Senin, 08 Oktober 2018

Rawatlah anugerah Tuhan

*Mutiara Weda*
08 / 10 /2018

*Rawatlah  Anugerah Tuhan*

*Umat se-dharma*,  Menjaga dan merawat  anugerah Tuhan merupakan kewajiban setiap umat manusia.  Kebenaran dan kebajikan kita jaga dengan perilaku yang baik.  Sastra-sastra suci kita jaga
dengan keteguhan hati dan kesucian pikiran.  Demikian pula halnya dengan Ketampanan, Kecantikan dan kerupawanan  di jaga dengan kebersihan

Kelahiran menjadi manusia mulia  dan bijak dapat dijaga dengan tutur agama dan budi pekerti,  etika serta tata susila yang baik dalam bentuk cara berpikir,bertutur kata dan cara berbuat.

*Untuk itu*,  sebagai umat manusia jangan pernah mengabaikan anugrah Tuhan dengan  selalu *Bersyukur* dan *Angayubagya* , jaga dan rawatlah dengan sebaik- baiknya apa yang telah dianugerahkan-Nya dengan landasan petunjuk pustaka suci  *Weda Samhita* , Tatwa, Susila dan Acara agama secara terintegrasi *Tri Jnana Sandhi* niscaya kebahagiaan lahir maupun batin, sekala dan niskala akan dapat terwujud .
(Kitab Swastika Rana)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

*Kapal-Mangupura-Jongjayengrat*

Rta & Dharma : Hukum Tuhan

*Mutiara Weda*

07 /10/2018

*Rta & Dharma : Hukum Tuhan*

*Umat se-dharma*,  inti dari beragama itu sebenarnya adalah *Sradha / Keyakinan* dan keikhlasan yang mendalam terhadap kepercayaan akan keesaan Tuhan / Ida SangHyang  Widhi Wasa / monotheisme dengan landasan rasa bhakti serta berserah diri secara total pada hukum Tuhan : *Rta* dan *Dharma*.

Hukum Tuhan yang mengatur keseimbangan alam semesta / makrokosmos ini kita kenal dengan nama *Rta*, sedangkan hukum Tuhan yang mengatur kedamaian dan keharmonisan umat manusia dalam kehidupan di dunia maya pada ini di kenal dengan nama *Dharma*.

*Untuk itu*,  sebagai umat Hindu laksanakan swadharma dengan baik ,penuh dengan kepercayaan, ikhlas serta tanpa di bayang bayangi perasaan ragu,  dengan dasar berserah diri secara total dengan memegang konsep ; bekerjalah atas dasar keiklasan tanpa memikirkan hasilnya, karena hasilnya sudahlah pasti berada dalam kerja itu sendiri. Niscaya perputaran roda kehidupan di alam jagad raya ini berjalan dengan baik dengan Karma sebagai tali pengikatnya.

(BG.III 35 & Manawa Dharmasastra)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

*Kapal-Mangupura-Jongjayengrat*

Sabtu, 06 Oktober 2018

Setiap Karma pasti Punya Tujuan

*Mutiara Weda*
06 / 10 /2018

*Setiap Karma Pasti Punya Tujuan*

*Umat se-dharma*, pada hakekatnya setiap *Karma* atau perbuatan pastilah memiliki tujuan, tanpa tujuan setiap  perbuatan akan mengambang, tak menentu dan pastilah terombang ambing nantinya, ibarat perahu tanpa nahkoda, ibarat kereta tanpa kendali.

Demikian pula halnya dalam melakukan  *Panca Maha Yadnya* memiliki tujuan yang pasti  diantaranya menjalankan kewajiban dari pustaka suci Weda dan  membayar tiga hutang yang kita bawa dari sejak lahir *Tri Rna*, dalam menuju kelepasan *Moksartham  Jagadhita ya ca iti dharmah* nantinya.

*Untuk itu*, sebagai umat Hindu. Janganlah ragu dalam melakukan *MeYadnya*,  sebagai *Swadharma* membayar ke tiga hutang ; hutang moral kepada Ida Hyang Widhi Wasa (Dewa Rna), hutang pada orang tua/leluhur (Pitra Rna) dan hutang pada para Rsi ( rsi Rna). Tatkala ketiga hutang tersebut sudah terpenuhi  barulah kita akan dapat menuju *Kelepasan* Moksartham Jagadhita ya ca iti dharmah*
(MDS. VI.35 & BG.III.10).

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

*Kapal-Mangupura-Jongjayengrat*



Kamis, 04 Oktober 2018

Catur Asrama

Mutiara Weda*
05/ 10 /2018

*Catur Asrama*
(Empat Tahapan Hidup)

*Umat se-dharma*, Dalam ajaran agama Hindu , ada empat tahapan hidup yang wajib dilalui oleh setiap umat Hindu dalam mencapai tujuan hidupnya  yang di sebut  *Catur Asrama*; masa Brahmacari, Grehastha, Wanaprastha dan Bhiksuka/ Sunyasin.

Keempat Tahapan hidup tersebut  wajib dilaksanakan .secara bertahap sesuai dengan runtutannya. Manakala keempat tahapan hidup  tersebut dilanggar dapat dipastikan  akan menemukan kegagalan, penderitaan yang  berujung  pada kehancuran.

*Untuk itu*. Bagi setiap umat Hindu sudah menjadi kewajiban dari kitab suci Weda untuk melaksanakan keempat Tahapan hidup  tersebut secara teratur *Catur Asrama*, Jalan Hidup *Catur Marga* dalam mencapai Tujuan Hidup *Catur Purusa Artha*. Niscaya   umat Hindu  yang  *Moksartham Jagadhita ya Ca Iti dharma*  akan terwujud.
(Kitab Swastika Rana,139,143)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Rabu, 03 Oktober 2018

Upakara Yadnya

Mutiara Weda*
28 /09/2018

*Upakara Agama*

*Umat se-dharma*,  setiap pelaksanaan kegiatan keagamaan umat Hindu tak pernah lepas dengan  praktek praktek keagamaan *Upakara agama* .*Upa* berarti berhubungan, *Kara* berarti perbuatan / pekerjaan tangan, Upakara merupakan bentuk pelayanan yang diwujudkan dari hasil kegiatan kerja berupa materi yang dipersembahkan  dalam suatu upacara keagamaan.

Bahan-bahan upakara semuanya  bersumber dari ciptaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa  dalam berbagai jenis seperti :

*Mataya* : sesuatu yang tumbuh dari tumbuh-tumbuhan yang dipakai sarana upakara  daun,bunga dan buah-buahan.

*Mantiga* : sesuatu yang lahir dua kali ; telur itik, ayam, angsa dan lainnya.

*Maharya* : sesuatu yang lahir sekali langsung menjadi binatang , binatang-binatang berkaki empat misalnya sapi,babi,kerbau dan lain sejenisnya.

*Untuk itu*, sudah menjadi kewajiban setiap umat Hindu wajib untuk melakukan upakara agama dalam bentuk persembahan *Panca Maha  Yadnya* dengan sarana upakaranya sebagai wahana pemeliharaan hubungan antara manusia dengan para Dewa juga bermakna saling memelihara dapat mencapai kabaikan yang maha tinggi. Singkatnya hubungan antara rasa subhakti manusia dengan anugrah sweca Ida Hyang Widhi Wasa, tetap dipelihara dengan dasar falsafah Tri Hita Karana  dan Tat twam Asi.
(MDS.III.68-69 & yadnya prakerti)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha
Sasmitha-Yogyakarta

Pokok ajaran agama Hindu

*Mutiara Weda*
01/10/2018

*Pokok Ajaran agama  Hindu*

*Umat se-dharma*, panca sradha dan Tri Kerangka  sebagai  pondasi dasar ajaran agama Hindu  tentang keyakinan bagi umat sedharma   yang menjangkau semua dimensi kehidupan baik di dunia sekala maupun Niskala.

Sebagai fondasi dasar sudah barang tentu, ada pemahaman yang diterima oleh akal dan ada kondisi yang tidak mampu dijangkau oleh akal , yang mengharuskan umat Hindu menerima sebagai suatu keyakinan yang mewajibkan seseorang untuk berpuas diri dengan  *KEYAKINAN /SRADHA* menjadi kata kuncinya. dalam konteks ini bukan berarti akal / Rasio tidak perlu, akan tetapi perkembangan akal jangan sampai mengaburkan keyakinan yang dapat menyebabkan seseorang tidak beragama dan sangatlah berbahaya.

*Untuk itu*, sebagai umat Hindu mantapkan keyakinan akan agama hilangkan keragu raguan,  pegang teguh  dan pahami isi kitab suci Weda secara utuh dan sempurna dengan cara  bertahap, berjenjang dan berlanjut. Niscaya, akan sirna dan lenyapnya keragu raguan serta kebimbangan yang dapat mengaburkan keyakinan sehingga sradha dab bhakti dari umat se-dharma semakin kokoh dan mantap.
(Vayu Purana dan kitab Panca sradha, hal.4-5)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha
Sasmitha-Yogyakarta

Aborsi : Himsa Karma

Mutiara Weda*
03/ 10 /2018

*Aborsi : Himsa Karma*

*Umat se-dharma*, Tindakan  *Aborsi* atau menggugurkan bayi dalam kandungan dalam ajaran agama Hindu sebagai  suatu tindakan yang sangat terlarang *Himsa Karma* penuh dengan noda & tergolong  dosa besar *Maha pataka*.

Perlu diketahui, saat cabang bayi berusia 20 hari  *Kanda-Pat* berubah nama menjadi *Anta, Preta, Kala, dan  Dengen*. Setelah janin berusia 40 minggu barulah dinamakan sebagai: Ari-ari, Lamad, Getih, dan Yeh-nyom.yang selanjutnya disebut
*Nyama Bajang*. Jika *Kanda-Pat* bertugas memelihara dan membesarkan jabang bayi secara fisik, maka *Nyama Bajang*  bertugas menguatkan atma atau roh dalam tubuh jabang bayi.

*Untuk itu*, sebagai umat manusia  jangan sekali kali berniat melakukan tindakan *aborsi* yang sangat berbahaya bagi diri  sendiri dan keturunannya serta sangat menentukan proses kehidupan dan reinkarnasi selanjutnya. mengingat  di dalam jabang bayi sudah bersemayam roh/ sang atma. (Rgveda & Atharvaveda )

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha
Sasmitha-Yogyakarta

Jangan menabur rasa benci

*Mutiara Weda*
02 / 10 /2018

*Jangan Menabur rasa Benci*

*Umat se-dharma*, Kalau di  renung renungkan, Ketika orang selalu menabur kebencian  suatu pertanda bahwa dia hanya memiliki kebencian di dalam dirinya, akan tetapi, orang  yang memiliki kebajikan /*Dharma* dapat dipastikan dia akan memancarkan ajaran kebenaran/ *Dharma Vahini*  dalam hidupnya.

Hanya orang yang sejuk di dalam hatinya yang bisa menemukan kesejukan,  kedamaian dan keharmonisan di luar. Sulit membayangkan ada orang yang hidupnya menyejukan, menentramkan & damai kalau di dalam hatinya selalu bergejolak rasa irihati, benci dan dendam.

*Untuk itu*,   sebagai umat Hindu bangun *kesejukan* dan *kedamaian* dalam  hati dengan selalu mengendalikan diri *Yama* dan *Nyama* serta Tapa, Brata, Yoga dan Samadhi.  Niscaya hidup yang Santih , *Manah Santih* dan *Parama Santih* dapat terwujud.
(kitab Ramayana & Panca Siskanya Angaji)

Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Tri Guna

*Mutiara Weda*
04/ 10 /2018

*Tri Guna*

*Umat se-dharma*,  dalam ilmu kejiwaan faktor lingkungan juga menentukan baik dan buruknya *sikap* dan *Perilaku* umat  manusia, namun dalam susastra Hindu sesungguhnya perilaku manusia sangat ditentukan oleh tiga unsur Guna yang di sebut *Tri Guna*  yaitu Satwam, Rajas dan Tamas.

Pikiran yang ringan, tenang dan terang itu adalah *Satwam*, pikiran yang bergerak cepat itu *Rajas*  dan pikiran yang gelap / berat itu *Tamas*. Tak seorangpun luput dari pengaruh *Tri Guna*, demikian juga tak seorangpun dalam penampilannya tidak diwarnai oleh ketiga sifat itu dan selalu bekerja dalam diri manusia.

*Untuk itu*, sebagai umat manusia  selalu *mawas diri/ Ngret Sarira* dengan mengendalikan *Indrya* mengingat  indrya / nafsu sebagai penggerak utama dalam kehidupan ini dengan menghilangkan sifat keraksasaan *Asuri Sampad* yang penuh dengan kejahatan dan bangkitkan sifat *Raja* yang penuh dengan kesucian dan kebijaksanaan.
( kitab Wrhaspati Tattwa,15  dan Ramayana, II.41)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .