Rabu, 10 Januari 2018

Bersihkan Pikiran dan Hati nurani

*Mutiara Weda*
18/12/2017

*Bersihkan Pikiran & hati Nurani*

Setiap Umat manusia hendaklah menyadari bahwa  tutur kata yang menyejukkan, sopan &   Santun serta lantunan lagu rohani / doa pujaan *Mantram*, takkan pernah mampu keluar dari hati nurani   mankala  dalam pikiran dan  hati  nurani selalu bergejolak  pengaruh sifat sifat  kotor  *sad Ripu dan Sad atatayi*

begitu pula halnya dengan  *Keindahan*, ketenangan  dan rasa aman  serta kedamaian  hidup, *takkan pernah mampu* terlihat dari pikiran yang penuh dengan *Prasangka* dan *Praduga*.

*Untuk itu*, bersihkan hati nurani dan sucikan  pikiran  dengan membuang jauh -jauh kegelapan Pikiran *Sapta Timira* dan  *Sadatatayi* dengan menjauhkan diri dari perbuatan perbuatan negatif *Asubhakarma*
(Weda Samhita & SS. 79-81).

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Belajar berjiwa Toleransi

*Mutiara Weda*
20/12/2017

Belajar Berjiwa *toleransi*

Setiap umat manusia hendaknya  menyadari bahwa menjelma menjadi manusia di muka bumi ini tidak bisa *disamaratakan*  satu sama lainnya, sudah dibekali yang namanya  perbedaan, Kebhinekaan, keberanekaragaman, serta kemajemukan,  yang  perlu dijaga, dirawat, dipelihara dan dilestarikan, dengan cara membangun jiwa Toleransi, Memberikan  ruang  pada setiap *pikiran*  untuk melatih akan   hal hal yang mengandung perbedaan, belajar saling menghargai, belajar saling menghormati dan belajar hidup ber-Tat Tvam Asi.

Tanpa memegang konsep ber-Tat Tvam Asi/ toleransi,  jiwa manapun akan hancur hangus terbakar manakala dalam hatinya blm tertanam *rasa cinta kasih sayang* _PREMA_ pada sesama, Yang cendrung dapat menimbun  benih - benih penyakit di dalam hati.

Maka dari itu, tanamkan Ajaran Tat Tvam Asi/ toleransi dengan membuang jauh jauh sikap Adigang, Adigung dan Adiguna.  niscaya tatanan kehidupan yang   damai, harmonis, rukun, tata / tentram serta saling  Asah, Asih dan  Asuh  terwujud  dengan  Pancasila Sebagai  perisainya  dan Bhineka Tunggal Ika sebagai Falsafah hidup dalam kehidupan sehari hari  bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. ( SS.302-304 & Serat Wulang reh).

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Tri Mala penyebab Keterbatasan

*Mutiara Weda*
21/12/2017

*Tri Mala: Penyebab Keterbatasan*

Setiap umat Hindu haruslah menyadari bahwa  sesungguhnya pada jati diri setiap umat manusia terdapat ketidakmurnian *Mala* yang dapat menyebabkan keterbatasan dan ketidak sempurnaan yang diakibatkan oleh pikiran yang selalu  ditutupi tiga  unsur mala yaitu ; *anawa Mala*, *Mayiya Mala* dan *Karma Mala*.

*Anawa Mala*, keterbatasan diakibatkan oleh adanya kegelapan jiwa yang menyebabkan kesadaran semesta yang seharusnya dimiliki oleh pikirannya berubah menjadi kesadaran terbatas yang tidak memiliki *Iccha Sakti* ( daya kehendak). *Mayiya Mala*, keterbatasan disebabkan oleh kekuatan *Maya*, sehingga pengetahuannya menjadi sangat terbatas pada pengetahuan dirinya sehingga tidak memiliki *Jnana Sakti*., *Karma Mala*, keterbatasan diakibatkan oleh ikatan *Karma/Karma Wesana*, mengakibatkan manusia masih dikendalikan  oleh nafsu duniawi.

*Oleh karena itu*, sebagai umat manusia wujudkan kesadaran dan *Kebenaran*/ *kesunyataan akhir* tertinggi yang *Paramasamwit* atau *Cit*, sehingga bangkitnya sikap *Prakasa* yang bersinar sendiri  dan *Wimarsa* mampu mengenal dirinya sendiri sehingga kekuatan lainnyapun akan menjadi tampak, dengan demikian akan terwujudnya kesunyataan atau kebenaran yang tertinggi *Parama Siwa* yang *Prakasa Wimarsamaya* (Katha Upanisad, II.2.16)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Parama prema bhakti

*Mutiara Weda*
22/12/2017

*Parama Prema Bhakti*

Setiap umat manusia haruslah menyadari bahwa dalam hidup ini ada tiga faktor yang sering menggerogoti dan  menjerumuskan manusia ke jurang  kehancuran :  *Kama*, *Krodha* dan *Loba* di kenal Sebagai pintu gerbangnya menuju *neraka*.  Bhakti  marga penyerahan diri secara tulus kepada-Nya sebagai salah satu sarana ataupun jalannya.

Jalan Bhakti yang dilandasi dengan rasa kasih sayang yang mendalam , total dan sepenuhnya disebut *Parama Prema Bhakti*.

*Maka dari itu*, sebagai umat manusia jangan pernah berhenti untuk berhubungan dan melakukan penyerahan diri  kepada-Nya melalui pemantapan kualitas  *Parama Prema Bhakti* untuk selalu berpegang teguh pada nilai nilai *Dharma*, *Etika*, *moral* dan *spiritual*. Niscaya dalam hidup ini akan terhindar dari bencana dan Malapetaka. (Ramayana & BG.XVI.21)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Sura dira jayengningrat

*Mutiara Weda*
23/12/2017

*Sura Dira jayengningrat Lebur dening Pangastuti*

Setiap umat manusia haruslah menyadari bahwa  *Kesabaran dan ketabahan *Ksama* merupakan sifat bijak dan mulia yang harus tertanam pada setiap umat manusia dalam membangun kualitas spiritual, yang mengandung kekuatan  dalam menangkal nafsu  Angkara murka.

Segala sifat keras hati, yang penuh  angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar. *Suro Diro Joyeningrat, Lebur Dening Pangastuti*

*Untuk itu*, setiap umat manusia mantapkan kualitas  rohani  dengan  pengekangan  diri *Tapa* dan menampilkan kepribadian yang lebih *satwika* dengan  melatih *Bak*,  *Manah* dan  *Kaya*. Niscaya kedamaian hidup akan dapat terwujud.
(BG.37-40 & serat Witaradya)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta
Denpasar-Bali

Anyekung jnana

*Mutiara Weda*
24/12/2017

*Anyekung Jnana*

Setiap umat manusia haruslah menyadari bahwa Segala bentuk praduga & prasangka terhadap orang  lain harus dihilangkan, Selama  jiwa masih dibelenggu oleh  prasangka dan praduga niscaya  tidak akan pernah  mendapatkan *Kenyamanan, ketenangan & kedamaian bathin* .

Manakala nilai - nilai dharma meredup dan bahkan  luntur dalam kehidupan umat manusia maka  dapat dipastikan keributan dan kekacauan  akan terjadi, cahaya  kejujuran, keadilan, ketenangan dan kedamaian, akan berhenti bersinar   berujung pada *kebencian, perselisihan dan bahkan pertumpahan darah.

*Untuk itu*, sebagai umat manusia hilangkan buruk sangka  dengan belajar *Anyekung Jnana* mengendalikan Indrya ataupun pikiran  melalui *Tapa*. Niscaya akan dapat terwujudnya keleluasan dalam mencari jalan dharma *Satyam,Sivam dan Sundari*  (kitab Sundarigama & SS.37)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Sevaka Dharma

*Mutiara Weda*
25/12/2017

*Sevaka Dharma*

Setiap umat manusia haruslah menyadari bahwa Orang yang Baik itu walaupun ia miskin tak akan pernah melakukan pekerjaan hina dan tercela, begitu pula halnya dengan seekor harimau,walaupun dipotong kakinya dia  tak akan pernah mau memakan rumput, jalankan Swadharma, aplikasikan nilai nilai Dharma  *Sevaka Dharma*

Memegang teguh  dan mengaplikasikan norma agama merupakan suatu kewajiban *Swadharma*  setiap umat manusia. Manakala,  perbuatan menyimpang dari ajaran  *dharma*  maka dapat dipastikan  hidupnya akan kehilangan arah,  menderita,  dan cendrung  mendapatkan kehancuran,  bencana  serta malapetaka.

*Untuk itu*, sebagai umat manusia tunjukkan dan mantapkan kualitas beragama  dengan baik melalui Pengamalan, penyerahan diri secara total, *Atmanivedanam*  serta memantapkan hubungan cinta-kasih *bhakti* dengan Hyang Widhi berlandaskan pada Pengetahuan suci *abhideya-jnana*
(Sabdakalpadruma III.463b
& Ramayana)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Nyasa rupa

*Mutiara Weda*
26/12/2017

*Nyasa-Rupa*

Setiap umat Hindu haruslah menyadari bahwa dalam melakukan pemujaan  berhubungan dengan Ida Sanghyang Widhi Wasa memiliki berbagai keterbatasan, sehingga untuk mempermudah pikiran  berkonsentrasi  diperlukan adanya *Nyasa- Rupa*.

Penggunaan *Nyasa -Rupa* dalam melakukan hubungan  bagi umat Hindu merupakan suatu  medianya dalam menggunakan bentuk atau simbol yang disebut dengan *Yatra atau Rekha* baik dalam bentuk *Arca* maupun dalam bentuk *Aksara Suci*.

*Untuk itu*, sebagai umat Hindu untuk mempermudah konsentrasi dalam melakukan pemujaan  selalu menggunakan sarana  *Rupa* pikiran manusia dalam berkonsentrasinya sedangkan sifat Tuhan diwujudkan dalam bentuk *Nyasa* berupa mantram ataupun aksara suci *Kirtanam*, *Smaranam* maupun *Arcanam* dalam mencapai tujuan hidup beragama.
(Weda Parikrama)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Dharma Vahini: pancarkan isi kitab suci Veda

*Mutiara Weda*
27/12/2017

*Dharma Vahini: Pancarkan Isi Kitab suci Veda*

Setiap umat Hindu hendaknya  menyadari bahwa, Keyakinan *Sradha* merupakan inti  dalam  beragama.  Menjalankan Dharma dengan benar, penuh keyakinan, ikhlas tanpa dibayangi oleh keragu raguan.

Manakala beragama dengan landasan ragu ,  *sangatlah berbahaya*,  siapa yang melaksanakan Dharma dia pasti akan dilindungi oleh Dharma itu sendiri *Dharma raksatah, raksitah*

*Untuk itu*, sebagai umat Hindu Mantapkan keyakinan akan agama *Sradha*, jalankan Dharma, hilangkan perasaan  ragu, Pancarkan isi kitab suci Weda *Dharma Vahini*, sebagai pedoman Hidup mengingat kitab suci Weda / kitab agama sebagai  kebenaran Mutlak. Niscaya tujuan hidup menjelma menjadi manusia *Catur purusaartha* akan terwujud.
(Weda Samhita & BG.III.35)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Vyapaka Saoca: membersihkan diri secara lahiriah

Mutiara Weda*
28/12/2017

*Vyapaka Saoca*: membersihkan diri secara lahiriah.

Setiap umat Hindu hendaknya menyadari bahwa membersihkan diri ataupun mengatur suhu badan *Vyapaka Saoca* sebagai salah satu dari tahapan awal  yang sangat penting dalam berhubungan dengan sang maha Pencipta.

*Vyapaka Saoca* merupakan  Mandi membersihkan badan dan menjaga kestabilan pisik / lahiriah  yang dapat mengakibatkan timbulnya berbagai rangsangan keinginan dan dapat kehilangan keseimbangan mental

*Untuk itu* sebagai umat Hindu selalu melakukan pensucian diri baik lahir maupun bathin dengan jalan membersihkan diri ataupun Vyapaka Saoca sebelum melakukan Hubungan dengan Hyang Widhi  baik dalam Semadhi maupun dalam melakukan Asanas. termasuk mengatur suhu tubuh atau Angga sarira (Weda Samhita)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Dharma Prawrti

*Mutiara Weda*
29/12/2017

*Dharma Prawrtti*

Setiap umat manusia hendaknya menyadari bahwa kelahiran dan kematian merupakan hukum bagi setiap yang hidup di dunia ini *hukum Rta*.

Pada dasarnya keadaan  terlahir menjadi manusia  menunggu masa kanak-kanak dan masa kanak-kanak menunggu masa muda dan setelah masa muda menunggu masa Tua demikian juga  masa Tua tercapai  menanti kematian kembali pada pangkuan ibu Pertiwi.

*Untuk itu*, sebagai umat manusia pada masa kehidupan ini untuk selalu memegang teguh dan mengusahakan perbuatan berdasar pada  ajaran  kebenaran *Dharma Prawrtti* dan berbuat  selalu berdasarkan pada tahapan hidup  *Catur Asrama* . ( sarasamuscaya,29 dan Weda Samhita)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Jalan Dharma inti latihan rohani

*Mutiara Weda*
30/12/2017

*Jalan Dharma Inti latihan rohani*

Setiap umat manusia harus menyadari bahwa *Kesabaran dan ketabahan *Ksama* merupakan sifat bijak dan mulia yang harus tertanam pada setiap umat manusia dalam membangun kualitas spiritual, sebagai sifat yang penuh dengan kedamaian, kesabaran dan ketenangan ,selalu berbuat  kebajikan *Dharma* sebagai inti dari latihan spiritualnya

Manakala belum bisa mengembangkan ajaran *Ksama* *kesabaran* dan *ketabahan* dapat dipastikan tak akan pernah merasakan yang namanya *Bahagia* pun  tak akan pernah merasakan kedamaian dalam hidupnya  dan bahkan  akan dapat menjerumuskan dirinnya pada jalan kejahatan yang berakibat pada rendahnya tingkat  kualitas spiritual yang dimilikinya.

*Maka dari itu*, setiap umat manusia mantapkan kualitas  rohani dengan  pengekangan  diri *Tapa* dan menampilkan kepribadian yang lebih *satwika* dengan  melatih lidah dan pikiran melalui *Sadana* dan *Kirtanam*, Semakin sering kita menyebut *smaranam* Tuhan, semakin lembutlah hati, pikiran dan ucapan sehingga  kegelapan *Awidya* dalam diripun akan menipis.
( BG.37-40 & Ramayana kekawin)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Hidup : adalah Belajar

*Mutiara Weda* 
31/12/2017

*Hidup  adalah Belajar*

Setiap umat manusia hendaknya menyadari bahwa  Hakekat hidup menjelma menjadi  manusia adalah  belajar membenahi diri.

Belajar untuk membenahi diri walaupun dalam kondisi  teramat berat, Belajar  untuk Mensyukuri walaupun   tidak rela.  Belajar sabar walaupun di hujat, belajar  memberikan doa & restu walaupun di caci dan di maki.

  Untuk itu,  sebagi umat manusia dalam mengarungi kehidupan yang penuh dengan godaan dan cobaan  selalu bersyukur , berlapang dada *Lascarya* dan berpasrah kepada Sang Maha  Pencipta  *Bhakti*  dengan jalan membangun  kekuatan spiritual yang ada pada diri masing masing dengan menjalankan *Dharma*. niscaya akan menemukan arti hidup yang sebenarnya dan terhindar dari Bencana dan Malapetaka.
(Kitab Ramayana , SS. 1-2)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

*SELAMAT MENYONGSONG TAHUN BARU 2018*

Tri jnana sandhi

*Mitiara Weda*
04/01/2017

*Tri Jnana Sandi*

Setiap umat Hindu hendaklah menyadari bahwa, tidak mungkin kita  bisa memahami  isi kitab suci  Weda secara Baik  manakala tidak memahami  isinya secara menyeluruh  ; Tattwa agama, Susila agama dan Upakara  yadnya secara sinergis, seimbang dan berkelanjutan *Tri Jnana Sandhi*.

Sulit rasanya  bisa mempraktekan ajaran agama tanpa memahami isi dari ajaran agama dan  amatlah Mustahil kita bisa memahami isi dari ajaran agama tanpa mempelajari teori agamanya ataupun  Ilmu agamanya secara benar.

*Maka dari itu*, marilah kita sebagai umat Hindu  Sebelum mempraktekkan ajaran agama diawali dengan memahami isinya sesuai petunjuk kitab suci  Weda "TRI JNANA SANDI " serta belajar agama secara bertahap, berjenjang dan berlanjut.
(Kitab Swastika Rana & Weda Samhita)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Sad Guna dharma

*Mutiara Weda*
05/01/2018

*Sad Guna Dharma*

Setiap umat manusia hendaklah menyadari  bahwa ; Orang yang tidak menjalankan ajaran Dharma dengan baik ibarat seperti padi yang hampa ataupun  telur busuk, yang kenyataan ada namun tiada gunanya *Hana Tan Hana* ada tapi tiada guna.

Menjadi orang  berguna  *Sadguna Dharma* (Sandhi, Wigrha,Jana, sana, Wisesa dan sreya) sebagai suatu keharusan setiap umat manusia, dalam mengendalikan sadripu yang negatif menjadi positif dan menjalankan ajaran kitab suci Weda Samhita.

*Untuk itu*, Jadilah umat manusia yang mampu menjalankan  *Sad Guna Dharma* sesuai dengan  swa dharma  masing -  masing,* dengan pijakan   ajaran kebenaran *Satya* . Niscaya akan menjadi orang yang Satyam, Sivam dan Sundaram.
( Slokantara,2)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Jangan Butakan Hati

*Mutiara Weda*
06/01/2018

*Jangan Butakan Hati*

Setiap umat Hindu hendaklah  menyadari bahwa orang yang selalu  membuka *mata bathinnya* akan  mendapatkan sinar / Cahaya   dalam hidupnya  dan mampu memandang ke dalam dirinya yang menyebabkan  mata  bathin menjadi terang dan bersinar *Jangan butakan hati*.

Rahasia rahasia kehidupan akan  diperlihatkan  kepada orang yang pikirannya selalu  *waspada*, *terang* dan *bersinar* serta Menampakkan nyala cahaya api suci sehingga bathin  menjadi terang dan bercahaya, mata bathin akan terbuka,  mengingat dalam tubuh setiap manusia pada hakekatnya adalah *bangunan suci *Pura*, sedangkan *sang Jiwa* adalah wujud Hyang Widhi yang berstana  dalam diri setiap umat manusia.

*Untuk itu*,  sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat manusia untuk membuka mata bathinnya dan  pancarkan  cahaya api suci yang ada dalam diri sehingga bathin menjadi terang dan bersinar  melalui penyucian bathin ; Badan dibersihkan  dengan air, pikiran disucikan  dengan Kebenaran, jiwa manusia dibersihkan dengan pelajaran suci, tapa, Brata serta kecerdasan dibersihkan  dengan pengetahuan spiritual. Niscaya bathin akan tetap bercahaya dan terpancar.
(Reg Veda, VIII,44.15, M.DS V.109)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta .

Agama : Pedoman dan Tuntunan Hidup

*Mutiara Weda*
07/01/2018

*Agama : Pedoman dan Tuntunan Hidup*

Setiap umat manusia hendaklah menyadari  bahwa beragama bukanlah alat untuk menyingkirkan  orang lain dan bukan pula alat untuk menjatuhkan orang lain, melainkan sebagai pegangan, pedoman  dan tuntunan hidup bagi setiap individu dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam  mencapai Tujuan hidupnya *Catur Purusa Artha*

Manakala  dalam penerapan ajaran agama  mengakibatkan sakit dan menderitanya  orang lain, dapat dipastikan adanya kesalahan dalam pemahaman dan penerapan  nilai nilai  ajaran Dharma  sebagai cermin rendahnya tingkat spiritual yang berujung pada malapetaka dan  kehancuran.

*Untuk itu*, sebagai umat manusia belajarlah agama dengan baik dan benar guna memperhalus jiwa dan memperkokoh budhi. Niscaya Kedamaian , kenyamanan  dan keharmonisan hidup akan dapat terwujud. (Lontar Panca Siskanya Angaji)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Karma Wesana: Jalan menuju kebebasan

*Mutiara Weda*
08/01/2018

*Karma Wesana : Jalan menuju Kebebasan*

Setiap umat Hindu hendaklah menyadari bahwa pada dasarnya  hidup menjelma menjadi  manusia adalah suatu penderitaan, penderitaan disebabkan oleh Dosa  dan setiap umat manusia   menginginkan  hidup selama lamanya, tak seorangpun bisa menolak kuasa Tuhan.

Tat kala kuasa Tuhan menjemputnya, jiwa  manusia terasa  memberontak dan menjerit dalam hatinya, namun apa daya, yang pasti  manusia harus bekerja dan bekerja dalam hidup ini. Tanpa kerja manusia tak akan pernah mencapai kebebasan, tanpa kerja tak akan pernah mencapai kesempurnaan.

*Oleh karena itu*, sudah menjadi kewajiban setiap umat  manusia  untuk selalu  *Berkarma*, mau tidak mau, suka tidak suka, dipaksa untuk bekerja tanpa kerja hiduppun tak akan mungkin, mengingat seluruh  *Karma Wesana* sebagai jalan menuju alam kebebasan yang abadi  *Bhukti Mukti pada*
( BG.III.4,5 / SS.33)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Dura Sarwajnana

*Mutiara Weda*
09/01/2018

*Dura sarwajnana : Berpengetahuan tembus*

Setiap umat Hindu hendaklah menyadari bahwa, Ida SangHyang Widhi Wasa  maha ada  *Wibhu Sakti* dan
memiliki pengetahuan yang tak terbatas, serba jauh / serba tembus *Dura Sarwajnana*
Sehingga  mengetahui tentang apa yang telah kita perbuat  dan ada dimana mana
"Wyapi Wyapaka Nirwikara"

Berhati - hati dalam  berpikir, bertutur kata dan dalam  bertindak dengan meletakkan ajaran *Tri Kaya Sandhi*  sebagai pondamen dasar dalam setiap sendi kehidupan.

*Untuk itu*, sebagai umat manusia pegang teguh ajaran *Tri Kaya Sandhi* dan  berpasrahkan  diri  pada yang Maha kuasa *Bhakti*,
Perbuatan tanpa kekerasan *BERTAPA DALAM TINDAKAN* dan suci murni dalam berpikir  BERTAPA  DALAM JNANA*
( BG.III.25/XII. 14/  SS. 217 )

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Alam samsara : Belajar agama yang Benar

Mutiara Weda*
10/01/2018

*Alam Samsara: Belajar agama yang Benar*

Setiap umat Hindu hendaknya menyadari bahwa, jiwa setiap umat manusia terlahir di alam *samsara* ini, selalu diselimuti   kegelapan *Sapta Timira* baik pada alam *kesatria* maupun pada alam *brahmana* tak luput dari-nya, yang menempatkan pikiran yang sempit dan kerdil sebagai pemicunya. 

Pikiran yang sempitlah serta pemahaman nilai ajaran agama yang sangat dangkal yang membuat  jiwa hampir selalu diikuti oleh *kegelapan. Kemarahan, dendam, permusuhan, kekerasan*.

*Untuk itu*,  sebagai umat Hindu bersihkan jiwa  dengan *belajar agama secara benar*, dengan praktik spiritual  guna  memotong mata rantai kegelapan dengan ajaran *spiritual, Meditasi, yoga dan Bhakti*. *Manakala* ajaran agama  & praktik spiritual  dilakukan secara benar dapat dipastikan kegelapan tidak lagi diikuti oleh derita. Sebaliknya, kegelapan akan diikuti oleh Cahaya/ sinar suci dan menjadi penerang dlm kehidupan.
(Weda Samhita & Ramayana)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Jangan abaikan Anugerah Tuhan

*Mutiara Weda*
11/01/2018

*Jangan Abaikan Anugerah Tuhan*

Setiap umat Hindu hendaknya  menyadari bahwa Menjaga dan merawat  anugerah Tuhan merupakan kewajiban setiap manusia.  *Kebenaran* dan *kebajikan* di jaga dengan perilaku yang baik; *sastra-sastra suci* di jaga
dengan keteguhan hati dan *kesucian pikiran* ;  *Ketampanan* dan  *Kecantikan fisik* di jaga dengan kebersihan

Kelahiran menjadi manusia *mulia*  dan *bijak* dapat dijaga dengan tutur agama dan budi pekerti,  etika serta  tata susila dengan cara berpikir,bertutur kata dan berbuat yang baik dan benar.

*Untuk itu*,  sebagai umat manusia jangan pernah mengabaikan anugrah Tuhan dgn  selalu *Bersyukur* dan *Angayubagya* , jaga  dan rawatlah dengan sebaik- baiknya apa yang telah dianugerahkan-Nya dengan landasan petunjuk kitab suci *Weda Samhita* , Tatwa, Susila dan Acara agama secara terintegrasi. niscaya kebahagiaan lahir maupun batin akan dapat terwujud .
(Kitab Swastika Rana)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Selasa, 02 Januari 2018

Bija/Ganda aksata: benih ke-Siwaan

*Mutiara Weda*
01/01/2018

*Bija / Ganda aksata : Benih Ke-Siwa-an*

Setiap umat Hindu hendaknya memahami bahwa,
*Mawija* atau *mabija* merupakan rangkaian akhir dari setiap  persembahyangan  setelah usai mathirta  dalam bentuk butiran-butiran beras
yang sering di sebut *Bija* atau *Ganda Aksata*

*Ganda* : biji bijian yang utuh dan *aksata*: berbau wangi. digunakan pada kening, dada dan ditelan sebanyak tiga biji, sebagai  perlambang dari *dewa Kumara*  simbol dari munculnya  benih *Ke-Siwa-an* atau *Dewi Sri* yang  bertujuan agar para penerima bija memperoleh *kebajikan*, *kemuliaan* dan *kemakmuran* serta terhindar dari bencana /malapetaka dengan menampakkan sifat Kedewataan *Daivi Vak*

*Untuk itu*, sebagai umat Hindu tumbuhkan dan kembangkan sifat kedewataan *Daivi Vak* atau benih Ke-Siwa-an itu dalam pikiran serta hati  masing-masing dan hilangkan sifat sifat keraksasaan *Asuri Sampad* (Siva Samhita, 96 & Sanatana Hindu )

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

*Selamat Tahun Baru 2018* &
*Rahajeng Hari Suci Purnama Kapitu*

Wanita Hindu: Dharmapatni

*Mutiara Weda*
02/01/2018

Wanita Hindu :  *Dharmapatni*

Setiap umat Hindu hendaknya menyadari  bahwa *Wanita Hindu*  memiliki  peranan & kedudukan yang sangat  *mulia & Suci*  “di mana wanita dihormati, disanalah para dewa merasa senang, tapi dimana wanita tidak dihormati  tidak ada upacara suci apapun yang akan berpahala “ 

wanita Hindu memiliki peranan dan kedudukan yang sangat penting dan  mulia berlangsungnya kegiatan  keagamaan di dalam sebuah rumah tangga *Dharmapatni*

*Untuk itu*, setiap keluarga Hindu berkewajiban untuk menjaga kesetiaan & keutuhan rumah tangganya dan  tidak menyia-nyiakan peranan dan kedudukan wanita Hindu yg sebenarnya menuju Wanita Hindu  *Dharmapatni* dan menjalankan  *Dharma Agama*  dalam membentuk  anak yang *Suputra*  dan membangun keluarga  yang *Sukino*.
( MDS.56 &  Sata Brh IV.2)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Ramayana: wiracarita yang benar terjadi akhyayika

*Mutiara Weda*
03/01/2018

*Ramayana* :  Wiracarita yang benar benar terjadi *Akhyayika*

Setiap umat Hindu hendaknya memahami bahwa Wiracarita  Ramayana bukanlah sekedar cerita legenda semata melainkan   kitab  suci  Weda tergolong  *Upaweda*  dalam bidang  Itihasa dan merupakan kitab yang sangat penting serta wajib dipahami bagi setiap umat Hindu sebagai Wiracarita yang benar benar pernah terjadi di muka bumi ini *Akhyayika*.

Kitab Itihasa Ramayana bertujuan menceriterakan sejarah masa silam yang pernah terjadi dan  mengandung ajaran  filsafat Ketuhanan, hukum Hindu, tata susila, Budhi pekerti serta moralitas Hindu.

*Untuk itu* sebagai umat Hindu dalam membangun  dan memantapkan kualitas rohani dengan jalan  memahami secara benar benar kandungan isi dari kitab *Itihasa*  maupun *Purana* sebagai bagian dari Upaweda.
( Kitab Amarakosa,I.6.5 & Sundara Kanda,vii)

*Made Worda Negara*
BINROH  Hindu TNI AU.

Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta