Kamis, 17 Mei 2018

In-toleransi: benihradukalisme

*Mutiara Weda*
17/05/2018

*In-toleransi : benih Radikalisme*

Hidup Menjelma menjadi manusia di muka bumi ini tidak bisa *disamaratakan*  satu sama lainnya, sudah dibekali yang namanya  perbedaan, Kebhinekaan, keberanekaragaman, serta kemajemukan,  yang  perlu dijaga, dirawat, dipelihara dan dilestarikan, dengan cara membangun jiwa Toleransi dan membuang jauh jauh sikap In-Toleransi sebagai benih Radikalisme.

Tanpa memegang konsep ber-Tat Tvam Asi/ toleransi,  jiwa manapun akan hancur hangus terbakar manakala dalam hatinya blm tertanam *rasa cinta kasih sayang* _PREMA_ pada sesama, Yang cendrung dapat menimbun  benih - benih penyakit di dalam hati.

*Untuk itu*, tanamkan Ajaran Tat Tvam Asi/ toleransi dengan membuang jauh jauh sikap In-Toleransi : Adigang, Adigung dan Adiguna.  niscaya tatanan kehidupan yang   damai, harmonis, rukun, tata / tentram serta saling  Asah, Asih dan  Asuh  terwujud  dengan  Pancasila Sebagai  perisainya  dan Bhineka Tunggal Ika sebagai Falsafah hidup dalam kehidupan sehari hari dalam     bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. ( SS.302-304 & Serat Wulang reh).

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Maduryabhawa

Mutiara Weda*
18/05/018

*Madurya Bhawa* : Bhakti sejati

Umat Hindu dalam  mewujudkanitU rasa cinta kasih yang suci dan tulus kehadapan  Ida SangHyang Widhi Wasa dikenal dengan  *Bhakti* baik pada tataran  *Para  Bhakti* maupun *Apara Bhakti* dalam doa mantram  dikenal dengan *Subhasita*

Bentuk bhakti atau *bhavabhakti* secara mendalam, suci ,tulus dan sejati  dalam ajaran Hindu dikenal dengan nama *maduryabhawa* sebagai bentuk bhakti yang paling utama  dan tertinggi.

*Untuk itu*, sebagai umat Hindu mantapkan kualitas bhakti dengan meningkatkan kualitas rohani berupa penyerahan diri secara tulus dan sejati kepada-Nya dengan jalan selalu mengingat dan menyebut kebesarannya/ *namasmaranam*, mengulang ulang secara konstan terus menerus/ *berjapa* ataupun mengucapkan doa/ lagu pujaan *mantram* serta menyanyikan Dharma gita atau *Bhujana*.
(Reg Veda,VIII. & BG XVIII.65)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha
Sasmitha-Yogyakarta .

Selasa, 01 Mei 2018

Annasewa : nara yadnya

*Mutiara Weda*
27/04/2018

*Annasewa*: Nara Yadnya

Dalam setiap penyelengaraan  upacara keagamaan *Yadnya*, memberikan perjamuan berupa makanan atau prasadam  *Annasewa* sangatlah penting sebagai salah satu cara dalam mewujudkan kualitas Yadnya yang *Satwika*

Tat Kala sang Yajamana dapat Memberikan suguhan perjamuan berupa makanan terhadap *atitiyadnya* atau *tamu yadnya* bagi para pamedek berupa suguhan  makanan *Prasadam* dengan tulus dapat digolongkan *Nara Yadnya*

*Untuk itu*, sebagai umat Hindu berkewajiban untuk melaksanakan upacara Yadnya yang *Satwika* melalui peningkatan kualitas Yadnya dengan melakukan *annasewa* sesuai dengan kemampuan masing masing  sebagai perlambang unsur keseimbangan  antara *kewajiban* dengan konsep *Ngayah*   yang  pelaksanaannya disesuaikan dengan ketulusan dan kemampuan sehingga terwujudnya kualitas  yadnya yang Satwika.
(Agastya Parwa  & Satapatha Brahmana)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Anyekung jnana

*Mutiara Weda*
28/04/2018

*Anyekung Jnana*

Dalam memasuki  jaman Kali Sengara / jaman Kali Yuga ini ,  Segala bentuk praduga & prasangka terhadap orang  lain haruslah dihilangkan, Selama  jiwa masih dibelenggu oleh  prasangka dan praduga dapat dipastikan, tidak akan pernah  mendapatkan *Kenyamanan, ketenangan & kedamaian bathin* dalam mengarungi kehidupan.

Manakala nilai - nilai dharma meredup dan bahkan  luntur dalam kehidupan umat manusia maka  dapat dipastikan keributan dan kekacauan  akan terjadi, cahaya  kejujuran, keadilan, ketenangan dan kedamaian, akan berhenti bersinar   berujung pada *kebencian, perselisihan dan bahkan pertumpahan darah.

*Untuk itu*, sebagai umat manusia hilangkan buruk sangka  dengan belajar *Anyekung Jnana* mengendalikan Indrya ataupun pikiran  melalui *Tapa*. Niscaya akan dapat terwujudnya keleluasan dalam mencari jalan dharma *Satyam,Sivam dan Sundaram*. (kitab Sundarigama & SS.37)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Jangan Butakan Hati

*Mutiara Weda*
29/04/2018

*Jangan Butakan Hati*

Orang yang selalu  membuka *mata bathinnya* akan  mendapatkan sinar / Cahaya   dalam hidupnya  dan mampu memandang ke dalam dirinya yang menyebabkan  mata  bathin menjadi terbuka, terang dan bersinar *Jangan butakan hati*.

Rahasia rahasia kehidupan akan  diperlihatkan  kepada orang yang pikirannya selalu  *waspada*, *terang* dan *bersinar* serta Menampakkan nyala cahaya api suci sehingga bathin  menjadi terang dan bercahaya, mata bathin akan terbuka,  mengingat dalam tubuh setiap manusia pada hakekatnya adalah *bangunan suci *Pura*, sedangkan *sang Jiwa* adalah wujud Hyang Widhi yang berstana  dalam diri setiap umat manusia.

*Untuk itu*,  sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat manusia untuk membuka mata bathinnya dan  pancarkan  cahaya api suci yang ada dalam diri sehingga bathin menjadi terang dan bersinar  melalui penyucian bathin ; Badan dibersihkan  dengan air, pikiran disucikan  dengan Kebenaran, jiwa manusia dibersihkan dengan pelajaran suci, tapa, Brata serta kecerdasan dibersihkan  dengan pengetahuan spiritual. Niscaya bathin akan tetap bercahaya dan terpancar.
(Reg Veda, VIII,44.15, M.DS V.109)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Panca Datu

*Mutiara Weda*
13 /04/ 2018

*Panca Datu*
(  Yatra - Rekha)

Agama Hindu merupakan agama yang penuh dengan simbol/perlambang baik dalam bentuk *Yatra* ataupun *Rekha* dalam memantapkan dan mempermudah konsentrasi dalam pemujaan berhubungan   kehadapan-Nya dalam berbagai simbol *Nyasa- Rupa* ataupun dalam bentuk  Panca Datu memendem  pedagingan / lima Unsur alam.

Penggunaan *Nyasa -Rupa* dalam bentuk  Mendem Pedagingan / Panda Datu : lima unsur kekuatan alam :  *Emas*, *perunggu*, *Besi*, *Baja*  dan *mirah* pada bangunan suci sebagai suatu  media  dalam berhubungan  dengan menggunakan bentuk atau simbol  *Yatra /. Rekha* baik dalam bentuk *Arca* maupun  *Aksara Suci*.

*Untuk itu*,  sebagai umat Hindu dalam mempermudah konsentrasi  melakukan pemujaan   kehadapan-Nya selalu menggunakan sarana  dengan *Rupa* pikiran manusia dalam berkonsentrasinya, sedangkan sifat Tuhan diwujudkan dalam bentuk *Nyasa* berupa mantram ataupun aksara suci *Kirtanam*, *Smaranam* maupun *Arcanam* dalam mencapai tujuan hidup beragama serta memantapkan dalam pemujaan dengan mendem  *Panca Datu* pada bangun suci (Weda Parikrama)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Catur Asrama

*Mutiara Weda*
30/04/2018

*Catur Asrama*
(Empat Tahapan Hidup)

Dalam ajaran agama Hindu , ada empat tahapan hidup yang wajib dilalui oleh setiap umat Hindu dalam mencapai tujuan hidupnya  yang di sebut  *Catur Asrama*; masa Brahmacari, Grehastha, Wanaprastha dan Bhiksuka/ Sunyasin.

Keempat Tahapan hidup tersebut  wajib dilaksanakan .secara bertahap sesuai dengan runtutannya. Manakala keempat tahapan hidup  tersebut dilanggar dapat dipastikan  akan menemukan kegagalan, penderitaan yang  berujung  pada kehancuran.

*Untuk itu*. Bagi setiap umat Hindu sudah menjadi kewajiban dari kitab suci Weda untuk melaksanakan keempat Tahapan hidup  tersebut secara teratur *Catur Asrama*, Jalan Hidup *Catur Marga* dalam mencapai Tujuan Hidup *Catur Purusa Artha*. Niscaya   umat Hindu  yang  *Moksartham Jagadhita ya Ca Iti dharma*  akan terwujud.
(Kitab Swastika Rana,139,143)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Tri semaya

*Mutiara Weda*
01/05/2018

*Tri Semaya*

Dalam sistem filsafat Hindu ada tiga konsep  ruang waktu yang berorientasi pada kelangsungan  kehidupan umat manusia dari masa ke masa *Tri Semaya*.

Tatkala, orang bijak terhadap apa yang terjadi di masa lalu, dan menjaga apa  yang ada sekarang, serta bisa mengantisipasinya apa yang akan terjadi di masa depan.

*Untuk itu* , sebagai umat manusia dalam melangsungkan kehidupan selalu berorientasi pada  Apa yang kita lakukan dewasa ini (Wartamana),  masa lampau (Atita), demikian juga dalam merumuskan harapan masa depan (Nagata). Niscaya pemahaman  hakekat  kehidupan akan dapat terwujud sehingga kehidupan bisa dinikmati tanpa terikat akan rasa takut  dan ketidakpastian masa depan (Weda Samhita)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Vyapaka sauca

*Mutiara Weda*
02/05/2018

*Vyapaka Sauca*

Membersihkan diri ataupun mengatur suhu tubuh *Vyapaka Sauca* sebagai salah satu dari tahapan awal  yang sangat penting dalam berhubungan dengan sang maha Pencipta.

*Vyapaka Sauca* merupakan  Mandi membersihkan badan dan menjaga kestabilan pisik / lahiriah  yang dapat mengakibatkan timbulnya berbagai rangsangan keinginan dan dapat kehilangan keseimbangan mental ataupun kualitas mental rohani.

*Untuk itu* sebagai umat Hindu selalu melakukan pensucian diri baik lahir maupun bathin *Yama maupun Nyama*, dengan jalan membersihkan diri atau *Vyapaka Sauca* sebelum mendekatkan diri  dengan Sang maha Pencipta/ Hyang Widhi  baik dalam Semadhi maupun dalam melakukan Asanas. termasuk mengatur suhu tubuh atau *Angga sarira* (Weda Samhita)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta