Mantapkan Ketahanan
Mental Prajurit
Dalam Mengatasi Radikalisme
Letkol Sus Made Worda Negara
( Kasi Bintra
Juang Subdisbintal Diswatoersau )
Pendahuluan.
Pembinaan mental merupakan
hak seluruh prajurit, dimanapun mereka berada dan bertugas serta perlu disadari
bahwa dalam tatanan Kehidupan berbangsa dan bernegara dewasa
ini, dengan berkembangnya tekhnologi, Modernisasi, Industrialisasi dan
perkembangan jaman yang disebut dengan era global, membawa dampak yang sangat
besar bagi seluruh tatanan kehidupan umat manusia
termasuk sendi-sendi kehidupan Prajurit
dengan munculnya berbagai paham seperti radikalisme yang cenderung
membawa pengaruh yang begitu besar terhadap seluruh tatanan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara yang semuanya
itu membutuhkan kesiapan dari TNI untuk
mengantisipasinya. Kesemuanya itu menempatkan Soliditas, mentalitas, Profesionalisme,
semangat pengabdian, dan semangat kebangsaan serta sikap pro patria menempatkan
pada kedudukan yang sangat strategis,
penting dan tidak bisa di tawar-tawar dan harus tertanam pada setiap jati diri prajurit baik dalam situasi perang
maupun dalam situasi damai.
Kalau Kita perhatikan dalam tatanan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
saat ini, rasa persatuan dan kesatuan, soliditas dan ketahanan mental suatu
hal yang sangat mahal harganya, dan terasa masih sulit untuk diwujudkan. Permasalahan ini, jikalau tidak diantisipasi sedini mungkin akan menjadi permasalahan yang serius
dan akan dapat mengancam dan mengganggu stabilitas nasional dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Prajurit TNI sebagai komponen utama dibidang
pertahanan Negara mempunyai tugas pokok yaitu menegakkan kedaulatan Negara,
mempertahankan keutuhan wilayah NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
tahun 1945 sebagai konsensus dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta melindungi seluruh tumpah
darah Indonesia dari berbagai ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan. maka
setiap prajurit TNI haruslah dibentengi
dirinya dengan penanaman nilai-nilai
kejuangan serta mampu memantapkan soliditas,
Profesionalisme, ketangguhan serta mantapnya kewaspadaan nasional
dikalangan prajurit serta tumbuhnya
semangat patriotisme dan semangat kejuangan bagi setiap prajurit TNI dalam mengabdi kepada
bangsa dan Negara.
Dalam era reformasi dan era global dewasa ini TNI bertekad untuk kembali
kepada jati dirinya sebagai prajurit pejuang,Tentara nasional dan tentara
Profesional yang berwawasan kebangsaan. Jati diri TNI ini merupakan sumber
kekuatan moral dan pengabdian TNI dalam rangka mempertahankan keutuhan NKRI,
sebab, Tentara tanpa jati diri tidak akan punya kekuatan moral untuk dapat
melaksanakan tugasnya.
Perubahan Lingkungan strategis
Dewasa ini tantangan serta ancaman
yang dihadapi bangsa Indonesia semakin berat dan komplek, baik bidang Idiologi,
politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan keamanan. Hal ini disebabkan
oleh dampak globalisasi, dimana dunia menjadi lebih transparan dan batas
wilayah nasional suatu negara menjadi abstrak. Nilai-nilai sosial budaya
tersebut disatu sisi berdampak positif bagi kemajuan bangsa Indonesia, namun di
sisi lain, memberikan pengaruh negatif dengan masuknya nilai-nilai dan
norma-norma yang tidak sesuai dengan kepribadian dan jati diri bangsa Indonesia
.Disamping itu, konsensus nasional dalam bernegara yang selama ini, nilai-nilai
dasarnya menjadi dasar dalam penanaman, penumbuhan dan pengembangan rasa, jiwa
dan semangat kebangsaan serta memberikan panduan, tuntunan dan pedoman bagi
bangsa Indonesia dalam melakukan perjuangan guna mencapai cita-cita nasional, ternyata
mengalami suatu kemunduran atau degradasi. Degradasi
rasa, jiwa dan semangat kebangsaan lebih terasa ketika bangsa ini sedang melakukan penataan
kembali tentang tata kehidupan
berkebangsaan dan bernegara melalui reformasi dimana nilai-nilai global mulai merasuk
hampir di semua generasi bangsa antara lain seperti, semakin menipisnya
kesadaran dan kurang dihayatinya tata kehidupan yang didasarkan pada nilai-nilai
Kejuangan dan rasa pengabdian serta nilai-nilai pancasila pada hampir semua
generasi bangsa. Idiologi Pancasila dan nilai nilai kejuangan bangsa mulai
diperdebatkan kembali dan dihadapkan dengan Idiologi lain seperti Kapitalisme,
Liberalisme dan Globalisme.nya prinsip-prinsip dasar dalam bernegara misalnya Idiologi negara, dengan banyaknya kebijaka
politik berupa peraturan perundang-undangan yang tidak lagi menjadikan sumber
hukum dari segala sumber hukum sebagai acuan dan sumber nilai-nilai hukum yang
diatur didalamnya.
Untuk mengantisifasi seluruh tantangan baik yang bersifat Internal maupun
yang bersifat ekternal dan demi kepentingan
bangsa dan negara. Tugas TNI ke depan semakin berat dihadapkan dengan kemajuan
teknologi yang semakin canggih, lunturnya kualitas moral, degradasi moral,
semangat pengabdian dan jiwa patriotism seiring dengan maraknya pemakaian dan
penggunan narkoba, hedonisme dan berkembangnya paham yang berhaluan keras yang
cendrung kadang-kadang bertentangan dengan ajaran agama yang ada. Disamping itu,
munculnya berbagai tindakan kejahatan yang dapat mengancam tatanan kehidupan
umat manusia termasuk kehidupan prajurit TNI beserta keluarganya manakala tidak
diantisipasi sedini mungkin.
Mantapkan semangat Kejuangan Prajurit TNI
Sebagai prajurit TNI hendaknya selalu harus memahami bahwa dimanapun mereka
berada dan bertugas adalah demi bangsa dan negara. Prajurit TNI harus memahami
dan menyadari tugas dan tanggungjawabnya adalah sebagai abdi negara dan bangsa.
Untuk itu, ketahanan mental dan Jiwa kejuangan serta semangat pengabdian adalah
suatu hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi yang harus tertanam dalam jati
diri prajurit melalui pemantapan terhadap nilai-nilai dasar prajurit TNI
seperti : ketahanan mental, soliditas, professional, Tangguh dan berwawasan
kebangsaan serta mampu mengantisipasi perkembangan jaman dengan paham
radikalisme yang berkembang melalui : pemantapan terhadap soliditas, sikap
profesionalisme, Tangguh serta wawasan kebangsaan yang tinggi
Soliditas,
merupakan suatu keharusan agar semua
prajurit satu bahasa,satu komando,satu misi dan satu persepsi,saling membantu
dan saling mengingatkan,tidak mudah terpengaruh oleh hasutan atau isu yang
berkembang yang tidak bertanggung jawab
dan lebih dari itu soliditas mengandung makna satuan satuan mudah untuk
digerakkan.
Profesional,
mengerti dan menguasai tugas pokok,mahir dalam jabatan atau mampu melaksanakan
tugas dengan benar. Profesionalisme akan mendorong kesuksesan dalam tugas serta
mampu mempertanggungjawabkan kepercayaan yang diberikan rakyat dan Negara.
Tangguh, daya
taham terhada penderitaan,tidak mudah menyerah,tekun ulet,tabah serta memiliki
pendirian yang kokoh.
Berwawasan kebangsaan merupakan keyakinan
bahwa TNI adalah milik semua
rakyat,tidak memihak pada salah satu kelompok atau golongan. Bekerja
berdasarkan pada tugas pokok
Wawasan kebangsaan
merupakan motivasi untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik
Indonesia Hakikat Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia
tentang diri dan lingkungan keberadaannya dalam memanfaatkan kondisi dan
konstelasi geografi dengan menciptakan tanggung jawab dan motivasi atau
dorongan bagi seluruh bangsa Indonesia untuk mencapai Tujuan Nasional. Cara
pandang tersebut bersifat integratif karena dijiwai oleh Pancasila yang
mendorong kebersamaan dalam kehidupan nasional yang dijiwai Pancasila dan
dilandasi oleh Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatukan
Indonesia serta pengalaman sejarah dan sifat budaya bangsa Indonesia yang
bersifat kekeluargaan.
Disadari
bahwa, keberadaan
bangsa Indonesia dan lingkungannya bersifat sarwanusantara, yaitu dalam kondisi
terhubung, menyatu, dan diapit oleh suku bangsa, ras, dan kelompok sosial yang
menghuni kawasan Nusantara terhubung satu dengan lainnya oleh berbagai
kepentingan dan kondisi lingkungan selama ratusan tahun, yang akhirnya menyatu
menjadi Bangsa Indonesia. Dalam
konsep negara kepulauan, ribuan pulau besar dan kecil di seluruh Nusantara
disatukan oleh laut sebagai jembatan emas menjadi satu Kesatuan Wilayah
Nasional Indonesia.
Prinsip Wawasan Nusantara ialah
tumpuan berpikir, berkehendak, bertindak dalam penyelenggaraan kehidupan
nasional menurut konsep dasar Wawasan Nasional Bangsa Indonesia, yaitu Wawasan
Nusantara, yang tidak lain dari batu bangun
Wawasan Nasional Bangsa Indonesia.
Konsep wawasan
nasional tersebut
terdiri atas Persatuan dan Kesatuan, Bhinneka Tunggal Ika,
kebangsaan, negara kebangsaan, geopolitik dan negara Kepulauan. Dalam
merumuskan prinsip-prinsip Wawasan Nusantara, acuan dan saringan dalam perumusan
ialah nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila, Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, Sumpah Pemuda 1928, dan
semangat Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Ada beberapa strategi dalam memantapkan
karakter prajurit pejuang yang solid, professional,tangguh serta memiliki
wawasan kebangsaan dalam rangka meningkatkan semangat pengabdian , sikap pro patria
dikalangan prajurit TNI dalam mengabdi kepada bangsa dan Negara :
·
Tunjukkan sikap keteladanan, sikap dan prilaku prajurit yang yang selalu
dapat memberikan keteladanan dalam mengaplikasikan norm-norma dasar keprajuritan,
agama,Pancasila,Sapta Marga dan Sumpah prajurit dengan demikian akan dapat
dijadikan panutan dalam lingkungannya dimanapun bertugas. Hal ini harus dimulai
dari unsur pimpinan yang ada pada satuan
itu sendiri. Prilaku seorang Komandan/kepala sangat berpengaruh terhadap
terbentuknya sikap-sikap anggotanya,yang mana kadang kala seorang perwira
sebagai komandan satuan tidak merasakan bahwa prilaku baik dan buruk bawahan
kita, sedikit banyak meniru prilaku sorang Komandan satuannya termasuk meniru
kita selaku komandan satuan,apa yang dilakukan oleh bawahan kita,baik itu
dilakukannya di depan kita atau di belakang kita, saat kita sudah pindah tugas
alih tugas..
·
Perkokoh motivasi juang. Untuk dapat mengemban tugasnya dengan baik
motivasi dan semangat juang sangat menentukan keberhasilannya. Motivasi juang
yang diwariskan para pendahulu Negara yang dikenal dengan sikap Pro Patria
yaitu motivasi yang didasai oleh kepercayaan pada kekuatan sendiri,semangat
tidak kenal menyerah dan rela berorban demi kemerdekaan.
·
Tingkatkan Semangat Pantang
Menyerah,
sikap tak kenal kompromi terhadap musuh- musuh Negara dengan cara apapun musuh
Negara harus dihancurkan dari muka bumi persada.
·
Semangat Rela Berkorban. Semangat rela berkorban dimaksud rela
mengorbanlan jiwa dan raganya untuk kepentingan bangsa dan Negara, yang pada
masa perang kemerdekaan lebih dikenal dengan merdeka atau mati. Slogan
perjuangan yang membara dalam dada setiap pejuang telah menjadi nilai bersama
dengan ungkapan lebih baik mati berkalang tanah daripada hidup subur ditanah
penjajah Tranformasi nilai-nilai kejuangan telah berlangsung sejak lahirnya
TNI.
·
Pentingnya Loyalitas, Hal yang sangat penting dan mendasar bagi
setiap prajurit adalah sikap loyalitas bawahan terhadap atasan sangat
menentukan tercapainya suatu keberhasilan dalam suatu satuan. Loyalitas dalam
lingkunagn militer dalah suatu hal yang mutlak karenanya setiap prajurit harus
memiliki loyalitas yang tinggi tidak hanya kepada atasan tapi juga kepada rekan
kerja dan bawahan sehingga tugas yang menjadi tanggungjawabnya bisa terlaksana
dengan baik
·
Ethos Kerja, Ethos kerja pada dasarnya adalah kebiasaan
yang kuat dalam bekerja,karena didalamnya mengandung semangat juang dan tidak
akan berhenti bekerja sebelum selesai,atau berhenti bekerja sesuai dengan
alokasi waktu yang telah ditentukannya.
·
Ciptakan Suasana Harmonis, dalam lingkungan satuan kerja tentunya terdiri
dari berbagai tipe,beberapa orang
,keluarga,mulai dari keluarga dalam rumahtangga dan keluarga Kesatuan.Harmonisasi
akan dapat terwujud manakala terjalin komunikasi yang baik dibalamnya. ,
anatara anggota dan komandan satuan, antara atasan dan bawahan sehingga
tercitanya suasana kerja yang harmonis dan damai serta tenang. Disamping itu
menjadi tanggungjawabKomandan untuk menciptakan rasa aman dan harmonis dalam
lingkungan
Kesimpulan
a.
Lunturnya jiwa juang dan semangat pengabdian akan dapat berakibat pada
munculnya rasa apatis,acuh dari prajurit terhadap perkembangan negeri ini,yang
akan dapat berakibat patal terhadap perannya dalam membangun bangsa dan Negara
atau membangun bangsa dengan setengah hati.
b.
Munculnya era global dan krisis yang berkepanjangan yang berpengaruh
terhadap terhadap seluruh tatanan kehidupan prajurit karena prajurit merupakan
bagian intrgral dari bangsa ini, dimana dimata rakyat jiwa juang dari setiap
prajurit tidak dapat diragukan lagi,akibatnya sebagian prajurit kehilangan
karakter dan jati dirinya manakala nilai-nilai kejuangan mengalami kemerosotan dan
kelunturan sehingga tugas tidak dapat terlaksana dengan baik.
c. Nilai-nilai
wawasan kebangsaaan yang seharusnya sudah terpateri dan tertanam dalam sanubari
setiap prajurit masih perlu untuk ditingkatkan lagi dalam mengawal, mengamankan
serta menjaga kedaulatan NKRIyang masih harus menghadapi berbagai macam tantangan
khususnya yang datang dari dalam seperti masih adanya kerusuhan sosial atau konflik yang
bersifat Sara, berkembangnya sifat primordial, Separatisme, kelompok
bersenjata, bersamaan dengan itu pula hadirnya tuntutan Globalisasi yang tidak dapat
dibendung yang berkaitan dengan demokratisasi, tuntutan HAM, lingkungan hidup
serta dengan munculnya aksi radikalisme dan terorisme yang didukung oleh perbuatan kelompok yang
secara sadar telah menjual Bangsanya sendiri untuk kepentingan sesaat,
karena telah kehilangan rasa kebangsaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar