Rabu, 29 Maret 2017

Jangan abaikan Anugerah Tuhan

*Mutiara Weda*
26/03/2017

*Jangan Abaikan Anugerah Tuhan*

Setiap umat manusia haruslah menyadari bahwa Menjaga dan merawat  anugerah Tuhan merupakan kewajiban setiap umat manusia.  Kebenaran dan kebajikan kita jaga dengan perilaku yang baik; sastra-sastra suci  kita  jaga
dengan keteguhan hati dan kesucian pikiran ;  Ketampanan, Kecantikan dan kerupawanan fisik kita jaga dengan kebersihan

Kelahiran menjadi manusia mulia  dan bijak dapat dijaga dengan tutur agama dan budi pekerti,  etika serta  tata susila yang baik dalam bentuk cara berpikir,bertutur kata dan cara berbuat.

*Untuk itu*,  sebagai umat manusia jangan pernah mengabaikan anugrah Tuhan dgn  selalu *Bersyukur* dan *Angayubagya* , jaga  dan rawatlah dengan sebaik- baiknya apa yang telah dianugerahkan-Nya dengan landasan petunjuk kitab suci *Weda Samhita* , Tatwa, Susila dan Acara agama secara terintegrasi *Tri Jnana Sandhi* niscaya kebahagiaan lahir maupun batin akan dapat terwujud .
(Kitab Swastika Rana)

*astungkara swaha*

*Made Worda Negara*
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

*Mantapkan Sradha-Bhakti*
*Ngwangun Pasawitran Sejati*

Rabu, 22 Maret 2017

Manusia tak ada yg sempurna

*Mutiara Weda*
11/03/2017

*Manusia  tak ada yang Sempurna*

*Bagi* setiap umat manusia haruslah menyadari bahwa,  dalam kehidupan ini tidak ada manusia sempurna dilahirkan di muka bumi ini *Tan hana wwang suastha anulus*, bunga Seroja yg demikian Wanginya dia punya kelemahan tangkainya berbulu dan menggatalkan, *Gunung Himalaya* yg  menjulang tinggi, mempesonakan, dia punya kelemahan  ditutupi salju.

*Demikian pula halnya* dewa Siwa sebagai raja dari para Dewa memiliki kekurangan kerongkongannya *berwarna Hitam*. Jadi tak ada manusia sempurna pasti memiliki kekurangan & kelemahan.

*Untuk itu*, gunakan *Wiweka* Pegang Teguh *Tri Premana Telu*, ekspresikan selalu energi positif yang ada dalam diri, belajar menerima kekurangan diri sendiri dan belajar pula  menerima ketidaksempurnaan orang lain serta jangan sekali kali menghakimi orang lain itu *buruk* karena hal itu, sama  dengan menyulut api kebodohan *Awidya* dan api kemarahan *Kroda* dalam diri sendiri .  (kitab Vedanta & Slokantara 80)

_astungkara Swaha_

*Made Worda Negara*
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

*Mantapkan Sradha-Bhakti*
Ngwangun Pasawitrayan Sejat

Spiritual :Perhalus jiwa,perkokoh budhi

*Mutiara Weda*
19/03/2017

*Spiritualitas : Perhalus jiwa & Perkokoh Budhi*

Setiap umat manusia haruslah memahami bahwa jika kita belajar  agama & ajaran kesucian *spiritual* bukan  untuk menyakiti & membenci orang lain dan bukan pula untuk memerangi orang lain apalagi membunuh, melainkan untuk memperhalus jiwa dan memperkokoh Budhi.
 
Jika  ajaran agama & ajaran kesucian *spiritual* digunakan  untuk menyakiti orang lain  apalagi membunuh, sudah dapat dipastikan Sbg cermin rendahnya tingkat spiritulitas  yg  dimilikinya shg cendrung akan melahirkan kerasnya jiwa serta matinya rasa.

*Untuk itu*, sebagai umat manusia belajarlah  ajaran agama & ajaran kesucian *spiritual*  secara benar guna memperhalus jiwa dan memperkokoh  Budhi  dengan jalan menguasai ilmu pengetahuan suci Weda Samhita, niscaya kedamaian abadi akan terwujud. _(BG.IV.39 & Arjuna Wiwaha)_

*astungkara swaha*

*Made Worda Negara*
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

*Mantapkan Sradha-Bhakti*
*Ngwangun Pasawitran Sejati

Berikan Doa & Restu

*Mutiara Weda*
21/03/2017

*Berikan Doa & Restu*

Setiap umat manusia haruslah menyadari bahwa dalam hidup ini, tidak semua orang dapat *berpikir baik* tentang satu sama lain, yang  cenderung melahirkan  perasaan *iri  hati, dengki, saling menghina dan saling menghujat* demi merendahkan orang lain  yang berujung pada *perkelahian & permusuhan*.

Jangan balas pukulan dengan pukulan, juga jangan balas cacian dengan cacian, pun jangan membalas daya upaya nista dengan nista. Tetapi hujanilah dengan *DOA*  dan *RESTU*.

*Untuk itu*, mantapkan *kesabaran* dan  *kuatkan hati* dengan *ketabahan* dan topang dengan  kuatnya  Keyakinan *Sradha*  dengan landasan   selalu  menjaga cara *berpikir*, cara *bertutur kata* dan *cara bertindak*. Niscaya akan mendapatkan  kebahagian lahir-bathin dalam kehidupan ini.
(RegVeda & Panca Siskanya.A.)

*astungkara swaha*

*Made Worda Negara*
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

*Mantapkan Sradha-Bhakti*
*Ngwangun Pasawitran Sejati

Berlatih untuk Tersenyum

*Mutiara Weda*
22/03/2017

*Berlatihlah Untuk Tersenyum*

Setiap umat manusia haruslah menyadari   bahwa *Kemarahan*  adalah energi yang ada di dalam diri setiap manusia yang dapat *menghancurkan*  segala galanya  manakala tidak bisa mengendalikannya. tatkala jiwa bisa  *tersenyum* dapat dipastikan akan terbebas dari rasa amarah *Krodha*

Pelayanan *Seva*  yang paling mudah untuk dilakukan adalah  *SENYUM* karena senyum itu adalah karunia Hyang Widhi yang  bernilai tinggi,
Senyuman tidak saja sebagai  jembatan yang menghubungkan dua jiwa, tapi juga jembatan yang menghubungkan jiwa dengan sang keberadaan.
Senyuman  juga memiliki manfaat yang sangat besar untuk kesehatan tubuh dan jiwa, Jangan  pelit dengan senyuman.

*Maka dari itu*, sebagai umat manusia latihlah diri untuk dapat *tersenyum* kemudian  *pancarkan*  rasa kasih sayang yang tinggi * Parama Prema*, hilangkan rasa benci  dan dendam *Dwesa* niscaya tujuan hidup akan terwujud yaitu *KEBAHAGIAAN* baik *Ashanti*, *Kama Santih*,
*Manah Santih* maupun *Parama Santih*.
(Veda Smerthi & BG.XVI.21)

*astungkara swaha*

*Made Worda Negara*
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

*Mantapkan Sradha-Bhakti*
*Ngwangun pasawitran  sejati*

Kamis, 16 Maret 2017

Wanita Hindu Dharma Patni

*Mutiara Weda*
16/03/2017

Wanita Hindu :  *Dharmapatni*

Setiap umat Hindu haruslah memahami bahwa *Wanita Hindu*  memiliki  peranan & kedudukan yang sangat  *mulia & Suci*  “di mana wanita dihormati, disanalah para dewa merasa senang, tapi dimana wanita tidak dihormati  tidak ada upacara suci apapun yang akan berpahala “ 

wanita Hindu memiliki peranan dan kedudukan yang sangat mulia sebagai penyelenggara kegiatan keagamaan di dalam sebuah rumah tangga *Dharmapatni* .

*Untuk itu*, setiap keluarga Hindu berkewajiban untuk menjaga kesetiaan & keutuhan rumah tangganya dan  tidak menyia-nyiakan peranan dan kedudukan wanita Hindu yg sebenarnya menuju Wanita yang *Dharma Patni* yang dapat menjalankan kewajiban agama *Dharma Agama*  dalam rumah tangga.
( MDS.56 &  Sata Brh IV.2)

*astungkara swaha*

*Made Worda Negara*
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

*Mantapkan Sradha-Bhakti*
*Ngwangun Pasawitrayan Sejati*

Rabu, 15 Maret 2017

Banten simbol angga sarira

*Mutiara Weda*
12/03/2017

*Banten : simbol Angga sarira*

Setiap umat Hindu haruslah menyadari bahwa, bahasa *Mona* _*Sahananing Bebanten pinaka ragantha tuwi*_ semua Banten  simbol Angga sarira. Ada berfungsi sebagai kepala *Ulu*, ada sebagai  Badan *Angga* dan  ada sebagai kaki  *Suku* serta ada berfungsi sebagai *perut*

*Di samping itu*, Banten dalam konsep Hindu  juga sebagai _*Warnaning Rupanira Ida Bhatara*_  Sbg perwujudan dari Ida Hyang Widhi,  sebagai  bentuk pendalaman *Sraddha* dan *bhakti* terhadap Hyang Widhi. Mengingat Beliau yang bersifat Nirguna dan rahasia, untuk memudahkannya dalam konteks *bhakti* maka Beliau  dipuja dalam wujud *Sekala* dengan memakai berbagai sarana, salah satunya adalah *Banten* dlm bahasa *Mona*

*Oleh karena itu*. Sebagai umat HINDU  laksanakan Yadnya dengan landasan ketulusan , Apapun jenis  Banten pastilah memiliki  fungsi & kedudukan, Baik itu  sebagai perwujudan Hyang Widhi, lingga/ linggih bhatara,   maupun perwujudan alam semesta *Anda Bhuvana*
(Kitab Yadjna Prakerti)

*astungkara swaha*

*Made Worda Negara*
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

Dasar Etika Hindu

*Mutiara Weda*
13/03/2017

*Dasar ajaran Etika Hindu*

Setiap umat manusia haruslah memahami bahwa,
*Tan engin/tan adengkia ri drwyaning len*  tidak dengki, *tan ujar ahala*  tidak mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan hati lan *Tan angahal-ngahall* tidak mengambil hak orang lain sebagai dasar ajaran Etika Hindu yg sangat luar biasa yg mengatur tentang cara berpikir, cara bertutur kata dan cara bertindak.

*Jagalah Pikiran  Karena Akan Menjadikan Kata-Kata,Jagalah Kata-Kata  Karena Akan Menjadi Tindakan dan Jagalah Tindakan  Karena Akan Menjadi Kebiasaan*.

*Untuk itu*  sebagai umat manusia  mari  selalu berusaha menjaga cara berpikir,cara bertutur kata dan cara bertindak secara terintegrasi. Manakala ajaran *Tri Kaya Sandhi* dilaksanakan dengan bersungguh-sungguh meresapkan dan mengamalkannya. Niscaya akan mendapatkan  kebahagian dalam hidupnya.
*Suka tanpa wali dukha*
(Kitab Swastika Rana)

*astungkara swaha*

*Made Worda Negara*
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

*Mantapkan Sradha-Bhakti*
*Ngwangun Pasawitran Sejati*

Ketahanan Keluarga

*Mutiara Weda*
14/03/17

*Ketahanan keluarga*

Setiap  keluarga Hindu harus memahami bahwa pada masa ini  dalam berumah tangga*Grehastha* menjalankan swadharma   menentukan  keberhasilan suatu keluarga. Bagi  suami menjalankan *annadhata, prana dhata dan sarira krta* dan menjalankan  *Dharmapatni* & *Saha Dharmani* bagi sang Istri.

Manakala kewajiban tersebut dilaksanakan, dipastikan terbangunnya keluarga Hindu yg bahagia *Sukino*,  memiliki *ketahanan keluarga*  serta melahirkan anak yang *suputra* nantinya.

*Untuk itu*, bangunlah  *ketahanan keluarga* dengan menjalankan *swadharma*,  pusatkan dan mantapkan  pikiran dengan menstabilkan _tiga komponen dasar_yg ada pada diri  masing -masing *Wihara*  intelektualnya,
*Ahara* mentalnya dan *Ausadha*  kesehatannya niscaya akan terbangunnya ketahanan keluarga  sehingga apapun bentuk godaan dan cobaan akan dapat teratasi.
( Wrhaspati tatwa & satapata Brahmana)

*astungkara swaha*

*Made Worda Negara*
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

*Mantapkan Sradha-Bhakti*
*Ngwangun pasawitran  sejati*

Kamis, 09 Maret 2017

Yadnya wujud rasa bhakti

*Mutiara Weda*
09/03/2017

*Yadnya : wujud rasa bhakti *

Setiap umat Hindu haruslah memahami bahwa  kitab suci Weda mengajarkan umatnya untuk selalu Angayubagya & mewujudkan rasa Bhakti kehadapan sang maha Pencipta dengan  cara    *meyadnya* sebagai bentuk bahasa *Mona*

Di samping bahasa Mona, dalam meyadnya juga mengenal bahasa tulis yaitu kitab suci *Weda Samhita* serta menggunakan bahasa sehari-hari *Seha*

*Oleh karena itu*,  membuat Yadnya  merupakan kewajiban dari kitab suci Weda, dengan pemikiran yang lengkap, bulat, *dilaksanakan sesuaikan dengan Kemampuan* yang dilandasi hati yang tulus dan suci *Ikang yadnya Ingaranan Pakahyunan sane hening suci, tulus tur jangkep*
( Lontar Yadnya prakerti)

*astungkara swaha*

*Made Worda Negara*
Pesantian Widya Sfabha Sasmitha-Yogyakarta

*Mantapkan Sradha-Bhakti*

Weda anandi anantha

*Weda  : Anandi-anantha*
05/03/2017

Setiap umat *HINDU*  haruslah menyadari bahwa Weda adalah kitab suci bagi umat  Hindu yang harus diyakini dan tidak boleh diragukan kebenarannya,  serta menjadi  pegangan, pedoman dan Tuntunan bagi setiap umat Hindu yang bersifat tidak berawal dan tidak berakhir, *Anandi-anantha*.

Weda dikatakan *tidak berawal* dikarenakan  *sabda suci-Nya* telah ada sebelum alam semesta ini diciptakan-Nya. Begitu pula,  dikatakan *tidak berakhir* dikarenakan ajaran Weda berlaku *sepanjang jaman* (Krtayuga, Trta Yuga, Dwaparayuga dan Kaliyuga) *Catur Yuga*

*Oleh karena  itu*, sebagai umat Hindu selalu  memegang teguh ajaran  kitab suci Weda dalam mendidik,membimbing dan menuntun umat manusia secara *bertahap*, *berjenjang* dan *berlanjut*, bagaimana seharusnya mereka hidup dan memberikan jaminan terhadap keselamatan makhluk hidup di dunia ini pada :  masa   lampau, masa yang akan datang dan masa sekarang / _Atita, _Nagata_ dan _Wartamana_ *Tri Semaya*
(Weda Sabda Suci)

_Astungkara swaha_

*Made Worda Negara* 
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

*Mantapkan Sradha-Bhakti*

Weda bersifat apuruseya

*Mutiara Weda*
08/03/2017

*Weda  bersifat Apauruseya*

Setiap Umat Hindu haruslah memahami  bahwa  Kitab suci Veda bukanlah buatan manusia *apauruseya* melainkan Wahyu langsung  dari Tuhan, yang  terdiri dari dua kelompok yaitu *Weda Sruti* dan *Weda Smerti*. Weda Sruti  sering disebut *Weda Sirah*.  Sedangkan  *Weda Smerti* di sebut *Dharmasastra*.

Maha rsi Penerima Wahyu *Sapta rsi* menghimpun kitab suci weda melalui *Svaranada*   dan disampaikan  oleh para maha rsi dengan cara *Parampara*.

*Oleh karena itu*,  Mantapkan keyakinan diri tentang  Isi  kitab suci Weda, dengan memahami secara benar *bertahap, berjenjang dan berlanjut*, mengingat kitab suci Weda  mengandung ajaran yang luhur membimbing & menuntun umat manusia dan menghindarkan diri  dari berbagai bentuk kejahatan *Iṣṭa prāpyaniṣṭa parihara*
(Weda sabda suci)

_Astungkara swaha_

*Made Worda Negara* 
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

"Binroh Hindu Mabesau*
*Mantapkan Sradha-Bhakti*

Karma-Swatantrya

*Mutiara Weda*
10//03/2017

*Karma- Swatantrya*

Setiap umat manusia haruslah menyadari bahwa, pada hakekatnya  setiap manusia adalah *pemimpin* & *Penguasa* dari nasibnya sendiri dan menjadi  *faktor penentu* dari kehidupannya  serta bertanggungjawab atas *suka* maupun  *Duka* yang dialaminya saat ini *Wartamana* maupun di masa yang akan datang *Nagata*

Manusia tidak memiliki kebebasan untuk menentukan hasil dari perbuatannya *Bhoga Swatantrya* tapi *setiap manusia memiliki kebebasan* untuk menentukan penyebab dari perbuatan itu sendiri *Karma-Swatantrya*.

*Maka dari itu* sebagai umat manusia Lakukan setiap pekerjaan sebagai suatu kewajiban *Swadharma* dan jangan terikat pada hasil serta Lakukan kerja dengan tanpa Pamerih *Seva*, niscaya kebahagiaan sejati  akan dapat terwujud.*
(BGIII.19 & kitab Arjuna Wiwaha)

*astungkara swaha*

*Made Worda Negara*
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

*Mantapkan Sradha-Bhakti*
*Ngwangun Pasawitran Sejati*

Senin, 06 Maret 2017

Berpikir : bertapa dalam jnana

*Mutiara Weda*
07/03/2017

*BERPIKIR : bertapa dalam Jnana*

Setiap umat Hindu haruslah menyadari bahwa, Ida SangHyang Widhi Wasa  ada di mana mana *Wibhu Sakti* dan
memiliki pengetahuan yang tak terbatas, serba jauh / serba tembus *Dura Sarwajnana*
Sehingga  mengetahui tentang apa yang telah kita perbuat
"Wyapi Wyapaka Nirwikara"

Berhati hati dalam bertindak sudah menjadi keharusan, janganlah pernah  menuntut   banyak dengan hasil kerja,  dan jangan pulalah terlalu berbangga hati merasa  telah berbuat
Hanya orang  orang dungu yang bekerja  dengan penuh keterikatan atas kerjanya.
Orang Bijak,  bekerja tanpa keterikatan serta tanpa kepentingan.

*Oleh karena itu*, jadilah orang bijak selalu  bekerja dengan berpasrahkan  diri  pada Yang Maha kuasa  tentang apa yang telah diperbuatnya.
Perbuatan tanpa kekerasan *BERTAPA DALAM TINDAKAN* dan suci murni dalam berpikir  BERTAPA  DALAM JNANA*
( BG.III.25/XII. 14/  SS. 217

*astungkara swaha*

*Made Worda Negara*
Pesantian Widya Sfabha Sasmitha-Yogyakarta

*BINROH HINDU MABESAU*
*Mantapkan Sradha-Bhakti

Sabtu, 04 Maret 2017

Weda: Anandi anantha

*Mutiara Weda*
05/03/2017

*Weda  : Anandi-anantha*

Setiap umat *HINDU*  haruslah menyadari bahwa Weda adalah kitab suci bagi umat  Hindu yang harus diyakini dan tidak boleh diragukan kebenarannya,  serta menjadi  pegangan, pedoman dan Tuntunan bagi setiap umat Hindu yang bersifat tidak berawal dan tidak berakhir, *Anandi-anantha*.

Weda dikatakan *tidak berawal* dikarenakan  *sabda suci-Nya* telah ada sebelum alam semesta ini diciptakan-Nya. Begitu pula,  dikatakan *tidak berakhir* dikarenakan ajaran Weda berlaku *sepanjang jaman* (Krtayuga, Trta Yuga, Dwaparayuga dan Kaliyuga) *Catur Yuga*

*Oleh karena  itu*, sebagai umat Hindu selalu  memegang teguh ajaran  kitab suci Weda dalam mendidik,membimbing dan menuntun umat manusia secara *bertahap*, *berjenjang* dan *berlanjut*, bagaimana seharusnya mereka hidup dan memberikan jaminan terhadap keselamatan makhluk hidup di dunia ini pada :  masa   lampau, masa yang akan datang dan masa sekarang / _Atita, _Nagata_ dan _Wartamana_ *Tri Semaya*
(Weda Sabda Suci)

_Astungkara swaha_

*Made Worda Negara* 
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

*binroh hindu Mabesau*
*Mantapkan Sradha-Bhakti*

Hidup: bersyukur dan sabar

*Mutiara Weda*
04/03/2017

*Hidup : Bersyukur & Sabar*

Bagi setiap umat manusia  haruslah menyadari bahwa kalau kita renung-renungkan ternyata hidup ini  membutuhkan dengan yang namanya  Pengorbanan *Yadnya*, Hidup membutuhkan Perjuangan,  kerja keras, kerja cerdas dan lascarya untuk meraih keberhasilan.

Selagi  nafas  masih mengalir dan selagi mentari masih bersinar menerangi bumi, dapat dipastikan masih adanya harapan dan peluang untuk memperbaiki dan memilih jalan kehidupan, Jangan sekali-kali  berputus asa. Syukuri dan bersabarlah atas apapun yang terjadi karena rencana Tuhan pasti Anugerahkan jalan terbaik.

*Untuk itu*,  mantapkan *Sradha dan Bhakti*  pasrahkan pada  Hyang Widhi ,  kuatkan hati dengan *ketabahan* dan topang dengan  kuatnya  Keyakinan *Sradha*  dengan Keyakinan akan menguatkan langkah untuk mencapai Keberhasilan.  lakukan Swadharma  dengan penuh kesadaran dan ketulusan. Niscaya tujuan hidup menjelma menjadi manusia *Catur Purusaartha* kebahagiaan lahir dan batin akan terwujud.
(Kitab Panca S. Angaji)

_Astungkara swaha_

*Made Worda Negara* 
Pesantian Widya Sabha Sasmtha-Yogyakarta

*binroh hindu Mabesau*
*bangun militansi hindu*

Kamis, 02 Maret 2017

Pikiran,Indrya dan Amarah

*Mutiara Weda*
03/03/2017

*Pikiran, Indrya dan Amarah*

Setiap umat manusia haruslah menyadari bahwa Mereka yang selalu diliputi oleh kegelapan pikiran/ *Avidya*:  rasa  benci, Amarah *Kroda* dapat dipastikan akan kehilangan kesadarannya,  secara otomatis  *pikiran* tidak mampu mengendalikan Indrya,  sehingga  nafsu angkara murka pun akan menguasainya,  yang cenderung  akan terjerumus pada perbuatan hina, tercela & jahat *durjana* tidak bisa dielakkan akibat dibutakan oleh rasa  *amarah*.

Tatkala angkara murka tidak bisa dikendalikan  dapat dipastikan nafsu keraksasaan *Asuri Sampad*  akan menguasai  jiwa setiap umat manusia yang berakibat pada penderitaan & kehancuran.

*Untuk itu*  hilangkan rasa benci dan kendalikan Amarah *Kroda*   dengan  pemusatan pikiran, memegang teguh Kebenaran *Satya* dan kendalikan Indrya *Tapa*. Niscaya, jiwa setiap umat manusia akan  dipenuhi oleh sifat-sifat Kebijaksanaan *Daivi  sampad*
(SS 105-106  &  Ramayana)

_Astungkara swaha_

*Made Worda Negara* 
Pesantian Widya Sabha Sasmtha-Yogyakarta

*Binrohindumabesau Jkt*
*bangun militansi hindu*

Pilihlah kawan dalam bergaul

*Mutiara Weda*
02/03/2017

*Pilihlah Kawan dalam Bergaul*

Setiap umat manusia haruslah menyadari bahwa  memilih orang-orang dekat *Kawan* sama halnya dengan memilih masa depan. Memilih orang-orang dekat,  suka tidak suka, mau tidak mau, energinya akan menular secara otomatis.

* Oleh karena itu*, belajar selektif memilih kawan  dalam bergaul, *Kepekaan*  adalah sahabat dekat begitu pula selalu  tekun untuk  mengajak mereka agar memiliki hati yang  nyaman, tenang dan tentram  inilah sahabat berikutnya. Ingat jiwa-jiwa yang tenang,tentram dan indah, memiliki satu sahabat sejati lebih bermakna dibandingkan memiliki ribuan saudara  yang  palsu.
(Slokantara)

_Astungkara Swaha_

*Made Worda Negara*
Pesantian Widya Sabha Sasmita-Yogyakarta

*bangun militansi Hindu*

Hindu : revolusi mental

*Mutiara Weda*
01/03/2017

*Hindu : Revolusi Mental*

Bagi setiap umat Hindu haruslah menyadari bahwa, *Gerakan Nasional Revolusi Mental* yang dicanangkan pemerintahan presiden Jokowi di awal pemerintahan, sesungguhnya  tidaklah sulit untuk diterapkan oleh umat Hindu   mengingat dalam  kitab suci  *Weda* telah dituangkan dalam   berbagai  konsep  ajaran *Trikaya Parisudha* (Pikiran, perkataan serta tindakan yang disucikan) dan “Tri Hita Karana” (hubungan Tuhan, Manusia serta Alam yang damai & harmonis).

*Kata  Kuncinya,  ada  pada  faktor *kesadaran*  akan pemahaman serta dibutuhkan *ketulusan hati*, kejujuran dan disiplin diri masing - masing  dalam mengaktualisasikan /merealisasikan ajaran-ajaran suci  Weda*.

*Untuk itu*, sebagai umat Hindu tingkatkan  kesadaran, kejujuran dan disiplin masing-masing dalam melaksanakan revolusi mental dgn menerapkan konsep yang berlandaskan *Tri Kaya Parisudha* dan *Tri Hita Karana* secara benar dalam kehidupan sehari hari.(  Sarasamuscaya )

*Astungkara swaha*

*Made Worda Negara*
Pesantian Widya Sabha Sasmitha-Yogyakarta

*bangun militansi Hindu*