Senin, 29 Juli 2019

Hukum Karma

Mutiara Weda*
30/ 07/2019

*Hukum Karma*

*Umat se-dharma*,  setiap perbuatan yang dilakukan bersifat   mengikat dan selalu mengikuti  langkah  kemanapun pergi. Perbuatan di masa lalu dipertanggungjawabkan pada saat  ini dan perbuatan sekarang akan membentuk atau mempola masa depan, tak ada sesuatu yang terputar balik di dunia ini, manusia menjadi baik oleh perbuatan  baiknya  dan menjadi buruk karena perbuatan jahatnya *Phala Karma*

*Karma Wesana*  akan selalu mengikat dan mengikuti manusia kemanapun  pergi dan menentukan  proses reinkarnasi/ lahir kembali  nantinya.  manusia bisa kita bohongi tapi  Tuhan tidak akan pernah tertidur dalam sekejappun dan akan mencatat segala  apa yang telah kita perbuat di masa kini.

*Untuk itu*, dalam kehidupan ini  selalu berbuat yang baik *Subha karma* dan membuang jauh jauh sifat *asubha karma* dengan jalan selalu memegang teguh nilai nilai  ajaran Dharma. (Ramayana & Slokantara, 13.10)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Minggu, 28 Juli 2019

Upakara agama

*Mutiara Weda*
29 /07/2019

*Upakara Agama*

*Umat se-dharma*,  setiap pelaksanaan kegiatan keagamaan umat Hindu tak pernah lepas dengan  praktek praktek keagamaan *Upakara agama* .*Upa* berarti berhubungan, *Kara* berarti perbuatan / pekerjaan tangan, Upakara merupakan bentuk pelayanan yang diwujudkan dari hasil kegiatan kerja berupa materi yang dipersembahkan  dalam suatu upacara keagamaan.

Bahan-bahan upakara semuanya  bersumber dari ciptaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa  dalam berbagai jenis seperti :

*Mataya* : sesuatu yang tumbuh dari tumbuh-tumbuhan yang dipakai sarana upakara  daun,bunga dan buah-buahan.

*Mantiga* : sesuatu yang lahir dua kali ; telur itik, ayam, angsa dan lainnya.

*Maharya* : sesuatu yang lahir sekali langsung menjadi binatang , binatang-binatang berkaki empat misalnya sapi,babi,kerbau dan lain sejenisnya.

*Untuk itu*, sudah menjadi kewajiban setiap umat Hindu wajib untuk melakukan upakara agama dalam bentuk persembahan *Panca Maha  Yadnya* dengan sarana upakaranya sebagai wahana pemeliharaan hubungan antara manusia dengan para Dewa juga bermakna saling memelihara dapat mencapai kabaikan yang maha tinggi. Singkatnya hubungan antara rasa subhakti manusia dengan anugrah sweca Ida Hyang Widhi Wasa, tetap dipelihara dengan dasar falsafah Tri Hita Karana  dan Tat twam Asi.
(MDS.III.68-69 & yadnya prakerti)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha
Sasmitha-Yogyakarta

Sabtu, 27 Juli 2019

Garbhadana samskara

Mutiara Weda*
28/07/2019

*Garbhadana samskara*

*Umat se-dharma*, salah satu upacara yang tergolong dalam manusa Yadnya, yang wajib dilakukan bagi  sepasang suami-Istri pada saat kehamilan yang di sebut upacara *Garbhadana Samskara* atau yang dikenal juga  dengan nama upacara *Garbhalambhanam* sebagai bagian dari upacara *sarira samskara*.

*Upacara Garbhadana samskara* yang lumrah  disebut upacara magedong gedongan, dilaksanakan pada saat keahamilan baru berumur 210 hari  atau 7 bulan masehi bertujuan agar benih atau janin yang ada dalam kandungan tumbuh subur, bertambah kuat, sehat dan nantinya lahir menjadi anak yang Suputra.

*Untuk itu*, sebagai umat beragama Hindu sudah menjadi kewajiban untuk  melaksanakan upacara Garbhadana samskara memuja kehadapan para Dewata dan Sanghyang Pitara agar sang janin tumbuh dengan baik serta lahir sehat dan selamat sehingga nantinya lahir menjadi  anak yang *Suputra*, berkarakter serta Berbudhi pekerti luhur.
( Reg Veda X.184 & Dharmasastra,VI.9.1.2)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha
Sasmitha-Yogyakarta

Jumat, 26 Juli 2019

Pikiran Bersih

*Mutiara Weda*
27/027/2019

*Pikiran Bersih : Manah Santih:

*Umat Se-dharma*,  jika kita selami tutur kata yang sopan & Santun yang menyejukkan,  terasa akan sulit untuk keluar dari hati nurani  tatkala  selalu diselimuti oleh rasa Iri Hati,   Dengki  &  Serakah, rakus serta  sifat  *krodha*

begitu pula halnya dengan  Keindahan, ketenangan  dan rasa aman  serta kedamaian  hidup, takkan pernah mampu terlihat dari pikiran yang penuh dengan *Prasangka* dan *Praduga*.

Betapa keringnya perasaan  manakala  *anggapan benar* tidak lagi dikaji oleh yang namanya  *hati nurani*.

Ketaatan dan kepatuhan itu sebenarnya hanyalah sebuah *tempat ataupun wadah* ,
Rasa cinta kasih,  saling Asah, Asih dan Asuh serta  saling menghargai & menghormati  satu sama lainnya adalah isinya.

*Untuk itu*, bersihkan hati nurani dan sucikan  pikiran  dengan jalan mengendalikan *Sad ripu* dan membuang jauh -jauh kegelapan Pikiran *Sapta Timira*  dan sifat kejam / bengis lainnya yg ada dalam dalam diri setiap umat manusia *Sadatatayi*. Niscaya Kedamaian, Ketenangan bathin akan terwujud.
(SS. 79-81).

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha
Sasmitha-Yogyakarta .

Bangun hati yang Indah

*Mutiara Weda*
26/07/2019

*Bangun Hati yang Indah*

*Umat se-dharma*, "Berbaik baik hatilah pada semua orang. Tatkala ada orang yang menjelek jelekan, sesungguhnya dia sedang bercerita  dan memperlihatkan kekurangan diri di dalam hatinya  yang  selalu tersimpan secara terselubung".

Orang yang suka bercerita keburukan orang lain pada dasarnya  dia menampilkan karakter dari jiwanya untuk minta tolong secara ke dalam.

*Untuk itu*, Bangunlah Hati yg bersih  dengan membuang jauh jauh kekotoran pikiran dan  berburuk sangka *Sapta Timira* dengan memantapkan ajaran *Tri Kaya sandi* dlm keseharian dan implementasikan ajaran kasih sayang *Catur Paramitha* dalam kehidupan sosial  dalam bermasyarakat,  berbangsa dan bernegara.( Canakya Upanisad)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha
Sasmitha-Yogyakarta .

Rabu, 24 Juli 2019

Jangan abaikan Dharma

*Mutiara Weda*
25/07/2019

*Jangan abaikan Dharma*

*Umat se-dharma*, sebagai umat Hindu berkewajiban untuk selalu memanjatkan rasa  angayubagya kehadapan Ida SangHyang Widhi Wasa karena telah diciptakan lahir menjelma   menjadi manusia yang teramat sulit untuk  didapatkan.

janganlah terlalu bersedih hati, tatkala dalam mengarungi kehidupan masih dihadapkan dengan berbagai kesulitan , cobaan dan dinamika hidup. Demikian pula jangan terlalu berbesar dan berbangga hati manakala diberikan kenikmatan dan kebahagiaan dalam hidup ini.

*Untuk itu*, jangan sia siakan kesempatan hidup menjelma  menjadi manusia, pergunakanlah dengan sebaik baiknya  untuk berbuat kebaikan, gunakan selalu Viveka,   janganlah mengabaikan nilai-nilai Dharma/ keagamaan dan kemanusiaan  yang berlandaskan pada Pustaka suci Veda samhita.Niscaya hakekat dan tujuan hidup menjelma menjadi manusia akan dapat terwujud yaitu catur purusartha , jagadhita lan Kamoksan . *(SS.1-4)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha
Sasmitha-Yogyakarta .

Selasa, 23 Juli 2019

Galungan

*Mutiara Weda*
24/07/2019

*Galungan* : kemenangan  Dharma atas Adharma.

*Umat se-dharma*, Pada  Buda ,Kliwon wuku Dungulan umat Hindu merayakan hari suci  Galunga sebagai  bentuk perayaan   kemenangan *Dharma* atas *Adharma*, kemenangan Kebaikan atas Kejahatan.

Inti hakekat perayaan hari suci Galungan sebenarnya menyatukan kekuatan rohani agar mendapatkan pikiran dan pendirian yang terang serta mampu mengendalikan diri sebagai wujud Dharma *matutur ikang Atma  rijatinia*, sedangkan segala kekacauan pikiran *byaparaning Idep* sebagai wujud Adharma.

*Untuk itu*, sebagai umat Hindu dalam perayaan hari suci Galungan benar benar mencerminkan suatu keberhasilan dalam mengatasi cobaan,  godaan selama perjalanan hidup serta  mengendalikan diri dengan berkarma sesuai Dharma,
sehingga terwujudnya kehidupan yang *anandam/Jagadhita dan moksa*,  *manah Santih* dan *Parama santih* dalam hidup yang *berwiweka*.
(Kitab Sundari gama)

*SATYAM EVA JAYATE NANRTHAM,  DHARMA SELALU  AJEG*

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Senin, 22 Juli 2019

Ilmu pengetahuan suci : artha tersembunyi

Mutiara Weda*
22/07/2019

*Ilmu Pengetahuan Suci*: Artha tersembunyi

*Umat Se-dharma*, Ilmu Pengetahuan  suci  *Jnana* merupakan kecantikan manusia yang paling agung dan merupakan Artha yang tersembunyi dan menjadi sumber dari kemasyhuran dan kebahagiaan.

Ilmu Pengetahuan suci  *Jnana* adalah guru serta menjadi sahabat terdekat dalam menyelesaikan setiap persoalan, bagaikan dewa yang dapat mengabulkan segala keinginan.

*Untuk itu*, sebagai umat manusia jangan pernah berhenti untuk belajar tentang ilmu pengetahuan suci  *weda* karena Weda Bersifat Anandi-anantha, tidak berawal dan tidak berakhir. Niscaya Busana dari ilmu  Pengetahuan suci berupa  *Kedamaian* akan terwujud.
(Kitab Nitisatakam)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Tri sakti

*Mutiara Weda*
23/07/2019

*Tri Sakti*

*Umat se-dharma*, dalam ajaran agama Hindu ada tiga sifat yang selalu melekat pada diri setiap umat manusia yang sangat berpengaruh terhadap kualitas dirnya,  ketiga sifat  itu  di sebut *Tri Sakti*

Ketiga sifat atau *Tri Sakti* meliputi :

*Sakti Dharma* :  sifat yang ditimbulkan oleh guna satwam dalam bentuk ketenangan, kesabaran, keadilan dan beradab

*Sakti Kama*:  pancaran sifat yang ditimbulkan oleh guna rajas berupa sifat yang  gerakannya penuh agresif, penuh emosi yang dapat pula mengantarkan orang  pada puncak kesuksesan.

*Sakti Artha* : pancaran sifat yang ditimbulkan oleh guna Tamas berupa gerakan yang sangat lamban, malas, ingin enaknya sendiri.

*Untuk itu* , sebagai umat Hindu bangun kekuatan yang ada dalam diri  manusia *Tri Sakti* tersebut dengan  menyelaraskan  pengaruh Guna atau Tri Guna  dengan melatih kesabaran dan ketenangan sehingga terhindar dari Prilaku  prilaku  buruk atau Asubha Karma. ( Weda Samhita & BG.XII.11)

Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Manusia memiliki keterbatasan

Mutiara Weda*
17/ 07 /2019

*Manusia Memiliki Keterbatasan*
(tan hana wang swasta anulus)

*Umat se-dharma*, jika kita renung renungkan dalam sesanti Hindu, betapapun indahnya sebuah taman  pasti masih ada sampah yang tersisa didalamnya, demikian juga halnya dengan hati nurani, sebersih dan  seindah apapun, masih akan Ada benih benih kekotoran  tertinggal didalamnya,
*tan hana wang swasta anulus*
tak ada manusia sempurna.

Setiap manusia  pastilah memiliki keterbatasan, kekurangan dan kelemahan serta ketidak sempurnaan. jangan pernah bermimpi  merasa diri paling *kuat* dan  paling sempurna.

*Untuk itu*, sebagai umat manusia selalu  belajar dan belajar memperbaiki diri, tanamkan sikap *rendah hati*, *mulatsarira*,  Anyekung jnana  serta *sadar akan diri* , demikian juga, untuk selalu menjaga keseimbangan  kualitas  diri antara : Wihara /mental, ahara/Intelektual dan Ausadha/Kesehatan. Niscaya akan  terwujudnya umat manusia yang memiliki kemantapan kualitas mental rohani  yang kokoh.
(Kitab Wrhaspati Tattwa)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Sugihan jawa -Sugihan Bali

Mutiara Weda*
18/07/2019

*Sugihan Jawa- Sugihan Bali*

*Umat se-dharma*, menjelang  perayaan hari raya Galungan dan Kuningan  Umat Hindu merayakan hari suci *Sugihan* sebagai rangkaian dari hari raya Galungan. Sugihan Jawa dan Sugihan Bali  bermakna Pensucian Bhuana agung dan bhuana Alit.

Sugihan Jawa  dilaksanakn pada Kamis,Wage wuku Sungsang sebagai perlambang pensucian Makrokosmos/ Bhuana agung/alam semesta dan Sugihan Bali yang jatuh pada Jumat, Kliwon wuku sungsang, perlambang pensucian mikrokosmos/  Bhuana alit/ diri  sendiri  setiap umat manusia.

*Untuk itu*, sudah menjadi kewajiban setiap umat Hindu menjelang perayaan hari suci Galungan diawali dengan  merayakan hari suci Sugihan sebagai proses Pensucian Makrokossmos (Alam semesta)
" Dewa Kalinggania pamrastista bhatara Kabeh" dan Mikrokosmos (diri manusia)
"Kalinggania amretista raga tawulan" (kitab Sundari gama)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

"RAHAJENG  RAHINA SUCI SUGIHAN JAWA*

Rta dan.dharma : hukum.Tuhan

Mutiara Weda*
20 / 07 /2019

*Rta & Dharma : Hukum Tuhan*

*Umat se-dharma*,  inti dalam beragama  sebenarnya adalah *Sradha / Keyakinan* dan keikhlasan yang mendalam terhadap kepercayaan akan Tuhan / Ida SangHyang  Widhi Wasa  dengan landasan rasa bhakti, berserah diri secara total pada hukum Tuhan : *Rta* dan *Dharma*.

Hukum Tuhan yang mengatur keseimbangan alam semesta / makrokosmos ini kita kenal dengan nama *Rta*, sedangkan hukum Tuhan yang mengatur kedamaian dan keharmonisan umat manusia dalam kehidupan di dunia maya pada ini di kenal dengan nama *Dharma*.

*Untuk itu*,  sebagai umat Hindu laksanakan swadharma dengan baik ,penuh dengan kepercayaan, ikhlas serta tanpa di bayang bayangi perasaan ragu, *Sradha*,  dengan dasar berserah diri secara total *Bhakti*  dengan memegang teguh konsep ; bekerjalah atas dasar keiklasan tanpa memikirkan hasilnya, karena hasilnya sudahlah pasti berada dalam kerja itu sendiri. Niscaya perputaran roda kehidupan di alam jagad raya ini berjalan dengan baik dengan Karma sebagai tali pengikatnya.
(BG.III 35 & Manawa Dharmasastra)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Setia dengan kata hati

Mutiara Weda*
19/07/ 2019

*Setia dengan Kata Hati*

*Umat se-dharma*, Orang yang selalu  membuka *mata bathinnya* akan  mendapatkan Cahaya  yang sebenarnya dalam hidup ini dan mampu memandang ke dalam dirinya maka bathinnya akan menjadi terang dan bercahaya sehingga mata bathin menjadi terbuka, Jangan Bohongi Kata hati *Tan Satya Hrdaya*

Rahasia rahasia kehidupan akan  diperlihatkan  kepada orang yang pikirannya selalu  *waspada*, *terang* dan *bersinar* serta Menampakkan nyala cahaya api suci sehingga bathin  menjadi terang dan bercahaya, mata bathin akan terbuka,  mengingat dalam tubuh setiap manusia pada hakekatnya adalah *bangunan suci* / *kawasan suci* / *pura*, sedangkan *sang Jiwa* adalah wujud Hyang Widhi yang berstana  dalam diri setiap umat manusia.

*Untuk itu*,  sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat manusia untuk membuka mata bathinnya dan  pancarkan  cahaya api suci yang ada dalam diri sehingga bathin menjadi tetap terang dan bersinar  melalui penyucian bathin dengan membersihkan Badan dengan air, pikiran disucikan Kebenaran, jiwa manusia dibersihkan dengan pelajaran suci, tapa, Brata serta kecerdasan dengan pengetahuan spiritual. Niscaya bathin akan tetap bercahaya dan terpancar.
(Reg Veda, VIII,44.15 & M.DS V.109)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha
Sasmitha-Yogyakarta

Rta dan Dharma

Mutiara Weda*
20 / 07 /2019

*Rta & Dharma : Hukum Tuhan*

*Umat se-dharma*,  inti dalam beragama  sebenarnya adalah *Sradha / Keyakinan* dan keikhlasan yang mendalam terhadap kepercayaan akan Tuhan / Ida SangHyang  Widhi Wasa  dengan landasan rasa bhakti, berserah diri secara total pada hukum Tuhan : *Rta* dan *Dharma*.

Hukum Tuhan yang mengatur keseimbangan alam semesta / makrokosmos ini kita kenal dengan nama *Rta*, sedangkan hukum Tuhan yang mengatur kedamaian dan keharmonisan umat manusia dalam kehidupan di dunia maya pada ini di kenal dengan nama *Dharma*.

*Untuk itu*,  sebagai umat Hindu laksanakan swadharma dengan baik ,penuh dengan kepercayaan, ikhlas serta tanpa di bayang bayangi perasaan ragu, *Sradha*,  dengan dasar berserah diri secara total *Bhakti*  dengan memegang teguh konsep ; bekerjalah atas dasar keiklasan tanpa memikirkan hasilnya, karena hasilnya sudahlah pasti berada dalam kerja itu sendiri. Niscaya perputaran roda kehidupan di alam jagad raya ini berjalan dengan baik dengan Karma sebagai tali pengikatnya.
(BG.III 35 & Manawa Dharmasastra)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Minggu, 21 Juli 2019

Ilmu.Pengetahuan Suci Artha tersembunyi

Mutiara Weda*
22/07/2019

*Ilmu Pengetahuan Suci*: Artha tersembunyi

*Umat Se-dharma*, Ilmu Pengetahuan  suci  *Jnana* merupakan kecantikan manusia yang paling agung dan merupakan Artha yang tersembunyi dan menjadi sumber dari kemasyhuran dan kebahagiaan.

Ilmu Pengetahuan suci  *Jnana* adalah guru serta menjadi sahabat terdekat dalam menyelesaikan setiap persoalan, bagaikan dewa yang dapat mengabulkan segala keinginan.

*Untuk itu*, sebagai umat manusia jangan pernah berhenti untuk belajar tentang ilmu pengetahuan suci  *weda* karena Weda Bersifat Anandi-anantha, tidak berawal dan tidak berakhir. Niscaya Busana dari ilmu  Pengetahuan suci berupa  *Kedamaian* akan terwujud.
(Kitab Nitisatakam)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Kamis, 18 Juli 2019

Setia dengan Kata Hati

*Mutiara Weda*
19/07/ 2019

*Setia dengan Kata Hati*

*Umat se-dharma*, Orang yang selalu  membuka *mata bathinnya* akan  mendapatkan Cahaya  yang sebenarnya dalam hidup ini dan mampu memandang ke dalam dirinya maka bathinnya akan menjadi terang dan bercahaya sehingga mata bathin menjadi terbuka, Jangan Bohongi Kata hati *Tan Satya Hrdaya*

Rahasia rahasia kehidupan akan  diperlihatkan  kepada orang yang pikirannya selalu  *waspada*, *terang* dan *bersinar* serta Menampakkan nyala cahaya api suci sehingga bathin  menjadi terang dan bercahaya, mata bathin akan terbuka,  mengingat dalam tubuh setiap manusia pada hakekatnya adalah *bangunan suci* / *kawasan suci* / *pura*, sedangkan *sang Jiwa* adalah wujud Hyang Widhi yang berstana  dalam diri setiap umat manusia.

*Untuk itu*,  sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat manusia untuk membuka mata bathinnya dan  pancarkan  cahaya api suci yang ada dalam diri sehingga bathin menjadi tetap terang dan bersinar  melalui penyucian bathin dengan membersihkan Badan dengan air, pikiran disucikan Kebenaran, jiwa manusia dibersihkan dengan pelajaran suci, tapa, Brata serta kecerdasan dengan pengetahuan spiritual. Niscaya bathin akan tetap bercahaya dan terpancar.
(Reg Veda, VIII,44.15 & M.DS V.109)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha
Sasmitha-Yogyakarta

Selasa, 16 Juli 2019

Manusia Memiliki Keterbatasan

*Mutiara Weda*
17/ 07 /2019

*Manusia Memiliki Keterbatasan*
(tan hana wang swasta anulus)

*Umat se-dharma*, jika kita renung renungkan dalam sesanti Hindu, betapapun indahnya sebuah taman  pasti masih ada sampah yang tersisa didalamnya, demikian juga halnya dengan hati nurani, sebersih dan  seindah apapun, masih akan Ada benih benih kekotoran  tertinggal didalamnya,
*tan hana wang swasta anulus*
tak ada manusia sempurna.

Setiap manusia  pastilah memiliki keterbatasan, kekurangan dan kelemahan serta ketidak sempurnaan. jangan pernah bermimpi  merasa diri paling *kuat* dan  paling sempurna.

*Untuk itu*, sebagai umat manusia selalu  belajar dan belajar memperbaiki diri, tanamkan sikap *rendah hati*, *mulatsarira*,  Anyekung jnana  serta *sadar akan diri* , demikian juga, untuk selalu menjaga keseimbangan  kualitas  diri antara : Wihara /mental, ahara/Intelektual dan Ausadha/Kesehatan. Niscaya akan  terwujudnya umat manusia yang memiliki kemantapan kualitas mental rohani  yang kokoh.
(Kitab Wrhaspati Tattwa)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Senin, 15 Juli 2019

Tri Sarira

*Mutiara Weda*
16/07/2019

*Tri Sarira* : Tiga Lapis Unsur Dalam Diri Manusia

*Umat Se-dharma*, jika kita renungkan  dalam ajaran agamaHindu tubuh manusia dibentuk oleh tiga Lapis unsur
dan memiliki fungsi serta kualitas yang berbeda yang di sebut :  Tri Sarira yaitu.tiga lapis unsur  dalam  manusia.

*TRI SARIRA* meliputi :

1. *STULA SARIRA/RAGA SARIRA*: adalah badan kasar yaitu jasmani yang terbentuk dari unsur Panca Maha Bhuta dan sad Maya kosa.

2. *SUKSMA SARIRA/LINGGA SARIRA*: adalah badan halus  yang di bentuk  Tri Anta karana  atau tiga penyebab akhir yang terdiri dari unsur ;

*Budhi*,  fungsinya untuk menentukan keputusan.

*Manah*,  fungsinya untuk berpikir.

*Ahamkara*,  fungsinya untuk merasakan dan bertindak.

3. *ANTA KARANA SARIRA*: adalah badan penyebab  sebagai lapisan yang paling halus  Atman yaitu Jiwatman sebagai hidupnya hidup.

*Untuk itu*, sebagai umat Hindu sudah sewajarnya
Memahami akan  inti hakekat  dari  Tri Sarira  Yang  menentukan kehidupan umat  manusia di dunia ini yang selalu dibayangi unsur  *Tri Guna*.  Tubuh manusia / *Stula Sarira* adalah alat dari pikiran  *Suksma Sarira*,  Sedangkan  *Anta karana sarira* / Atman yang menentukan gerak pikiran manusia.  *Manakala*,  ingatan dipengaruhi oleh *Satwam*, maka seseorang akan menjadi bijaksana, pandai, pemaaf. Apabila ingatan dipengaruhi oleh guna *Rajas* maka seseorang menjadi pemarah, pendendam dan agresif. Apabila ingatan dipengaruhi oleh unsur *Tamas*, maka seseorang akan menjadi malas, loba dan rakus.
(MDS I. 6 & Kitab Weda Samhita)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Minggu, 14 Juli 2019

Gunakan Wiweka

*Mutiara Weda*
15/07/2019

*Gunakan Wiweka*

*Umat se-dharma*, di dalam Sesanti Hindu ada disebutkan ; Jika  diberikan  madu bercampur dengan Racun,  haruslah dapat memilah untuk mengambil madunya,  begitu pula,  jika emas berada dalam kubangan lumpur bercampur  dengan  kotoran  kita pun harus dapat memilah  dan memilih  mengambil emasnya.

Demikian juga  halnya  dengan Ilmu  pengetahuan,  Budhi pekerti, Etika, kitapun harus bisa  mengambil dan memetiknya walaupun dari mana  sumber & asalnya. Gunakan Wiweka untuk memilah milah mana perbuatan baik *Subha Karma* yang wajib dilaksanakan  dan mana perbuatan  buruk dan tercela yang harus dihindari.

*Untuk itu*  sebagai umat Hindu selalu  berpegang teguh pada ajaran Dharma *Catur Weda Samhita*, kebenaran *Satyam*,  gunakan selalu *Wiweka* memilah milah perbuatan yang baik  untuk dijadikan penerang  dlm keseharian pada  kehidupan  keluarga dan masyarakat  *Memadangi kulawarga Saha wandu wandawa*. Niscaya, akan selalu dapat berpikir bersih, bertutur kata  yang santun serta bertingkah laku yang suci ,  murni sesuai ajaran Dharma.
(Slokantara 56 & Nitisastra IV. 1)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha
Sasmitha-Yogyakarta

Sabtu, 13 Juli 2019

Swa Dharma

Mutiara Weda*
14/07/2019

*Swa Dharma*

*Umat se-dharma*, Melakukan tugas, kewajiban dan tanggung  jawab sendiri *Swadharma* walaupun tidak sempurna lebih mulia daripada melaksanakan tugas orang lain,  Lebih mulia mati menjalankan tugas sendiri *Drewya Yadnya* daripada mati dalam menjalankan dan melaksanakan kewajiban  orang lain / para dharma. *JANGAN PERNAH RAGU DALAM MENJALANKAN SWA DHARMA*

Melaksanakan  tugas dan kewajiban diri sendiri sesuai dengan ajaran agama  di sebut *Swadharma* sedangkan melaksanakan tugas dan kewajiban  orang lain di sebut *Para Dharma*

*Untuk itu*, sebagai umat Hindu  pegang teguh dan sadar akan tugas dan kewajiban masing masing *Swadharma* dalam menjalankan  *Dharma agama* serta mengembangkan tatanan kehidupan umat Hindu yang baik dan benar melalui: *cara* / marga, *ukuran* : Pramana,  *Tujuan* : Artha , *karakter* : Guna, *pola kehidupan* : Ashrama, *persembahan* :Yadnya, *keyakinan* : Sradha, *kemuliaan* : Paramartha, *citta*:budhi, *keharmonisan* :Sundaram.  Niscaya akan dapat mengetahui hakekat kerja/ *karma* yang sebenarnya dan menjalankan *swa dharma* dan *para dharma* dengan baik dan benar.
( BG. III.35 & Weda Samhita)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Jumat, 12 Juli 2019

Panca Maya Kosa

Mutiara Weda*
11/07/2019

*Panca Maya Kosha*
(Lima lapisan badan spiritual)

*Umat se-dharma*, jika kita renungkan tubuh manusia ini tersusun atas lapisan badan sebagai wahana sang Atma menjalankan.siklus reinkarnasi, baik sebagai maklhuk Biologis maupun  sebagai makhluk spiritual. Secara Biologis susunan tubuh manusia  terdiri dari kulit, rambut, tulang dll, sedangkan Susunan tubuh manusia secara  spiritual  sesuai dengan falsafah Hindu  terdiri atas badan kasar / stula sarira dan badan halus /suksme sarira.

Badan halus /suksme sarira, tubuh manusia dilapisi  lima lapisan badan spiritual yang di sebut  *Panca Maya Kosha* diantaranya :

*Annamaya Kosha*, lapisan paling luar dari tubuh yang terbentuk dari sat makanan.

*Pranamaya Kosha*,  lapisan badan yang tersusun dari pembentuk kehidupan yang ada di alam semesta  berupa *energi Prana*.

*Manomaya Kosha*, lapisan yang terbentuk dari energi pikiran biasa yang berupa *suksme sarira* dan *karana sarira*

*Vijnana maya Kosha*,  lapisan badan yang terbentuk dari energi pikiran yang halus dan dengan kesadaran.

*Ananda maya Kosha*, lapisan badan yang tersusun dari energi pikiran yang yransenden yg lebur dalam parama santih dan kedamaian yang sempurna.

*Untuk itu*, sebagai umat Hindu  mantapkan kualitas rohani  dalam mencapai kebahagian hidup baik manah santih maupun parama santih, Moksartham - jagadhita  dengan landasan pengetahuan Panca Maya Kosha dalam praktek praktek ajaran kerohanian bagi umat Hindu secara Universal.
( weda Samhita dan Upanisad)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Tri Karma

Mutiara Weda*
12/ 07 /2019

*Tri Karma*

*Umat se-dharma*, Bila  kita renung renungkan manakala cinta kasih yang mengisi pikiran, dia akan menjelma menjadi kebenaran, tat kala cinta kasih menyatakan dirinya dalam bentuk kegiatan maka ia menjadi *Dharma* atau kebajikan demikian pula bila perasaan diliputi oleh cinta kasih maka ia akan menjadi perwujudan kedamaian *Santih*

Pada hakekatnya melaksanakan  cinta kasih itu sesungguhnya adalah *Dharma*,  berpikir cinta kasih sesungguhnya adalah *satya*, merasakan cinta kasih adalah *Santih*.

*Untuk itu*,  sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Hindu untuk membangun kualitas diri melalui Tri Karma :

*Karma Mental* ; yang menggunakan pikiran dalam aktifitasnya

*Karma spiritual*  ; menggunakan suksme sebagai pemeran utamanya serta

*Sat Karma* ;  dengan melakukan aktifitas dengan dominasi kadar kandungan *Panca Pilar*  yaitu : *Satya* ; kejujuran, *Dharma* ; kebajikan, *Prema* ; cinta kasih,*Santih* ; damai dan *ahimsa*; tidak menyakiti. Niscaya akan.dapat terbentuknya manusia yang *Sat Karma* yaitu Manusia Dewa atau manusia berbudi pekerti luhur.
(Wrhaspati Tattwa,15-19 & weda Samhita)

*Made Worda Negara*
BINROH  HINDU TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Buka kata hati

Mutiara Weda*
13/07/2019

*Buka kata Hati*

*Umat se-dharma*, jika kita renung renungkan,  Orang yang selalu  membuka *mata bathinnya* akan  menampakkan sinar / Cahaya dalam hidupnya  dan mampu memandang ke dalam dirinya yang menyebabkan  mata bathin menjadi terang serta bersinar *Buka kata hati*

Rahasia rahasia kehidupan akan  diperlihatkan kepada orang yang pikirannya selalu  *waspada*, *terang* dan *bersinar* serta Menampakkan nyala cahaya api suci sehingga bathin  menjadi terang dan bercahaya, mata bathin akan terbuka, mengingat dalam tubuh setiap manusia pada hakekatnya adalah *bangunan suci *Pura*, sedangkan *sang Jiwa* adalah wujud Hyang Widhi yang berstana  dalam diri setiap umat manusia.

*Untuk itu*,  sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat manusia untuk membuka mata bathinnya dan  pancarkan cahaya api suci yang ada dalam diri sehingga bathin menjadi terang dan bersinar  melalui penyucian bathin ; Badan dibersihkan dengan air, pikiran disucikan dengan Kebenaran, jiwa manusia dibersihkan dengan pelajaran suci, tapa, Brata serta kecerdasan dibersihkan  dengan pengetahuan spiritual. Niscaya bathin akan tetap bercahaya dan terpancar.
(Reg Veda, VIII,44.15, M.DS V.109)

*Made Worda Negara*
BINROH  HINDU TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .



Selasa, 09 Juli 2019

Karma dan Yadnya

Mutiara Weda*
11/ 07/2019

*Karma dan   Yadnya*

*Umat se-dharma*,,  Hakekat dari karma yang sebenarnya   adalah sebuah  *Yadnya suci*, “Bekerja demi kewajiban *Swadharma*, bukan demi hasil perbuatan,  jangan sekali  kali pahala menjadi motif dalam bekerja, jangan pula hanya berdiam diri , berpangku tangan tanpa kerja.

Orang yang mempersembahkan semua kerjanya kepada Brahman dan bekerja tanpa motif keinginan apa-apa, orang seperti itu, tak akan  terjamah oleh dosa, laksana daun teratai tak akan basah oleh air

*Untuk itu*, setiap umat manusia harus dapat memegang teguh prinsip dasar ajaran Karma Yoga, menjalankan hidup yang semestinya dan memenuhi segala kebutuhannya agar hidup di dunia menjadi  bahagia (jagadhita) dan menikmati kebahagiaan dengan Berkarma sebagai suatu swadharma. Niscaya kebahagiaan lahir dan batin, "Moksartham Jagadhita ya ca iti Dharma" akan  dapat terwujud nantinya.
( BG.II.47 / BG V.10 & kitab  Arjuna Wiwaha)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .







Senin, 08 Juli 2019

Lihatlah sisi baik orang lain

Mutiara Weda*
09/ 07/2019

*Lihatlah sisi baik Orang Lain*

*Umat se-dharma*, menemukan kebahagiaan & kesenangan  bathin dengan cara mencari kekurangan  dan kelemahan orang lain, ibarat menuai  racun ke dalam jiwa yang bersemayam di dalam tubuh, temukan sisi baik dari orang lain.

Sebagai manusia sejati  selalu belajar  melihat sisi-sisi  baik dari orang lain, jangan biasakan mencari kekurangan,  kesalahan dan kelemahan  dari orang lain.

*Untuk  itu*, Endapkan di dalam hati jiwa-jiwa yang indah, kalau kita selalu melihat sisi indah  & sisi baik orang lain, suatu hari kita akan berjumpa dengan bagian diri kita yang terindah" dengan mantapkan   kesadaran rohani melalui peningkatan kualitas spiritual  *Samyag Jnana* (SS.341-345)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .Mutiara Weda*
09/ 07/2019

*Lihatlah sisi baik Orang Lain*

*Umat se-dharma*, menemukan kebahagiaan & kesenangan  bathin dengan cara mencari kekurangan  dan kelemahan orang lain, ibarat menuai  racun ke dalam jiwa yang bersemayam di dalam tubuh, temukan sisi baik dari orang lain.

Sebagai manusia sejati  selalu belajar  melihat sisi-sisi  baik dari orang lain, jangan biasakan mencari kekurangan,  kesalahan dan kelemahan  dari orang lain.

*Untuk  itu*, Endapkan di dalam hati jiwa-jiwa yang indah, kalau kita selalu melihat sisi indah  & sisi baik orang lain, suatu hari kita akan berjumpa dengan bagian diri kita yang terindah" dengan mantapkan   kesadaran rohani melalui peningkatan kualitas spiritual  *Samyag Jnana* (SS.341-345)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Minggu, 07 Juli 2019

Nafsu: Pintu Gerbang dari cobaan

*Mutiara Weda*
25/01/2019

*Nafsu* : Pintu Gerbang dari Cobaan*

*Umat se-dharma,  musuh manusia yang paling utama   bukanlah orang lain ,tapi ada dalam diri kita masing masing  *Sad Ripu* dan menjadi pintu gerbangnya berbagai  Cobaan.

Diantara enam musuh ada dua yang paling berat yaitu *Kama* dan *Krodha*. Keduanya  ibarat dua wajah dari berbagai nafsu dan kedua duanya adalah musuh yang mematikan.

*Oleh karena itu*, sebagai umat manusia kendalikan nafsu dan amarah dengan memantapkan  Kesabaran *Ksama* sehingga pintu pintu gerbang dari cobaan akan tetap terjaga . Niscaya kemuliaan dalam hidup ini akan dapat terwujud.
(SS.10, 93 & Ramayana Kekawin)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Dharma Sadhanam

Mutiara Weda*
18/03/2019

*Dharma Sadhanam*

*Umat se-dharma,* mengamalkan dan mengaplikasikasi  ajaran Dharma pada diri seseorang dalam menuju jalan-Nya  disebut dengan *Dharma Sadhana* dan catur Dharma  Sadhana atau empat Sadhana  sebagai  *_sesarining Dharma_*.

Keempat Sadhana tersebut yakni  ; *Jnana kanda* /pikiran yang terbebas dari dualitas, *Bhakti Kanda* / sikap welas asih dan kebaikan yang tak terbatas pada semua makhluk, *Yoga Kanda*/pikiran yang bebas dari sad ripu, *Karma Kanda* / melaksanakan swadharma dengan baik.

*Untuk itu*, sebagai umat Hindu wujudkan dan realisasikan kesucian Dharma/ Sadhaka dalam diri masing masing  melalui latihan latihan rohani dengan tahapan  *Astangga yoga*  secara sistematis dan praktis sehingga terbina, terpupuk Budhi pekerti dan kesucian bathin. Niscaya akan mampu mengamalkan nilai nilai Dharma dengan baik sehingga menjadi *Sadhaka* dan mencapai *Jiwan Mukti*
(reg Weda VIII.69.8 & SS.12)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Pokok ajaran agama Hindu

*Mutiara Weda*
07/07/2019

*Pokok Ajaran agama  Hindu*

*Umat se-dharma*, panca sradha dan Tri Kerangka  sebagai  pondasi dasar ajaran agama Hindu  tentang keyakinan bagi umat sedharma   yang menjangkau semua dimensi kehidupan baik di dunia sekala maupun Niskala.

Sebagai fondasi dasar sudah barang tentu, ada pemahaman yang diterima oleh akal dan ada kondisi yang tidak mampu dijangkau oleh akal , yang mengharuskan umat Hindu menerima sebagai suatu keyakinan yang mewajibkan seseorang untuk berpuas diri dengan  *KEYAKINAN /SRADHA* menjadi kata kuncinya. dalam konteks ini bukan berarti akal / Rasio tidak perlu, akan tetapi perkembangan akal jangan sampai mengaburkan keyakinan yang dapat menyebabkan seseorang tidak beragama dan sangatlah berbahaya.

*Untuk itu*, sebagai umat Hindu mantapkan keyakinan akan agama hilangkan keragu raguan,  pegang teguh  dan pahami isi kitab suci Weda secara utuh dan sempurna dengan cara  bertahap, berjenjang dan berlanjut. Niscaya, akan sirna dan lenyapnya keragu raguan serta kebimbangan yang dapat mengaburkan keyakinan sehingga sradha dab bhakti dari umat se-dharma semakin kokoh dan mantap.
(Vayu Purana dan kitab Panca sradha, hal.4-5)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha
Sasmitha-Yogyakarta

Sifat Satvika : Bangun Kedamaian

*Mutiara Weda*
08/07/2019

*Sifat Satvika* : Bangun Kedamaian Hati

*Umat Se-dharma*,  Kesabaran dan ketabahan/ *Ksama* merupakan sifat bijak dan mulia yang harus tertanam pada setiap umat manusia dalam membangun kualitas spiritual,   dalam menangkal nafsu nafsu Indrya *Sad Ripu*

Segala sifat keras hati, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar. *Suro Diro Joyeningrat  Lebur Dening Pangastuti*

*Untuk itu*, setiap umat manusia mantapkan kualitas  rohani dengan melakukan pengekangan diri *Tapa* dan menampilkan kepribadian yang lebih *satwika* dengan  melatih *Vak*, *Manah* dan *Kaya*. Niscaya kedamaian hidup akan dapat terwujud.
(BG.37-40 & serat Witaradya)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha
Sasmitha-Yogyakarta

Jumat, 05 Juli 2019

Hakekat Hidup: Membenahi diri

*Mutiara Weda* 
06/ 07/2019

*Hakekat Hidup*:  Membenahi Diri

*Umat se-dharma*,  Pada Hakekatnya hidup menjelma menjadi  manusia di dunia mayapada ini sebenarnya  adalah  untuk  membenahi diri.

Belajar untuk membenahi diri walaupun dalam kondisi  teramat berat, Belajar  untuk Mensyukuri walaupun   tidak rela.  Belajar sabar walaupun di hujat, belajar  memberikan doa & restu walaupun di caci dan di maki.

 *Untuk itu*,  sebagai umat manusia dalam mengarungi kehidupan yang penuh dengan godaan dan cobaan  selalu memanjatkan rasa Angayubagya/ bersyukur , berlapang dada *Lascarya* dan berpasrah kepada Sang Maha  Pencipta  *Bhakti*  dengan jalan membangun  kekuatan spiritual yang ada pada diri masing masing dengan menjalankan ajaran *Dharma* sebagai bingkainya.  Niscaya akan menemukan arti hidup yang sebenarnya dan terhindar dari Bencana dan Malapetaka.
(Kitab Ramayana , SS. 1-2)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Rabu, 03 Juli 2019

Loba : sumber malapetaka

*Mutiara Weda*
04/ 07 /2019

*LOBA*: Sumber malapetaka

*Umat se-dharma*, jika di renung renungkan dalam  Hidup ini akan kehilangan arah & tujuannya manakala selalu diselimuti    oleh keserakahan /"kelobaan" yg terselubung  di dalam  hati.

Dari keserakahan akan melahirkan kejahatan serta  dari kejahatan akan mengakibatkan kesengsaraan / penderitaan yg berujung pada *_malapetaka_*.

*Untuk itu*, hilangkan  keserakahan  "Loba dan tamak" itu sebagai bagian dari enam macam musuh yang ada dalam diri setiap umat manusia *Sad Ripu* dengan  Pengendalian Indrya,  sadar "Eling" , Sabar  *Ngret Sarita* & *mulat sarira* .
Niscaya  dalam.mengarungi kehiduoan ini akan aman, selamat dan bahagia  lahir & bhatin  terwujud._(SS.458).

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta.







Selasa, 02 Juli 2019

Sang yatha sakti Kayika Dharma

Mutiara Weda*
22/05/2019

*Sang Yatha Sakti Kayika Dharma*

*Umat se-dharma*, ajaran agama Hindu memiliki konsep jenjang kehidupan yang sangat jelas dan tersusun secara sistematis yang di kenal dengan nama Catur Asrama yaitu  empat Tahapan hidup yang wajib dilalui  oleh setiap umat manusia ( *Brahmacari*, *Grehastha*, *Wana prastha* dan *bhiksuka* ).

Pada tahapan kedua  Grehastha asrama  merupakan tahapan sebagai ujian yang sebenarnya dimana seseorang akan menerapkan ilmu pengetahuan yang dipelajari saat masa Brahmacari sebagai masa yang paling sulit serta pada masa ini kestabilan emosi dan kekuatan spiritualnya  di uji,  di samping itu dia tidak lagi hanya mengurus dirinya melainkan telah mendapatkan beban yaitu mengurus keluarganya dengan kemampuannya sendiri mengamalkan  dharmanya.
atau  *Sang Yatha Sakti Kayika Dharma*'

*Untuk itu*, sebagai umat beragama Hindu sudah menjadi kewajiban untuk mekaksanakan keempat  tahapan tahapan hidup itu dengan baik  serta  mantapnya kestabilan Emosi dan kekuatan spiritual yang dimilikinya. Niscaya tujuan hidup akan terwujud nantinya  yaitu catur purusa artha.
(Kitab Agastya Parwa)

Made Worda Negara

Vihara, Ahara dan Ausadha

*Mutiara Weda*
03 / 07 / 2019

*Vihara, Ahara.& Ausadha*
(Tiga Komponen Dasar Umat Manusia)

*Umat se-dharma*, sumber kebocoran energi yang paling besar dan sangat berbahaya bagi umat Manusia terletak pada tak terkendalinya Manah /  alam pikiran sehingga cenderung liar, berakibat rendahnya tingkatan rohani berujung  rapuhnya  spiritualitas seseorang.

Tidak terpusatnya alam pkiran  *Dhyana* dan tak terkendalinya Indrya secara otomatis  akan menyebabkan   sulitnya  dalam mengatasi gangguan,  godaan dan cobaan  hidup.

*Untuk itu*, sebagai umat Hindu, pegang teguh ajaran agama secara benar, perkokoh kualitas Rohani melalui pusatkan pikiran *Dhyana* dengan selalu menjaga kestabilan tiga komponen dasar yang ada dalam diri sitiap umat manusia ;

*Vihara* : kualitas Intelektual
*Ahara* : Kualitas Mental, moral dan.budhi pekerti
*Ausadha* : Postur dan kesehatan lahiriahnya. Niscaya akan selalu dapat mengendalikan Indrya   dari pengaruh  unsur Sad Ripu.
[Kitab Wraspati Tatwa]

*Made Worda Negara*
BINROH  HINDU TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Vihara,ahara & ausadha

Vihara, Ahara.& Ausadha*
(Tiga Komponen Dasar Umat Manusia)

*Umat se-dharma*, sumber kebocoran energi yang paling besar dan sangat berbahaya bagi umat Manusia terletak pada tak terkendalinya Manah /  alam pikiran sehingga cenderung liar, berakibat rendahnya tingkatan rohani berujung  rapuhnya  spiritualitas seseorang.

Tidak terpusatnya alam pkiran  *Dhyana* dan tak terkendalinya Indrya secara otomatis  akan menyebabkan   sulitnya  dalam mengatasi gangguan,  godaan dan cobaan  hidup.

*Untuk itu*, sebagai umat Hindu, pegang teguh ajaran agama secara benar, perkokoh kualitas Rohani melalui pusatkan pikiran *Dhyana* dengan selalu menjaga kestabilan tiga komponen dasar yang ada dalam diri sitiap umat manusia ;

*Vihara* : kualitas Intelektual
*Ahara* : Kualitas Mental, moral dan.budhi pekerti
*Ausadha* : Postur dan kesehatan lahiriahnya. Niscaya akan selalu dapat mengendalikan Indrya   dari pengaruh  unsur Sad Ripu.
[Kitab Wraspati Tatwa]

*Made Worda Negara*
BINROH  HINDU TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Senin, 01 Juli 2019

Daksina : Yadnya Patni

Mutiara Weda*
02/ 07/2019

*Daksina : Yadnya Patni*

*Umat se-dharma*, Penggunaan *Daksina*  tak pernah lepas dari rangkaian  penyelenggaraan dan Praktek praktek keagamaan  *Acara Agama*  bagi umat Hindu sebagai unsur  penting dalam *Panca Maha Yadnya* sebagai perlambang kekuatan sakti   *Yadnya Patni*

Daksina selain  sebagai lambang kekuatan atau kesaktian juga merupakan lambang Bhuwana Agung  sebagai Sthana Ida SangHyang Widhi Wasa.

*Untuk itu*,  bagi setiap umat Hindu  mantapkan ketetapan hati dan kelanggengan pikiran dalam *Yadnya Patni*   melalui *ketetapan hati*  dan *kelanggengan pikiran*, betapapun besarnya  persembahan  akan menjadi  hampa dan sia - sia manakala tanpa ketetapan dan kelanggengan pikiran.
( Yajur Veda dan Lontar Yadnya prakerti )

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta