Mantapkan  & Perkokoh keyakinan akan agama *Sradha*, jalankan Dharma, hilangkan perasaan  ragu, Pancarkan isi kitab suci Weda *Dharma Vahini* baik  * Weda Sruti maupun * Weda Smerthi* sebagai pedoman  dan pegangan Hidup mengingat kitab suci Weda / kitab agama sebagai  kebenaran Mutlak. Niscaya tujuan hidup menjelma menjadi manusia *Catur purusaartha* akan terwujud.
(Slokantara ,3.7 & BG.III.35)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Rabu, 18 September 2019

Belajar melihat kebaikan.orang.lain

*Mutiara Weda*
19 / 09 /2019

*Belajar Melihat Kebaikan orang Lain*

*Umat se- dharma*, Mencari dan menemukan kebahagiaan serta kesenangan  bathin dengan cara mencari kekurangan  dan kelemahan orang lain, ibaratkan menuai  racun ke dalam jiwa yang bersemayam di dalam tubuh.

Sebagai  umat manusia sudah semestinya untuk   selalu belajar  melihat sisi-sisi  baik dari orang lain dan menhindari  untuk mencari cari kelemahan serta kekurangan  dari orang lain.

*Untuk  itu*,  sebagai umat Hiindu, Endapkan selalu di dalam hati, jiwa-jiwa yang indah, manakala kita selalu melihat sisi indah  & sisi baik orang lain, suatu ketika akan berjumpa dengan bagian dari diri kita yang terindah" dengan menampakkan   kesadaran rohani melalui peningkatan kualitas spiritual  *Samyag Jnana*  dengan cara selalu melihat ke dalam diri masing masing  *Mulatsarira* & *Anyekung Jnana*. (SS.341-345)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Jumat, 13 September 2019

Tri kala

*Mutiara Weda*
14/09/2019

*Tri Kala* : Tiga Waktu

*Umat se-dharma*,  umat Hindu dalam melakukan pemujaan dengan menggunakan tiga waktu atau Tri Kala yaitu pada pagi hari, siang hari dan malam hari yang di sebut *Sandya Vandhanam* atau *Tri Sandhya*.

Waktu Sandhya Vandanam dilaksanakan pada :

*Brahma Muhurta*/ Pratah Sevanam, dilaksanakan pada menjelang Matahari terbit guna menguatkan unsur satwam dalam mengarungi kehidupan dari pagi hingga siang hari.

*Madhya Sevanam*, dilaksanakan pada siang hari dengan tujuan mengendalikan unsur Rajas agar tidak menjurus ke hal hal yang negatif.

*Sandhya sevanam*, dilaksanakan pada sore hari sebelum matahari terbenam guna mengendalikan unsur tamas, malas dan bodoh dan sejenisnya.

*Untuk itu*, sebagai umat Hindu sudah menjadi kewajiban untuk melaksanakan Sandhya Vandanam atau  Tri Sandhya  dengan baik sehingga  proses penyucian diri yaitu hilangnya sifat sifat negatif akibat pengaruh Guna dan meningkatkan sifat sifat positif /Satwam. Niscaya akan terwujudnya kehidupan yang lebih baik, damai, seimbang dan Harmonis bagi umat manusia dan alam semesta ini , mikrokosmos maupun  makrokosmos.
( Siva purana, vidyaswara samhita, XI. 63-64)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha
Sasmitha-Yogyakarta

Selasa, 10 September 2019

Tri sakti

Mutiara Weda*
11/09/2019

*Tri Sakti*

*Umat se-dharma*, dalam ajaran agama Hindu ada tiga sifat yang selalu melekat pada diri setiap umat manusia yang sangat berpengaruh terhadap kualitas dirinya,  ketiga sifat  itu  di sebut *Tri Sakti*

Ketiga sifat atau Tri Sakti meliputi :

*Sakti Dharma* :  sifat yang ditimbulkan oleh guna satwam dalam bentuk ketenangan, kesabaran, keadilan dan beradab

*Sakti Kama*:  pancaran sifat yang ditimbulkan oleh guna rajas berupa sifat yang  gerakannya penuh agresif, penuh emosi yang dapat pula mengantarkan orang  pada puncak kesuksesan.

*Sakti Artha* : pancaran sifat yang ditimbulkan oleh guna Tamas berupa gerakan yang sangat lamban, malas, ingin enaknya sendiri.

*Untuk itu* , sebagai umat Hindu bangun kekuatan yang ada dalam diri  manusia *Tri Sakti* tersebut dengan  menyelaraskan  pengaruh Guna atau Tri Guna  dengan melatih kesabaran dan ketenangan sehingga terhindar dari Prilaku  prilaku  buruk atau Asubha Karma. ( Weda Samhita & BG.XII.11)

Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Senin, 09 September 2019

Selalu bersyukhur

*Mutiara Weda*
10/ 09 /2019

*Selalu Bersyukhur*

*Umat se-dharma*, jika kita renungkan  hidup menjelma menjadi manusia di dunia ini di ibaratkan seperti Roda pedati yang selalu berputar putar, silih berganti,  suka maupun duka.tak satupun manusia mampu menahan dan merubah Kuasa Tuhan.

Rasa Suka  dan Duka  akan selalu datang silih berganti dan selalu  berdampingan serta Kebahagiaan  yang dianugerahkan-Nya itu tidak bisa diukur dari seberapa banyak yang dimilikinya, melainkan seberapa rasa angayubagya yang bisa diungkapkannya .

*Oleh karena itu*, sebagai umat Hindu  untuk wajib selalu bersyukur dan memanjatkan rasa angayubagya apapun yang di anugrahkan Hyang Widhi dan menyadari bahwa Hyang Widhilah yang mengatur semuanya dengan *Karma Wesana* sebagai tolok ukurnya.
(Kitab Slokantara, 84.76.hal. 297)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Minggu, 08 September 2019

Hakekat Hidup

*Mutiara Weda* 
09/09/2019

*Hakekat Hidup* :  Membenahi diri

*Umat se-dharma*, Hakekat hidup yang sebenarnya  menjelma menjadi  manusia  adalah  Belajar. Belajar untuk membenahi diri.

Belajar untuk Membenahi diri walaupun teramat berat, Belajar  untuk Mensyukuri walaupun   tidak rela.  Belajar sabar walaupun di hujat, belajar  memberikan doa & restu walaupun di caci dan di maki.

*Oleh karena itu*,  sebagai umat manusia dalam mengarungi kehidupan yang penuh dengan Dinamika,  godaan dan cobaan untuk  selalu memanjatkan rasa angayubagya, bersyukur , berlapang dada *Lascarya* dan berpasrah kepada-Nya dan memegang teguh ajaran Dharma. niscaya akan menemukan arti hidup yang sebenarnya.
(Kitab Ramayana , SS. 1-2)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Sabtu, 07 September 2019

Berkata yang Baik dan Benar

*Mutiara Weda*
08/ 09 /2019

*Berkata yang Baik & Benar*

*Umat se-dharma*, dalam Pustaka suci Weda Samhita ada menyebutkan “Satyabrūyat priyaṁ, priyaca nānṛta brūyād eṣa dharma sanātanam". Hendaknya ia mengatakan apa yang benar / Wacika, dan mengucapkan apa yang menyenangkan hati orang.*Jangan berbohong*

Demikian pula,   jangan sekali kali mengucapkan kebenaran yang semu dan menyakitkan serta jangan pula mengucapkan kebohongan yang menyenangkan.

*Untuk itu*, sebagai Umat Hindu perkokoh dan pertebal hati nurani dengan Nilai - nilai Dharma pada kehidupan sehari hari dalam berpikir, bertindak serta bertutur kata yang baik dan benar serta  enak di dengar serta mengucapkan kebenaran dan membahagiakan hati orang lain serta tidak sekali - kali melakukan tindakan kejahatan  memfitnah " Rajapisuna " sebagai dosa besar /Mahapataka.
(M.DS IV.138/ SS.75).

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Jumat, 06 September 2019

Hilangkan buruk sangka

*Mutiara Weda*
07/ 09 /2019

*Hilangkan Buruk Sangka*

*Umat se-dharma*,  Segala bentuk praduga & prasangka terhadap orang  lain haruslah dihilangkan, Selama  jiwa masih dibelenggu oleh  prasangka dan praduga dapat dipastikan, tidak akan pernah  mendapatkan *Kenyamanan, ketenangan & kedamaian bathin* dalam mengarungi kehidupan.

Manakala nilai - nilai dharma meredup dan bahkan  luntur,  maka  dapat dipastikan keributan dan kekacauan  akan terjadi, cahaya  kejujuran, keadilan, ketenangan dan kedamaian, akan berhenti bersinar   berujung pada *kebencian, perselisihan  dan pertengkaran.

*Untuk itu*, sebagai umat manusia hilangkan buruk sangka  dengan belajar *Anyekung Jnana* mengendalikan Indrya ataupun pikiran  melalui *Tapa*. Niscaya akan dapat terwujudnya keleluasan dalam mencari jalan dharma *Satyam, Sivam dan Sundaram*. (kitab Sundarigama & SS.37)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Kamis, 05 September 2019

Kesadaran

*Mutiara Weda*
06/ 09 /2019

*Kesadaran*:  sebagai Benteng Diri

*Umat se-dharma*, Tatkala Orang  telah  memiliki  tingkat kesadaran diri dapat dipastikan   hidupnya akan selalu terkontrol dan dapat   melakukan perbuatan baik *Subha Karma*  serta mampu  memancarkan ajaran Dharma dalam kesehariannya *dharma vahini*

Selama badan masih kuat dan sehat dan selama kematian masih jauh, lakukanlah suatu kebaikan  yang berguna  bagi diri sendiri dan  berguna bagi orang lain *kesadaran diri* sebagai benteng atau pagar bagi sang diri.

*Untuk itu*, tumbuhkan kesadaran  diri  dengan menampakkan nilai  keindahan dan  keluhuran  budhi *Sundaram* di dalam alam Maya Pada ini. Niscaya akan  dapat mewujudkan tujuan Hidup menjelma menjadi manusia yang sebenarnya  *Catur Purusartha*, Moksartham jagadhita ya ca iti Dharma atau *Bhumi Kertha* akan terwujud.
(Cautilya Nitisastra. IV.24)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Rabu, 04 September 2019

Karma swatantrya

*Mutiara Weda*
05//09/2019

*Karma- Swatantrya*

*Umat se-dharma*, Pada hakekatnya  setiap manusia adalah *pemimpin* & *Penguasa* dari nasibnya sendiri dan menjadi  *faktor penentu* dari kehidupannya  serta bertanggungjawab atas *suka* maupun  *Duka* yang dialaminya saat ini *Wartamana* maupun di masa yang akan datang nantinya *Nagata*

Manusia tidak memiliki kebebasan untuk menentukan hasil dari perbuatannya *Bhoga Swatantrya* tapi *setiap manusia memiliki kebebasan* untuk menentukan penyebab dari perbuatan itu sendiri *Karma-Swatantrya*.

*Maka dari itu* sebagai umat manusia Lakukan setiap pekerjaan sebagai suatu kewajiban *Swadharma* dan jangan terikat pada hasil serta Lakukan kerja dengan tanpa Pamerih *Seva*, niscaya kebahagiaan sejati  akan dapat terwujud.*
(BGIII.19 & kitab Arjuna Wiwaha)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Selasa, 03 September 2019

Weda Tuntunan Hidup

Mutiara Weda*
04/09/2019

*Pustaka suci Weda :Tuntunan Hidup*

*Umat se-dharma*, Ida SangHyang Widhi Wasa menurunkan agama ke dunia ini, bukan sebagai media untuk saling merendahkan, saling menjatuhkan, saling membenci  dan  saling  memfitnah  bahkan saling membunuh satu sama lainnya.

Ida Hyang Widhi Wasa menurunkan agama dengan kitab suci Weda Samhita ke dunia ini justru untuk dijadikan pegangan, pedoman dan tuntunan bagi setiap umatnya dalam membangun nilai  moral , etika , Karakter dan Budhi pekerti  luhur  sehingga dalam hidup  terpancar suasana yang nyaman, damai  dan menyejukkan bagi semua orang.

*Untuk itu*,   setiap umat Hindu wajib untuk mempelajari, memahami dan mengamalkan isi kandungan kitab suci Weda secara benar serta  memiliki rasa   malu pada Hyang Widhi Wasa manakala agama yang diwahyukannya itu disalahgunakan  untuk saling menjatuhkan,  membenci serta saling menghujat  dan selalu berusaha untuk mengendalikan musuh musuh  yang ada dalam.diri setiap manusia *Sad Ripu*,* Sadatatayi* dan *Sapta Timira*
( kitab Upadesa &  Ramayana kekawin)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta ..

Senin, 02 September 2019

Bertutur kata yang Benar

Mutiara Weda*
03 / 09/2019

*Bertutur kata yang Benar*

*Umat se-dharma*, dalam Pustaka suci Weda Samhita ada menyebutkan “Satyabrūyat priyaṁ, priyaca nānṛta brūyād eṣa dharma sanātanam". Hendaknya ia mengatakan apa yang benar / Wacika, dan mengucapkan apa yang menyenangkan hati orang.*Jangan berbohong*

Demikian pula,   jangan sekali kali mengucapkan kebenaran yang semu dan menyakitkan serta jangan pula mengucapkan kebohongan yang menyenangkan.

*Untuk itu*, sebagai Umat Hindu perkokoh dan pertebal hati nurani dengan Nilai - nilai Dharma pada kehidupan sehari hari dalam berpikir, bertindak serta bertutur kata yang baik dan benar serta  enak di dengar serta mengucapkan kebenaran dan membahagiakan hati orang lain serta tidak sekali - kali melakukan tindakan kejahatan  memfitnah " Rajapisuna " sebagai dosa besar /Mahapataka.
(M.DS IV.138/ SS.75).

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Minggu, 01 September 2019

Kamoksan

*Mutiara Weda*
02/09/2019

*Kamoksan sbg Kebahagiaan Sejati*

*Umat se-dharma*, Aji *Kelepasan*, *Kedyatmikan* atau Aji *Kamoksan* merupakan salah satu Sradha dalam ajaran Hindu sebagai tujuan hidup tertinggi dan kebahagiaan sejati *Suka Tanpa Waliduhka*.

Kebahagiaan sejati  akan dapat dicapai  tattkala terlepasnya Atma dari ikatan *Maya* dan menyatu pada *Brahman/  sang maha Pencipta* dengan melepaskan semua bentuk ikatan keduniawian yang sering di kenal dengan nama  *sakti / prakerti*.

*Untuk itu*, sebagai umat Hindu sudah menjadi  kewajiban untuk memegang teguh ajaran *Kedyatmikan*, *Kelepasan*,  *Keparamarthan* atau *Kamoksan* sebagai salah satu Sradha dalam mewujudkan Kebahagiaan sejati *Sat, Sit dan Ananda* melalui pelaksanaan    Catur Marga Yoga secara utuh serta membebaskan diri dari pengaruh  Tri Guna sehingga *tubuh / Angga sarira*,  betul betul dapat dijadikan alat untuk mencapai  Moksa *Moksanam sariram sadhanam.
( Brahma Purana, 228.45 dan BG. XVIII.54)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .