Nilai
- Nilai Universal Dalam Ajaran agama Hindu
Oleh
Made
Worda Negara
Rohaniwan
TNI AU
Pendahuluan
Jika dicermati Dalam ajaran agama Hindu sangat luwes,
fleksibel dan universal, memandang setiap umat manusia sebagai makhluk
yang paling tinggi tingkatannya ketimbang
makhluk ciptaan Tuhan lainnya dan ciptaan yang paling sempurna karena
memiliki akal dan pikiran. Ajaran Hindu selalu menuntun umatnya untuk selalu
hidup rukun ,damai dan saling bergandengan satu sama lainnya.
Jika dilihat dari sejarah masuknya agama Hindu ke Indoseia berjalan secara damai
Tidak mengubah ataupun merusak budaya lokal. Tetap menjungjung tinggi adat
leluhur dan mengkulturasikannya dengan budaya setempat, Demikian pula, jika
kita lihat masuknya ajaran Hindu ke Indonesia tidak ada pemaksaan budaya India
harus diterapkan di Indonesia.sehingga hindu di Indonesia akan berbeda dengan
hindi di India tapi sumber ajaran tetaplah satu yaitu kitab suci Weda. Demikian pula, bahkan di Indonsia memiliki pola budaya agama
hindu masing masing daerah yang berbeda beda karena memiliki adat, seni dan
budaya yang berbeda pula.
Dari segi Penerapan kerangka dasar ajaran hindu ( Tatwa,Susila dan
Upakara) khususnya bidang upakara sering
meniru budaya Bali namun dari aspek etika tetap menjungjung tinggi budaya
setempat (Desa kala dan Patra) termasuk di dalamnya ajaran Hindu sangat di kenal
dengan luwes dan flesibelitasnya,
keuniversalannya dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, demikian fleksibel dan
sangat Universalnya nila-nilai ajaran agama Hindu.
Nilai -Nilai Universal ajaran agama Hindu
Ada
beberapa Indikator konsep yang dapat dijadikan dasar bahwa ajaran Hindu bersifat
fleksibel dan universal ; konsep Tri
Hita Karana, Karma, Seva, Rasa Persaudaraan /Vasudhaiva Kutumbhakam dan Tat Tvam asi.
Tri Hita Karana.
Falsafah
Tri Hita Karana Merupakan tiga penyebab kesejahteraan atau kemakmuran umat
manusia yaitu ;
·
Parhyangan, hubungan manusia dengan Tuhan,
·
Pawongan, hubungan manusia dengan
sesame umat mnausia dan
·
Palemahan, hubungan manusia dengan alam sekitarnya..
Dengan
demikian, hubungan yang damai, tenteram
dan harmonis akan dapat terwujud dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan
bernegara manakala setiap orang
menjalankan swadharmanya dengan baik, baik sebagai individu, keluarga,
masyarakat dalam berbangsa dan bernegara. Dengan Tri Hita Karana setiap umat
manusia sadar bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan, Tuhanlah yang
menjadikan alam semesta beserta isinya, tanpa Tuhan apapun tidak mungkin
terjadi.
Karma / Perilaku
Hakekat
hidup yang sebenarnya adalah bekerja, pengabdian
dan pengorbanan, sudah menjadi kewajiban setiap umat manusia untuk berbuat
sesuai dengan dharmanya masing masing. Dan tak seorangpun luput dari tindakan
kerja walaupun hanya sesaat, karena dengan tidak berbuat, dibuat tidak berdaya
oleh hukum alam / Rta, sehingga setiap umat manusia semasih hidup perlu berbuat
yang baik, jika tidak, maka ia akan meninggal sia-sia. Sebagaimana tertuang dalam kitab Nitisatakam sloka 97 menyebutkan :
Sthalyām vaidūryamayyām pacati ca
laśunam cāndanairindha nādyaih
sovarvarņair lāņgulāgráirvilikhati
vasudhā markatūlasya hetoh
chittvā karpūrakhandān vrttiriha
kurute kodravāņām samantāt
prāpyemām karmabhūmim carati na
manujo yastapo manda bhāgyah.
Artinya
:
“bukanlah warna, keturunan, atau tingkah laku
yang memberikan pahala, bukan pula pengetahuan maupun pelayanan manusia bisa
mendapatkan pahala, melainkan karma yang telah dilakukan,
Seva atau Pengabdian
Inti ajaran Seva
adalah Berbuat baik tanpa pamerih dan merupakan ciri yang dapat diagungkan oleh
umat Hindu di manapun berada. Kerja atas dasar penyerahan diri dan sebagai
bentuk pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan di satu sisi akan mempu
memberikan identitas kultural, di sisi lain ia mampu memberikan perlindungan
pada hidup ini, sebab karma yang baik senantiasa akan memberi perlindungan pada
hidup dan kehidupan ini, sebagaimana tercantum dalam kitab Bhagavad Gita III, 7
sebagai berikut :
tyas twindriyàni manasà
niyamya ‘ rabhate ‘rjuna,
karmendriyaiá karmaayogaam
asaktaá sa wiúisyate.
Artinya:
“Sesungguhnya seseorang yang dapat mengendalikan panca indriyanya dengan
pikiran, oh Arjuna, dengan panca indranya bekerja tanpa keterikatan, ia adalah
sangat dihormati”
Uraian di atas secara tidak langsung
telah menyinggung arti penting seva dan atau pengabdian
sebagai bagian dari kerja itu sendiri, sebagai lingkaran dari sistem
sosial kemasyarakatan dalam ajaran Hindu.
Vasudhaiva kutumbhakam
Dalam
konsep ajaran vasudhaiva Kutumbhakam mengajarkan bahwa semua makhluk hidup
adalah bersaudara, semua manusia adalah bersaudara, bersaudara karena berasal
dari Ciptaan Tuhan yang sama, maka sudah sepantasnyalah semua umat manusia
saling menyayangi, saling menghormati dan selalu hidup damai dan rukun serta
saling tolong menolong. Dalam Atharvaveda,18.3.73 disebutkan;
“etadà roha vaya unmrjànah svà lha brhadu
didayante; abhi prehi madhyato màpa hàsthàh pitrnàm lokam prathamo yo atra”.
Artinya:
“Wahai umat manusia, dengan menyucikan kehidupan ini,
tingkatkanlah kemajuan keluarga dan sahabatmu, milikilah banyak keunggulan.
Majulah dan jangan meninggalkan dunia sebelum waktunya. Hiduplah dalam
lingkungan masyarakat, karena hidup bermasyarakat adalah hal yang sangat penting di dunia ini”
Tat Tvam asi
Ajaran Tat Twam Asi
dilandasi oleh konsep Advaita Vedanta ( monisme)
memandang manusia secara esensial sama,
Tat Twam
Asi adalah ajaran normatif, yang
tidak semata-mata berlaku sesama manusia, tetapi juga semua makhluk hidup (binatang, tumbuh-tumbuhan)
bahkan benda mati sekalipun, sebab di dalam semua benda itu terdapat energi
yang tidak lain adalah panas atau prana dan itu pula adalah
daya hidup. Karena itu, segala perbuatan yang dapat mengakibatkan penderitaan,
ketidakseimbangan, disharmoni, bahkan penghancuran, dan kematian orang lain serta
alam semesta, bertentangan dengan ajaran Tat Twam Asi. Jadi sebagai masyarakat Hindu sangat menghindari
adanya bentuk kekerasan dan selalu menganggap orang lain sebagai saudara dan memperlakukan orang lain sebagaimana
memperlakukan diri sendiri,
Penutup
Demikianlah
cuplikan singkat tentang konsep nilai
nilai universal ajaran agama Hindu yang diterapkan dan
implementasikan dalam kehidupan sehari hari bagi umat Hindu secara individu,keluarga,
masyarakat dalam berbangsa dan bernegara dengan landasan saling asah, asih dan
asuh , damai dan tentram serta hidup dalam keharmonisan dalam mewujudkan tujuan
dari agama hindu Jagadhita dan Moksa atau manah santi dan parama santih dengan
berpedoman pada ajaran Tri Hita Karana, Karma, Seva, Vasudhaiva Kutumbhakam dan
Tat Tvam Asi.